Anda di halaman 1dari 32

BAB Senyawa Hidrokarbon

4
Dan Minyak Bumi

PR KIMIA kelas 11 semester 1


A. Senyawa Hidrokarbon
1. Kekhasan Atom Karbon dalam Membentuk Senyawa Hidrokarbon
Atom C Mempunyai Empat Elektron Valensi.

Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk ikatan dengan unsur logam maupun nonlogam.

Jari-Jari Atom C Relatif Kecil.


Atom C Dapat Membentuk Rantai Karbon.
Contoh C4H10 dapat membentuk dua rumus struktur berikut.

Rantai lurus ( n-butana) Rantai bercabang (isobutana)


2. Posisi Atom Karbon
Berdasarkan jumlah atom karbon lain yang terikat pada atom karbon induk, posisi atom karbon
dibedakan menjadi empat. Keempat posisi atom karbon tersebut sebagai berikut.
a. Atom C primer (1°) adalah atom karbon yang mengikat satu atom C lain.
b. Atom C sekunder (2°) adalah atom karbon yang mengikat dua atom C lain.
c. Atom C tersier (3°) adalah atom karbon yang mengikat tiga atom C lain.
d. Atom C kuarterner (4°) adalah atom karbon yang mengikat empat atom C lain.

Atom C primer ditunjukkan oleh atom C nomor


1, 4, 6, 9, dan 11.
Atom C sekunder ditunjukkan oleh atom C nomor
2, 5, 8, dan 10.
Atom C tersier ditunjukkan oleh atom C nomor 3.
Atom C kuarterner ditunjukkan oleh atom C
nomor 7.
3. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
Berdasarkan Jenis Ikatan

1) Hidrokarbon Jenuh 2) Hidrokarbon Tidak Jenuh

Hidrokarbon jenuh adalah senyawa Hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon
hidrokarbon yang memiliki ikatan tunggal. yang memiliki ikatan rangkap, baik rangkap dua atau
rangkap tiga.

n- butana
2- butena

Berdasarkan Bentuk Rantai karbon

1) Hidrokarbon Alifatik 2) Hidrokarbon Siklik


Hidrokarbon alifatik merupakan senyawa Hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon yang
hidrokarbon dengan rantai karbon terbuka. memiliki bentuk rantai karbon tertutup atau melingkar
Hidrokarbon alifatik dikelompokkan menjadi
alifatik jenuh dan alifatik tidak jenuh.
3) Hidrokarbon Aromatik

Hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang terdiri atas enam atau lebih atom C yang berstruktur cincin dan
mengandung ikatan jenuh serta tidak jenuh. Ikatan jenuh dan tidak jenuh terletak berselang-seling (terkonjugasi).
4. Alkana, Alkena, dan
Alkuna
a. Alkana (CnH2n+2)

1). Tata Nama Gugus alkil adalah senyawa alkana yang


Alkana kehilangan satu atom H

Deret senyawa karbon dengan gugus fungsi sama dan mempunyai selisih satu CH 2 dengan suku sebelumnya
disebut deret homolog
Contoh Penamaan Alkana

a. Alkana Rantai Lurus (Tidak Bercabang)


Alkana diberi nama sesuai jumlah atom C-nya dan diberi awalan n-. (n = normal, tidak bercabang)

b. Alkana Rantai Bercabang


1. Nama alkana dipilih berdasarkan rantai C terpanjang (rantai utama/rantai induk).
2. Atom-atom C yang terletak di luar rantai utama merupakan cabang atau gugus alkil.
3. Penomoran atom C pada rantai utama dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang

Kembali ke menu
4. Apabila cabangnya terdiri atas dua atau lebih gugus alkil yang sama, nomor setiap cabang alkil
dituliskan dan dipisahkan tanda koma (,), lalu diikuti nama alkil dengan diberi awalan sesuai jumlah
gugus alkilnya (misal di- = dua, tri- = tiga, dan tetra- = empat), kemudian diikuti nama rantai
utamanya.

5. Apabila cabangnya terdiri atas gugus alkil yang berbeda, penulisan nama cabang diurutkan berdasarkan
abjad.
2). Isomer Alkana

Isomer kerangka Isomer kerangka adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi
kerangka rantai karbonnya berbeda.

Contoh: Isomer n-pentana antara lain 2-metilbutana dan 2,2-dimetilpropana.


3). Sifat-Sifat Alkana

Sifat fisika
Sifat Kimia
1) Tidak larut dalam air.
1) Sukar bereaksi dengan zat
2) Makin besar Mr, titik leleh dan titik
pengoksidasi atau
didihnya makin tinggi.
pereduksi.
3) Dalam jumlah atom C sama, makin
2) Dapat bereaksi dengan
banyak jumlah cabang makin rendah
oksigen melalui reaksi
titik didihnya.
pembakaran.
4) C1 - C4 berwujud gas, C5 - C17
berwujud cair, dan C18 ke atas
berwujud padat.
4). Pembuatan Alkana

1. Mereaksikan aluminium karbida dengan air.


Al4C3(s) + 12H2O(l) → 3CH4(g) + 4Al(OH)3(aq)

2. Mereaksikan alkena dengan gas hidrogen.


CnH2n(g) + H2(g) → CnH2n+2

3. Sintesis Wurtz.
2CH3Cl(aq) + Na(s) → CH3 - CH3(g) + 2NaCl(aq)

4. Sintesis Grignard.
C2H5MgI(aq) + H2O(l) → CH3 - CH3(g) + MgOHI(aq)

5. Sintesis Dumas.
b. Alkena (CnH2n)

1) Tata Nama Alkena

Alkena Aturan penamaan alkena sama dengan penamaan alkana, hanya akhiran -ana diganti dengan -ena.

Contoh:

Jika alkena mengandung dua ikatan rangkap dua, diberi


nama dengan akhiran -diena. Jika mengandung tiga ikatan
rangkap dua, dinamakan -triena, dan seterusnya.
2) Isomer Alkena

1) Isomer posisi 2) Isomer kerangka

Senyawa alkena yang mempunyai rumus Senyawa alkena yang mempunyai rumus molekul
molekul sama, tetapi letak ikatan rangkap sama, tetapi rumus struktur (letak gugus cabang)
dua berbeda. berbeda.

3) Isomer geometri/ruang (cis-trans)

Senyawa alkena yang gugus-gugus alkil atau atom yang sama pada atom C ikatan rangkap terletak pada sisi
yang sama.
3) Sifat-Sif at Alkena

Sifat fisika
Sifat Kimia
1) Tidak larut dalam air.
1) Dapat bereaksi dengan oksigen.
2) Makin besar Mr, titik leleh dan titik
2) Lebih reaktif daripada alkana.
didihnya makin tinggi.
3) Dapat mengalami reaksi
3) Pada suhu kamar, tiga suku pertama
polimerisasi.
alkena (C2 – C4) berwujud gas, alkena
4) Dapat dioksidasi dengan KMnO4
dengan jumlah atom C5 – C17 berwujud
menghasilkan senyawa glikol.
cair, sedangkan alkena dengan jumlah
atom > C17 berwujud padat.
4) Pembuatan Alkena

1) Pemanasan alkana pada suhu 500oC dengan katalis Cr2O3 atau Al2O3.

2) Mereaksikan monohaloalkana dengan KOH dalam alkohol.

3) Memanaskan alkohol dengan H2SO4 pekat pada suhu 170–180oC.

4) Eliminasi alkana.
c. Alkuna (CnH2n - 2)

1) Tata Nama Alkuna

Alkuna Aturan penamaan alkuna sama dengan penamaan alkana, hanya akhiran -ana diganti
dengan -una.
2) Isomer Alkuna

Jenis keisomeran alkuna adalah isomer posisi dan isomer kerangka. Alkuna tidak memiliki isomer geometri.

