Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas 1B
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Teori
Belajar Menurut Kolb, Honey dan Mumford" dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkah bagi Baginda Agung Rasulullah SAW
yang telah membimbing kita ke jalan yang lurus. Semoga kita mendapatkan syafaatnya kelak
di hari akhir.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. H. Muhammad Makki, M.Pd. selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran karena telah memberikan tugas ini
sehingga kami dapat menambah wawasan serta pengalaman kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun,
Mataram, 03 November 2021
Kelompok Satu
Halaman | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
Halaman | 2
Halaman | 3
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mempunyai pengertian yag sangat umum dan luas, boleh kita katakan
bahwa sepanjang kehidupan seseorang selalu mengalami proses belajar.
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam
suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori belajar, secara umum
teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran, yang dimana kali ini
akan di bahas tentang humanistik.
Pada dasarnya kata “humanistik” merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak
makna sesuai dengan konteksnya. Misalnya, humanistik dalam wacana keagamaan berarti
tidak percaya adanya unsur supranatural atau nilai transendental serta keyakinan manusia
tentang kemajuan melalui ilmu dan penalaran.
Di sisi lain humanistik berarti minat terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang tidak
bersifat ketuhanan. Sedangkan humanistik dalam tataran akademik tertuju pada
pengetahuan tentang budaya manusia, seperti studi-studi klasik mengenai kebudayaan
Yunani dan Roma (Roberts, 1975).
Teori pendidikan humanistik yang muncul pada tahun 1970-an bertolak dari tiga
teori filsafat, yaitu: pragmatisme, progresivisme dan eksistensisalisme. Ide utama
pragmatisme dalam pendidikan adalah memelihara keberlangsungan pengetahuan dengan
aktivitas yang dengan sengaja mengubah lingkungan (Dewey, 1966).
Halaman | 4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak
mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu
mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa proses belajar
dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri.
Pengertian tersebut juga berlaku jika teori ini diterapkan di kegiatan pembelajaran.
Artinya, pengertian teori belajar humanistik bisa disamakan dengan pengertian teori
pembelajaran humanistik.
Teori Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-
pengalaman mereka sendiri.
Teori belajar Humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang filsafat,
teori keperibadian, dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar.Teori ini
sangat mementingkan isi yang dipelajari dibanding proses belajar itu sendiri. Adapun
yang termasuk golongan aliran humanistik adalah David Kolb, Honey, Mumford,
Hubermas, Bloom dan Krathwohl.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori humanistik ?
2. Bagaimana teori humanistik menurut para ahli ?
3. Seperti apa prinsip teori humanistik ?
4. Bagaimana cara mengimplementasi teori humanistic
Halaman | 5
C. TEORI BELAJAR HUMANISTIK MENURUT AHLI
Jadi gaya belajar model kolb ini ialah gaya belajar yang melibatkan pengalaman
baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan
menggunakan teori untuk memecahkan masalah.
Sementara itu, Kolb membagi tahapan belajar dalam empat tahap, yaitu sebagai
berikut:
Halaman | 6
a. Pengalaman Konkret
Merupakan tahap paling awal, yakni seseorang mengalami sesuatu peristiwa
sebagaimana adanya (hanya merasakan, melihat, dan menceritakan kembali
peristiwa itu). Dalam tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran tentang
hakikat peristiwa tersebut, apa yang sesungguhnya terjadi, dan mengapa hal itu
terjadi. Pada tahap ini, seorang siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu
kejadian, ia belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi
seperti itu. Inilah yang terjadi pada tahap awal proses belajar.
b. Pengamatan Aktif Dan Reflektif
Pada tahap ini sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami, mencari
jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan- pertanyaan
bagaimana peristiwa terjadi, dan mengapa terjadi. Siswa lambat laun mampu
mengadakan pengamatan aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha
memikirkan dan memahaminya.
