Anda di halaman 1dari 26

PENENTUAN PERSAMAAN LAJU REAKSI DAN ORDE REAKSI DENGAN

METODEINTEGRASI DENGAN METODE WAKTU PARUH DAN RELAKSASI

Dosen Pengampu:

1. Lisa Tania,S.Pd,M.Sc.
2. Andrian Saputra,S.Pd,M.Sc.

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Anfasa Rizga Aprilia 2013023006


2. Asni Rahma Tika 2013023018
3. Ayu Febrina Mutiara Adha 2013023062
4. Erviantina Helmi 2053023036
5. Sindi Amilia 2013023048

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT atas kelimpahan rahmat dan
karunia- Nya sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan tepat waktu.Sholawat
teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW ,beserta
keluarga,sahabat,dan para pengikutnya.

Alhamdulillah kami panjatkan atas selesainya makalah yang telah kami buat dengan
judul Penentuan Persamaan Laju Reaksi Dan Orde Reaksi Dengan Metode Integrasi
Dengan Metode Waktu Paruh Dan Relaksasi. Makalah ini dibuat untuk melengkapi nilai
tugas Mata Kuliah Kinetika, kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca mengenai materi yang terdapat dalam makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Kami
menyadari makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun akan dapat membantu bagi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 19

Maret 2022Penyusun,

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 3

Bab I .................................................................................................................................. 5

Pendahuluan ....................................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5

Bab II .................................................................................................................................. 6

Pembahasan ........................................................................................................................ 6

2.1 Metode Penentuan Orde Reaksi ................................................................................... 6

2.2 Waktu Paruh ................................................................................................................. 7

2.3 Metode Relaksasi ....................................................................................................... 10

Bab III............................................................................................................................... 21

Penutup ............................................................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 21

3.2 Saran ........................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 22


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar
reaksi berlagsung. berlagsung. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan
pemusnahan ozon ozon di atmosfer bumi, seberapa cepat reaksi suatu enzim
dalam tubuh berlangsung dan sebagainya.

Pembelajaran Kimia pada umumnya berkaitan dengan perubahan, seperti pada


reaksi- reaksi kimia. Mengapa reaksi kimia, yaitu pembentukan zat baru dari zat-
zat tertentu dapat terjadi? Hal ini berhubungan dengan kereaktifan zat kimia dan
laju reaksinya. Bidang kimia yang menyangkut laju reaksi disebut kinetika kimia.
Sebagai contoh petasan dan kembang api adalah campuran zat reaktif, yang bila
dibakar akan berlangsung sangat cepat. Jadi laju reaksi pembakaran petasanadalah
sangat cepat. Meskipun demikian ada reaksi-reaksi yang berjalan lambat atau
sangat lambat, sehingga dibutuhkan bahan yang disebut katalis untuk mempercepat
laju reaksi.
Pada pembelajaran kinetika kimia, akan dipelajari kinetika kimia dari sudut
pandang makrokopis, yaitu bagaimana menentukan laju reaksi, faktor-faktor yang
menentukan laju reaksi, seperti konsentrasi reaktan dan temperatur reaksi.
Sedangkan dari sudut pandang mikroskopis akan dipelajari hubungan antara teori
tumbukan molekul dengan laju reaksi dan mekanisme reaksi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari laju reaksi?
2) Apa saja metode penentu dari laju reaksi dan orde reaksi?
3) Contoh cara menentukan laju reaksi dan orde reaksi?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari laju reaksi
2) Mengetahui metode penentu laju reaksi dan orde reaksi
3) Mengetahui beberapa contoh laju reaksi dan orde reaksi
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode penentuan Laju Reaksi

Bagi suatu reaksi kimia dengan persamaan stoikiometri sebagai berikut:

Dimensi dari r adalah : konsentrasi/waktu. Bagi sistem gas, dimana diandaikan persamaan
gas ideal berlaku, maka :
konsentrasi = n/V = P/RT

sehinga pada suhu tetap, konsentrasi dapat diganti dengan tekanan P. Untuk pengamatan
dengan spektrofotometer, konsentrasi dapat diganti dengan absorbansi

Laju reaksi r merupakan fungsi dari berbagai variabel yang menentukan jalan reaksi,
seperti : konsentrasi pereaksi, konsentrasi hasil reaksi, suhu, tekanan total (bagi sistem
gas), zat-zat lain di luar pereaksi dan hasil reaksi (seperti katalis), dan sebagainya. Jadi
r = f(T,P,[Xi],C,…)

kefungsian r pada konsentrasi disebut sebagai persamaan laju, yang merupakan


ungkapan yang diperoleh sebagai suatu pengamatan eksperiment. Dengan kata lain,
bentuk persamaan laju tak dapat diperoleh dari persamaan stokiometri ; bentuk
stokiometri yang sama dapat menghasilkan laju yang berbeda. Beberapa contoh berikut
dapat memperjelas.
a. Reaksi hidrogen dengan iod membentuk hidrogen iodid (fasa gas).
H2+I2=2HI
memiliki persamaan laju
r = k[H2][I2]

b. Reaksi hidrogen dengan brom membentuk hidrogenbromid (fasa gas)


H2 + Br2 = 2HBr
memiliki persamaan laju
c. Reaksi pembentukan fosgen (fasa gas).
CO + Cl2 = COCl2
memiliki persamaan laju
r = k[Cl2]3/2[CO]

d. Reaksi penguraian asetaldehida (fasa gas)

CH3CHO = CH4 + CO

memiliki persamaan laju


r =k[CH3CHO]3/2

Kesimpulan : persamaan stokiometri suatu reaksi tidak menggambarkan proses kimia


yang berlangsung secara lengkap. Yang sebenarnya berlangsung adalah lebih rumit
daripada yang digambarkan oleh persamaan stokiometri.

Persamaan laju dapat memiliki berbagai bentuk. Bila persamaan laju berbentuk perkalian
dari konsentrasi, masing-masing dengan pangkat tertentu, seperti :
r = k[A]a[B]b[C]c…
maka dapat didefinisikan pengertian orde reaksi, yaitu :
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
dan seterusnya, sedangkan
k = tetapan laju reaksi.
Orde reaksi dapat bilangan bulat atau pecahan, positif maupun negatif. Bila persamaan
laju tak dapat dituliskan dalam bentuk pemfaktoran seperti diatas,
seperti dalam hal reaksi antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak memiliki
orde tertentu terhadap berbagai komponennya.

Penentuan orde raksi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara differensial dan cara
integral. Dalam cara differensial, yang ditentukan adalah orde reaksi terhadap salah satu
komponen pereaksi, sedangkan dalam cara integral dilakukan pengandaian suatu orde reaksi
dan dicek dengan data reaksi.

a. Cara diferrensial didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung. Untuk
kasus satu komponen, dengan persamaaan laju
r = k[A]a
maka
ln r = ln k + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] dari data pengamatan, akan menghasilkan garis lurus, dengan
koeffisien kelerengan (slope) a dan perpotongan dengan ordinat pada ln k. Dengan demikian
orde dapat langsung ditentukan melalui penarikan garis lurus terbaik (berdasarkan data
pengamatan) dan penentuan kelerengannya.
Bila reaksi terdiri atas dua pereaksi, dengan persamaan laju dituliskan sebagai r = k[A]a[B]b
salah satu komponen dibuat berharga “tetap”, denagan cara menggunakan konsentrasi yang
jauh lebih besar dari yang lain. Jadi, jika [B]>>[A], maka perubahan harga [A] tak akan
banyak mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi berlangsung dapat dianggap “tetap”.
Dengan demikian, dari ungkapan
ln r = {ln k + b ln [B]} + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln [A] tetap menghasilkan orde terhadap A dengan suku dalam
kurung {…} merupakan perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat dibalik, dengan
membuat konsentrasi A “tetap” untuk memperoleh orde terhadap b, dan kemudian harga
tetapan laju k.

b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde reaksi tertentu terhadap suatu
komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap komponen A, persamaam laju menjadi (
untuk satu komponen ) :

Bila orde reaksi a=1, integrasi menghasilkan ungkapan


ln [A] = ln [A]0 – kt
sehingga pengaluran ln [A] terhadap t akan menghasilkan garis lurus, dengan kelerangan
sebesar –k. Disini [A]0 adalah konsentrasi A pada awal reaksi, yaitu t=0. Bila digunakan
andaian orde a ≠1, integrasi akan menghasilkan
Pengaluran dari data eksperiment terhadap waktu t akan menghasilkan kurva garis

lurus, dengan kelerengan sebesar

Cara integral biasanya digunakan setelah ada indikasi besar orde reaksi dari cara differensial.

2.2 Paruh Waktu


Selain metode integral dan differensial, terdapat juga Metode Paruh Waktu. Metode ini
memerlukan penentuan waktu paruh sebagai suatu fungsi konsentrasi.Jika waktu paruh tidak
tergantung pada konsentrasi, orde reaksi adalah 1. Jika tidak, kemiringan dari plot antara log t1/2
terdapat log [Cl]10 memberikan harga orde reaksi. Waktu paruh suatu reaksi,t1/2 adalah waktu yang
dibutuhkan oleh reaksi sampai dicapai konsentrasi reaktan setengah dari konsentrasi awalnya : [A]t
= ½ [A]0. Waktu paruh merupakan cara yang baik sekali untuk menjelaskan seberapa cepat suatu
reaksi berlangsung, terutama untuk reaksi orde satu. Reaksi yang cepat memiliki waktu paruh yang
pendek Untuk menentukan waktu paruh reaksi orde satu, [A]t1/2 disubstitusi ke persamaan [6] :
1/ 2[A]0
ln kt1 / 2
[A]0
ln1/ 2 0,693
t1 / 2
k k
Jadi waktu paruh reaksi orde satu tidak tergantung pada konsentrasi awal, sehingga
waktu paruh konstan selama reaksi.
Untuk reaksi orde dua :
▪ Cara menentukan apakah suatu reaksi orde 0 atau 1
1) Plot data sumbu y (misal : konsentrasi A) vs sumbu x (waktu) regresi linier : y
= bx + a didapatkan juga R2 (koefisien korelasi).
2) Plot data ln A (sumbu y) vs waktu (sumbu x) regresi linier : y = bx + a
didapatkan juga R2
3) Bandingkan kedua R2 tersebut, yang paling mendekati R2 = 1 dipilih. Jika (1)
yang mempunyai R lebih mendekati 1 maka orde 0. Jika (2) mempunyai R2 lebih
2

mendekati 1 maka orde 1


Contoh:
Suatu percobaan tentang kerusakan vitamin C selama proses sterilisasi (121,1 0C) sari
buah anggur memperoleh data sebagai berikut :

Waktu Kadar Vit. C


(menit) (%)

0 100

5 90

10 79

15 68

20 54
Tentukan nilai k dan perkirakan pada waktu berapakah kadar vitamin C sebesar 50 % !
Dari kedua plot (orde 0 dan orde 1) maka diperoleh :
➢ Plot orde 0 : y = - 2,28x + 101 dengan R2 = 0,996
➢ Plot orde 1 : y = -0,0303x + 4,6391 dengan R2 = 0,9762
Dari kedua plot tersebut maka reaksi tersebut mempunyai orde 0 R2 lebih
mendekati 1 dibanding R2 pada plot orde 1.
Sehingga persamaan reaksi penurunan vitamin C adalah : y = - 2,28x + 101
Dari persamaan tersebut didapatkan slope = -2,28 dan intersep = 101 slope
= k nilai k = 2,28 / menit .
Tanda negatif (-) atau positif (+) pada slope persamaan menunjukan :
jika (+) berarti penambahan; jika (-) berarti pengurangan
➢ Persamaan : y = - 2,28x + 101
50 = - 2,28x + 101
- 51 = - 2,28x
X = 22,37
Jadi kadar vitamin C tinggal 50 % ketika waktu sterilisasi 22,37
menit.

2.3 Metode Relaksasi


Metode relaksasi metode ini digunakan untuk mengkaji reaksi-reaksi yang cepat. Dalam
metode ini, campuran reaktan diganggu sedikit dari posisi kesetimbangan dengan bantuan
lompatan temperatur, lompatan tekanan atau metode pulsa elektrik. Sistem yang ganggu
tersebut kembali ke kesetimbangan yang baru atau kesetimbangan yang lama dan umumnya
yaitu akan mengikuti kinetika orde 1.
Contoh Soal
1. Suatu reaksi gas-gas : 2A(g) → 2B(g) + C(g) yang berlangsung pada suhu dan
volume tetap, diamati melalui pengukuran tekanan total, Ptot dari campuran.
Jika pada t =0 hanya ada gas A saja, hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

Pertanyaan :

a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Pt ; tekanan parsial, PA dan


tekanan awal, Po.
b. Tunjukan bahwa reaksi adalah orde dua tertahap A.

Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuan yang tepat!


Jawab :
Coba uji ungkapan tersebut apakah benar pada saat t = 0 hanya gas A saja.

Pengujian : t = 0 ; PO = 2,000 dan Pt = 2,000 atm

Jadi : PA = 3 x 2 - 2 x 2

= 2,000 atm …… (benar)

b. Untuk membuktikan orde reaksi lebih cepat dan tepat, digunakan metode
integral.
Jawab :
Alurkan 1/PA terhadap t, jika diperoleh garis lurus, maka benar bahwa data
tersebut mengikuti reaksi orde dua

Kesimpulan benar orde dua karena aluran 1/PA terhadap t berupa garis lurus.

c. Dari grafik diperoleh ; tg  = k = 5,29 x 10-3

d. hitung kembali dari harga n dan k yang diperoleh. Hitunglah nilai Ptot pada t
= 40 menit.
2. Suatu reaksi gas-gas diberikan oleh persamaan reaksi :
2A(g) B(g) + 2C(g)
Diamati melalui pengukuran tekanan total dari campuran sebagai fungsi dari
waktu. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

Jika pada awal reaksi hanya ada A saja, maka :

a. Turunkan hubungan antara tekanan total, Ptot; tekanan parsial, PA; dan
tekanan awal PO.
b. Hitung tekanan parsial, PA sebagai fungsi waktu.

c. Bila persamaan laju adalah :


tentukan orde reaksi, n dari data tersebut.
d. Tentukan harga tetapan laju, k beserta satuannya yang tepat !
e. Dari harga n dan k yang diperoleh, hitung kembali Ptot pada t = 20 nenit
dan hitung % kesalahannya.
f. Pada menit keberapakah tekanan total menjadi 1,7625 atm ?

Jawab :
a. penyelesaian sama seperti soal 1a.
b. dengan menggunakan ungkapan yang diperoleh pada soal nomor a,
tekanan parsial A sebagai fungsi waktu dapat dihitung.
c. untuk menentukan orde dari data diatas, dapat diselesaikan dengan dua
cara
1) dengan melihat waktu paruhannya
2) dengan menggunakan metoda differensial

Keterangan 1 :

Turunkan hubungan waktu paruh, t1/2 ; tekanan awal, PO dan orde reaksi,
secara umum. Mulailah dari hukum laju bentuk differensial :

Untuk orde satu :


Untuk orde dua :

Dari tiga data t12 untuk masing-masing orde, dapat disimpulkan bahwa
kaitan t1/2 po dan orde reaksi umum :
t1/2 = Po 1-n ………………4
Dengan menggunakan hubungan di nomor 4, maka reaksi tersebut mengikuti
reaksi orde dua, buktikan !! Keterangan 2 : Dengan menggunakan metoda
differensial akan diperoleh orde reaksi yang tepat. Mengapa tidak
menggunakan metode integral ?

ubahlah persamaan 1 menjadi persamaan garis lurus :


ln r = ln k + n ln PA
isilah tabel berikut :
- Buatlah grafik, alurkan ln r terhadap ln PA , harus menghasilkan garis lurus.
Dari grafik tersebut koefisien arahnya merupakan orde reaksi dan intersepnya
adalah ln k . dari hasil tersebut, k dapat dicari .

d. dengan menggunakan waktu paruh orde dua.

Bandingkan hasil ini dengan hasil yang diperoleh dari grafik.


e. n = orde reaksi = 2 k = tetapan laju = 0,042 .atm-1 menit-1 dari hasil
integrasi hukum laju dengan n = 2, diperoleh :
f. berikut :

Ternyata hasilnya adalah paruhan dari o,150. Jadi, dengan menggunakan


hubungan t1/2 , orde dua dapat ditentukan. Pada menit keberapa tekanan
total menjadi 1,7625 ? ( Kunci jawaban = 220 menit)

3. reaksi antara A dan B berlangsung dengan konsentrasi awal A o = 0,4 mol / L

dan B B o = 0,6 mol / L. Reaksi diikuti dengan mengukur perbandingan


konsentrasi [A]/ [B] pada tiap saat, dengan hasil sebagai berikut :
Pertanyaan :
a. Tunjukkan bahwa reaksi orde dua berbentuk : r = k [A].[B]
b. Tentukan harga tetapan laju, k beserta
satuannya : Jawab :
a. Turunkan terlebih dahulu Ao, Bo, A, B , dan t dari hukum laju bentuk
differensial.
A+B→X

dengan teknik-teknik matematika, maka persamaan diatas dapat diselesaikan


dan menghasilkan :

Buatlah grafik ln [A]/ [B] terhadap t. Apabila diperoleh garis lurus, maka
terbukti bahwa laju reaksi adalah r = k [A].[B] dengan orde total = 2
Grafik aluran ln [A] / [B] terhadap t lihat lampiran 2 :
Dari grafik diperoleh : tg α = 0,014 = ( B0 – A0 ) k

4. Suatu penguraian gas : Q→ hasil Diikuti dengan mengukur harga t1/2 pada
berbagai tekanan awal. Data pengamatannya sebagai berikut :

Pertanyaan :
a. Turunkan terlebih dahulu hubungan antara t1/2, P0, orde rekasi, n dan
tetapan laju, k.
b. Tentukan orde reaksi ,n dan k
Jawab :
a. Hukum laju bentuk differensial :

Diandaikan bahwa n tidak sama dengan 1, maka :


b. Untuk menentukan orde reaksi n, buatlah persamaan diatas menjadi
persamaan garis lurus :

buatlah grafik aluran ln P0 terhadap ln t1/2 dengan koefisien arah :

dari koefisien arah dapat diperoleh orde reaksi dan dari intersept dapat
diperoleh harga tetapan laju .

5. Suatu reaksi diperkirakan memiliki persamaan laju berbentuk :


r = k [A]a [B]b
Pengamatan laju awal r0 ( dalam satuan mol.liter-1.menit-1 ) pada beberapa
konsentrasi ( mol.liter-1 ) dari A dan B adalah sebagai berikut :
Pertanyaan : Atas dasar data tersebut, tentukan a,b dan k
Jawab : Dalam menentukan orde reaksi terhadap A dan B. gunakan metoda isolasi. 1.
Untuk menentukan orde terhadap A , carilah data dimana [B] konstan
2. Untuk mencari orde terhadap B, carilah data dimana [A] konstan. Penentuan orde
terhadap A : Ambil data 1,2 dan 5 :

Buatlah grafik dengan mengalurkan ln r0 terhadap ln [A] didapat hasil orde terhadap
A = 0,5 dan ln k’ = -3,47 maka : - 3,47 = ln k + b ln 0,2…..1 Penentuan orde terhadap
B : Ambil data 2,3 dan 4 dengan [A] = 0,4
Persamaan laju :
ln r = ln k’’ + b ln [B] Dengan ln k’’ = ln k + a ln [A]

Buatlah grafik dengan mengalurkan ln r0 terhadap ln [A]


Didapat orde terhadap B = 1,5
Dan ln k’’ = -1,5
Maka – 1,5 = ln k + 0,46 ln 0,4………..2
Dari persamaan 1 dan 2 dapat diperoleh harga k = 0,344 mol-0,96L.menit-1
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kinetika kimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari tentang
kecepatan / laju reaksi, mekanisme reaksi kimia, dan persamaan
matematik sebagai sarana perhitungannya, serta perubahan-perubahan
yang terjadi pada tiap kondisi yang berbeda. Laju reaksi adalah laju
berkurangnya konsentrasi reaktan persatuan waktu atau laju
bertambahnya konsentrasi produk persatuan waktu (M/s). Laju reaksi
adalah karakteristik untuk tiap reaksi, oleh karena itu perhitungan
perhitungan lebih lanjut tentang laju reaksi menggunakan hukum aksi
misal: “Kecepatan reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan dalam
langkah yang menentukan laju reaksi”. Hukum ini disebut juga hukum
laju.Koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada
konsentrasi (tetapi bergantung pada temperatur).

Pada pembelajaran kinetika kimia, akan dipelajari kinetika kimia


dari sudut pandang makrokopis, yaitu bagaimana menentukan laju
reaksi, faktor-faktor yang menentukan laju reaksi, seperti
konsentrasi reaktan dan temperatur reaksi. Sedangkan dari sudut
pandang mikroskopis akan dipelajari hubungan antara teori
tumbukan molekul dengan laju reaksi dan mekanisme reaksi.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis sudah menyadari masih
banyak ada kesalahan dan kekurangan. Adapun nantinya penulis akan
melakukan perbaikan penyusunan makalah dengan menggunakan
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

P.W ATKINS. Kimia Fisika; Edisi Keempat; Jilid 2. University Lecturer


and Fellow ofLincoincollege,Oxford.
Brown,LeMay,Bursten,Murphy,“ChemistryTheCentralScience”,11theds,Pe
arsonEducatio nalInternational,2009,572–625
http://www.agen.ufl.edu/~chyn/age2062/OnLineBiology/OLBB/www.emc.marico
pa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBookEnzym.html

Anda mungkin juga menyukai