Anda di halaman 1dari 18

Energi Aktivasi (Ea) adalah adalah energi minimum yang diperlukan untuk

melangsungkan terjadinya suatu reaksi. Contohnya dalam reaksi endoterm dan


eksoterm di bawah ini :

Jadi baik dalam reaksi endoterm (menyerap kalor) maupun eksoterm (melepas kalor) tetap
butuh energi aktivasi. Semakin rendah energi aktivasinya maka semakin mudah reksi dapat
berlangsung. Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi
aktivasi, maka tidak akan terjadi reaksi. Mereka akan kembali ke keadaan semula.
Bayangkanlah energi aktivasi sebagai tembok dari reaksi. Hanya tumbukan yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang dapat menghasilkan terjadinya reaksi.

Di dalam reaksi kimia, untuk mencerai-beraikan ikatan kimia dibutuhkan energi dan untuk
membentuk ikatan-ikatan baru dilepaskan energi. Umumnya, ikatan-ikatan harus diceraikan
sebelum ikatan-ikatan yang baru terbentuk. Maka baik dalam reaksi endoterm maupun
eksoterm tetap dibutuhkan energi untuk mencerai-beraikan ikatan-ikatan kimia untuk
memulai terjadinya suatu reaksi. Energi yang dibutuhkan inilah yang disebut sebagai energi
aktivasi (Ea). Ketika tumbukan-tumbukan tersebut relatif lemah, dan tidak cukup energi
untuk memulai proses penceraian ikatan. Hal ini mengakibatkan partikel-partikel tersebut
tidak bereaksi.

Perbedaan antara reaksi eksoterm dan reaksi endoterm


1. Reaksi eksoterm
* Adalah reaksi yang membebaskan kalor. Pada reaksi eksoterm terjadi aliran kalor dari
sistem ke lingkungan. Sistem membebaskan energi, sehinggal entalpi sistem akan berkurang.
Artinya entalpi produk lebih kecil dari pada entalpi reaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi
reaksinya bernilai negatif.

2. Reaksi endoterm
* Adalah reaksi yang menyerap kalor. Pada reaksi endoterm terjadi aliran kalor dari
lingkungan ke sistem. Sistem menerima energi, sehingga entalpi sistem akan bertambah. Artinya
entalpi produk lebih besar dari pada entalpi reaktan. Oleh karena itu, perubahan entalpinya
bernilai positif.

Tabel 7.1 Perbedaan Reaksi Eksotem dan Endoterm

Reaksi Kimia
Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa
perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi
(produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat
yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur. Marilah
kita lihat bagaimana cara menyatakan suatu reaksi dengan menggunakan
lambang. Perhatikan reaksi merkuri oksida yang menghasilkan merkuri dan
oksigen berikut.

HgO Hg + O2
Ahli kimia akan menerjemahkan lambang-lambang di atas sebagai berikut.
Molekul HgO yang terdiri dari satu atom merkuri (Hg) ditambah satu atom
oksigen (O), menghasilkan () satu molekul yang terdiri dari satu atom merkuri
(Hg) ditambah satu molekul yang terdiri dari dua atom oksigen (O2).Gabungan
lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia dinamakan persamaan kimia. Zat
yang bereaksi di sebelah kiri anak panah disebut pereaksi. Sedangkan zat di
sebelah kanan anak panah disebut hasil reaksi. Jadi, HgO pada persamaan kimia
di atas adalah pereaksi. Hg dan O2 adalah hasil reaksi. Hukum konservasi materi
menyatakan bahwa dalam reaksi kimia biasa tidak ada materi yang hilang
meskipun mungkin berubah. Jumlah atom dalam pereaksi harus tetap sama
dengan yang dihasilkan, betapa pun atom-atom itu berubah untuk membentuk
pola molekul yang baru. Apabila suatu persamaan memenuhi syarat-syarat itu,
dapat dikatakan persamaan itu setimbang. Bagaimana dengan persamaan HgO
Hg + O2? Untuk mengimbangkan persamaan, kita tambahkan angka 2
sebelum HgO dan angka 2 lagi sebelum Hg. 2HgO berarti dua molekul yang
masing-masing terdiri dari satu atom merkuri dan satu atom oksigen. Persamaan
itu sekarang menjadi:

2 HgO 2 Hg + O2

Dengan kata lain, dua molekul merkuri oksida (HgO) yang masing-masing terdiri
dari satu atom merkuri dan satu atom oksigen menghasilkan dua molekul
merkuri yang masingmasing terdiri dari satu atom merkuri ditambah satu
molekul oksigen, yang terdiri dari dua atom oksigen. Persamaan ini sekarang
telah setimbang, di sebelah kiri ada dua atom merkuri dan dua atom oksigen,
demikian juga di sebelah kanan. Perhatikan bahwa dalam hasil reaksi ditulis 2
Hg, bukan Hg2. Hal ini karena molekul merkuri hanya terdiri dari satu atom
merkuri. Kalau angka 2 kita tuliskan di bawah, berarti kita mengatakan bahwa
molekul itu mengandung dua atom dan ini keliru. Ingat bahwa dalam
menyeimbangkan persamaan kita tidak boleh mengganti molekul. Kita hanya
boleh mengubah jumlah molekul.

