Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBELAJARAN REMEDIAL KIMIA


Pengajaran Remedial Dalam Proses Belajar

OLEH
KELOMPOK 1
1. AHMAD MAULANI

( ACC 112 052 )

2. HERLIE

( ACC 112 005 )

3. INDRA DWINATA

( ACC 112 007 )

4. RAHMADAN NOR

( ACC 112 012 )

5. TANIA WULAN DARIE

( ACC 112 024 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, hidayah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul

PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR ini tepat pada waktunya.


Kami sangat menyadari makalah ini banyak sekali kekurangan karena keterbatasan
ilmu, kurangnya pengetahuan dan pengalaman serta terbatasnya sumber pustaka. Oleh karena
itu kami selalu membutuhkan kritik, saran dan koreksi dari pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi. Semoga apa yang tertuang dalam makalah ini bisa membantu dan
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan meminta maaf
sebesar-besarnya apabila ada kata-kata yang salah. Semoga apa yang kita lakukan mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Palangka Raya, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Sobri (2009 :164) pembelajaran remedial adalah suatu
bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan
supaya menjadi lebih baik. Proses pembelajaran ini bersifat lebih khusus
karena disesuaiakan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang
dihadapi siswa. Proses bantuan lebih ditekan kan pada usaha perbaikan
cara-cara belajar, cara membelajarkan, penyesuaian materi pelajaran,
penyembuhan segala hambatan yang dihadapi. Dalam keseluruhan proses
pengajaran pada hakikatnya guru memilki tanggung jawab maupun peran yang luas sebagai
tenaga pengajar, fasilitator, evaluator dan konselor. Lewat tugas sebagai pengelola kegiatan
belajar mengajar, maka guru bertanggung jawab membantu dan membimbing siswa untuk
mancapai tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu guru
diharapkan mampu menciptakana situasi kegiatan proses pengajaran secara efektif, efesien
dan relevan. Dengan demikian dapat diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap kesulitan yang timbul dalam belajar harus segera
di dentifikasi dan harus segera dilakukan perbaikan. Hal ini berarti bahwa setiap guru dituntut
kemampuanya untuk memahami dan menguasai kemampuan dalam melaksanakan
pengajaran remedial.
Dalam hal ini berkaitan sekali dengan bagaimana manajemen pembelajaran
dijalankan. Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang
mengatur dan mengelola komponen pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan efesien. Salah satu aktivitas yang dikelolah dalam konteks ini adalah
remedial/kegiatan perbaikan dalam proses pengajaran. Kedua kegiatan tersebut diharapkan
para siswa tidak lagi menemukan kesulitan dalam belajar dan dapat terus memperkaya
ilmunya, dan sangat diharapkan nantinya kegiatan perbaikan khususnya remedial tidak lagi
terjadi karena para siswa dapat mengerti sepenuhnya apa yang diajarkan oleh guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian belajar ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ?
3. Bagaimana hubungan karakteristik siswa dengan proses belajar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui yang dimaksud dengan pengertian belajar
2. Agar dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
3. Agar dapat mengetahui hubungan karakteristik siswa dengan proses belajar

D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada makalah ini yaitu hanya dibatasi pada Pengajaran
Remedial dalam Proses Belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) Belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit,
mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan.

Berbeda

bersifat naluriah.

dengan

perubahan

serta-merta

akibat refleks atau

perilaku

yang

Menurut Moh. Surya (1981:32), Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan
yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan
tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan
fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang
tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan. Dalam dunia
pendidikan sebagai pendidik kita harus memahami perkembangan dari peserta didik.
Perkembangan dalam pendidikan meliputi perkembangan makro (masyarakat luas/negara),
perkembangan meso (lingkungan sekolah), dan perkembangan mikro (dalam kelas). Ketiga
perkembangan tersebut saling mendukung dalam pelaksanaannya.
faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar
pembelajaran peserta didik. Faktor internal meliputi fisik dan psikis (motivasi, IQ, bakat,
minat), dan faktor eksternalnya adalah envimental (lingkungan social, lingkungan alam) dan
instrumental.

Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti :

Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra; Ketidak
seimbangan mental; Kelemahan emosional; Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan
sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering
bolos. Faktor Internal yang mempengaruhi proses belajara dan pembelajaran antara lain :

1. Pengaruh Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum
maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak perlu dipelajari dan dipahami
oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitasaktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh
kondisi dan pertumbuhan fisik. Contohnya adalah kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan
baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan
atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar
seseorang akan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguangangguan/
kelainan-kelainan fungsi alat inderannya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan, ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga,
rekreasi dan ibadah.
2. Pengaruh Psikis
Proses psikososial, melibatkan perubahan perubahan dalam aspek perasaan, emosi
dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota
keluarga, teman, guru dan yang lainnya. Contoh Pengaruh Psikis antara lain :
a. Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun sematamata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin
hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,
jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,

sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Jika
terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai
minat yang labih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta hal-hal yang berhubungan
dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
c.

Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: the city to learn. Dengan perkata lain

bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih
cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak
berbakat dibidangnya. Dari uraian di atas dijelaskan bahwa bakat itu mempengaruhi belajar.
Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang belajar pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti : Sekolah;

Sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar; (murid) dan mengajar
(guru); metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran; Keluarga (rumah)
Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua
tidak memperhatikan pendidikan anaknya. Faktor Eksternal yang mempengaruhi proses
belajar dan pembelajaran antara lain :
1. Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan
tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu
pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap
individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak
lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan
sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan
cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula.

Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan
sebagai

additive

contribution

(sama-sama

menyumbang

bagi

pertumbuhan

dan

perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku. Lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman
pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda
beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anakanaknya, dan pergaulan dari
masingmasing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi
perkembangan individu. Faktor lingkungan terdiri dari :
a. Lingkungan Fisik
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara, ruangan,
cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli
bernama J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pagi hari lebih efektif daripada belajar
pada waktu-waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style (gaya
belajar), hasil belajar itu tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada
pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa (Dunn, dkk., 1986).
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain di sekitarnya, sikap dan
perilaku orang di sekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat
orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
Kondisi masyarakat di lingkungan siswa yang kumuh, anak-anak penganggur dan
serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa
tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi
ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. (Muhibbin
Syah, 2003: 152-154)

c.

Lingkungan Kultural
Lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan masyarakat di sekitar

siswa. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tata cara pergaulan yang berbeda-beda. Hal ini,
dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
2. Instrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan
pembelajaran, berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku
yang lengkap, kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana
nyaman, tempat duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung,
laboratorium dll. Dan software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan
pendidik, yang berkaitan langsung dengan minat siswa belajar. Yang termasik faktor
instrumental antara lain:
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
b. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
c.

Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu

dapat pagi hari, sore, /malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika
terjadi

siswa

terpaksa

masuk

sekolah

sore

hari,

sebenarnya

kurang

dapat

dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas.
Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan
pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah
lelah/lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima
pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada
kondisi badan yang lemah tadi.
C. Hubungan Karakteristik Siswa dengan Proses Belajar
1. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada
siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya.
Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pembawaan yang berbeda. Siswa juga
berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan
sosial siswa membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang mempunyai pola
perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan
siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai
cita-cita siswa, tentunya dengan bimbingan guru.
Perbedaan individual di antara anak didik merupakan hal yang tidak mungkin
dihindari, karena hampir tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali perbedaan
itu sendiri. Sejauhmana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau
kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut.
Pola perilaku yang dimiliki masing-masing siswa menyebabkannya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan yang ada
merupakan hal yang sudah pasti, tidak ada satupun siswa yang mempunyai kesamaan dengan
lainnya. Apabila ada satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda.
Perbedaan setiap individu merupakan salah satu faktor yang menjadi pendukung untuk
mewujudkan kualitas masing-masing individu.
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang pandai, dan
tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, sosial, dan lain-lain yang
sifatnya khusus.
Karakteristik siswa antara lain ditemukan ada siswa yang pandai, siswa kurang pandai,
dan siswa yang tidak pandai. Siswa yang pandai akan lebih mudah menerima materi

pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang kurang pandai dan yang tidak pandai. Belum
lagi perbedaan dalam bakat, emosional, dan sosial. Siswa yang berbakat, emosi stabil, dan
lingkungan sosial yang baik akan lebih mudah mengikuti proses pembelajaran bila
dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat, emosi tidak stabil, dan siswa yang berasal
dari lingkungan sosial yang buruk. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap
arif menyikapinya.
Perbedaan individual yang dimiliki anak didik antara lain meliputi perbedaan dalam
aspek biologis, psikologis, intelegensi, bakat, dan perbedaan lainnya (Khodijah 2011:182).
Begitu banyak ditemukan perbedaan dalam karakteristik siswa, antara lain perbedaan
dalam hal biologis, psikologis, intelegensi, dan bakat. Keadaan fisik biologis satu siswa
dengan yang lain berbeda sama sekali. Ada siswa yang mempunyai fisik sehat dan lengkap,
ada juga siswa yang mempunyai fisik lengkap tetapi tidak sehat.
Keadaan psikologis siswa juga beragam, tidak semua siswa siap secara psikologis
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ada siswa yang datang ke sekolah
dengan penuh semangat dan senang gembira, ada siswa yang datang ke sekolah dengan sedih
dan susah, ada siswa yang malas, ada juga siswa yang berangkat ke sekolah karena
menghindari pekerjaan di rumah, dan sebagainya. Intelegensi yang dimiliki siswa juga
berbeda-beda, ada yang mempunyai intelegensi tinggi, intelegensi sedang, dan ada yang
mempunyai intelegensi rendah. Perbedaan lain yang memerlukan perhatian dari guru adalah
bakat. Guru harus memahami bahwa tidak semua siswa mempunyai bakat dalam semua mata
pelajaran.
Karakteristik siswa meliputi fisiologis dan psikologis. Fisiologis meliputi kondisi fisik,
panca indera, dan sebagainya. Psikologis menyangkut minat, tingkat kecerdasan, bakat,
motivasi, kemampuan kognitif, dan sebagainya (Purwanto 1995:107).
Karakteristik siswa yang berikutnya adalah karakteristik fisiologis dan karakteristik
psikologis. Kedua karakteristik ini memerlukan perhatian khusus dari guru. Siswa dengan
kondisi fisiologis kurang sehat akan lebih memerlukan perhatian dari guru dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai kekurangan pada kondisi fisiologisnya. Karakteristik
psikologis siswa juga berbeda-beda. Minat siswa terhadap suatu pelajaran berbeda-beda,
apalagi penyajian materi pelajaran guru yang tidak menarik. Motivasi tidak kalah penting
untuk diperhatikan. Guru harus mampu memberikan motivasi yang tepat kepada para
siswanya. Motivasi yang tidak tepat hanya akan membuat siswa semakin tidak bersemangat
untuk belajar, karena tidak semua siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.

Karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain: latar
belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan, gaya belajar, usia kronologi, tingkat
kematangan, spektrum dan ruang lingkup minat, lingkungan sosial ekonomi, hambatanhambatan lingkungan dan kebudayaan, intelegensia, keselarasan dan attitude, prestasi belajar,
motivasi dan lain-lain (Sardiman 2001:119).
Keberagaman karakteristik yang dimiliki siswa menjadi faktor pendukung dan
sekaligus menjadi penghambat dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai berikut:
a.

Karakteristik Biologis
Aspek biologis yang terkait langsung dengan penerimaan pelajaran di kelas adalah

kesehatan mata dan telinga. Anak didik yang memiliki masalah tertentu dalam penglihatan
dan pendengarannya akan mengalami masalah tersendiri dalam menerima pelajaran. Dalam
hal ini, bila kondisi faktor-faktor lain adalah sama, maka anak yang sehat fisiknya secara
menyeluruh akan lebih berpeluang untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Kesehatan fisik anak didik perlu mendapat perhatian serius dari guru. Tidak semua
siswa mengikuti pembelajaran dengan kondisi fisik yang baik. Kondisi fisik kurang sehat
akan mengganggu siswa belajar.
b. Karakteristik Psikologis
Perbedaan psikologis pada siswa mencakup perbedaan dalam minat, motivasi, dan
kepribadian.
Perbedaan siswa dalam hal minat, motivasi, dan kepribadian akan selalu ditemui pada
sekelompok siswa. Tidak semua siswa mengikuti pelajaran dengan minat yang tinggi
terhadap mata pelajaran. Ada siswa yang dengan setengah hati mengikuti pelajaran.
Demikian pula dengan perbedaan motivasi, ada siswa yang memiliki motivasi tinggi sehingga
sangat aktif mengikuti pelajaran, sedangkan yang lainnya mungkin setengah termotivasi atau
bahkan tidak termotivasi untuk belajar. Kepribadian siswa juga berbeda, ada siswa yang
terbuka sehingga mudah bergaul dan mempunyai banyak teman, tetapi adapula siswa yang
tertutup sehingga sulit bergaul dan terkesan tidak mempunyai teman karena sering
menyendiri.
c.

Karakteristik Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan potensial umum untuk belajar dan bertahan hidup, yang

dicirikan dengan kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk berpikir abstrak, dan
kemampuan memecahkan masalah.

Setiap anak memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut


menambah keunikan dalam suatu kelas pembelajaran. Ada siswa yang dengan cepat mampu
menyerap materi pembelajaran dan ada siswa yang lamban menyerapnya. Ada siswa yang
mampu dengan cepat menyelesaikan soal ujian atau tugas, dan ada siswa membutuhkan
waktu lama untuk menyelesaikan satu tugas saja.
d. Karakteristik Bakat
Bingham dalam (Khodijah 2011:185-186) mendefinisikan Siswa yang belajar sesuai
dengan bakatnya akan lebih mudah menerima dan menguasai materi pembelajaran jika
dibandingkan dengan siswa yang tidak berbakat dalam mata pelajaran tertentu. Walaupun
siswa yang tidak berbakat juga sangat dimungkinkan untuk menerima materi pembelajaran
dengan lebih baik.
e.

Karakteristik Lainnya
Perbedaan individual lain yang banyak diteliti oleh para ahli adalah perbedaan jenis

kelamin, perbedaan etnis, dan perbedaan kondisi sosial ekonomi.


Siswa laki-laki dan siswa perempuan berbeda karakteristiknya. Secara umum, siswa
perempuan akan lebih rajin daripada siswa perempuan. Kondisi sosial ekonomi orang tua
siswa sangat beragama, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi kelompok sosial
ekonomi bawah, kelompok sosial ekonomi sedang, dan kelompok sosial ekonomi atas.
Mayoritas siswa berasal dari kelompok sosial ekonomi sedang.
Ada tiga kelompok karakteristik siswa yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.

Karakteristik yang berkaitan dengan fisiologis. Karakteristik ini meliputi: jenis kelamin,

kondisi fisik, usia kronologis, panca indera, tingkat kematangan, dan sebagainya.
b. Karakteristik yang berkaitan dengan psikologis. Karakteristik ini meliputi: bakat, minat,
motivasi, intelegensi, gaya belajar, emosi, dan sebagainya.
c.

Karakteristik yang berkaitan dengan lingkungan. Karakteristik ini meliputi etnis, kondisi

sosial ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Sobri (2009 :164) pembelajaran remedial adalah suatu
bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan
supaya menjadi lebih baik. Proses pembelajaran ini bersifat lebih khusus
karena disesuaiakan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang
dihadapi siswa. Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang
sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar.
faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar
pembelajaran peserta didik. Faktor internal meliputi fisik dan psikis (motivasi, IQ, bakat,
minat), dan faktor eksternalnya adalah envimental (lingkungan social, lingkungan alam) dan
instrumental.
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada
siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola
aktivitas dalam meraih cita-citanya. Begitu banyak ditemukan perbedaan dalam karakteristik
siswa, antara lain perbedaan dalam hal biologis, psikologis, intelegensi, dan bakat. Keadaan
fisik biologis satu siswa dengan yang lain berbeda sama sekali. Ada siswa yang mempunyai
fisik sehat dan lengkap, ada juga siswa yang mempunyai fisik lengkap tetapi tidak sehat.
B. Saran
Somaga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,agar dapat menambah wawasan
tentang Pengajaran Remedial dalam Proses Belajar .Atas kurang dan lebihnya,kami ucapan
banyak terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai