limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk
kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi.
Kandungan Zn total rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg (Goldschmith, 1954). Mineral-
mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan
wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-mineral smithsonites
(ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4),
dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O (Lindsay, 1972).
Kelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan dengan
menggunakan reaksi keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai parameternya, dan
disebut juga hasil kali kelarutan (solubility product, Ko) (Lahuddin dan Mukhlis, 2007).
Reaksi kimia unsur Zn sangat bervariasi, seperti juga dengan unsur-unsur lain,
tergantung dari bentuk ikatannya, sebagai contoh:
- Zn-tanah + 2H+ Zn++ + 2H-tanah,
Ko = 10 +5,8
= reaksi bolak balik, reaksi keseimbangan
Ko = Konstanta keseimbangan reaksi
[ ] = konsentrasi aktivitas ion, M
Pada reaksi di atas kelihatan bahwa Zn-tanah akan bebas bila ada ion pengganti yaitu
H+, bila H+ meningkat dalam lingkungan reaksi, reaksi cenderung bergerak ke kanan
sehingga Zn++ meningkat. Selanjutnya:
Ko = [Zn++]/[H+]2 = 10+5,8 , log Ko = log [Zn++] – log [H+]2 = log 10+5,8
Log [Zn++] = 5,8 + 2log [H+], log [Zn++] = 5,8 – 2 pH,
Bila pH = 4,5 maka log [Zn++] = 5,8 – 9 = – 3,2, sehingga
log [Zn++] = log 10-3,2 , [Zn++] = 10-3,2 M.
pada pH = 9,0; maka log [Zn++] = 5,9 – 18 = – 12,1, dan log [Zn++] = log 10 – 12,1 ,
maka [Zn++] = 10 – 12,1 M
Kelihatan bahwa pada pH rendah (pH = 4,5) kadar Zn++ lebih tinggi (10-3,2 M)
dibanding dengan kadar Zn++ pada pH = 9,0 (10-12,1 M). Dengan kata lain keasaman
makin tinggi kelarutan Zn tinggi dan sebaliknya pada keasaman rendah kelarutan Zn
rendah. Beberapa reaksi lain sebagai contoh dikemukakan sebagai berikut:
- Reaksi redoks, Zn++ + 2e- Zn (c), Ko = 10-25,80
Pada reaksi redoks ini dibutuhkan sumber donor elektron dari unsur – unsur lain atau
unsur-unsur yang lebih kuat untuk mereduksi Zn++. Kondisi reduktif dapat terjadi
dengan dilakukan penggenangan.
- Mineral willemite, Zn2SiO4 + 4H+ 2Zn++ + H4SiO4,
Ko = [Zn++]2[H4SiO4]/[H+]4 =10 +13,15.
- Hidroksida, Zn(OH)2 + 2H+ Zn++ + 2H2O, Ko = 10 + 12,48
- Hidrolisis, Zn++ + 2H2O Zn(OH)2 + 2H+, Ko = 10 -16,80
- Kompleks Fosfat, Zn++ + H2PO4- ZnHPO4 + H+, Ko = 10-3,90
Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu melalui
polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan fungisida, sehingga
terjadi kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penambahan
logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya terjadi di daerah – daerah industri
peleburan bahan tambang seng.
Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aplikasi limbah ini pada lahan
meningkatkan kadar Zn sampai mencapai maksimum 290–4937 kg Zn/ha, di Eropa
aplikasi terus menerus mencapai 745–4882 kg Zn/ha lahan. Penelitian di Perancis
melaporan bahwa kandungan total Zn meningkat dari 8,1 mg/kg pada petak tanpa
perlakuan menjadi 1074 mg/kg tanah pada petak dengan perlakuan limbah secara
kumulatif (Juste dan Mench, 1992).
Masuknya logam seng ke sungai sebagai akibat dari limpasan air permukaan tanah
yang umumnya disebabkan oleh hujan. Untuk logam seng (Zn) yang berasal dari adisi
limbah industri, umumnya terdapat dalam bentuk Sphalerite (ZnS) dan Smithsonite
(ZnCO3). Sekitar ¾ dari total Zn diperoleh dari pembentukan logam dan masing –
masing komponen Zn tergantung jenis industrinya. Hutagalung (1984) menyatakan
bahwa sumber logam Zn di perairan berasal dari material geokimia yang terbawa atau
ada pada sungai, bahan baku minyak, besi, cat dan sisa-sisa kaleng bekas.
