Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE 3

INDIKATOR
TUJUAN PEMBELAJARAN 3

1. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna


2. Menjelaskan dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan
kesehatan
3. Menjelaskan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan

MATERI

KEISOMERAN SENYAWA HIDROKARBON


Keisomeran senyawa hidrokarbon adalah suatu fenomena karena dua atu lebih senyawa
hidrokarbon memiliki rumus kimia yang sama tetapi memiliki struktur molekul yang berbeda.
Struktur-struktur molekul yang bebrbeda tetapi rumus kimianya sama ini disebut isomer.
Terdapat 4 jenis isomer, yaitu isomer rangka, isomer posisi, isomer fungsi, dan isomer geometri.
Isomer rangka dan isomer posisi sering disebutisomer struktur.

1. Keisomeran Senyawa Alkana

Pada senyawa alkana, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H10 . Jenis
isomernya, yaitu isomer struktur. Perhatikan dua isomer yang dimiliki C4H10 serta titik didihnya.

Cara sistematis mencari jumlah kemungkinan isomer alkana adalah sebagai berikut.

Sebagai contoh kita pilih C6H14.

1)   Mulailah dengan isomer rantai lurus

2)   Kemudian kurangi rantai induknya dengan satu atom karbon dan jadikan cabang. Tempatkan
cabang itu mulai dari atom karbon nomor 2, kemudian ke nomor 3, dan seterusnya hingga semua
kemungkinan habis. Untuk C6H14, hanya ada dua kemungkinan
Sebagaimana Anda lihat, cabang metal tidak dapat ditempatkan pada atom karbon nomor 4,
sebab sama saja dengan penempatan cabang di nomor 2.

3)   Selanjutnya, kurangi lagi rantai induknya. Kini, dua atom atom karbon dijadikan cabang,
yaitu sebagai dimetil atau etil. Sebagai contoh isomer dengan dua cabang metal ada dua
kemungkinan sebagai berikut.

Isomer dengan cabang etil untuk C6H14 tidak dimungkinkan, karena:

Jadi, untuk alkana dengan rumus molekul C6H14 ada 5 kemungkinan isomer.

2. Keisomeran Senyawa Alkena

Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8. Jenis
isomernya, yaitu isomer struktur, isomer fungsi, dan isomer geometri. Perhatikan tiga isomer
struktur yang dimiliki senyawa alkena C4H8.

Alkena dapat mempunyai keisomeran geometri karena mempunyai ikatan rangkap. Contohnya
yaitu keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena, yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
Keduanya mempunyai struktur yang sama, tetapi berbeda konfigurasi. Pada cis-2-butena, kedua
gugus metal terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap, sebaliknya pada trans-2-butena,
kedua gugus metal itu berseberangan.

Alkena akan mempunyai keisomeran geometri jika kedua atom C yang berikatan rangkap
mengikat gugus-gugus yang berbeda.

3. Keisomeran Pada Senyawa Alkuna

Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia C4H6. Jenis
isomernya, yaitu isomer struktur dan isomer fungsi. Pada pembahasan berikut akan dijelaskan
mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6).

REAKSI-REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

1. Reaksi Oksidasi pada Senyawa Hidrokarbon

Suatu senyawa alkana yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air
disebut dengan reaksi pembakaran. Perhatikan persamaan reaksi oksidasi pada senyawa
hidrokarbon berikut.

CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)

Reaksi pembakaran tersebut, pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada senyawa metana
(CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua senyawa tersebut harus
memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa metana
adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa karbon dioksida adalah +4.

Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami oksidasi),
sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.

2. Reaksi Substitusi pada Senyawa Hidrokarbon


Reaksi substitusi merupakan reaksi penggantian gugus fungsi (atom atau molekul) yang terikat
pada atom C suatu senyawa hidrokarbon. Pada reaksi halogenasi alkana, atom hidrogen yang
terikat pada atom C senyawa alkana digantikan dengan atom halogen. Ketika campuran metana
dan klorin dipanaskan hingga 100°C atau radiasi oleh sinar UV maka akan dihasilkan senyawa
klorometana, seperti reaksi berikut.

CH4(g) + Cl2(g)       →       CH3Cl(g) + HCl(g)

Jika gas klorin masih tersedia dalam campuran, reaksinya akan berlanjut seperti berikut.

CH3Cl(g) + Cl2(g)     ⎯⎯⎯ →     CH2Cl2(g) + HCl(g)

CH2Cl2(g) + Cl2(g)     ⎯⎯⎯ →     CHCl3(g) + HCl(g)

CHCl3(g) + Cl2(g)     ⎯⎯⎯ →     CCl4(g) + HCl(g)

Reaksi substitusi tersebut digunakan dalam pembuatan senyawa diklorometana. Jika reaksi
dilakukan pada senyawa etana, reaksi akan menghasilkan dikloroetana. Diklorometana
digunakan untuk pengelupasan cat, sedangkan triklorometana digunakan untuk dry–clean.

3. Reaksi Adisi pada Senyawa Hidrokarbon

Jika senyawa karbon memiliki ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkap tiga (alkuna) dan pada
atom-atom karbon tersebut berkurang ikatan rangkapnya, kemudian digantikan dengan gugus
fungsi (atom atau molekul). Reaksi tersebut dinamakan  reaksi adisi. Perhatikan reaksi antara 1-
propena dengan asam bromida menghasilkan 2-bromopropana sebagai berikut.

Hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua atau rangkap tiga merupakan senyawa tak jenuh.
Pada senyawa tak jenuh ini memungkinkan adanya penambahan atom hidrogen. Ketika suatu
senyawa tak jenuh direaksikan dengan hidrogen halida maka akan menghasilkan produk tunggal.

Aturan Markovnikov: adisi asam terhadap alkena yang tak simetri, atom H akan mengikat
atom H lebih banyak.

4. Reaksi Eliminasi pada Senyawa Hidrokarbon

Reaksi eliminasi merupakan reaksi kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi eliminasi melibatkan
pelepasan atom atau gugus atom dari sebuah molekul membentuk molekul baru. Contoh reaksi
eliminasi adalah eliminasi etil klorida menghasilkan etena dan asam klorida.
C2H5Cl(aq) → C2H4(aq) + HCl(aq)

Reaksi eliminasi terjadi pada senyawa jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap) dan menghasilkan
senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap).

LATIHAN

1. Senyawa C7H16 memiliki 9 isomer. Tuliskan rumus struktur isomer-isomernya dan tata
nama masing-masing isomer
2. Tentukan jumlah isomer dari senyawa berikut.
a. C6H12
b. C6H10
c. C5H10
3. Jelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada alkane, alkena dan alkuna

DAMPAK PEMBAKARAN SENYAWA HIDROKARBON

Pembakaran bahan bakar minyak akan menghasilkan gas-gas sisa pembakaran. Kandungan
utama bahan bakar minyak adalah hidrokarbon, serta sedikit senyawa belerang, nitrogen dan
oksigen. Pembakaran sempurna hidrokarbon dalam minyak bumi menghasilkan karbon
dioksida dan uap air. Sementara itu pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan partikel
padat yang dikenal dengan asap dan berisi butiran-butiran halus dari karbon (jelaga), karbon
monoksida, karbon dioksida, dan uap air.

Bensin merupakan salah satu hasil pengolahan minyak bumi yang kandungan utamanya adalah
oktana (C8H18).

Bensin dibakar sempurna dapat terjadi reaksi:

2C8H18(l) + 25O2(g) → 8CO(g) + 8CO2(g) + 18H2O(g) …….(1)

Pada pembakaran tidak sempurna dapat terjadi reaksi:

2C8H18(l) + 21O2(g) → 8CO(g) + 8CO2(g) + 18H2O(g) …….(2)

Atau

2C2H18(l) + 15O2(g) → 8C(s) + 4CO(g) + 4CO2(g) + 18H2O(g) ………..(3)

Jika kita perhatikan reaksi pembakaran sempurna (reaksi 1) dan tidak sempurna (reaksi 2 dan 3),
dapat disimpulkan bahwa pembakaran dapat berlangsung sempurna atau tidaknya, ditentukan
oleh perbandingan jumlah (volume) bensin (C8H18) dengan volume gas oksigen (O2). Semakin
terbatas jumlah oksigen, semakin tidak sempurna pembakaran yang terjadi, dan semakin banyak
jelaga (C) yang dihasilkan.
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global, sedangkan gas karbon monoksida akan berikatan dengan
hemoglobin sehingga mengganggu fungsi hemoglobin dalam mengikat oksigen. Akibatnya, pada
kadar tertentu dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, jelaga merupakan serbuk halus dari
karbon (C) yang jika terhirup dapat merusak alat pernafasan.
Selain gas karbon dioksida dan karbon monoksida, dampak pembakaran bahan bakar
dalam mesin kendaraan bermotor dapat menghasilkan gas belerang dioksida (SO 2) karena di
dalam minyak bumi terdapat senyawa belerang, serta gas oksida nitrogen (NOx) karena untuk
membakar bahan bakar (bensin) dalam mesin digunakan udara sebagai sumber oksigen dan
udara mengandung gas nitrogen.

Belerang dari minyak bumi dapat teroksidasi menjadi gas belerang dioksida (SO2)
S(s) + O2(g) → SO2(g)
Ketika di udara gas SO2 ini dapat teroksidasi mejadi gas SO3
SO2(g) + O2(g) → SO3(g)
Gas SO3 ini sangat mudah bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat, sehingga gas SO 3 ini
dapat menyebabkan hujan asam.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Pada suhu tinggi, di dalam mesin kendaraan bermotor dapat terjadi reaksi antara nitrogen dan
oksigen.
N2(g) + O2(g) → NOx(g)
Gas oksida nitrogen dalam kadar tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata sehingga
menyebabkan mata perih dan merah. Selain itu, dampak pembakaran bahan bakar yang
menghasilkan gas oksida nitrogen merupakan salah satu gas penyebab terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang berdampak pada pemanasan global (peningkatan suhu bumi).

Anda mungkin juga menyukai