BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 3. METODE
Hasil analisis data diramu secara induktif dan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
signifikansi diprioritaskan daripada generalisasi. motif untuk memilih Studi semacam ini
menjelaskan materi tentang pemahaman ilmu geografi dan prinsipnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti
tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi
sering juga disebut ilmu bumi (Lestari, 2020). Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi bukan
hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan
bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian
geografi. Dengan demikian, definisi singkat di atas perlu diperluas dan dilengkapi sehingga
mencakup semua hal yang dikaji dalam studi geografi (Somantri dkk., 2016).
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala,
variabel, faktor, dan masalah geografi. Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek yang
kita pelajari, dasar atas prinsip ini harus selalu menjiwainya (Zoer’aini, 2010). Secara teoretis,
menurut Nursid Sumaatmadja prinsip itu terdiri atas prinsip penyebaran, prinsip interelasi,
prinsip deskripsi, dan prinsip korologi (Mahardi, 2004).
1) Prinsip Penyebaran
Penyebaran gejala dan fakta di permukaan bumi tidak merata dari satu wilayah ke
wilayah lainnya. Gejala dan fakta geografi, baik yang berkaitan dengan aspek fisik,
kemanusiaan, maupun gabungan dari keduanya, tersebar di permukaan bumi.
Persebaran gejala dan fakta di setiap lokasi atau tempat di permukaan bumi berbeda-
beda. Ada yang tersebar merata, tidak merata, atau menggerombol. Dengan
memperhatikan dan menggambarkan persebaran gejala tersebut dalam suatu ruang
atau tempat tertentu, kita mampu menyingkapkan persebaran tersebut, baik yang
terkait dengan gejala lain maupun kecenderungan yang dapat dipakai untuk prediksi
di masa mendatang.
Gejala dan fakta geografi, baik yang berkenaan dengan alamnya, maupun
mengenai manusianya, tersebar di permukaan bumi. Penyebaran gejala dan fakta tadi,
tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperhatikan dan
menggambarkan penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, kita telah dibimbing
untuk mengungkapkan persoalan yang berkenaan dengan gejala dan fakta tadi.
Dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada peta, kita akan dapat
mengungkapkan hubungannya satu sama lain. Yang selanjutnya juga akan dapat
meramalkannya lebih lanjut.
2) Prinsip Interelasi
Prinsip interelasi secara lengkap adalah interelasi dalam ruang. Interelasi
mengungkapkan hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, antara faktor
manusia dengan faktor manusia, dan antara faktor fisis dengan faktor manusia. Dari
antar hubungannya itu, dapat mengungkapkan karakteristik gejala atau faktor geografi
di tempat atau wilayah tertentu. Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah dengan
mengkaji gejala dan fakta geografi. Prinsip interelasi adalah gejala atau fakta yang
terjadi di suatu tempat tertentu. Setelah mengetahui penyebaran gejala dan fakta
geografi dalam lokasi tersebut, langkah selanjutnya menyingkap hubungan antara
gejala atau fakta yang ada di tempat itu. Pengungkapan hubungan bisa berasal dari
hubungan gejala fisik dengan gejala fisik, manusia dengan manusia, atau fisik dengan
manusia. Berdasarkan hubungan gejala-gejala geografi tersebut, dapat ditetapkan
karakteristik tempat tersebut. Dengan menggunakan metode kuantitatif (statistik),
interelasi gejala atau fakta itu dapat diukur secara matematis.
Contoh dari prinsip ini adalah
Vegetasi pohon jarum sejenis pohon pinus dapat tumbuh di daerah yang
dingin
Erosi banyak terjadi pada lahan yang terbuka tanpa penutup lahan, lereng
terjal dan curah hujan tinggi.
3) Prinsip Deskripsi
Penjelasan atau deskripsi merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi
geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang
dipelajari. Prinsip deskripsi dapat dilaksanakan dengan menggunakan diagram, grafik
dan tabel. Apabila interelasi antargejala, faktor, atau fakta dapat diketahui, tahap
selanjutnya adalah menjelaskan sebab akibat adanya interelasi antargejala geografi
tersebut. Penjelasan, deskripsi, dan pencitraan merupakan salah satu prinsip dasar
studi geografi. Prinsip deskripsi berfungsi memberikan gambaran yang lebih detail
tentang gejala, fakta, atau faktor serta masalah yang diteliti.
Prinsip ini tidak hanya menjelaskan peristiwa tersebut dengan kata-kata dan
penggambarannya dengan peta, tetapi juga didukung dengan diagram, grafik, tabel,
dan hasil-hasil tumpang susun gejala-gejala tersebut melalui analisis komputer
dengan menggunakan sistem informasi geografi. Bentuk-bentuk tulisan, peta,
diagram, tabel, grafik, dan lainnya ini akan memberikan penjelasan dan kejelasan
tentang apa yang dipelajari dan sedang diteliti.
4) Prinsip Korologi
Prinsip korologi, yaitu gejala, fakta ataupun masalah geografi di suatu tempat
yang ditinjau pesebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang
tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala
tersebut. Prinsip ini merupakan salah satu prinsip geografi yang bersifat
komprehensif karena merupakan perpaduan dari beberapa prinsip geografi lainnya.
Prinsip korologi merupakan ciri dari studi geografi modern.
Pada prinsip korologi ini, gejala, faktor, dan masalah geografi dipandang dari segi
penyebaran gejala, fakta, dan masalah geografi dalam ruang. Baik penyebaran,
interelasi, maupun interaksi antara gejala, fakta, dan masalah sudah diketahui dalam
suatu ruang. Faktor-faktor sebab dan akibat terjadinya suatu gejala, fakta, dan
masalah tidak dapat dilepaskan dengan ruang yang bersangkutan. Ruang akan
memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan
bentuk. Ruang dimaksud di sini adalah permukaan bumi, baik sebagian maupun
secara keseluruhan. Pengertian bumi sebagai ruang tidak hanya bagian bumi
bersinggungan dengan udara dan bagian dari luar bumi, tetapi juga termasuk lapisan
atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi dan lapisan batuan sampai
kedalaman tertentu, termasuk organisme yang ada di permukaan bumi. Juga, meliputi
perairan darat dan laut yang tersebar di bumi yang disebut sebagai lapisan hidup (life
layer). Dengan demikian, prinsip korologi ini memperhatikan penyebaran serta
interaksi segala unsur yang ada di permukaan bumi sebagai suatu ruang yang
membentuk kesatuan fungsi.
Dalam meninjau sesuatu gejala berdasarkan prinsip korologi, misalnya pertanian,
selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang, interelasinya dengan komponen-
komponen atau faktor-faktor yang menunjang pertanian, dan interaksi pertanian itu
dengan kehidupan pada ruang yang bersangkutan. Dengan demikian, kita akan
mengungkapkan karakteristik pertanian tersebut.
BAB 5. KESIMPULAN
Definisi geografi secara luas adalah ilmu yang mempeljarai atau mengkaji segala
fenomena yang ada di permukaan bumi, seperti penduduk, flora, fauna, batuan, iklim, tanah, air,
dan interaksi yang terjadi antara fenomena-fenomena tersebut. Objek material geografi dapat
mengenai permukiman, desa, kota, pariwisata, daerah aliran sungai, bentuk lahan, bentang darat,
sumber daya, industri, kependudukan, wilayah atau region, iklim, tanah, air, dan masih banyak
lagi. Secara ringkas, objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi di
permukaan bumi.
rinsip geografi dapat menjadi uraian pengkajian dan pengungkapan gejala, variabel,
faktor dan masalah geografi. Secara teoretis, prinsip geografi terdiri dari 4 bagian antara lain :
prinsip penyebaran, prinsip interlasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi yang yang di gunakan
untuk memahami karakteristik dan keterkaitan fenomena dengan permasalahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisyah, B. 2016. Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keterampilan Geografi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Sumbawa Besar. Disertasi tidak diterbitkan. Universitas
Negeri Malang, Malang.
Aprilia, A.G. 2019. E-modul : Pengantar Dasar Geografi. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2019.
Farah. F.A., Handoyo, B., dan Bachri, S. 2018. Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Keterampilan Geografi. Jurnal Pendidikan Volume 3 Nomor 10 2018.
Handoyo, B., Soekamto, H., dan Amirudin, A. 2017. Sustainable Spatial Skill (3S) sebagai
Pengembangan Keterampilan Geografi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional.
http://fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/PROSIDING-SEMNAS-FIS-2017.pdf
Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi, :
Yogyakarta : Penerbit Digibooks.
Iskandar, L. 2009. Geografi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Marhadi, S.K. 2004. Modul 1 Dasar-Dasar Geografi : Hakikat Geografi. Modul Universitas
Terbuka.
Shindu, P., dan Yashinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Somantri, Lili dan Nurul Huda. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kratif Belajar Geografi 1 untuk
SMA/MA Kelas X. Bnadung: Grafindo Media Pratama.
Waluya dan Bagja. 2009. Memahami Geografi untuk kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widiyati, A. 2012. Penerapan Prinsip Geografi Untuk Konservasi Sumber Daya Alam di
Wilayah Bogor Barat Kabupaten Bogor Jawa Barat. Jurnal Geo Volume 12 Nomor 1 April
2012.