Rahmi masfi
170510080043
[PENDEKATAN
KUALITATIF]
Metode Etnografi
Contoh Penelitian Etnografi karya Dr. Maryaenti, M.Pd
Etnografi menurut saya merupakan salah satu metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Metode ini mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber
yang luas. Dengan teknik “observatory participant”, etnografi menjadi sebuah metode
penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah
masyarakat atau komunitas tertentu.
Saya menyamakan contoh yang saya ambil dengan pendapat Spardley, tokoh yang
mencanangkan Etnografi Baru Generasi Kedua, beliau mendefinisikan budaya sebagai
sesuatu yang diamati oleh etnografi sebagai proses belajar yang digunakan untuk
menginterpretasikan dunia sekeliling mereka dan menyusun strategi untuk menghadapinya.
Penelitian ini dilakukan di Ponorogo dengan didasari karena kesenian ini merupakan
kesenian yang banyak diminati dan merupakan salah satu aset kebudayaan indonesia yang
harus dilestarikan. Lebih-lebih dengan pesatnya perkembangan kebudayaan serta makin
mudahnya hubungan antar daerah membuat masyarakat Ponorogo perlu menunjukkan
eksistensinya. Selama ini eksistensi Reog dalam percaturan nasional bahkan internasional
tidak perlu diragukan lagi, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Ponorogo dan
keseniannya tetap bisa survive di era globalisasi ini. Bagi masyarakat Ponorogo kesenian
Reog merupakan kebutuhan Rohani untuk selalu mengenang dan memasyarakatkan nilai
benda yang menjadi kebanggan bersama.
- Wawancara yang mendalam dengan sejumlah pemain maupun penikmat Reog itu
sendiri.
- Mengidentifikasi segala jenis keperluan berupa barang-barang yang dipakai pada
saat pementasan
Penelitian ini menjelaskan tentang kesenian Reog Ponorogo yang di mulai dari busana
yang dikenakan, perlengkapan, para pemainnya, sampai dengan prosedur pementasannya.
Berikut gambaran format penelitian Reog Ponorogo :
REOG PONOROGO
Pengantar
Kesenian reog ada semenjak kebudayaan hindu di Jawa timur. Reog merupakan salah
satu kesenian tradisional yang sampai saat ini masih bisa bertahan di antara sekian banyak
budaya luar yang menyerbu bangsa kita. Mengingat hal tersebut maka keberadaan Reog
sebagai kesenian tradisional patut dipertahankan dengan melakukan studi dan penelitian
secara intensif.
Sejarah Reog
Ada banyak sekali versi yang menyatakan tentang sejarah Reog Ponorogo.sebagai
sebuah kesenian yang melegenda maka kajian sejarah Reog Ponorogo sendiri masuk dalam
suatu ilmu yang disebut folklor (ilmu gosip). Dalam folklor dikaji mengenai asal usul
sesuatu yang diperoleh secara turun temurun dari nenek moyang dan hal tersebut telah
berkembangbdalam masyarakat serta telah diyakini kebenarannya.
Bagi masyarakat Ponorogo kesenian Reog merupakan kebutuhan Rohani untuk selalu
mengenang dan memasyarakatkan nilai benda yang menjadi kebanggan bersama.
Dalam sebuah pertunjukkan seni ada banyak faktor yang ikut ambil bagian, di antara
faktor-faktor tersebut antara lain adalah perlengkapan. Perlengkapan dalam pertunjukan
Reog, meliputi busana dan gamelan (iringan). Untuk itu dalam subbab ini akan diuraikan
mengenai gamelan dan busana yang digunakan dalam Reog. Busana Reog meliputi celana
bordir hitam, celana hitam sleret putih, baju kimplong, celana panjang cinde, topeng,dan
lainnya.
Dalam pementasan juga terdapat banyak jenis kelompok pemain seperti warok
(sejumlah pemain yang keluar pada tampilan pertama), jatil (paukan berkuda yang
melambangkan prajurit Raja Kelono Soewandono, pujangganong (pelawak yang memakai
topeng pentulan melambangkan patih raja Kelono) , Kelono Soewandono (sosok raja),
Barongan (berkepala harimau), Iringan (dengan menggunakan gamelan yang terdiri atas
angklung, gong, ketuk kenong, terompet, dan kendang).
Pementasan
Pementasan dilakukan dalam bentuk arak-arakan atau iringan berjalan yang berpindah
tempat secara aktif. Namun adakalanya diadakan di panggung pertunjukkan seperti pada
festival Reog yang diadakan di pendopo Ponorogo.
Penelitian ini menerangkan secara rinci tentang kesenian Reog Ponorogo. Selain itu
mengetahui bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka
dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan.