Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PARTISIPASI SOSIAL-BUDAYA

Reportase Kegiatan Sosial-Budaya Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan satu dari sekian banyak tari tradisional yang ada di Indonesia
yang memiliki keunikan dari properti yang digunakannya. Warisan budaya asli kota Ponorogo,
Jawa Timur ini resmi menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dan didaftarkan ke UNESCO
pada 18 Februari 2022. Kesenian Reog Ponorogo mulai kembali dikenal masyarakat Indonesia
sejak Malaysia mencoba mengklaimnya sebagai warisan budaya mereka yang mirip dengan
Barongan Malaysia. Tari ini sudah banyak dikenal mulai dari tingkat lokal¸ nasional hingga
internasional. berasal dari daerah Barat-Laut Provinsi Jawa Timur dan Ponorogo. Kata “reog”
sendiri berasa dari kata “riyokun” yang artinya khusnul khotimah. Tarian yang terkenal dengan
Singo Barongnya ini dinilai masih kental dengan ilmu kebatinan dan hal-hal mistis lainnya.
Selain itu, tari Reog Ponorogo dibawakan dengan beberapa jenis alat musik iringan, seperti
kendang, demung, saron, peking, gong, kempul, dan juga slenthem. Konon, asal usul tarian yang
termasuk jenis kesenian tradisional ini berasal dari pemberontakan abdi dalem Kerajaan
Majapahit di masa kepemimpinan Raja Bhre Kertabumi, Ki Ageng Kutu.

Tarian ini digunakan sebagai penyebaran agama Islam di Ponorogo yang dilakukan oleh
Bathara Katong Adipati pertama Ponorogo yang juga merupakan murid dari Sunan Kalijaga.
Kesenian Reog dipilih sebagai media dakwah karena sebagai kesenian asli dan mengakar untuk
masyarakat Ponorogo. Mencampurkannya dengan musik gamelan yang nyaring sehingga dapat
menarik perhatian masyarakat. Ketika masyarakat sudah mulai terkumpul, Bathara Katong pun
memulai dakwahnya dengan menjelaskan tentang unsur-unsur Islam. Pengislaman masyarakat
Ponorogo berjalan dengan lancar tanpa adanya peperangan, hal itu merujuk pada prinsip beliau
yaitu Menang Tanpo Ngasorake (Menang Tanpa Merendahkan).

Saat pertunjukan tari Reog Ponorogo¸ terdapat tokoh-tokoh yang bermain pada waktu
yang berbeda dan masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Pertama terdapat Warok yang
digambarkan sebagai seseorang yang menguasai ilmu baik lahir maupun batin dan mempunyai
ciri-ciri menggunakan kostum serba hitam. Kedua ada Jathil yang ditarikan oleh wanita agar
lebih feminim. Tokoh tari yang dibawakan dengan ekspresi semangat dan saling berpasangan ini
menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda saat berlatih. Keunikan para penari jathil yaitu
terletak pada properti kuda yang digunakan dan gerakan yang cekatan, lincah, dan juga halus.
Selain itu juga terdapat beberapa tokoh lain seperti Klono Sewandono¸ Bujang Ganong atau
Ganongan dan Singo Barong.

Setiap pementasan tari Reog Ponorogo terdapat tiga bagian pertunjukkan yang masing-
masing menampilkan tokoh dan penampilan yang berbeda. Bagian pertama dinamai tarian
pembuka yang diisi oleh penampilan 6-8 orang penari pria dengan pakaian serba hitam yang
menggambarkan seekor singa pemberani. Selanjutnya ada tarian inti yang ditampilkan
tergantung dengan konteks atau kondisi dimana tari Reog Ponorogo ditampilkan tanpa scenario
khusus. Tarian kemudian ditutup dengan tarian penutup yang diisi dengan penampilan Singo
Barong dengan penari dengan topeng seberat 60-60 kg yang dibawa menggunakan gigi.

Tari reog Ponorogo ditampilkan dengan busana yang unik dan juga lengkap dengan
properti pendukungnya. Beberapa diantaranya sudah banyak dikenal dan menjadi ciri khas yang
sudah melekat pada tari tradisional ini seperti barongan atau dadak merak¸ binggel¸ cakep¸
celana kepanjen¸ eblek dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai