Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN (BA2103)

PENGENALAN KARAKTERISTIK ION NEGATIF (ANION) DI DALAM


TANAH
Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2021
Tanggal Pengumpulan : 02 November 2021

Disusun oleh:
Zahira Amalia
11420010
Kelompok 6

Asisten:
Hilmi Aji
11418001

PROGRAM STUDI REKAYASA PERTANIAN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
JATINANGOR
2021
Pengenalan Karakteristik Ion Negatif (Anion) di Dalam Tanah
Zahira Amalia ǀ 11420010

ABSTRAK
Ion merupakan sebuah atom atau kumpulan atom yang memiliki muatan total
positif atau muatan total negatif. Adanya muatan dalam atom tersebut dapat
ditimbulkan dari kehilangan atau penambahan elektron dari atom lain. Terdapat dua
jenis ion yaitu anion, dan kation. Terdapat beberapa metode tes yang dilakukan dalam
pengenalan anion, diantaranya adalah tes organoleptis, tes nyala Beilstein, tes
oksidator-reduktor, dan tes dengan penambahan pereaksi pengendapan. Pada modul
kali ini, dilakukan percobaan untuk menentukan karakteristik anion HCO3-/CO32-,
SO42-, Cl-, NO3- dan PO43- di dalam tanah. Dalam percobaan ini, dilakukan pengujian
dengan pereaksi tertentu yang menyebabkan terbentuknya endapan untuk menguji
keberadaan anion tertentu dalam sampel.
Kata kunci : Karakteristik Anion, Zat Hara, Penyerapan Anion

PENDAHULUAN
Ion merupakan sebuah atom atau kumpulan atom yang memiliki muatan total
positif atau muatan total negatif. Adanya muatan dalam atom tersebut dapat
ditimbulkan dari kehilangan atau penambahan elektron dari atom lain. Terdapat dua
jenis ion yaitu anion, dan kation. Anion merupakan ion bermuatan negatif, dan kation
merupakan ion bermuatan positif. (Chang, 2010). Anion dikelompokkan menjadi
beberapa golongan, yaitu golongan sulfat, seperti SO4 2- , SO3 2- , PO4 3- dan Cr2O4 2-;
golongan halida seperti : Cl– , Br– , I– dan S2- ; serta golongan nitrat, seperti NO3 – dan
NO2 – (Ramadhanti, 2020).
Terdapat beberapa metode tes yang dilakukan dalam pengenalan anion,
diantaranya adalah tes organoleptis, tes nyala Beilstein, tes oksidator-reduktor, dan tes
dengan penambahan pereaksi pengendapan. Pada tes organoleptis, dilihat warna
sampel yang diperiksa. Keberadaan anion akan ditunjukkan oleh adanya warna tertentu
seperti MnO4- yang berwarna ungu atau CrO42- yang berwarna kuning. Kemudian tes
nyala Beilstein digunakan untuk anion-anion yang mengandung halogenide misalnya
Cl-, Br-, I-, BrO3-, dan IO3-. Tes oksidator-reduktor digunakan untuk melihat adanya ion
oksidator dan ion reduktor. Dengan tes ini, dapat diketahui ion-ion yang bersifat
oksidator seperti ClO-, ClO3-, BrO3-, dan IO3-, dan ion-ion yang bersifat reduktor seperti
SO3 2- dan S2O3 2-. Sementara tes dengan pereaksi pengendapan akan menunjukkan
keberadaan anion dari hasil reaksi anion yang membentuk senyawa endapan dengan
warna tertentu. Penambahan AgNo3, misalnya, akan membuat anion menghasilkan
endapan. Anion yang menghasilkan endapan berwarna putih dengan penambahan
AgNo3 contohnya, adalah klorida, karbonat, sianida, nitrit, sulfit, dan borat. Anion
yang menghasilkan endapan kuning misalnya bromida, iodida dan fosfat, sementara
anion yang menghasilkan endapan hitam misalnya sulfida (Permata et al., 2019).
Tanaman memerlukan unsur hara yang berasal dari tanah untuk kelangsungan
hidupnya. Fungsi zat hara secara umum adalah sebagai bagian dari protoplasma dan
dinding sel (unsur S dalam protein, P dalam ATP, Mg dalam klorofil, Ca dalam kalsium
pektat), mempengaruhi permeabilitas membran sitoplasma, sebagai katalisator dalam
reaksi kimia, dan sebagai penyangga kemasaman pada sel tumbuhan (Wiraatmaja,
2016). Jumlah kandungan unsur hara berupa ion di dalam tanah berpengaruh dengan
tingkat kesuburan atau kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan produktivitasnya. Pada tanaman,
unsur hara diserap oleh akar dalam bentuk ion. Jenis unsur hara yang dapat diserap oleh
tanaman dapat berupa anion dan kation, namun anion seperti nitrat (NO3-), sulfat
(SO42), fosfat (HPO42-), (H2PO4-) dan klor (Cl-) lebih banyak diserap oleh tanaman
dibandingkan dengan kation. (Winarso, 2005).

TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini yaitu menentukan karakteristik anion pada
percobaan HCO3-/CO32-, SO42-, Cl-, NO3- dan PO43-.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum ini yakni kawat NiCr, lampu spirtus,
penangas, penjepit tabung, dan tabung reaksi. Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini yakni air barit, air kapur, asam klorida, asam klorida encer, amonium klorida,
amonium molibdat, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, barium klorida, ferro sulfat,
garam fosfat, kalium klorida,larutan ammonia, magnesium klorida, Na2HPO4, natrium
karbonat, natrium klorida, natrium nitrat, natrium sulfat, Pb asetat, dan perak nitrat,
seng sulfat, timbal (IV) oksida.

METODE
1. Uji Reaksi Ion Karbonat dengan Air Kapur
Pertama, dimasukkan masing-masing 1 mL natrium karbonat, air kapur, dan
asam klorida ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kedua, dicampurkan ketiga
larutan tersebut. Ketiga, diamati perubahan yang terjadi.
2. Uji Reaksi Ion Karbonat dengan Air Barit
Pertama, dimasukkan masing-masing 1 mL natrium karbonat, air barit, dan
asam klorida encer ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kedua, ditutup atas
tabung reaksi dengan pipa bengkok. Ketiga, tutup dibuka dan dicampurkan ketiga
larutan tersebut. Keempat, diamati perubahan yang terjadi.
3. Uji Reaksi Ion Sulfat dengan Barium Klorida
Pertama, dimasukkan masing-masing 1 mL natrium sulfat dan barium
klorida ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kedua, dicampurkan kedua larutan
tersebut. Ketiga, ditambahkan 1 mL asam klorida. Keempat, diamati perubahan
yang terjadi.
4. Uji Reaksi Ion Klor dengan Perak Nitrat
Pertama, dimasukkan 1 mL natrium klorida, 3 tetes perak nitrat, dan 1 ml
larutan ammonia ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kedua, dicampurkan dan
dikocok hingga homogen ketiga larutan tersebut. Ketiga, diamati perubahan yang
terjadi.
5. Uji Reaksi Ion Klor dengan Pb Asetat
Pertama, dicampurkan masing-masing 1 mL natrium klorida dan Pb asetat.
Kedua, dipanaskan campuran tersebut dan diamati perubahan yang terjadi. Ketiga,
didinginkan campuran tersebut dan diamati perubahan yang terjadi.
6. Uji Reaksi Ion Nitrat dengan Ferro Sulfat dan Asam Sulfat
Pertama, dimasukkan masing-masing 1 mL natrium nitrat dan ferro sulfat
kemudian dicampurkan. Kedua, dimiringkan tabung reaksi kira-kira 45° dan
dialirkan asam sulfat pekat ke dalam campuran larutan tersebut. Ketiga, diamati
perubahan yang terjadi.
7. Uji Reaksi Ion Fosfat dengan Amonium Molibdat
Pertama, dicampurkan masing-masing 1 mL garam fosfat dan amonium
molibdat. Kedua, dimasukkan asam nitrat pekat ke dalam campuran larutan
tersebut. Ketiga, campuran tersebut dipanaskan di atas penangas. Keempat, diamati
perubahan yang terjadi.
8. Uji Reaksi Ion Fosfat dengan Amonium Klorida Dan Magnesium Klorida
Pertama, dimasukkan masing-masing 1 mL amonium klorida, magnesium
klorida, dan garam fosfat ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kedua,
dicampurkan semua larutan tersebut. Ketiga, diamati perubahan yang terjadi.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Uji Identifikasi Ion CO32- dengan air kapur dan air barit

Larutan Hasil Uji Keterangan


Na₂CO₃ + air kapur terbentuk endapan endapan berwarna putih,
CaCO3.
Na₂CO₃ + air barit terdapat gelembung pada air terbentuk gelembung dan
barit setelah penambahan asam endapan putih BaCO3
klorida, dan terbentuk endapan
Uji identifikasi ion CO32- dilakukan dengan menggunakan pereaksi air kapur
dan air barit dan bertujuan untuk mengetahui keberadaan ion karbonat pada sampel.
Digunakan larutan Na2CO3 sebagai sumber anion CO32- dalam percobaan ini. Pada
uji identifikasi ion CO32- dengan air kapur atau Ca(OH)2, direaksikan Na₂CO₃ dengan
air kapur, kemudian diasamkan dengan asam klorida encer. Menurut literatur, apabila
kedalam larutan karbonat ditambahkan HCl encer, akan terbentuk buih sebagai tanda
terbentuknya karbondioksida hasil reaksi (Permata et al., 2019). Kemudian gas
karbondioksida akan bereaksi dengan Ca2+ dan membentuk endapan putih sebagai
tanda hasil uji positifnya. Endapan putih yang terbentuk berasal dari CaCO3 solid.
Persamaan reaksi ion dari pengujian ini adalah sebagai berikut :
2H+(aq) + CO32-(aq) → H2O(l) + CO2 (g)
CO2 (g) + Ca2+(aq) + 2OH- → CaCO3 (s) + H2O(l)
sehingga persamaan reaksi lengkap dari reaksi yang terjadi antara Na2CO3 dengan air
kapur dan asam klorida encer menurut literatur adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Persamaan reaksi uji ion karbonat dengan air kapur


(Sumber : Svehla, 1979)
Sementara reaksi pengujian ion karbonat dengan air barit dilakukan dengan cara
mereaksikan asam klorida encer dengan larutan natrium karbonat, kemudian
menampung gas karbondioksida sebagai hasil reaksi antara asam klorida dengan ion
karbonat untuk direaksikan dengan air barit. Menurut Permata (2019), apabila gas
karbondioksida yang terbentuk dialirkan kedalam air barit, warna air barit akan
berubah menjadi keruh dan dihasilkan endapan putih dari BaCO3 yang larut dalam
suasana asam. Endapan pada uji ini menunjukkan adanya anion karbonat dalam bahan
uji. Di dalam air, senyawa akan terdisosiasi menjadi molekul kation dan anion dan
terjadi pertukaran pasangan dengan kation akan berikatan dengan anion (Yusuf, 2019).
Persamaan reaksi lengkap dari pengujian ini berdasarkan literatur adalah sebagai
berikut :

Gambar 2. Persamaan reaksi uji ion karbonat dengan air barit


(Sumber : Svehla, 1979)
Penambahan asam klorida dalam pengujian yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah ion yang ada pada larutan merupakan ion karbonat atau bukan.
Endapan BaCO3 akan larut dalam suasana asam saat diberikan asam klorida encer dan
bereaksi membentuk barium klorida solid yang berwarna putih (Aeni et al., 2017).
Tabel 2. Uji Identifikasi Ion SO42- dengan barium klorida
Larutan Hasil Uji Keterangan
Na₂SO₄ + BaCl₂ Na2SO4 + BaCl2 awalnya berwarna warna endapan putih
putih susu, kemudian saat BaCl2 yang menandakan
ditambahkan dengan HCl, muncul keberadaan ion sulfat
endapan dalam sampel
Uji identifikasi anion sulfat dilakukan dengan menggunakan natrium sulfat
dengan pereaksi larutan barium. Natrium sulfat akan dicampurkan dengan larutan
barium dan menghasilkan endapan BaSO4 yang kemudian direaksikan dengan asam
klorida encer dan membentuk BaCl2. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa anion sulfat akan menunjukkan hasil positif ketika direaksikan dengan
terbentuknya endapan putih (Yusuf, 2019). Persamaan reaksi lengkapnya menurut
literatur adalah :

Gambar 3. Persamaan reaksi uji ion sulfat dengan air larutan BaCl2
(Sumber : Oxtoby et al., 2001)

Tabel 3. Uji Identifikasi Ion Cl- dengan pereaksi perak nitrat dan timbal asetat
Larutan Hasil Uji Keterangan
NaCl + AgNO₃ terjadi perubahan warna Terbentuk endapan putih pada
larutan dari senyawa perak klorida
NaCl + Pb Asetat terjadi endapan dan ada Terbentuk endapan yang merupakan
gumpalan PbCl2, dan ada gumpalan setelah
pemanasan, menandakan adanya
anion klor
Uji identifikasi anion klor dilakukan dengan menggunakan pereaksi perak nitrat
atau pereaksi timbal asetat. Pada pengujian dengan pereaksi perak nitrat, pertama-tama
larutan perak nitrat sebanyak tiga tetes dicampurkan ke dalam larutan natrium klorida.
Terbentuk endapan putih yang menandakan terbentuknya perak klorida solid yang
menyebabkan terlihatnya endapan dalam larutan. Kemudian perak klorida yang
dihasilkan akan diasamkan dengan asam nitrat atau amonia dan menghasilkan
kompleks endapan perak (Yusuf, 2019), menandakan sampel tersebut mengandung
anion halide. Persamaan reaksi lengkap yang terjadi adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Persamaan reaksi uji ion klor dengan pereaksi perak nitrat
(Sumber : Yusuf, 2019)
Pengujian ion klor dengan timbal asetat menghasilkan reaksi positif apabila terbentuk
endapan putih. Endapan putih yang dihasilkan dalam reaksi merupakan senyawa timbal
(II) klorida yang terbentuk dari reaksi antara natrium klorida dengan Pb asetat.
Dilakukan pemanasan dalam pengujian ini, dan akan terbentuk gumpalan diatas larutan
apabila sampel yang diuji mengandung ion klor. Pemanasan dilakukan agar endapan
dapat lebih jelas terlihat dalam pengujian. Mekanisme persamaan reaksi yang terjadi
menurut literatur adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Persamaan reaksi uji ion klor dengan pereaksi timbal asetat
(Sumber : Svehla, 1979)

Tabel 4. Uji Identifikasi Ion nitrat dengan pereaksi ferro sulfat


Larutan Hasil Uji Keterangan
NaNO₃ + FeSO₄ dan Terbentuk dua Terbentuk lapisan berwarna
H₂SO₄ lapisan coklat dan kuning. Terdapat
anion nitrat
Uji identifikasi ion nitrat dilakukan dengan pereaksi ferro sulfat dengan
penambahan asam sulfat pekat. Pertama-tama, ditambahkan larutan ferro sulfat
kedalam natrium nitrat, kemudian tabung reaksi dimiringkan dan dialirkan asam sulfat
pekat kedalamnya dengan hati-hati. Hasil uji positif dari pengujian ini berupa
terbentuknya dua lapisan, yaitu lapisan berwarna cokelat dan lapisan berwarna kuning
(Yusuf, 2019). Persamaan reaksi lengkap dalam pengujian ini adalah :

Gambar 6. Persamaan reaksi uji ion nitrat dengan pereaksi ferro sulfat

Tabel 5. Uji Identifikasi Ion fosfat dengan pereaksi ammonium klorida dan MgCl2
serta pengujian dengan pereaksi ammonium molibdat
Larutan Hasil Uji Keterangan
Na₂HPO₄ + NH₄Cl Terbentuk Terbentuk endapan kompleks berwarna
dan MgCl₂ endapan putih

Na₂HPO₄ + Terjadi Terbentuk senyawa kompleks berwarna


Amonium Molibdat perubahan warna kuning
menjadi kuning
Uji identifikasi ion fosfat dilakukan dengan menggunakan pereaksi ammonium
klorida ditambah magnesium klorida, serta menggunakan pereaksi ammonium
molibdat. Pada pengujian dengan ammonium klorida, pertama-tama ditambahkan
larutan ammonium klorida serta magnesium klorida kedalam larutan garam fosfat.
Hasil positif dari pengujian ini berupa terbentuknya endapan putih dari kompleks yang
menandakan adanya ion fosfat didalam sampel. Berdasarkan literatur, akan dihasilkan
kompeks yang disebut struvite dalam reaksi garaf fosfat, ammonium klorida, dan
magnesium klorida dalam suasana alkali (Israwani, 2018). Persamaan reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Persamaan reaksi uji fosfat dengan ammonium klorida serta magnesium
klorida
(Sumber : Svehla, 1979)

Sementara dalam pengujian dengan ammonium molibdat, pertama-tama ditambahkan


larutan ammonium molibdat dan asam nitrat pekat kedalam garam fosfat. Jika sampel
mengandung ion fosfat, maka akan terbentuk reaksi positif berupa perubahan warna
menjadi kuning. Warna kuning ini menandakan adanya ion fosfat dalam sampel yang
berupa kompleks asam fosfomolibdat (Saputri et al., 2018). Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Persamaan reaksi uji fosfat dengan ammonium molibdat


(Sumber : Svehla, 1979)

Dalam praktikum ini, dilakukan analisis keberadaan anion HCO3-/CO32-, SO42,


Cl-, NO3- dan PO43- di dalam tanah. Pada tanaman, SO42- digunakan sebagai sumber
unsur Sulfur yang berperan dalam penyusunan protein serta berperan dalam masalah
energi di dalam sel tanaman. Ion klor atau Cl- berfungsi sebagai aktivator enzim-enzim
yang berperan dalam fotolisis air serta berfungsi dan menjaga tekanan osmosis pada
sel tanaman tinggi untuk mencegah kelayuan dan kekeringan pada tanaman (Najib et
al., 2020). Ion NO3- digunakan sebagai salah satu sumber Nitrogen yang berfungsi
seebagai komponen penyusun banyak senyawa organik penting tanaman seperti
protein, enzim, vitamin B kompleks, hormon dan klorofil. Ion PO43- atau fosfat berasal
dari mikroba dan residu tanaman, dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit dari
unsur nitrogen (Liferdi, 2011) dan berperan sebagai sumber fosfor yang berperan
dalam proses transfer energi pada tanaman, metabolisme karbohidrat dan protein, serta
transpor karbohidrat di dalam sel daun. Ion HCO3- atau CO32- digunakan sebagai
sumber karbon yang berperan sebagai komponen dasar dari karbohidrat, protein, lipid,
dan asam nukleat pada tanaman (Wiraatmaja, 2016).
Terdapat tiga cara masuknya air dan unsur hara ke tanaman, yaitu melalui aliran
massa (mass flow), intersepsi akar (root interception), dan difusi (diffusion). Aliran
massa merupakan gerakan larutan hara (air dan hara mineral) ke permukaan akar yang
digerakkan oleh transpirasi tanaman. Hara bergerak karena ada gradien potensial air.
Aliran massa terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara molekul-molekul air yang
digerakkan oleh lepasnya molekul air melalui penguapan (transpirasi). Contoh ion yang
diserap melalui aliran massa adalah ion kalsium dan magnesium. Intersepsi akar terjadi
akibat dari pertumbuhan akar, sehingga rambut maupun cabang akar dapat menjangkau
area tanah yang menyebabkan kontak antara unsur hara dengan permukaan bulu-bulu
akar dan selanjutnya dapat diserap oleh akar tanaman. Sementara difusi merupakan
peristiwa bergeraknya molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi
rendah karena adanya perbedaan konsentrasi (concentration gradient), misalnya pada
penyerapan kalium dan fosfor (Wiraatmaja, 2016).

KESIMPULAN
Dilakukan pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa anion pada
sampel. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa keberadaan ion karbonat, sulfat,
klor, serta fosfat dapat ditentukan berdasarkan hasil reaksi sampel dengan pereaksi
tertentu. Pada uji ion karbonat dengan air kapur, uji ion sulfat dengan larutan barium
klorida, uji ion klor dengan larutan perak nitrat dan Pb asetat dan pada uji ion fosfat
dengan larutan ammonium klorida dan magnesium klorida, diperoleh reaksi positif
yang ditandai dengan dihasilkannya endapan putih. Pada uji ion nitrat dengan larutan
ferro sulfat dan asam sulfat dihasilkan lapisan berwarna cokelat dan kuning. Pada uji
ion karbonat dengan air barit menghasilkan endapan putih dan gelembung. Sementara
pada uji ion fosfat dengan ammonium molibdat menghasilkan warna kuning setelah
dilakukan pemanasan.
DAFTAR PUSTAKA
Liferdi, L. (2011). Efek pemebrian fosfor terhadap pertumbuhan dan status hara pada
bibit manggis. Jurnal Hortikultura, 20(1), 18-26.
Najib, M. F., Setiawan, K., Hadi, M. S., & Yuliadi, E. (2020). Perbandingan produksi
ubikayu (Manihot esculenta Crantz) akibat penambahan pupuk kcl dan
pemberian pupuk mikro saat panen 7 bulan. Inovasi Pembangunan: Jurnal
Kelitbangan, 8(03), 237-237.
Nurhayati, D. R. (2021). Pengantar Nutrisi Tanaman. Unisri Press.
Oxtoby, D., W., Gillis, H., P., dan Nachtrieb, N., H. (2001). Prinsip-prinsip kimia
modern. (Edisi 4). Penerbit Erlangga.
Permata, Y. M., Pardede, T. R., Masfria, Muchlisyam. (2019). Penuntun Praktikum
Kimia Analitik I. USU Press.
Ramadhanti, F. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia Analitik
Kuantitatif Berbasis Microscale Laboratory. [Thesis, University of
Muhammadiyah]. Repository Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/4006/
Saputri, M., Gunawan, M., & Maghfirah, M. (2018). Determination of phosphorus
content in green okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench) using visible
spectrophotometry. Journal of Pharmaceutical And Sciences, 1(1), 39-44.
Svehla, G. (1979). Textbook of macro and semimicro qualitative inorganic analysis.
(Edisi 9). Longman Inc.
Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit
Gava Media.
Wiraatmaja, I. W. (2016). Pergerakan Hara Mineral dalam Tanaman. Udayana
University Press.
Yusuf, Y. (2019). Belajar mudah kimia analisis. Edu Center Indonesia.
LAMPIRAN
Tabel 3. Dokumentasi Hasil Pengamatan
Sebelum Reaksi Setelah Reaksi Keterangan

Sebelum ion
direaksikan dengan
pereaksi air kapur
awalnya tidak terdapat
endapan, kemudian
terbentuk endapan di
akhir reaksi yang
berwarna putih
Gambar 8. Pengujian ion karbonat Gambar 9. Hasil uji ion karbonat
dengan air kapur berupa terbentuknya endapan putih
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, (Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021). 2021).

Sebelum anion sufat


direaksikan dengan
BaCl2 larutan sampel
berwarna bening,
tetapi setelah
direaksikan, terbentuk
gelembung dan
endapan berwarna
putih.
Gambar 10. Pengujian ion Gambar 11. Hasil uji ion karbonat
karbonat dengan air barit dengan air barit, terbentuk
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, gelembung dan endapan putih
2021). (Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021).

Larutan sampel
awalanya berwarna
bening, setelah
direaksikan,
menghasilkan endapan
berupa AgCl berwarna
keputihan

Gambar 12. Pengujian ion sulfat Gambar 13. Hasil Pengujian ion
dengan barium klorida sulfat dengan barium klorida
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, (Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021). 2021).

Ketika ditambahkan
perak nitrat ada
endapan perak, tapi
ketika ditambahkan
larutan ammoinia,
endapan lebih sedikit

Gambar 14. Pengujian ion klor Gambar 15. Hasil Pengujian klor
dengan perak sulfat dengan perak sulfat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, (Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021). 2021).

Terbentuk endapan
berwarna putih setelah
reaksi

Gambar 16. Pengujian ion klor


Gambar 17. Hasil Pengujian ion
dengan Pb asetat
klor dengan Pb asetat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021).
2021).
Terbentuk dua lapisan
berwarna cokelat dan
kuning setelah
dialirkan asam sulfat
pekat

Gambar 18. Pengujian ion nitrat Gambar 18. Hasil Pengujian ion
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, nitrat
2021). (Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2021).

Anda mungkin juga menyukai