Berdasarkan fenomena di atas, anion Br pada senyawa 4.2(a) terikat sebagai ligan,
sedangkan anion SO42- bertindak sebagai ion bebas. Ion bebas inilah yang
2-
membentuk endapan BaSO4. Di sisi lain, anion SO44 pada senyawa 4.2(b) terikat
sebagai ligan, sedangkan anion Br bertindak sebagai ion bebas. Ion bebas inilah yang
membentuk endapan AgBr. Perhatikan kedua senyawa kompleks berikut apabila
dilarutkan dalam air:
Kedua senyawa kompleks tersebut memiliki rumus kimia yang sama, yaitu
CoCl(NO2)(NH3)3. Apabila di dalam masing-masing larutannya ditambahkan larutan
AgNO3, ternyata memberikan hasil yang berbeda. Pada senyawa (1) tidak terbentuk
endapan, sedangkan pada senyawa (2) terbentuk endapan putih. Setelah dianalisis
lebih lanjut, ternyata endapan putih tersebut adalah AgCI.
Berdasarkan fenomena di atas, anion Cl- pada senyawa (1) bertindak sebagai ligan
dan anion NO2- bertindak sebagai ion bebas. Di sisi lain, anion NO2- pada senyawa
(2) bertindak sebagai ligan dan salah satu anion CI- bertindak sebagai ion bebas. Ion
bebas inilah yang membentuk endapan AgCl. Kedua fenomena di atas menunjukkan
gejala-gejala keisomeran ionisasi Apabila dicermati ternyata salah satu ligan yang
terkoordinasi logam pusat dalam suatu senyawa kompleks merupakan ion bebas pada
senyawa kompleks yang lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa-
senyawa tersebut saling berisomer ionisasi satu sama lain.
b. isomerisme tautan,
jawab:
Senyawa kompleks dengan rumus kimia [Co(NH 3)5(NO2)]Cl2 ternyata terdapat dalam
dua warna, yaitu warna kuning dan jingga kemerahan. Pada kompleks yang berwarna
kuning setelah dielusidasi ternyata ion NO2- berikatan dengan logam pusat melalui
atom donor N sehingga dihasilkan kompleks nitro. Di sisi lain, pada kompleks yang
berwarna jingga kemerahan setelah dielusidasi ternyata ion NO2- berikatan dengan
logam pusat melalui atom donor O sehingga dihasilkan kompleks nitro.
Di pihak lain, reaksi antara AgSCN dan SbPh3 dengan perbandingan stoikiometri
sebesar 1:3 di dalam pelarut yang berbeda ternyata menghasilkan produk yang
berbeda pula. Bila reaksi dilakukan menggunakan Pelarut piridina ternyata dihasilkan
senyawa kompleks [Ag(SCN)(SbPh3)3]. Setelah dielusidasi ternyata ion SCN- terikat
dengan logam pusat melalui donor S. Di sisi lain, bila reaksi dilakukan menggunakan
pelarut metilpiridina ternyata dihasilkan senyawa kompleks [Ag(NCS)(SbPh3)].
Setelah dielusidasi ternyata ion SCN- terikat dengan logam pusat melalui atom donor
N.
Kedua fenomena di atas menunjukkan gejala-gejala keisomeran. Apabila dicermati
ternyata senyawa-senyawa kompleks tersebut mengandung ligan ambidentat. Seperti
yang diketahui bahwa ambidentat memiliki dua buah atom donor, namun umumnnya
hanya satu donor saja yang terlibat dalam pembentukan ikatan koordinasi dengan
logam pusat. Yang membedakan antara senyawa kompleks yang satu dengan lainnya
meskipun rumusnya sama adalah atom donor ligan ambidentat yang terikat pada
logam pusat ternyata berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa-
senyawa tersebut berisomer tautan satu sama lain.
c. isomerisme hidrat,
jawab:
Selain itu dilarutkan pula satu gram Dari masing-masing senyawa. Kemudian di
dalam larutannya ditambahkan perak nitrat berlebih. Pada masing-masing wadah
terbentuk endapan berwarna putih, hanya saja Jumlahnya berbeda. Setelah dianalisis
lebih lanjut, endapan putih terbentuk adalah AgCI dengan jumlah 0,538 gram pada
senyawa yang berwarna hijau, 1,076 gram pada senyawa yang berwarna toska, dan
1,614 gram pada senyawa violet. Hal ini menunjukan bahwa masing masing senyawa
terdapat anion Cl- sebagai ion bebas dengan jumlah yang berbeda beda.
Fenomena tersebut menunjukkan gejala keisomeran hidrasi. Apabila dicermati
ternyata pada senyawa-senyawa tersebut terdapat pertukaran ligan antara ligan
netral dalam hal ini adalah air dengan anion bebas dan sebaliknya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa senyawa-senyawa tersebut saling berisomer
hidrat satu sama lain.