Dosen Pengampu:
1. Lisa Tania,S.Pd,M.Sc.
2. Andrian Saputra,S.Pd,M.Sc.
Disusun oleh:
Kelompok 4
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas kelimpahan rahmat dan
karunia- Nya sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan tepat waktu.Sholawat
teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW ,beserta
keluarga,sahabat,dan para pengikutnya.
Alhamdulillah kami panjatkan atas selesainya makalah yang telah kami buat dengan
judul Penentuan Persamaan Laju Reaksi Dan Orde Reaksi Dengan Metode Integrasi
Dengan Metode Waktu Paruh Dan Relaksasi. Makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai
tugas Mata Kuliah Kinetika, kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca mengenai materi yang terdapat dalam makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Kami
menyadari makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun akan dapat membantu bagi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 19
Maret 2022Penyusun,
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Bab I .................................................................................................................................. 5
Pendahuluan ....................................................................................................................... 5
Bab II .................................................................................................................................. 6
Pembahasan ........................................................................................................................ 6
Bab III............................................................................................................................... 21
Penutup ............................................................................................................................. 21
Dimensi dari r adalah : konsentrasi/waktu. Bagi sistem gas, dimana diandaikan persamaan
gas ideal berlaku, maka :
konsentrasi = n/V = P/RT
sehinga pada suhu tetap, konsentrasi dapat diganti dengan tekanan P. Untuk pengamatan
dengan spektrofotometer, konsentrasi dapat diganti dengan absorbansi
Laju reaksi r merupakan fungsi dari berbagai variabel yang menentukan jalan reaksi,
seperti : konsentrasi pereaksi, konsentrasi hasil reaksi, suhu, tekanan total (bagi sistem
gas), zat-zat lain di luar pereaksi dan hasil reaksi (seperti katalis), dan sebagainya. Jadi
r = f(T,P,[Xi],C,…)
CH3CHO = CH4 + CO
Persamaan laju dapat memiliki berbagai bentuk. Bila persamaan laju berbentuk perkalian
dari konsentrasi, masing-masing dengan pangkat tertentu, seperti :
r = k[A]a[B]b[C]c…
maka dapat didefinisikan pengertian orde reaksi, yaitu :
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
dan seterusnya, sedangkan
k = tetapan laju reaksi.
Orde reaksi dapat bilangan bulat atau pecahan, positif maupun negatif. Bila persamaan
laju tak dapat dituliskan dalam bentuk pemfaktoran seperti diatas,
seperti dalam hal reaksi antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak memiliki
orde tertentu terhadap berbagai komponennya.
Penentuan orde raksi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara differensial dan cara
integral. Dalam cara differensial, yang ditentukan adalah orde reaksi terhadap salah satu
komponen pereaksi, sedangkan dalam cara integral dilakukan pengandaian suatu orde reaksi
dan dicek dengan data reaksi.
a. Cara diferrensial didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung. Untuk
kasus satu komponen, dengan persamaaan laju
r = k[A]a
maka
ln r = ln k + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] dari data pengamatan, akan menghasilkan garis lurus, dengan
koeffisien kelerengan (slope) a dan perpotongan dengan ordinat pada ln k. Dengan demikian
orde dapat langsung ditentukan melalui penarikan garis lurus terbaik (berdasarkan data
pengamatan) dan penentuan kelerengannya.
Bila reaksi terdiri atas dua pereaksi, dengan persamaan laju dituliskan sebagai r = k[A]a[B]b
salah satu komponen dibuat berharga “tetap”, denagan cara menggunakan konsentrasi yang
jauh lebih besar dari yang lain. Jadi, jika [B]>>[A], maka perubahan harga [A] tak akan
banyak mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi berlangsung dapat dianggap “tetap”.
Dengan demikian, dari ungkapan
ln r = {ln k + b ln [B]} + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] tetap menghasilkan orde terhadap A dengan suku dalam
kurung {…} merupakan perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat dibalik, dengan
membuat konsentrasi A “tetap” untuk memperoleh orde terhadap b, dan kemudian harga
tetapan laju k.
b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde reaksi tertentu terhadap suatu
komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap komponen A, persamaam laju menjadi (
untuk satu komponen ) :
Cara integral biasanya digunakan setelah ada indikasi besar orde reaksi dari cara differensial.
0 100
5 90
10 79
15 68
20 54
Tentukan nilai k dan perkirakan pada waktu berapakah kadar vitamin C sebesar 50 % !
