Anda di halaman 1dari 17

TEORI BELAJAR BRUNER

Nadia Rahmi
1806203010026
Kelas: B
BIOGRAFI BRUNER

– Jerome S. Bruner lahir di New York tahun l915. prestasinya cukup baik
ketika masuk Duke University Durham, New York City. Ia memperoleh
gelar B.A pada tahun 1937 dan memperoleh Ph.D dari Harvard
University tahun 1941. Bruner juga seorang profesor psikologi di
Harvard University 1952-1972 dan di Oxford University 1972-1980.
Lebih 45 tahun Bruner menekuni psikologi kognitif sebagai suatu
alternatif teori behavioristik dalam psikologi sejak pertengahan abad
20. Beberapa karya tulisnya antara lain:
 Acts of Meaning (Harvard University Press, l99l)
 The Culture of Education (Harvard University press, 1996)
Jerome S. Bruner  The Process of Education (Harvard University press. 1960)
 Toward a Theory of Instruction (Harvard Univenity press, 1966)
 Beyond the Information Given; Studies in the Psychology of Knowing
(Norton, 1973)
 Child’s Talk: Learning to Use Language (Norton, 1983)
 Actual Minds, Possible Worlds (Harvard, University press, 1986)
TEORI BELAJAR BRUNER

– Teori Belajar Jerome S. Bruner


– Bruner terkenal dengan metode penemuannya. Dalam proses belajar mengajar,
pengertian penemuan di sini bagi siswa adalah penemuan kembali (reinventian),
jadi dalam proses belajar mengajar siswa diajak untuk menemukan kembali
aturan-aturan atau dalil-dalil yang sudah ada
– Bruner memandang bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan demikian dengan metode
penemuan membuat pengetahuan siswa akan menjadi lebih baik.
TAHAP-TAHAP BELAJAR BRUNER

Tahap transformasi
Tahap informasi (tahap Tahap evaluasi (tahap
(tahap pengubahan
penerimaan materi) penilaian materi)
materi)
• Dalam tiap pelajaran • Informasi itu harus • Dari pengetahuan
kita proleh sejumlah dianalisis diubah yang telah di peroleh
informasi, ada yang atau ditransformasi seorang anak melalau
menambah kebentuk yang lebih informasi dan di
pengetahuan yang abstrak atau transformasi, ia dapat
telah kita miliki, ada konseptual agar dapat mengetahui apakah
yang memperhalus digunakan untuk hal- hasil tranformasi
dan hal yang lebih luas. pada tahap kedua tadi
memperdalamnya, Dalam hal ini benar atau tidak.
ada pula informasi bantuan guru sangat
yang bertentangan diperlukan.
dengan apa yang
telah kita ketahui
sebelumnya ,
misalnya tidak ada
energy yang lenyap.
3 TAHAPAN KOGNITIF BRUNER

• seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk


memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam memahami dunia
Tahap enaktif sekitarnya, anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan dan sebagainya.
(0-2 tahun)

• seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar


dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya,
Tahap ikonik anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komperasi)
(2-4 tahun)

• seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan yang


sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol
Tahap simbolik bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan
(5-7 tahun) dengan menggunakan banyak sistem simbol.
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam
empat macam menurut fungsinya antara lain:

Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicaorus” (sebagai pengganti pengalaman yang


langsung) yaitu menyajikan bahan yang tidak dapat mereka peroleh secara langsung di
sekolah. Hal ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dan sebagainya;

Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala
misalnya model molekul, model bangun ruang;

Alat dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film
tentang alam, untuk memberikan pengertian tentang suatu idea atau gejala;

Alat automatisasi seperti teaching machine atau pelajaran berprograma yang menyajikan
suatu masalah dalam urutan teratur dan memberikan balikan ataufeedback tentang respon
siswa (Nasution, 2003:15).
TAHAP-TAHAP BELAJAR BRUNER

1. Perkembangan kognitif ditandai dengan adanya kemajuan menaggapi rangsang


2. Peningkatan pengatahun bergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara
realistis
3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain
4. Interaksi secara sistematis diperlukan antara pembimbing, guru dan anak untuk
perkembangan kognitifnya
5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif
6. Perkembangan kognitif ditandai denfgan kecakapan untuk mengemukakan bebrapa alternatisf
secara simultan, memilih tindakan yang tepat.
7. Perkembangan kognitif di bagi dalam tiga tahap yaitu enactive, iconic, symbolic.
8. Enaktif yaitu tahap jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk emmahami
lingkungan sekitaanya. (gigitan, sentuhan, pegangan)
9. Ikonik, yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal (anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan perbandingaN.
10. Simbolik yaitu tahap seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dalam berbahasa dan logika.(anak belajar melalui simbol bahasa,
logika, matematika)
11. Model pemahaman dan penemuan konsep
12. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan memlalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai pada kesimpulan (discovery learning)
13. Siswa diberi kekebasan untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery)
TEORI BELAJAR MENGAJAR J S
BRUNER
• Empat Tema Tentang Pendidikan
struktur pengetahuan, kesiapan untuk belajar, nilai intuisi
dalam proses pendidikan, motivasi atau keingianan
untuk belajar.

• Model dan Kategori


Asumsi pertama adalah bahwa perolehan pengetahuan
merupakan suatu proses interaktif. Asumsi kedua adalah
bahwa orang mengkontruksi pengetahuannya dengan
menghubungkan informasi yang masuk dengan
informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya,
suatu model alam (model of the world).
CIRI KHAS TEORI BRUNER DAN
PERBEDAANNYA DENGAN TEORI LAIN

 Teori Bruner mempunyai ciri khas dan perbedaan


dengan teori belajar yang lain yaitu tentang
”Discovery Learning” yaitu belajar penemuan
atau dengan menemukan konsep sendiri. Bruner
menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai
degan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik.
KELEBIHAN TEORI BELAJAR BRUNER

1. Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
2. Pengetahuan yang diperoleh si belajar akan tertinggal lama dan mudah diingat.
3. Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang
diinginkan dalam belajar agar si belajar dapat mendemonstrasikan pengetahuan
yang diterima.
4. Transfer dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh si
belajar daripada disajikan dalam bentuk jadi.
5. Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan
motivasi belajar.
6. Meningkatkan penalaran si belajar dan kemampuan untuk berfikir secara bebas
KELEMAHAN TEORI BELAJAR BRUNER

Kelemahan dari Teori Bruner


1.Belajar Penemuan ini memerlukan
kecerdasan anak yang tinggi. Bila
kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
2.Teori belajar seperti ini memakan
waktu cukup lama dan kalau kurang
terpimpin atau kurang terarah dapat
menyebabkan salah pemahaman atas
PENERAPAN MODEL KOGNITIF TEORI
BRUNER DALAM PEMBELAJARAN

Belajar Karakteristik Teori Penerapan Dalam pembelajaran

Kognitif Bruner Model ini sangat 1. Menentukan tujuan-tujuan


membebaskan instruksional
peserta didik untuk 2. Memilih materi pelajaran
belajar sendiri. Teori 3. Menentukan topik-topik yang
ini mengarahkan akan dipeserta didiki
peserta didik untuk 4. Mencari contoh-contoh, tugas,
belajar secara ilustrasi dsbnya., yang dapat
discovery learning. digunakan peserta didik untuk
bahan belajar
5. Mengatur topik peserta didik dari
konsep yang paling kongkrit ke yang
abstrak, dari yang sederhana ke
kompleks
6. Mengevaluasi proses dan hasil
belajar
IMPLIKASI TEORI BRUNER DALAM
PROSES PEMBELAJARAN

 Menghadapkan anak pada suatu situasi yang


membingungkan atau suatu masalah;
 Anak akan berusaha membandingkan realita di luar
dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan
 Dengan pengalamannya anak akan mencoba
menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-
struktur idenya dalam rangka untuk mencapai
keseimbangan di dadalam benaknya.
Implikasi Teori Bruner dalam
Pembelajaran IPA

Penerapan belajar penemuan pada siswa, ditinjau dari segi metode, tujuan serta
peranan guru khususnya dalam pembelajaran IPA.
1. Metode dan Tujuan
Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring. Tujuan
belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sepenuhnya
ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan intelektual siswa dan merangsang keingintahuan mereka dan memotivasi
kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh pengetahuan melalui
belajar penemuan.
Jadi kalau kita mengajar sains (IPA) misalnya, kita bukan akan menghasilkan
perpustakaan-perpustakaan hidup kecil tentang sains, melainkan kita ingin membuat
anak-anak kita berfikir secara matematis bagi dirinya sendiri, maka anak tersebut
harus berperan serta dalam proses perolehan pengetahuan.
2. Peranan Guru
Langkah guru sebagai fasilitator pembelajaran dalam belajar penemuan adalah:
a. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-masalah
yang tepat untuk diselidiki para siswa.
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan
masalah.
c. Guru harus menyajikan dengan cara enaktif, ikonik dan simbolik. Enaktif adalah melaui tindakan
atau dengan kata lain belajar sambil melakukan (learning by doing). Ikonik adalah didasarkan atas
pikiran internal. Pengetahuan disajikan melalui gambar-gambar yang mewakili suatu konsep.
Simbolik adalah menggunakan kata-kata atau bahasa-bahasa.
d. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guruhendaknya berperan
sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan terlebih dahulu
prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi hendaknya memberikan saran-saran bila diperlukan.
Sebagai seorang tutor, guru hendaknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar belajar
penemuan ialah mempelajarai generalisasi-generalisasi dengan menemukan sendiri konsep-konsep
itu. Di lapangan, penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemahaman tentang konsep dasar, dan
kemampuan untuk menerapkan konsep itu ke dalam situsi baru dan situasi kehidupan nyata sehari-
hari pada siswa.
f. Jadi dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan prosespembelajaran. Guru
hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar
meliputi tentang konsep dasar dan penerapannya pada situasi yang baru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai