Anda di halaman 1dari 30

MATERI MATRIKULASI PROGRAM S2

TAHUN AKADEMIK 2014/2015


FAKULTAS GEOGRAFI,
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

LINGKUP, PERKEMBANGAN DAN TEORI GEOGRAFI


Oleh:
Sutikno Prof. (ret). Dr.
I. PENGANTAR
Materi matrikulasi Program S2 Tahun Akademik 2012/2013 Fakultas Geografi
UGM seperti tercantum pada jadwal, langsung terfokus pada obyek material geografi,
seperti Geografi Fisik (Geomorfologi dan Hidrologi), Geografi Manusia, dan
tehnik/metode dalam Geografi, yakni Kartografi, Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografis. Obyek material tersebut merupakan dasar/pokok kajian geografi
yang dapat dikaitkan dengan berbagai terapan geografi, dan bahkan dapat dikaitkan
degan disiplin ilmu lain.. Kemudian yang terakhir, seperti yang tercantum dalam jadwal,
adalah Teori Perkembangan Geografi, yang telah diubah menjadi Perkembangan Teori
Geografi. Komposisi material matrikulasi tersebut dipandang masih terpisah-pisah belum
menunjukkan jati diri ilmu geografi. Oleh karena itu dipandang perlu dalam kesempatan
matrikulasi ini diberikan wawasan yang lebih luas tentang geografi, agar peserta
matrikulasi yang berlatar non geografi dapat memahami lingkup geografi, sehingga
dapat memposisikan

latarbelakang keilmuan yang telah dimiliki dan dapat

memanfaatkannya dalam kajian pada Prodi S2 yang akan diambil. Tidak berlebihan
kiranya bagi peserta matrikulasi yang berlatarbelakang disiplin ilmu non geografi tentang
geografi sebagai sain. Hal tersebut senada pendapat Jiang Naili (2012)

yang

menyebutkan bahwa banyak orang merasa kebingungan tentang geografi sebagai sain
(ilmu pengetahuan). Agar supaya peserta matrikulasi yang non-geografi berkurang rasa
kebingungaya, maka materi matrikulasi yang semula berjudul: Teori Perkembangan
Geografi dan telah diubah menjadi Perkembangan Teori Geografi, dan akhirnya diubah

menjadi: LINGKUP, PERKEMBANGAN DAN TEORI GEOGRAFI. Harapan dengan


perubahan judul tersebut para peserta matrikulasi yang berlatarbelakang non geografi
lebih mengenal lingkup sain geografi, perkembangan sain geografi dan teori sain geografi
Setelah mengenal, kemudian mengerti, memahami, menerapkan, memanfaatkan sain
geografi dan akhirnya mengembangkanya.

II. LINGKUP SAIN GEOGRAFI


Bidang kajian geografi cukup luas yaitu fenomena geosfera, yang terdiri dari
atmosfer, litosfer (termasuk pedosfer), hidrosfer, biosfer (termasuk antroposfer).
Komponen penyusun fenomena geosfer saling terkait membentuk satu sistem alamiah
yang mantap (Gambar 1). Kajiannya tidak terbatas pada substansinya (materialnya) saja
tetapi termasuk proses dan perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing
komponen geosfer, beserta interaksinya. Fenomena geosfer yang menjadi obyek kajian
geografi tersebut juga menjadi obyek kajian disiplin ilmu yang lain. Secara substansial
obyek kajian geografi bertampalan dengan disiplin ilmu yang lain. Pertanyaan kemudian
yang muncul adalah apakah perbedaanya antara geografi dengan disiplin ilmu yang lain?
Menurut Hagett (1983) pembedanya terletak pada pendekatan yang digunakan, yaitu
pendekatan keruangan, ekologis dan kompleks wilayah.
Penegasan bahwa lingkup sain geografi itu cukup luas, dapat disimak dari
pendapat Jiang Naili (2012) yang menyatakan bahwa obyek kajian geografi adalah sistem
ruang di permukaan bumi, yang sebagai intinya adalah sistem regional yang tersusun atas
aktifitas manusia dan lingkungan geografis. Lingkungan geografis itu sendiri tersusun
atas lingkungan geografis alami, dan lingkungan geografis manusia. Masing-masing
komponen geografis tersebut banyak macamnya yang mempunyai keterkaitan yang
kompleks.