Pada industri tekstil, logam seng dapat berfungsi sebagai bahan kimia tambahan pada
proses penyempurnaan akhir juga untuk pengawetan serat khususnya anti jamur
(fungisida) dan insektisida. Logam seng juga merupakan bagian dari penyusun zat
warna tekstil terutama zat warna dari komplek logam dan pigmen.
Logam seng digunakan untuk melapisi besi atau galvanis (electroplating) untuk
melindungi dari korosi. Seng yang bereaksi dengan uap air dan CO2, membentuk
lapisan tipis Zn(OH)2, ZnCO3, yang tahan korosi. Zn juga banyak digunakan dalam
industri baterai. ZnS digunakan sebagai bahan penyusun jenis pupuk, ZnCl2 pada
industri kertas, ZnO digunakan pada obat salep, cat, dan katalis, serta Zn bacitracine
digunakan sebagai perangsang pada peternakan hewan.
Isotop 65Zn berasal dari reaktor nuklir khususnya pada sistem air pendingin dan dapat
digunakan untuk obat. Zn sebagai limbah radionuklida dari unsur valensi II banyak
berasal dari hasil fisi dalam bahan bakar nuklir maupun hasil aktivasi neutron dalam
reaktor. Limbah yang mengandung radionuklida tersebut dapat dimasukkan kedalam
kategori aktivitas tinggi atau aktivitas rendah dan sedang (Pratomo, 2007).
Pada proses industri barang jadi lateks digunakan logam berat dalam bentuk ZnO
sebagai akselerator proses vulkanisasi karet. Pada proses vulkanisasi barang jadi
lateks digunakan ZnO sebagai akselerator untuk mengontrol proses awal dan laju
vulkanisasi, serta reaksi lanjut antara belerang dengan elastomer. Senyawa ZnO yang
digunakan akan larut pada proses pencucian untuk menghilangkan sisa asam asetat
(koagulan) pada barang jadinya, dan pada akhir proses, ion Zn2+ terbawa dalam
limbah industri barang jadi karet dalam konsentrasi mencapai 300 ppm (Suryabhuana,
2006).
Zn sebagan ZnPto (Zinc pyrithione) juga digunakan dalam produk sampo sebagai
bahan nutrisi bagi rambut untuk mencegah anti ketombe.
Logam Zn umumnya tidak bereaksi dengan molekul ar. Ion pelindung tidak akan
melarutkan lapisan Seng Hidroksida (Zn(OH)2) dengan ion OH terlarut. Reaksi ini dapat
dituliskan :
Zn2+ + 2OH Zn(OH)2(s)
Kelarutan logam seng dalam air dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH yang
cenderung netral, logam seng tidak larut. Kelarutan semakin besar dengan kenaikan
keasaman. Diatas pH 11, kelarutan juga akan mengalami kenaikan. Logam seng
terlarut sebagai ZnOH+(aq) atau Zn2+ (aq). ZnCO3 anionik melarut pada konsentrasi
0.21 g/L, ZnCl2 pada 4320 g/L, ZnO atau Seng Vitriol (ZnSO4.7H2O) pada konsentrsi
580 g/L.
Kelarutan logam Zn dalam air relatif rendah, logam Zn dengan gugusan klorida dan
sulfat mudah terlarut ke dalam sedimen, sehingga logam Zn di perairan banyak
mengendap di dasar. Menurut Bryan dalam Efendi (2000) bahwa pengendapan logam
di perairan terjadi karena adanya anion karbonat, hydroksil dan khlorida.
Uji ekotoksikologi didasarkan pada 50 µg/L nilai PNEC dalam Zn terlarut yang berarti
total konsentrasi berkisar antara 150 – 200 µg/L Zn dalam air. PNEC (Predicted No
Effect Concentration) merupakan representasi dari konsentrasi maksimum yang tidak
mempengaruhi lingkungan. Ada total lima jenis isotop Zn yang stabil dan merupakan
alamiah diantaranya 64Zn, 66Zn, hingga 68Zn sedangkan 50 isotop Zn lainnya
merupakan tidak stabil.
Gembong Abisatya