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia


Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita
amati. Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut.
a. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna
Lakukanlah kegiatan berikut untuk menyelidiki perubahan warna akibat reaksi
kimia.
Dari Kegiatan di atas kamu dapat mengamati bahwa warna ungu pada larutan
kalium permanganat (KMnO ) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam
4

oksalat (H C O ). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium permanganat


2 2 4

berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO ) yang tidak berwarna.


4

Demikian juga dengan tembaga karbonat (CuCO ) yang berwarna hijau akan
3

berubah menjadi tembaga oksida (Cu O) yang berwarna kehitaman dan karbon
2

dioksida (CO ) setelah dipanaskan.


2
b. Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan
Lakukanlah kegiatan berikut untuk mengamati reaksi kimia yang menghasilkan
endapan.

Dari Kegiatan di atas kamu dapat mengamati bahwa ketika barium klorida
(BaCl ) direaksikan dengan natrium sulfat (Na SO ) akan menghasilkan suatu
2 2 4
endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar
larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

BaCl + Na SO BaSO
2 + 2NaCl
2 4 4

(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)

Banyak sekali zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain
adalah larutan perak nitrat (AgNO ) direaksikan dengan larutan natrium klorida
3

(NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium
nitrat (NaNO ).
3

AgNO + NaCl AgCl


3 + NaNO 3

(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)

Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat


yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa
kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu
jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi
molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan
kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat),
terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada
beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi
alasan pemisahan. Misal pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium (I)
dapat dicapai dengan mengendapkan ketiga ion itu mulamula sebagai klorida,
diteruskan dengan menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan
melarutkan timbal klorida (PbCl ) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak
2

larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan
ditemukan dalam filtrat.
c. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu
Lakukanlah kegiatan berikut agar kamu lebih memahamibahwa reaksi kimia
dapat menimbulkan perubahan

Dari Kegiatan 4.8 kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia dapat
menyebabkan perubahan suhu. Pada percobaan yang pertama ketika kamu
mereaksikan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH) terjadi
kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia yang menghasilkan kenaikan suhu dinamakan
reaksi eksoterm. Dapatkah kamu menyebutkan contoh reaksi eksoterm lainnya?
Reaksi eksoterm dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran
bensin pada kendaraan bermotor. Pada percobaan kedua, saat kamu
mereaksikan campuran barium hidroksida (Ba(OH)2) dan amonium klorida
(NH4Cl), larutan tersebut akan menyerap panas di sekitarnya sehingga terjadi
penurunan suhu. Reaksi kimia yang menyerap panas di sekitarnya dinamakan
reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah
fotosintesis dan memasak makanan. Cobalah kamu cari contoh reaksi endoterm
lainnya. Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu.
Gas dikeluarkan saat
botol minuman berkarbonasi
dibuka.

d. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas


Pernahkah kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet
effervescent) ke dalam segelas air? Ketika kamu melarutkan tablet vitamin
berkalsium tinggi ke dalam segelas air, kamu akan melihat gelembung-
gelembung gas muncul dari dalam larutan. Hal ini membuktikan bahwa dalam
peristiwa reaksi kimia dapat menimbulkan gas. Selain contoh di atas, kamu juga
dapat mengamati reaksi kimia yang menghasilkan gas pada saat kamu
membuka kaleng minuman berkarbonasi. Nah, agar kamu lebih memahami
bagaimana reaksi kimia dapat menghasilkan gas, lakukanlah kegiatan berikut.
Dari Kegiatan , kamu dapat mengamati bahwa reaksi kimia dapat menghasilkan
produk yang berwujud gas.
Timbulnya gas dalam campuran ini dapat kamu amati karena gas muncul dalam
bentuk gelembung-gelembung.
Contoh lain reaksi kimia yang dapat menimbulkan gas terjadi di tempat las
karbid. Pernahkah kamu melihat proses penyambungan dua buah besi dengan
cara dilas? Biasanya tukang las menggunakan panas untuk melelehkan besi
yang akan disambung. Api yang digunakan oleh tukang las untuk memanaskan
besi yang akan disambung biasanya diperoleh dari gas yang dihasilkan oleh
reaksi antara karbid dengan air. Gas ini bersifat mudah terbakar (flammable).

karbid + air gas (mudah terbakar)

Gas tersebut ditampung dalam tabung sehingga dapat digunakan untuk


menghasilkan api dalam proses penyambungan logam besi. Sekarang, las karbid
ini relatif lebih sedikit digunakan karena sudah tergantikan oleh las listrik. Gas
apakah yang terbentuk dari reaksi kimia? Untuk menguji jenis gas yang
terbentuk dalam reaksi kimia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
seperti berikut.

Antoine Laurent Lavoisier (26


Agustus 1743 - 8 Mei 1794) adalah
seorang ahli kimia Prancis, yang
meletakkan dasar-dasar kimia
modern, termasuk cara penulisan
persamaan reaksi kimia. Lihat Selengkapnya

1. Uji Karbon Dioksida


Uji karbon dioksida (CO2 ) dapat dilakukan dengan mengalirkan gas pada
air kapur atau kalsium hidroksida (Ca(OH)2 ). Jika gas tersebut karbon
dioksida (CO2 ) maka air kapur yang semula jernih menjadi keruh dan
terbentuk endapan putih kalsium karbonat (CaCO 3 ).

2. Uji Oksigen
Uji oksigen dapat dilakukan dengan mendekatkan lidi yang membara di
mulut tabung tempat reaksi. Bila bara makin besar berarti gas tersebut
adalah gas oksigen, tetapi jika bara padam berarti gas yang dihasilkan
adalah karbon dioksida.

3. Uji Hidrogen
Uji hidrogen dilakukan dengan mendekatkan lidi yang menyala di dekat
mulut tabung tempat reaksi. Jika terbentuk gas hidrogen maka akan
terjadi letupanletupan kecil.

Hubungan sistem dengan lingkungan


Pelajaran mengenai panas reaksi dinamakan termokimia yang merupakan bagian
dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu termodinamika. Sebelum
pembicaraan mengenai prisip termokimia ini kita lanjutkan, akan dibuat dulu
definisi dari beberapa istilah. Salah satu dari istilah yang akan dipakai adalah
sistim. Sistim adalah sebagian dari alam semesta yang sedang kita pelajari.
Mungkin saja misalnya suatu reaksi kimia yang terjadi dalam suatu gelas kimia.
Di luar sistim adalah lingkungan. Dalam menerangkan suatu sistim, kita harus
memperinci sifat-sifatnya secara tepat. Diberikan suhunya, tekanan, jumlah mol
dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau gas. Setelah semua variabel ini
ditentukan berarti semua sifat-sifat sistim sudah pasti, berarti kita telah
menggambarkan keadaan dari sistim.

Bila perubahan terjadi pada sebuah sistim maka dikatakan bahwa sistim
bergerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain. Bila sistim diisolasi dari
lingkungan sehingga tak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang
terjadi di dalam sistim adalah perubahan adiabatik. Selama ada perubahan
adiabatik, maka suhu dari sistim akan menggeser, bila reaksinya eksotermik
akan naik sedangkan bila reaksinya endotermik akan turun. Bila sistim tak
diisolasi dari lingkungannya, maka panas akan mengalir antara keduanya, maka
bila terjadi reaksi, suhu dari sistim dapat dibuat tetap. Perubahan yang terjadi
pada temperatur tetap dinamakan perubahan isotermik. Telah dikatakan, bila
terjadi reaksi eksotermik atau endotermik maka pada zat-zat kimia yang terlibat
akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama
dengan perubahan energi potensial ini. Mulai sekarang kita akan menggunakan
perubahan ini dalam beberapa kuantitas sehingga perlu ditegakkan beberapa
peraturan untuk menyatakan perubahan secara umum.

Simbol (huruf Yunani untuk delta) umumnya dipakai untuk menyatakan


perubahan kuantitas. Misalnya perubahan suhu dapat ditulis dengan T, dimana
T menunjukkan temperatur. Dalam praktek biasanya dalam menunjukkan
perubahan adalah dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan
temperatur mula-mula.

T = Takhir - Tmula-mula

Demikian juga, perubahan energi potensial

(Ep) (E.P) = EPakhir - EPawal

Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan
eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari
hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial pereaksi berarti EPakhir lebih
rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga EP mempunyai harga negatif.
Kebalikannya dengan reaksi endoterm, dimana harga EP adalah positif.

Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Peristiwa endoterm (kanan) dan eksoterm (kiri)

Reaksi Eksoterm
Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau
pada reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga H =
negatif ( - )

Contoh :

C(s) + O2(g) CO2(g) + 393.5 kJ ;

H = -393.5 kJ

Reaksi Endoterm
Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi
tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga H = positif ( + )

Contoh :

CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)- 178.5 kJ ; H = +178.5 kJ

Termokimia ppt.

Entalpi
Entalpi, seperti asal kata Yunaninya, berarti kandungan energi pada suatu benda. Jika kita
bayangkan kita melihat sebuah ember yang kita tidak tahu volumenya dan berisi air. Seperti
banyak air yang tidak kita tahu, besar entalpi juga tidak kita ketahui. Namun, jika dari
ambil atau beri air sebanyak satu gayung dari/pada ember tersebut, kita tahu perubahan
isinya. Begitulah kita tahu perubahan entalpi.

Entalpi dilambangkan dengan huruf H (terkadang dengan h). Kita dapat mengetahui
perubahan entalpi pada suatu reaksi dengan:
H = Hproduk - Hreaktan
Dimana semuanya terdapat dalam satuan J atau kal.

Jika kita hubungkan entalpi dengan hukum termodinamika yang pertama, kita akan tahu
bahwa entalpi secara global tidak pernah berubah. Energi hanya bergerak, namun tidak
bertambah atau berkurang. Lebih jauh akan dibahas dalam tulisan Pengayaan Termokimia.

Reaksi Eksoterm dan Endoterm


Reaksi dibagi menjadi dua jenis, sesuai dengan arah perpindahan energi. Mereka adalah : (a)
reaksi eksoterm dan (b) reaksi endoterm. Kita akan membahas yang pertama dahulu.

1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm, adalah kejadian dimana panas mengalir dari sistem ke lingkungan.
Maka, H < O dan suhu produk akan lebih kecil dari reaktan. Ciri lain, suhu sekitarnya akan
lebih tinggi dari suhu awal.
Contoh
C(s)+O2 -> CO2 (g) H=-393.4 kJ mol-1

Diagram reaksi eksoterm berupa:

2. Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah kejadian dimana panas diserap oleh sistem dari lingkungan.
Maka, H > 0 dan suhu sekitarnya turun.
Contoh:

H2(g) + I2(g) -> 2HI(g) H=51.9 kJ mol-1

Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl (s) -> BaCl2(l) + 2NH3(g) + 2H2O(l)

Penguapan Alkohol
Berikut diagram reaksi endoterm:

Reaksi kombinasi
Reaksi kombinasi adalah reaksi di mana dua atau lebih zat bergabung untuk
membentuk zat baru. Reaksi Kombinasi juga bisa disebut reaksi sintesis. Bentuk
umum dari reaksi kombinasi adalah:
A + B AB
Salah satu reaksi kombinasi dua unsur bergabung untuk membentuk senyawa. Logam
natrium padat bereaksi dengan gas klor untuk menghasilkan natrium klorida padat.
2Na + Cl2 2NaCl
Perhatikan bahwa untuk menulis dan menyeimbangkan persamaan dengan benar,
penting untuk diingat tujuh unsur yang ada di alam sebagai molekul diatomik (H2, N2,
O2, F2, Cl2, Br2, dan I2) .

Salah satu jenis reaksi kombinasi yang sering terjadi adalah reaksi dari unsur dengan
oksigen membentuk oksida. Logam dan non logam keduanya bereaksi dengan
oksigen di bawah kondisi yang umum. Magnesium bereaksi dengan cepat dan secara
dramatis saat dinyalakan, penggabungan dengan oksigen dari udara untuk
menghasilkan bubuk halus magnesium oksida.
2Mg + O2 2MgO
Sulfur bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida.
S + O2 SO2
Ketika non logam bereaksi dengan satu sama lain, produk merupakan senyawa
molekuler. Seringkali, reaktan bukan logam dapat bergabung dalam rasio yang
berbeda dan menghasilkan produk yang berbeda. Sulfur juga dapat bergabung dengan
oksigen untuk menghasilkan sulfur trioksida.
2S + 3O2 2SO3
Logam transisi mampu mengadopsi beberapa muatan positif dalam senyawa ion
mereka. Oleh karena itu, sebagian besar logam transisi mampu membentuk produk
yang berbeda dalam reaksi kombinasi. Besi bereaksi dengan oksigen membentuk baik
besi (II) oksida dan besi (III) oksida.
2Fe + O2 2FeO
4Fe + 3O2 2Fe2O3
Ringkasan
Reaksi Kombinasi terjadi ketika dua atau lebih zat bergabung untuk membentuk zat
baru.

Dalam kimia, campuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua
zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (objek tidak menempel
satu sama lain).

Sementara tak ada perubahan fisik dalam suatu campuran, properti kimia suatu
campuran dapat menyimpang dari komponennya seperti titik lelehnya. Campuran
dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis. Campuran dapat bersifat
homogen atau heterogen.

Campuran adalah hasil pencampuran mekanis atau pencampuran zat kimia seperti
elemen dan senyawa, tanpa penyatuan kimia atau perubahan kimia lainnya, sehingga
masing-masing zat mempertahankan properti dan karakteristik kimianya.[1]
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa
kimia.[1] Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai
reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan
elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep
umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer
seperti pada reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk
menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang
dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi
yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

Persamaan
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia. Persamaan reaksi terdiri
dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah
kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah () yang menunjukkan
arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke
arah mana. Tanda panah ganda ( ), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda
arah, digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang, sesuai
dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama dengan jumlah atom
tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan dengan menambahkan angka di
depan tiap molekul senyawa (dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram skema di
bawah) dengan angka kecil (a, b, c dan d) di depannya.[1]

Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya adalah untuk
mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan fase transisi. Beberapa
reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda panahnya; contohnya penambahan
air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga, beberapa produk minor dapat ditempatkan di
bawah tanda panah.

Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam peroksikarboksilat

Analisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis kompleks. Analisis
dimulai dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia yang dipilih menjadi reagen
baru. Tanda panah khusus () digunakan dalam reaksi retro.[7]
Diagram Tingkat Energi Reaksi Eksoterm dan Endoterm Termokimia adalah
cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor atau panas
yang terjadi pada suatu reaksi kimia. Perubahan itu berupa pelepasan dan
penyerapan kalor. Kali ini, kita akan mempelajari jenis perubahan kalor
yang terjadi pada suatu reaksi kimia.

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM


Pernahkah kalian melihat kapur tohor yang disiram dengan air? Apa yang
terjadi?
Jika kalian melihat secara langsung kapur tohor yang disiram dengan air,
kalian akan dapat mengamati terbentuknya asap (gas) serta merasakan
suhu di sekeliling kapur akan bertambah panas. Inilah yang
dinamakan reaksi eksoterm, yaitu reaksi yang disertai pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.

Berkebalikan dengan reaksi eksoterm adalah reaksi endoterm, yaitu reaksi


yang disertai penyerapan kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi ini dapat
diamati saat kita melarutkan asam sitrat atau sitrun, yaitu bahan yang
dipakai untuk memberikan rasa masam dalam pembuatan sirup dan
manisan. Ketika asam sitrat dilarutkan dalam segelas air, kita akan
merasakan bahwa suhu gelas berubah menjadi lebih dingin.

Dalam persamaan reaksi termokimia, jenis perubahan energi yang terjadi


dapat kita lihat dari perubahan entalpinya (H). Reaksi eksoterm memiliki
H berharga negatif, sedangkan reaksi endoterm memiliki H berharga
positif.
Contoh:
Eksoterm: 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H = -483,6 kJ
Endoterm: N2(g) + O2(g) 2NO(g) H = +180,5 kJ

DIAGRAM TINGKAT ENERGI


Salah satu cara untuk menunjukkan perubahan kalor/ entalpi yang terjadi
dalam suatu reaksi kimia adalah dengan menggunakan diagram tingkat
energi.
Dalam diagram tingkat energi, dituliskan reaktan dan besarnya entalpi
yang dimiliki di awal reaksi serta produk dan besarnya entalpi di akhir
reaksi. Selisih entalpi ini menunjukkan banyaknya perubahan entalpi yang
terjadi.

Diagram tingkat energi reaksi eksoterm


Pada diagram tingkat energi reaksi eksoterm, entalpi produk lebih rendah
daripada entalpi reaktan karena sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Contoh:

Diagram tingkat energi reaksi endoterm


Pada diagram tingkat energi reaksi endoterm, entalpi produk lebih tinggi
daripada entalpi reaktan karena sistem menyerap kalor dari lingkungan.
Contoh:

Agar kamu lebih paham, ayo kita kerjakan soal-soal berikut.

Itulah artikel Diagram Tingkat Energi Reaksi Eksoterm dan Endoterm. Semoga bisa
bermanfaat bagi Anda, baca juga artikel terkait lainnya.
Gambar energy aktivasi

Anda mungkin juga menyukai