1-pentuna dan 2-pentuna merupakan isomer posisi

1-pentuna dan 3-metil-1-butuna merupakan isomer kerangka


3) Sifat-Sifat Alkuna

Sifat Fisika
1) Tiga suku alkuna pertama (C2–C4)
Sifat Kimia
berwujud gas, delapan anggota alkuna Alkuna mudah mengalami reaksi
selanjutnya (jumlah atom C5–C15) pemutusan ikatan rangkap tiga menjadi
berwujud cair, dan alkuna dengan ikatan rangkap dua, lalu menjadi ikatan
jumlah atom C ≥ 16 berwujud padat. tunggal. Reaksi ini dinamakan reaksi
2) Kerapatannya kecil. adisi.
3) Tidak larut dalam air.
4) Titik didih alkuna lebih tinggi daripada
alkena dengan jumlah atom karbon
sama.
4) Pembuatan Alkuna

Alkuna dibuat dengan memanaskan campuran dihaloalkana dengan KOH.


a. Reaksi Adisi c. Reaksi Substitusi

5. Reaksi-Reaksi
pada Senyawa
Hidrokarbon

b. Reaksi Eliminasi d. Reaksi Oksidasi


a. Reaksi Adisi

Reaksi adisi adalah reaksi penambahan suatu atom pada ikatan rangkap, baik ikatan rangkap dua maupun
ikatan rangkap tiga sehingga terjadi pemutusan ikatan.

a. Reaksi hidrogenasi (adisi dengan hidrogen ) c. Hidrohalogenasi (adisi dengan asam halida)

b. Halogenasi (adisi dengan halogen)


Dalam molekul yang lebih kompleks berlaku aturan
Markovnikov. Aturan Markovnikov menyatakan bahwa
dalam reaksi adisi alkena dengan HX (X = atom halogen),
atom H dari HX akan terikat pada atom C ikatan rangkap
yang mengikat atom hidrogen lebih banyak dan atom X
dari HX akan terikat pada atom C rangkap yang mengikat
atom hidrogen lebih sedikit.
Contoh:

d. Hidrasi (adisi dengan air)

Reaksi adisi juga dapat terjadi pada alkuna.


b. Reaksi Eliminasi

a. Reaksi Dehidrohalogenasi

b. Reaksi Dehidrasi

c. Reaksi Dehidrogenasi
c. Reaksi Substitusi

Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom yang diikat.

Reaksi halogen dan alkana dengan rantai yang lebih panjang akan menghasilkan
campuran isomer-isomer. Pada reaksi ini atom H yang terikat pada atom C
sekunder lebih mudah disubstitusi daripada atom H yang terikat pada atom C
primer. Demikian juga dengan atom H pada atom C tersier lebih mudah
disubstitusi daripada atom H yang terikat pada atom C sekunder. Oleh karena
itu, produk halogen yang terikat pada atom C sekunder lebih banyak daripada
produk halogen yang terikat pada atom C primer.
d. Reaksi Oksidasi

• Reaksi oksidasi merupakan reaksi senyawa karbon dengan oksigen yang berupa reaksi pembakaran.
• Reaksi pembakaran dapat berupa reaksi pembakaran sempurna (dengan cukup oksigen) dan reaksi pembakaran
tidak sempurna (tidak cukup oksigen).
B. Minyak Bumi & Dampak Pebakaran Bahan Bakar
1. Pengolahan Minyak Bumi

Tahapan pengolahan minyak mentah dilakukan dalam dua


tahap sebagai berikut.
a. Desalting
Desalting adalah proses penghilangan kotoran atau garam
yang terdapat dalam minyak mentah.
b. Distilasi bertingkat
Distilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen
minyak mentah berdasarkan perbedaan titik didih.

c. Proses treating
Proses lanjutan setelah distilasi bertingkat.

Tempat-tempat pengilangan minyak


di Indonesia
Proses Treating

1. Cooper sweetening
proses menghilangkan
pengotor yang berbau
tidak sedap.

2. Acid treatment
proses menghilangkan
lumpur-lumpur yang
masih menempel pada
fraksi minyak bumi.

3. Desulfuring
Proses menghilangkan
unsur belerang.
Bagan distilasi bertingkat pada proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi:
Tabel Fraksi-Fraksi Hasil Pengolahan Minyak Bumi
dan Kegunaannya
3. Dampak Pembakaran Bahan Bakar

logam berat karboksi-


→ berbahaya Timbal gas CO hemoglobin

iritasi mata
dan Hidro- Hasil membentuk
gas SOx asam sulfat
gangguan karbon pembakaran ↓
saluran (HC) bahan bakar hujan asam
pernapasan

gas CO2 gas NOx


membentuk
efek rumah asam nitrat
kaca ↓
hujan asam

Anda mungkin juga menyukai