Dari kedua plot (orde 0 dan orde 1) maka diperoleh :
➢ Plot orde 0 : y = - 2,28x + 101 dengan R2 = 0,996
➢ Plot orde 1 : y = -0,0303x + 4,6391 dengan R2 = 0,9762
Dari kedua plot tersebut maka reaksi tersebut mempunyai orde 0 R2 lebih
mendekati 1 dibanding R2 pada plot orde 1.
Sehingga persamaan reaksi penurunan vitamin C adalah : y = - 2,28x + 101
Dari persamaan tersebut didapatkan slope = -2,28 dan intersep = 101 slope
= k nilai k = 2,28 / menit .
Tanda negatif (-) atau positif (+) pada slope persamaan menunjukan :
jika (+) berarti penambahan; jika (-) berarti pengurangan
➢ Persamaan : y = - 2,28x + 101
50 = - 2,28x + 101
- 51 = - 2,28x
X = 22,37
Jadi kadar vitamin C tinggal 50 % ketika waktu sterilisasi 22,37
menit.
Pertanyaan :
Jadi : PA = 3 x 2 - 2 x 2
b. Untuk membuktikan orde reaksi lebih cepat dan tepat, digunakan metode
integral.
Jawab :
Alurkan 1/PA terhadap t, jika diperoleh garis lurus, maka benar bahwa data
tersebut mengikuti reaksi orde dua
Kesimpulan benar orde dua karena aluran 1/PA terhadap t berupa garis lurus.
d. hitung kembali dari harga n dan k yang diperoleh. Hitunglah nilai Ptot pada t
= 40 menit.
2. Suatu reaksi gas-gas diberikan oleh persamaan reaksi :
2A(g) B(g) + 2C(g)
Diamati melalui pengukuran tekanan total dari campuran sebagai fungsi dari
waktu. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Ptot; tekanan parsial, PA; dan
tekanan awal PO.
b. Hitung tekanan parsial, PA sebagai fungsi waktu.
Jawab :
a. penyelesaian sama seperti soal 1a.
b. dengan menggunakan ungkapan yang diperoleh pada soal nomor a,
tekanan parsial A sebagai fungsi waktu dapat dihitung.
c. untuk menentukan orde dari data diatas, dapat diselesaikan dengan dua
cara
1) dengan melihat waktu paruhannya
2) dengan menggunakan metoda differensial
Keterangan 1 :
Turunkan hubungan waktu paruh, t1/2 ; tekanan awal, PO dan orde reaksi,
secara umum. Mulailah dari hukum laju bentuk differensial :
Dari tiga data t12 untuk masing-masing orde, dapat disimpulkan bahwa
kaitan t1/2 po dan orde reaksi umum :
t1/2 = Po 1-n ………………4
Dengan menggunakan hubungan di nomor 4, maka reaksi tersebut mengikuti
reaksi orde dua, buktikan !! Keterangan 2 : Dengan menggunakan metoda
differensial akan diperoleh orde reaksi yang tepat. Mengapa tidak
menggunakan metode integral ?
Buatlah grafik ln [A]/ [B] terhadap t. Apabila diperoleh garis lurus, maka
terbukti bahwa laju reaksi adalah r = k [A].[B] dengan orde total = 2
Grafik aluran ln [A] / [B] terhadap t lihat lampiran 2 :
Dari grafik diperoleh : tg α = 0,014 = ( B0 – A0 ) k
4. Suatu penguraian gas : Q→ hasil Diikuti dengan mengukur harga t1/2 pada
berbagai tekanan awal. Data pengamatannya sebagai berikut :
Pertanyaan :
a. Turunkan terlebih dahulu hubungan antara t1/2, P0, orde rekasi, n dan
tetapan laju, k.
b. Tentukan orde reaksi ,n dan k
Jawab :
a. Hukum laju bentuk differensial :
dari koefisien arah dapat diperoleh orde reaksi dan dari intersept dapat
diperoleh harga tetapan laju .
Buatlah grafik dengan mengalurkan ln r0 terhadap ln [A] didapat hasil orde terhadap
A = 0,5 dan ln k’ = -3,47 maka : - 3,47 = ln k + b ln 0,2…..1 Penentuan orde terhadap
B : Ambil data 2,3 dan 4 dengan [A] = 0,4
Persamaan laju :
ln r = ln k’’ + b ln [B] Dengan ln k’’ = ln k + a ln [A]
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis sudah menyadari masih
banyak ada kesalahan dan kekurangan. Adapun nantinya penulis akan
melakukan perbaikan penyusunan makalah dengan menggunakan
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA