Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PENDIDIKAN PANCASILA

OLEH
KELOMPOK 1:
1. Ida Ayu Karmeita Suardani E1E021233
2. Hikmatun Anisa E1E021230
3. Hera Sukmawati E1E021228
4. Habiburrahman E1E021266

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


2021/2022
A. Pancasila Dalam Arus Sejarah Indonesia Pasca Kemerdekaan

Dimana di era ini sehari setelah bom atom dijatuhkan oleh Amerika Serikat di kota Hirosima,
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI. Dan pada bom atom yang kedua di jatuhkan di Nagasaki
yang membuat Jepang menyerah. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaan yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 melalui
perundingan antar golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi. Isi
proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam
Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan
imperialisme,kapitalisme dan fasisime serta membuat dasar pembentukan Negara Republik
Indonesia. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan Mr. Ahmad
Soebarjo di ruang makan Laksaman Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1.
Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir.Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar
yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Kemudian teks proklamsi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik.
Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan mengalami banyak perkembangan. Sesaat setelah
kemerdekaan Indonesia pada 1945, Pancasila melewati masa-masa percobaan demokrasi. Pada
waktu itu, Indonesia masuk ke dalam era percobaan demokrasi multi-partai dengan sistem
kabinet parlementer. Partai-partai politik pada masa itu tumbuh sangat subur, dan proses politik
yang ada cenderung selalu berhasil dalam mengusung kelima sila sebagai dasar negara
(Somantri, 2006). Pancasila pada masa ini mengalami masa kejayaannya. Selanjutnya, pada
akhir tahun 1959, Pancasila melewati masa kelamnya dimana Presiden Soekarno menerapkan
sistem demokrasi terpimpin. Pada masa itu, presiden dalam rangka tetap memegang kendali
politik terhadap berbagai kekuatan mencoba untuk memerankan politik integrasi paternalistik
(Somantri, 2006). Pada akhirnya, sistem ini seakan mengkhianati nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila itu sendiri, salah satunya adalah sila permusyawaratan. Kemudian, pada 1965 terjadi
sebuah peristiwa bersejarah di Indonesia dimana partai komunis berusaha melakukan
pemberontakan. Pada 11 Maret 1965, Presiden Soekarno memberikan wewenang kepada
Jenderal Suharto atas Indonesia. Ini merupakan era awal orde baru dimana kemudian Pancasila
mengalami mistifikasi. Pancasila pada masa itu menjadi kaku dan mutlak pemaknaannya.
Pancasila pada masa pemerintahan presiden Soeharto kemudia menjadi core-values (Somantri,
2006), yang pada akhirnya kembali menodai nilai-nilai dasar yang sesungguhnya terkandung
dalam Pancasila itu sendiri. Pada 1998, pemerintahan presiden Suharto berakhir dan Pancasila
kemudian masuk ke dalam era baru yaitu era demokrasi, hingga hari ini.

B. Dinamika Perumusan dan Penetapan Pancasila Dalam Sidang


BPUPKI-PPKI
1. Periode Perumusan Pancasila

Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945 adalah
disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan nama
Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di kemudian hari
dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-sini. Ketika para
pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan menurut skenario Jepang,
secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia. Salah satu penyebab terjadinya perubahan
peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan
jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Esok paginya, 8 Agustus 1945,
Sukarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal Terauchi (Penguasa Militer Jepang di Kawasan
Asia Tenggara) yang berkedudukan di Saigon, Vietnam (sekarang kota itu bernama Ho Chi
Minh). Ketiga tokoh tersebut diberi kewenangan oleh Terauchi untuk segera membentuk suatu
Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang 7
Agustus 1945 tadi. Sepulang dari Saigon, ketiga tokoh tadi membentuk PPKI dengan total
anggota 21 orang, Konsekuensi dari menyerahnya Jepang kepada sekutu, menjadikan daerah
bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah perwalian sekutu, termasuk Indonesia.
2. Periode Penetapan Pancasila
Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta, dan Rajiman
Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan ke Saigon untuk
membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan. Namun, di
luar dugaan ternyata pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pada
15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka
disambut oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamasikan secepatnya karena mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia
pada masa itu. Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman antara kelompok
pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga terjadilah penculikan atas diri Soekarno
dan M. Hatta ke Rengas Dengklok tindakan pemuda itu berdasarkan keputusan rapat yang
diadakan pada pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta
(Kartodirdjo, dkk., 1975: 26). Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh.
Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah teks
proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator tersebut
sehingga wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal. Selanjutnya, naskah tersebut diketik oleh
Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI yang
diberi nama Piagam Jakarta, akhirnya tidak dibacakan pada 17 Agustus 1945 Sejarah bangsa
Indonesia juga mencatat bahwa rumusan Pancasila yang disahkan PPKI ternyata berbeda dengan
rumusan Pancasila yang termasuk dalam Piagam Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan
dari wakil yang mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui Bung
Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh
para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapusnya 7 kata yang
dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan yang kemudian diikuti dengan pengesahaan
Undang-Undang Dasar 1945, maka roda pemerintahan yang seharusnya dapat berjalan dengan
baik dan tertib, ternyata menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam Pancasila.
Permasalahannya ialah ketika Indonesia kembali Negara Kesatuan, ternyata tidak menggunakan
Undang-Undang Dasar 1945 sehingga menimbulkapersoalan kehidupan bernegara dikemudian
hari. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 dilaksanakanlah Pemilu yang pertama
pada 1955. Pemilu ini dilaksanakan untuk membentuk dua badan perwakilan, yaitu Badan
Konstituante yang akan mengemban tugas membuat Konstitusi/Undang-Undang Dasar dan DPR
yang akan berperan sebagai parlemen Sesudah dikeluarkannya Dekrit 5 Juli 1959 oleh Presiden
Soekarno, terjadi beberapa penyelewengan terhadap UUD 1945. Antara lain, Soekarno diangkat
sebagai presiden seumur hidup melalui TAP No. III/MPRS/1960. Selain itu, kekuasaan Presiden
Soekarno berada di puncak piramida, artinya berada pada posisi tertinggi yang membawahi ketua
MPRS, ketua DPR, dan ketua DPA yang pada waktu itu diangkat Soekarno sebagai menteri
dalam kabinetnya peristiwa Gerakan 30 September (G30S PKI). Peristiwa G30S PKI
menimbulkan peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.

Anda mungkin juga menyukai