Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG:
Teori belajar menurut Kolb,Honey dan Mumford
“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Dosen Pembimbing : Bapak Dr.Muhammad Makki M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1 (satu)

Nama Kelompok:
 GITA HERAWATI
 HABIBURRAHMAN
 HEDIATI UTAMI
 HERA SUKMAWATI
 HETY HENI HANDAYANI
 GITA QURATAINI

FAKULTAS FKIP – PRODI PGSD (S1)


UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga makalah ini dapat disusun dengan selesai. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang membahas mengenai Teori belajar
menurut Kolb,Honey dan Mumford.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak sehingga makalah dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta masukan
demi perbaikan pembuatan makalah untuk yang akan datanng. Penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Mataram, 26 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................2

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Menurut David A. Kolb...........................................................................3

B. Teori Belajar Menurut Honey dan Mumford.................................................................7

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................10

B. Daftar Pustaka................................................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum atau kolaborasi antara prinsip-prinsip
yang saling berhubungan. Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar. Ada tiga
perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme.

Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan
utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan
menjadi teori tersendiri. Namun hal ini tidak perlu kita perdebatkan, yang lebih penting untuk kita pahami
adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk
kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Proses belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu berkaitan. Belajar bukan
hanyamengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh
orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Selain itu, belajar sering juga dimaknai
sebagai adanya perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan mutakhir
yang didukung oleh hasil kajian neurofisiologi dan neuropsikologimakna belajar lebih luas yakni
melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar, danmengembangkan pemahaman serta
meningkatkan penguaasaan keterampilan dalam proses pembelajaran.Istilah pembelajaran lebih
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi untuk kebutuhan belajar, dimana peserta didik difasilitasi
untuk dapat berkreativitas secara individual maupunkelompok dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang,disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar pesertadidik. Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran
yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni Proses pembelajaran
dewasa ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menempatkan peserta didik
sebagai pusat kegiatan atau subjek belajar. Seiringdengan hal ini, perkembangan teknologi yang sangat
pesat semakin mempermudah peserta didik dalam belajar. Kemajuan teknologi harus mampu
dimanfaatkan guna meningkatkan hasil belajar,tanpa melupakan prinsip-prinsip belajar.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar?

2. Bagaimana cara belajar menurut teori belajar David A.Kolb?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori belajar menurut David A.Kolb?

4. Bagaimana cara belajar menurut teori belajar Honey dan Momford?

5. Bagaiman pengimplikasian teori belajar menurut Honey dan Momford?

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar kita bisa memahami arti dari teori belajar

2. Supaya kita dapat mengetahui teori belajar menurut David A.Kolb

3. Agar kita dapat mengetahui teori belajar menurut Honey dan Momford

4. Supaya kita dapat mengetahui perbedaan pendapat dari dua teori tersebut

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Menurut David A.Kolb

David A. Kolb lahir pada tahun 1939. dan ia dibesarkan di kota New York.

Ia memperoleh gelar sarjana pada tahun 1961 dari Knox College. Dia kemudian melanjutkan untuk
mendapatkan gelar Ph.D. dalam psikologi sosial dari Universitas Harvard. Hari ini, dia adalah Profesor
Perilaku Organisasi dalam Weatherhead School of Management di Case Western Reserve University.

Teori Belajar Menurut David A. Kolb


David Kolb adalah seorang filosof yang beraliran HUMANISTIK. Dimana aliran ini lebih melihat pada
sisi perkembangan manusia. Pendekatan ini melihat kejadian, yaitu bagaimana manusia membangun
dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan yang bersifat positif ini yang disebut sebagai
potensi manusia. Dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajaran pada
pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif ini erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat pada domain afektif.

David A. Kolb adalah seorang psikolog Amerika dan teori pendidikan. Ia paling dikenal karena
penelitian gaya belajar dan belajar pengalaman. Menurut Kolb, experiential learning adalah suatu proses
dimana pengetahuan hasil dari kombinasi yang berbeda dari menangkap dan mentransformasikan
pengalaman. Kita dapat memahami pengalaman dengan dua cara yang berbeda, melalui pengalaman
konkret dan konsep abstrak. Kita kemudian dapat mengubah pengalaman dalam dua cara, melalui
pengamatan reflektif atau percobaan aktif.
Gaya belajar model David A. Kolb terimplisit dalam resource based learning (belajar berdasarkan
sumber) yang mengajak siswa melakukan observasi untuk memecahkan masalah. Menurut David Kold
(dalam Nasution 2005:111), “Gaya belajar model Kolb ialah gaya belajar yang melibatkan pengalaman
baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk
memecahkan masalah”.

3
David Kolb mengemukakan adanya empat kutub yang terlihat diatas, (a-b) kecenderungan seseorang
dalam proses belajar, kutub-kutub tersebut yang dikutip dari (http//www.pdf reaserch.com). Antara lain:

a. Kutub Perasaan/FEELING (Concrete Experience)


Anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan
relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar, anak cenderung
lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
b. Kutub Pemikiran/THINKING (Abstract Conceptualization)
Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis,
dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, anak akan
mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
c. Kutub Pengamatan/WATCHING (Reflective Observation)
Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara
dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses belajar,
anak akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat.
d. Kutub Tindakan/DOING (Active Experimentation)
Anak belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas,berani
mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, anak akan
menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan
prestasinya.

Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu
saja dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu
kecenderungan atau orientasi belajar. Empat kutub di atas membentuk empat kombinasi gaya belajar.
Pada model di atas, empat kombinasi gaya belajar diwakili oleh angka I hingga IV, dengan penjelasan
seperti di bawah ini:
1. Gaya Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching). Anak dengan tipe Diverger unggul
dalam melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap
situasi adalah "mengamati" dan bukan "bertindak". Anak seperti ini menyukai tugas belajar yang
menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide (brainstorming), biasanya juga menyukai isu budaya serta suka
sekali mengumpulkan berbagai informasi.

4
2. Gaya Assimillator
Kombinasi dari berpikir dan mengamati (thinking and watching). Anak dengan tipe Assimilator memiliki
kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi serta merangkumkannya dalam suatu format yang
logis, singkat, dan jelas. Biasanya anak tipe ini kurang perhatian pada orang lain dan lebih menyukai ide
serta konsep yang abstrak, mereka juga cenderung lebih teoritis.
3. Gaya Converger
Kombinasi dari berfikir dan berbuat (thinking and doing). Anak dengan tipe Converger unggul dalam
menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-
tugas teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
4. Gaya Accomodator
Kombinasi dari perasaan dan tindakan (feeling and doing). Anak dengan tipe Accommodator memiliki
kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka
membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka
cenderung untuk bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis. Dalam
usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan
masukan/informasi) dibanding analisa teknis.

Menyimak berbagai gaya belajar di atas, sebagai guru perlu kiranya kita tetap sensitif terhadap
strategi belajar kita sendiri, yang mungkin sama atau sama sekali berbeda dengan orientasi belajar peserta
didik di kelas. Perbedaan itu dapat menimbulkan kesulitan dalam kegiatan belajar-mengajar (dalam
interaksi, komunikasi, kerjasama, dan penilaian). Jika mengajar kita pahami sebagai kesempatan
membantu peserta didik untuk belajar, maka kita harus berusaha membantu mereka memahami "Style of
Learning"nya, dengan tujuan meningkatkan segi-segi yang kuat dan memperbaiki sisi-sisi yang lemah
dari padanya.
Pada tahap paling dini dalam proses belajar, seorang siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami
suatu kejadian. Dia belum mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian tersebut. Dia pun belum
mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu. Ini lah yang terjadi pada tahap
pertama proses belajar. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Pada tahap kedua, siswa tersebut lambat laun mampu mengadakan observasi aktif terhadap
kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya. Inilah yang kurang lebih terjadi pada
tahap pengamatan aktif dan reflektif. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau ”teori” tentang suatu hal yang
pernah diamatinya. Pada tahap ini, siswa diharapkan sudah mampu untuk membut aturan-aturan umum

5
(generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda, tetapi mempunyai
landasan aturan yang sama. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Pada tahap akhir (eksperimentasi aktif), siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum
ke situasi yang baru. Dalam dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami ”asal-usul” sebuah
rumus, tetapi ia juga mampu memakai rumus tersebut untuk memecahkan suatu masalah yang belum ia
temui sebelumnya. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Menurut David A. Kolb, siklus belajar semacam itu terjadi secara berkesinambungan dan
berlangsung diluar kesadaran siswa. Dengan kata lain, meskipun dalam teorinya kita mampu membuat
garis tegas antara tahap satu dengan tahap lainnya, namun dalam praktik peralihan dari satu tahap ke
tahap lainnya itu seringkali begitu saja, sulit kita tentukan kapan beralihnya. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Dari teori yang diungkapkan oleh Kolb menunjukkn bahwa anak dapat melakukan proses pemahaman
terhadap teks dan konteks yang ada dihadapannya dapat diserap dengan baik, bila teks dan konteks yang
disodorkan semakin konkrit. Anak-anak masih sulit memahami teks maupun konteks secara abstrak,
walaupun secara bertahap mereka mulai dapat memahmi hal-hal yang abstrak dan membuat konsep-
konsep sederhana.

Implementasi Teori Kolb Terhadap Pendidikan di Indonesia

Guru sebagai fasilitator memberikan perhatian kepada siswa. Sebagai fasilitator merupakan cara untuk
memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari
beberapa guidenes (petunjuk), diantaranya: Fasilitator membantu, mengatur, mengarahkan, dan
pengambil prakarsa dalam proses pembelajaran dan implikasi (side effect) dari hasil pembelajaran. sebab
guru merupakan salah satu sumber belajar. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang
memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa
dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Diharapkan siswa memahami potensi
diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Kelebihan Teori Kolb


Styles of Learning yang disampaika Kolb telah memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan untuk
memahami setiap anak memiliki cara belajarnya sendiri. Mencoba mengenali "Gaya Belajar" anak, dan
tentunya setelah guru mengenali "Gaya Belajar"nya sendiri, akan membuat proses belajar-mengajar jauh
lebih efektif.

6
Kelemahan Teori Kolb
Teori Kolb tidak menyampaikan kalau setiap individu itu memiliki karakternya masing-masing. Penulis
menganjurkan untuk membaca bukunya Amir Tengku Ramli dalam bukunya Pumping Talent atau
bukunya Del Kernegy, The Personality Plus. Sehingga kekurangan yang dimiliki oleh terori Kolb tersebut
dapat dilengkapi denan teori pendukungnya. Dan disinilah letak analisis diskriptif dari kajian ilmiah ini.

B. Teori Belajar Menurut Honey dan Mumford

Menurut Honey dan Mumford (1992), pembelajaran telah berlaku apabila manusia boleh
mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada dalam bentuk pemahaman, kesedaran, kemahiran.
Kecenderungan ini termasuklah kecenderungan untuk memiliki pengalaman semasa mempelajari sesuatu,
kecenderungan untuk mengimbas kembali, kecenderungan untuk membuat kesimpulan dan
kecenderungan memastikan implementasi.

Selain itu, Honey & Mumford menekankan gaya pembelajaran didefinisikan sebagai penerangan ke atas
sikap dan individu yang mengamalkannya. Oleh itu, sikap dan tingkah laku akan menentukan jenis gaya
pembelajaran seseorang murid.

Honey dan Mumford (1983) membahagikan sikap dan tingkah laku kepada 4 kumpulan iaitu:

1. Aktivis 3. Teoris

2. Reflektif 4. pragmatis

Murid yang mempunyai gaya pembelajaran aktivis merupakan murid yang mempunyai sikap ingin
mencuba sesuatu yang baru dan kehidupan mereka adalah penuh dengan aktiviti yang mencabar supaya
dapat memberi pengalaman yang baru kepada mereka. Selain itu, jenis murid ini mudah membuat sesuatu
tanpa memikir panjang kerana mereka tidak akan mengambil kira kesan pada sesuatu perkara. Murid jenis
ini dapat bekerja dengan berdikari kerana mereka tidak perlu dorongan daripada orang lain. Pada
keseluruhannya, murid jenis ini merupakan seorang yang peramah dan suka bersosial tetapi aktiviti yang
dilakukan sering tertumpu pada sekitaran diri sendiri. Di samping itu, murid yang mempunyai gaya
pembelajaran reflektif berminat dalam mengulas pengalaman dan suka membuat pemerhatian, memikir
dan membuat refleksi kendiri terhadap apa yang ada di persekitaran. Murid yang reflektif akan sentiasa
mengimbas kembali terhadap keputusan yang belum diambil ataupun telah diambil. Sikap mereka tidak
terburu-buru untuk membuat keputusan dan mereka suka mencari hakikat yang sebenar. Selain itu,
mereka

7
akan mengumpulkan maklumat yang banyak berkaitan dengan pembelajaran dan membuat analisis
pengalaman tersebut. Biasanya, mereka akan kerja dengan sistematik iaitu langkah demi langkah supaya
mengelakkan membuat kesilapan. Persepsi dan pengamatan mereka agak tajam dan sensitif. Dengan itu,
mereka sering melibatkan diri dalam mata pelajaran Sains yang membuat kesimpulan berdasarkan
pemerhatian sendiri dan pemerhatian orang lain.

Murid yang mempunyai gaya pembelajaran teoris sentiasa memiliki fikiran yang rasional dan logikal.
Mereka mudah terangsang dengan teori dan model dan sistem pemikiran yang praktikal atau menerima
unsur logik. Selain itu, mereka merupakan golongan yang kurang kreatif dan suka membentuk hipotesis
daan mengkaji fenomena yang berlaku di persekitaran mereka. Pada keseluruhannya, mereka akan
sentiasa menggunakan teori untuk membuat kesimpulan serta lebih mementingkan rumusan yang
berdasarkan bukti, analisis , kenyataan atau idea yang wujud.

Murid yang mengamalkan gaya pembelajaran pragmatis memiliki fikiran yang rasional dan logikal
terhadap pembelajaran mereka. Mereka hanya pentingkan bukti dan hakikat yang dapat dilihat oleh
mereka sendiri. Perbandingan dengan perkara lain juga sering dibuat supaya mereka dapat mencari
jawapan yang paling tepat. Selain itu, mereka gemar mencuba idea , teori dan teknik untuk menguji sama
ada ia berguna atau tidak dalam situasi yang sebenar. Kebanyakan golongan ini terdiri daripada lelaki
yang banyak menggunakan otak kanak yang mementingkan logikal.

Menganalisis gaya pembelajaran honey dan mumford dan implikasinya terhadap pdp.

Gaya pembelajaran vak (visual, auditori dan kinestetik). Model gaya pembelajaran honey dan mumford.
Soal selidik oleh honey dan mumford (1992) telah digunakan dalam proses pengumpulan data. 14 honey
dan mumford (1986) aktivis reflektif teoris pragmatis. Aktivis, reflektif, teoris dan pragmatis. Misalnya,
penjelasan tentang siklus air, sistem pencernaan ataupun sistem pernapasan pada manusia. A.teori belajar
dan pembelajaran (masa lalu, masa kini dan masa depan). Gaya pembelajaran honey & mumford norlela
binti alim. Itulah beberapa teori gaya belajar menurut honey dan mumford. Menurut honey dan mumford
(1992), pembelajaran telah berlaku apabila manusia boleh mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada
dalam bentuk pemahaman, kesedaran, kemahiran. Model gaya pembelajaran dunn dan dunn. Gaya
pembelajaran adalah pendekatan untuk belajar(study) dan pembelajaran(learn). Teori pendidikan
berasaskan penulisan ramai ulama islam, menjelaskan bahawa pendekatan pengajaran dan pembelajaran
(pdp).

8
gaya pembelajaran honey dan mumford (1992) honey dan mumford (1992), mengatakan pembelajaran
telah berlaku apabila manusia boleh mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada dalam bentuk
pemahaman, kesedaran atau kemahiran. Mereka mengusulkan model belajar versi mereka ini dalam the
manual of. 14 honey dan mumford (1986) aktivis reflektif teoris pragmatis. Honey dan mumford
menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam golongan, yaitu kelompok aktivis, golongan
reflector, kelompok teoris dan golongan pragmatis. Honey dan mumford (1983) membahagikan gaya
pembelajaran kepada empat kumpulan,iaitu aktivis, reflektif, teori dan pragmatis.

Honey dan mumford (1983) membahagikan gaya pembelajaran kepada empat kumpulan,iaitu aktivis,
reflektif, teori dan pragmatis. Model ini menerangkan empat gaya pembelajaran berasakan perbezaan
individu iaitu. Menurut honey dan mumford (1992), pembelajaran telah berlaku apabila manusia boleh
mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada dalam bentuk pemahaman, kesedaran, kemahiran. Terdapat
beberapa kajian lepas yang menghubung kaitkan gaya pembelajaran dengan pencapaian. Model gaya
pembelajaran dunn dan dunn. Model gaya pembelajaran honey dan mumfordfull description. Teori
pendidikan berasaskan penulisan ramai ulama islam, menjelaskan bahawa pendekatan pengajaran dan
pembelajaran (pdp). Model gaya pembelajaran honey & mumford.

gaya pembelajaran honey dan mumford (1992) honey dan mumford (1992), mengatakan pembelajaran
telah berlaku apabila manusia boleh mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada dalam bentuk
pemahaman, kesedaran atau kemahiran. Model gaya pembelajaran honey dan mumfordfull description.
Terus, kamu bisa langsung cek. Menurut kolb teori belajar dibagi dalam empat tahap yaitu: Model gaya
pembelajaran dunn dan dunn. Model gaya pembelajaran honey & mumford. Honey dan mumford (1983)
membahagikan gaya pembelajaran kepada 4 kumpulan iaitu aktivis, reflektif, teoris dan pragmatis.
Provide learning activities as appropriate to. V abstrak gaya pembelajaran memainkan peranan yang
penting dalam bidang pendidikan bagi memastikan objektif dan matlamat p&p tercapai instrumen ini
mengandungi 5 soalan berkaitan demografi responden dan 40 soalan berdasarkan teori pembelajaran
honey and mumford (1986). Menurut honey dan mumford (1992), gaya pembelajaran didiefinisikan
sebagai penerangan ke atas sikap dan tingkah laku individu yang mengamalkannya. Aktivis, reflektif,
teoris dan pragmatis. Model ini menerangkan empat gaya pembelajaran berasakan perbezaan individu
iaitu. Gaya pembelajaran honey & mumford

9
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu berkaitan. Belajar bukan
hanyamengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh
orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Selain itu, belajar sering juga dimaknai
sebagai adanya perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan mutakhir
yang didukung oleh hasil kajian neurofisiologi dan neuropsikologimakna belajar lebih luas yakni
melibatkan kemampuan memproses informasi, menalar, danmengembangkan pemahaman serta
meningkatkan penguaasaan keterampilan dalam proses pembelajaran.

Menurut David A. Kolb

Menurut David A. Kolb, siklus belajar semacam itu terjadi secara berkesinambungan dan
berlangsung diluar kesadaran siswa. Dengan kata lain, meskipun dalam teorinya kita mampu membuat
garis tegas antara tahap satu dengan tahap lainnya, namun dalam praktik peralihan dari satu tahap ke
tahap lainnya itu seringkali begitu saja, sulit kita tentukan kapan beralihnya. (Hamzah B. Uno, 2008:15).
Dari teori yang diungkapkan oleh Kolb menunjukkn bahwa anak dapat melakukan proses pemahaman
terhadap teks dan konteks yang ada dihadapannya dapat diserap dengan baik, bila teks dan konteks yang
disodorkan semakin konkrit. Anak-anak masih sulit memahami teks maupun konteks secara abstrak,
walaupun secara bertahap mereka mulai dapat memahmi hal-hal yang abstrak dan membuat konsep-
konsep sederhana.

Menurut Honey dan Mumford


Menurut Honey dan Mumford (1992), pembelajaran telah berlaku apabila manusia boleh
mempamerkan sesuatu yang baru, sama ada dalam bentuk pemahaman, kesedaran, kemahiran.
Kecenderungan ini termasuklah kecenderungan untuk memiliki pengalaman semasa mempelajari sesuatu,
kecenderungan untuk mengimbas kembali, kecenderungan untuk membuat kesimpulan dan
kecenderungan memastikan implementasi.

9
B. Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, Nashir. 1987. Jalan Memintas dalam Mendidik. Jakarta: Balai Pustaka.
Asri Budiningsih, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta .PT Rineka Cipta.
Nasution, S., 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Karya.

https://saputradavid.blogspot.com/2013/04/teori-belajar-menurut-david-kolb.html

Ramly, Amir Tengku. 2008. Pumping Talent Memahami Diri, Memompa Bakat. Bandung: Pumping
Publisher.

Ramly, Amir Tengku. 2008. Menjadi Guru Idola. Bogor: Pumping Publisher.

Sadulloh, Uyo. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Slavin, R.E., 1991. Educational Psychology. Third edition. New York : Allyn & Bacon.

Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

https://es-saga.blogspot.com//2021/08/teori-belajar-menurut-pandangan-honey.html

11

Anda mungkin juga menyukai