c. Konseptualisasi
Pada tahap ini seseorang sudah berupaya membuat sebuah abstraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang
menjadi objek perhatian. Siswa mulai belajar membuat abstraksi atau “teori”
tentang hal yang pernah diamatinya. Pada tahapan ini siswa diharapkan sudah
mampu untuk membuat aturan-aturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh
kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda tetapi mempunyai landasan aturan
yang sama.
d. Eksperimentasi aktif
Pada tahap ini sudah ada upaya melakukan eksperimen secara aktif, dan
mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata. Siswa sudah mampu
mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru. Dalam dunia
matematika, misalnya siswa tidak hanya memahami asal-usul sebuah rumus, tetapi
Halaman | 7
ia juga mampu memakai rumus tersebut untuk memecahkan suatu masalah yang
belum pernah ia temui sebelumnya.
Menurut Kolb, siklus belajar semacam itu terjadi secara berkesinambungan dan
berlangsung diluar kesadaran siswa. Meskipun dalam teorinya dapat dibuat garis tegas
antara tahap satu dengan tahap lainnya, namun seringkali terjadi begitu saja, sulit
ditentukan kapan beralihnya.
Tokoh teori humanistik lainnya adalah Honey dan Mumford. Pandangan- nya
tentang belajar diilhami oleh pandangan Kolb. Honey dan Mumford menggolong-
golongkan orang yang belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu
kelompok aktivis, golongan reflektor, kelompok teoritis dan golongan pragmatis.
Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok
lainnya. Karakteristik yang dimaksud adalah:
a. Aktivis
Orang dengan gaya belajar aktivis lebih suka learning by doing, belajar
sambil praktik. Sehingga, dengan pemahaman teori, orang dengan gaya belajar
Halaman | 8
aktivis ini belum tentu paham betul. Orang dengan gaya belajar aktivis
cenderung memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan suka mencari
pengalaman baru. Cara belajar yang cocok untuk aktivis yaitu melalui problem
solving, diskusi kelompok atau bahkan berkompetisi dengan temannya.
Saat belajar, orang pragmatis lebih suka dengan soalsoal berupa problem
solving atau studi kasus. Miripmirip dengan gaya belajar aktivis. Bedanya,
aktivis bergerak dengan pemahaman teori yang belum mantap.
Halaman | 9
Tipe siswa pragmatis:
1. Lebih pada aspekaspek praktis dari segala hal
2. Lebih mengutamakan praktik (tidak hanya teori)
d. Reflektor
Orang dengan gaya belajar ini lebih suka mengamati dan menganalisis.
Sebelum mereka mengambil keputusan atau kesimpulan, mereka akan
mengumpulkan data, bertanya dan diskusi agar mereka bisa mendapatkan
banyak sudut pandang. Baru, setelah itu mereka bisa mengambil keputusan.
Itulah beberapa teori gaya belajar menurut Honey dan Mumford. Nah,
supaya kamu bisa tahu pas dengan gaya belajar yang mana, caranya gampang.
Kamu bisa coba test gaya belajar Honey dan Mumford dengan mengisi
kuisioner yang terdiri dari 80 pertanyaan. Terus, kamu bisa langsung cek deh
gaya belajarmu masuk ke mana.
Halaman | 10
sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku.
Halaman | 11
Dalam teori humanistik ini di dalam pendekatanya siswa tidak hanya mendengarkan
guru dalam menyampaikan materi, tetapi siswa juga di tuntun dalam mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya.
Implikasi teori humanistik dalam proses pembelajaran sering dikritik karena cukup
sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Akan tetapi karena sifatnya yang ideal,
yaitu memanusiakan manusia, maka teori humanistik mampu memberikan arah terhadap
semua komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Halaman | 12
2. Peserta didik perlu di hindarkan dari tekanan pada lingkungan sehingga mereka
merasa aman untuk belajar lebih mudah dan bermakna.
3. Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuanya agar
peserta didik mendapatkan pengalaman belajar.
4. Pendidik harus menfasilitasi peserta didiknya dengan memberikan sumber belajar
yang mendukung.
Halaman | 13