Pendapat Thrift (dalam Laffan, 2012), lebih menguatkan lingkup kajian

geografi itu luas, yang menyatakan bahwa geografi itu merupakan displin keilmuan
yang luas, mempunyai sejarah perkembangan yang panjang dan mempunyai subyek
material kajian yang melebar dan bersinggungan dengan banyak disiplin mulai dari yang
bersifat fisik dan sosial murni.

A
B
L
A : atmosfer
H : hidrosfer
L : litosfer
B : biosfer

Bersifat dinamik

Gambar 1. Komponen geosfer yang menjadi obyek kajian geografi


Lingkup kajian geografi yang dinyatakan luas tersebut dapat ditelaah menurut
definisi geografi dari waktu ke waktu. Berikut disampaikan beberapa definisi geografi
untuk menunjukkan lingkup yang menjadi fokus dari kajian geografi. Definisi geografi
cukup banyak, dalam matrikulasi ini diambilkan dari Kitchin dan N.J.Tate (2000) dan
kumpulan definisi dari catatan kuliah (Sutikno, 2008).
Definisi Geografi dari Kitchin dan N.J. Tate (2000): .
1. Geography is the science whose main function is to trace the interaction of
man in society and so much of his environment that varies locally
( Mackinder, 1887).
2. Geography is concerned to provide accurate, orderly and rational description
and interpretation of the variable characters of the Earths surface
( Hartshorne, 1959).
3. Geography ca be regarded as a science concerned with the rational
development, testing, of theory that explain ad predict the spatial distribution

and location of various characteristics of the surface of the Earth (Yeates,


1968).
4. Geography is the study of spatial forms and structures produces historically
ad specified by modes of production (Danford, 1981).
5. Geography is the study of the Earths surface as the space within which the
human population lives (Hagget, 1981).
6. Literally defined as earth description, geography is widely accepted as
discipline that provides knowledge about the earth as the home of human
kind (Johnston, 1985).
7. Geographers are concerned with three kinds of analysis: i). spatial
(location): number, characteristics, activities and distributions; ii).
ecological: the relationship between humans and environment; iii). Regional:
the combination of the first two themes in areal differentiation (Hagget, 1990)
8.

Geography explores the relationship between the earth and its peoples
through the study of place, space and environment. Geographers ask question
where and what; also how and why (Geography Working Group Interim
Report, 1990).

9. The study of place seeks to described and understand not only the location of
the physical and human features of the Earth, but also the process, systems,
and interrelationship the create or influence those features (Geography
Working Group Interim Report, 1990).
10. The study of the environment embraces both its physical and human
dimensions. Thus it addresses the resources, some times scarce ad fragile, that
the Earth provides and on which all life depends; the impact of those
resources of human activities; and wider social, economic, political and
cultural consequences of the relationship between the two (Geography
Working Group Interim Report, 1990).
11. Geography is about how we view the world, how we see people in places
(Gale,1992).
Definisi Geografi dari catatan kuliah (Sutikno, 2008):
1. Geography is essentially to the full understanding of reality.

2. Geography is so comprehensive in character that the ideally complete


geographer would have to know all about every science that has to do with
the world, both nature and of man.
3. Geography endeavor to describe and interprets actual sections of reality as
the exist, and those sections they observe phenomena by methods that, in a
general way, are available to the common man
4. Geography is an integrating science concerned with studying the world.
5. Geography seeks to acquire a complete knowledge of the area differentiation
of the world and therefore discriminate among the phenomena that vary in
different parts of the world only in terms of their geographic significance i.e.
their relation to the total differentiation of areas.
6. In studying the interrelation of these phenomena geography depends first and
fundamentally on comparison of maps depicting the area expression of
individual phenomena or interrelated phenomena
7. Geography accepts the universal scientific standards of precise logical
reasoning based on spatial defined, if not standardized map.
8. Geography seeks to establish principles of relationships between the
phenomena that are a really related in the same or different areas in order
that it may correctly interpret the interrelations of such phenomena in any
particular area.
9. Geography seeks to organized its knowledge of the world into interconnected
system in order that any particular fragment of knowledge may be related to
all others that bear upon it.
10. Geography is concerned to provide an accurate, orderly, and rational
description of the variable character of the earths surface.
11. Its goal is nothing than an understanding of the past, interacting system
comprising all humanity and its natural environment on the surface of the
earth
12. Geography seeks to explain how the subsystems of the physical environment
are organized on the earths surface, and how man contributes himself over
the earth in relation to physical features and to other man.

13. Geography is concerned with giving man an orderly description of his world
(however) the contemporary stress is on geography as the study of spatial
organization expressed as patterns and processes.
14. Geography .. A science concerned with the rational development, and testing
of theories that explain and predict the spatial distribution and location of
various characteristics on the surface of the earth.
15. Geography is the study of relations between society and the natural
environment.
16. Geography looks at how society shapes, alters, and increasingly transforms
the natural environment, creating humanized forms from stretches of pristine
nature, and then sedimenting layers of socialization on within the other, one
on top of the others, until a complex natural-social landscape results.
17. Geography is a study of nature-society interrelations.
18. Geographers integrates phenomena according to its distinctive chorographic
point of view.
19. Geography, aptitude of comprehending the correspondence and correlation
of facts, be they in terrestrial milieu which includes them all, be they in
regional milieu in which they are localized.
Rumusan dari sejumlah 30 definisi tersebut cukup bervariasi ada yang sangat
pendek (sederhana) dan ada yang lebih panjang dan kompleks. Definisi geografi yang
begitu bervariasi, di satu pihak membingungkan, di pihak lain justru memberikan
keleluasaan untuk memilih sebagai landasan untuk penelitian atau penulisan ilmiah..
Terkait dengan variasi definisi tersebut tidak berlebihan apabila dinyatakan bahwa tidak
ada satu definisi yang sesuai bagi semua geograf. Variasi rumusan definisi dari berbagai
pendapat tersebut tergantung pada fokus obyek kajian

yang ditekuni bagi perumus

definisi. Bahkan ada yang menyatakan bahwa geografi adalah apa yang dikerjakan
geograf (bersifat akademik) / (what geographers do; academic) dan dan apa yang dikaji
geograf ( bahasa sehari-hari) / (what geographers study; vernacular).
Kesimpulan yang diambil dari variasi definisi tersebut adalah: meskipun rumusan
definisi berbeda-beda namun ada beberapa elemen yang menjadi identitas geografi.dan
merupakan lingkup geografi. Lingkup sain geografi yang tersirat dan tersurat dalam

definisi geografi tersebut adalah: ruang (space), lingkungan alami dan lingkungan
manusia

(natural

and

human

environment),

wilayah

(region),

timbalbalik

(interrelationship), keterpaduan (integrated), ketergantungan (interdependency) dan


keberlanjutan (sustainability). Lebih lanjut dapat dinyatakan bahwa unsur yang dikaji
dalam sain geografi mencakup semua unsur kajian ilmu lingkungan. Dalam ilmu
lingkungan pokok kajiannya adalah unsur abiotik, biotik dan kultur (budaya) atau sering
disingkat ABC (Abiotic, Biotic, Culture). Tidak berlebihan pula bila dinyatakan bahwa
sain geografi termasuk gugus ilmu lingkungan, atau paling tidak sebagai pondasi dari
ilmu lingkungan.
Divisi Geografi
Lingkup geografi yang cukup luas, obyek material bertampalan dengan obyek
kajian disiplin ilmu pengetahuan lain, kecenderungan kajian bersifat fisik dan sosial
murni, dan geograf bekerja sesuai dengan fokus interesnya masing-masing, maka
geografi terbagi menjadi dua cabang, yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Obyek
kajian dari masing-masing cabang tersebut tentunya telah dibahas pada materi matrikulasi
yang lalu. Geografi fisik menekankan kajian pada unsur fisik, seperti geomorfologi,
hidrologi, ilmu tanah, hidrometeorologi dan klimatologi; sedang geografi manusia
terfokus pada aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Keterkaitan diantara geografi
fisik dan geografi sosial, beserta fokus kajian dan persinggungan dengan disiplin ilmu
pengetahuan lain tertera pada Gambar 2.
Bidang kajian dalam Geografi Fisik dan Geografi Manusia selain yang tertulis dalam
Gambar 2, masih ada beberapa tambahan bidang kajian yang relatif baru. Misalnya dalam
Geografi Fisik terdapat tambahan bidang kajian: Geomorfologi Pantai, Sumberdaya Air,
Mitigasi Bencana/Bahaya, Geografi Rekreasi, Pariwisata da Sport, dan Geografi
Kesehatan; sedang pada Geografi Manusia terdapat tambahan bidang kajian: Geografi
Perilaku dan Persepsi, Geografi Penduduk, Geografi Industri, Geografi Pertanian,
Geografi Regional dan Pengembangan Wilayah serta Geografi Transportasi (Strahler dan
Strahler, 2003). Pemisahan menjadi Geografi Fisik dan Geografi Manusia semakin tajam
terjadi pada pertengahan abad 20. Clark (1950 dalam Matthews dan Herbert, 2004)
berpandangan bahwa geografi manusia dihambat kemajuanya karena

pertimbangan

akademik,

asumsinya bahwa geografi fisik lebih penting dalam memahami fenomena

manusia. Subyektifitas dari intepretasi, penting dari konsep personal dan penilaian
terhadap identitas obyek kajian merupakan hambatan perkembangan geografi manusia.
Akibatnya terjadi penyimpangan arah perkembangan geografi manusia. Salah satu butir
yang teridentifikasi adanya penyimpangan geograf manusia dari paradigma insani dan
alamiah, adalah suburnya kajian ilmu sosial dan ilmu humaniora daripada ilmu
pengethauan fisik dan alam. Akibatnya kajian geografi manusia cenderung menggunakan
teori-teori ilmu sosial dan humaniora. Efek lebih lanjut menurut Johson (dalam Matthews
dan Herbert, 2004) terdapat perbedaan epistemologi dalam geografi fisik dan geografi
manusia.

Secara

akademik

geografis

kedua

cabang

geografi

tersebut

saling

membutuhkan, dalam arti kajian geografi fisik memerlukan konsep geografi manusia,
sebaliknya kajian geografi manusia memerlukan informasi geografi fisik. Dengan asumsi
bahwa fenomena fisik merupakan wadah dari semua komponen manusia beserta aktifitas
dan prosesnya.

Meteorologi

Biologi
Geomorfologi

Klimatologi

BioGeografi

Astronomi
Matematika
Geografi

Geografi
Sosial
Geografi
Ekonomi
Ekonomi

Geografi
Politik
Geografi
Budaya

Geografi
Sejarah
Sejarah

Pedologi

Ilmu Politik

Antropologi

GEOGRAFI MANUSIA

Sosiologi

GEOGRAFI

Geografi
Tanah

GEOGRAFI FISIK

Geologi

Gambar 2. Geografi dengan cabang Geografi Fisik dan Geografi Manusia, beserta bidang
kajian dan ilmu pendukungnya.

Pandangan bahwa kedua cabang geografi tersebut saling membutuhkan, diperkuat


oleh pendapat Jiang Naili (2012) dan Stoddart (1987) dan Orme (1985). Jiang Naili
menyatakan bahwa gabungan atau senyawa dari geografi fisik dan geografi manusia
merupakan jati diri geografi. Tidak bermakna jika geografi fisik terpisah dari geografi
manusia, dan demikian juga sebalikya. Jika geografi manusia terpisah dari geografi fisik
akan kurang berarti dan tidak masuk akal (Stoddart dalam Matthews dan Herbert, 2004).
Bahkan Orme menyatakan bahwa geografi tanpa dasar geografi fisik tumpul, dan
geografi tanpa dasar geografi fisik adalah sosiologi (Orme, dalam Matthews dan Herbert,
2004)..
Kenyataan dalam dunia pendidikan meskipun banyak argumentasi bahwa
sebaiknya tidak terjadi pemisahan antara geografi fisik dan geografi manusia, tetap terjadi
pemisahan geografi. Hal tersebut terpengaruh oleh dunia kerja dan terpengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun terjadi pemisahan di antara
dua cabang geografi, masih terdapat tradisi dalam metode kajian geografis. Sebagai
pengikat, yakni tradisi kartografis (peta), kerja lapang dan holistik.

Dalam kajian

geografis peta menjadi bahan dan alat utama, baik sebagai peta dasar, peta tematik, peta
analitik maupun peta sintesis. Kerja lapang merupakan metode utama dalam perolehan
data geografis. Holistik dalam arti fenomena yang dikaji utuh menyeluruh, meskipun
kadar keholistikannya tergantung pada permasalahan

dan tujuan kajiannya. Kadar

keholistikan kajian geografi dapat diketahui dari pertanyaan pemandu dalam geografi
yang terdiri dari 5W/1 H:
1) What: mengetahui fenomena yang dikaji, apakah obyek, proses atau
kejadianya;
2) Where: mengetahui tempat/lokasi terdapat atau kejadiannya;
3) When: mengetahui waktu kejadian;
4) Why: mengetahui penyebab kejadian;
5) Who: mengetahui siapa yang terlibat atau yang bertanggung jawab
terhadap suatu kejadian
6) How: mengetahui cara menyelesaikan kejadian, atau megetahui proses
berlangsugnya kejadian.

Pertayaan pemandu kajian geografi tersebut tergolong pertayaan lama dan partial, yang
dapat digunakan untuk menentukan tingkat dan bobot kajian untuk memperoleh derajad
akademik. Bagi program S1 lebih menekankan pada tiga pertanyaan pertama, yaitu what,
where dan when, dapat juga S1 mengkaji pertanyaan yang lain tetapi tidak merupakan
keharusan. Bagi program S2 dan S3 analisisnya lebih mengutamakan pada pertanyaan ke
4 hingga ke 6; berdasarka data dasar dari pertayaan 1 hingga 4.
Agar pertanyaan pemandu dalam kajian geografi tersebut lebih bersifat analitik, maka
dimodifikasi menjadi empat pertanyaan utama, yang merupakan gabungan dari
pertanyaan yang ada sebelumnya. Pertayaan pemandu kajian geografi yang baru lebih
sesuai bagi peeliti pada jenjang studi Program S2 dan S3, pertanyaan pemandu dimaksud
adalah sebagai berikut:
1) Apa, dimana dan kapan (what, where and when) jawaban terhadap
pertanyaan tersebut merupakan data geografis yang dapat dianalisis, secara
spasial dan temporal;
2) Bagaimana dan mengapa (how and why): jawaban terhadap pertanyaan
memerlukan analisis yang mendalam dan mempuyai nilai akademik yang
penting;
3)

Apakah dampaknya (what is the impact): jawaban terhadap pertanyaan


tersebut merupakan penilaian terhadap suatu kondisi ligkungan geografis yang
dapat dijadikan dasr penyelesaian masalah atau pengembangan;

4) Bagaimana seharusnya (how ought to): jawaban terhadap pertanyaan tersebut


merupakan pola pemikiran peneliti untuk penyelesaian suatu permasalahan
yang telah teridentifikasi..

III. PERKEMBANGAN SAIN GEOGRAFI


Disiplin geografi pada mulanya tidak tersusun secara sistematis seperti sekarang
ini. Pengetahuan mengenai suatu wilayah yang meliputi aspek-aspek alamiah dengan
karakteristiknya. mula-mula hanya dalam bentuk cerita yang disampaikan oleh seseorang
kepada yang lainnya. Terdorong oleh kebutuhan untuk mempermudah perjalanan
berikutnya, secara sederhana pengalaman perjalanan itu dilukiskan ke dalam bentuk peta

10

(Sumaatmadja, 1988). Bagi kepentingan perjalanan, perdagangan,

peperangan dan

pertahanan, peta tersebut sangat membantu dalam memvisualisasikan suatu objek


telaahan, yang kemudian menjadi perangsang bagi perkembangan sain geografi.
Perkembangan sain geografi secara garis besar dapat dibagi menjadi empat tahapan,
yaitu: geografi klasik, geografi abad pertengahan; geografi modern dan geografi baru
(Widoyo Alfandi, 2001). Rincian perkembangan geografi dapat diringkaskan pada Tabel
1. Isi dari Tabel 1 adalah pentahan, periode waktu, tokoh/pencetus/penggagas dan
substansi, obyek, konsep geografisnya.
Tabel 1. Perkembangan sain geografi (diringkas dari Widyo Alfandi, 2001).
Tahapan/periode
waktu
Geografi klasik
(600 SM-1500 M

Tokoh/Pencetus
1)

2)

3)

4)

5)

6)
7)

Substansi obyek, gagasan, konsep geografis

Homeru 1)
Geografi berdasar filsafat dan sejarah,
s (850 SM)
ilmu kebumian dilandasi oleh mitologi,
dan
kemudian berkembang mengalami perubahan,
Hesodius
karena dipengaruhi oleh ilmu alam, ilmu pasti
dan logika
Herodot 2)
Pembuat peta dunia, yang terbagi menjadi
us 485-425
Eropa (hingga Ukraina), Afrika (Sudan) dan
SM
Asia (India Timur); sebagai bapak geografi;
penganutnya:Ibnu Kaldun (1332-1406 M)
3)
Aliran geografi matematis, menyatakan
Pytagora
bahwa bumi bulat dan megajarkan pengukuran
s 572-497
bola bumi secara matematis; unsur tunggal apa
SM
pembentuk alam semesta
4)
Ahli filsafat yang megajarkan geometri
sebagai pengetahuan rasional atas dasar akal
Plato
murni sebagai dasar pengembangan kebearan
(428-348
filsafati.
SM)
5)
Berpendapat bahwa bumi berbentuk
keping yang terapug di atas air, separo bola
hampa, mempertanyakan dasar alam dan isi
Thales
alam; yang kemudian disagah oleh
(640-546
Parmenides seabad kemudian bahwa bumi itu
SM)
bulat.
6)
Menyempurakan sistem koordinat dan
ukuran bumi
7)
Menyempurnakan sistem koordinat dan
Anaxim
ukuran bumi
ader (6118)
Menyatakan bahwa bumi bulat yang
547 SM
berevolusi terhadap matahari da berputar pada
Aristotel
porosnya

11

es (382-322
SM
8)
Heraclid 9)
Sistem koordinat dan ukuran bumi,
es (320 SM)
disempurnakan dan membuat peta dunia,
dan
memperkenalkan nama geografi dan disebut
Aristarchus
sebagai bapak geografi. Uraiannya tentang
(310-230 SM
geografi fisik, astroomi, matematika, ethografi
9)
Erathost
dan negara-negara.
enes (27610)
Mempertegas prinsip geosentris,
196 SM
melakukan pengamatan astroomi yang
bermanfaat bagi pelayaran; membagi bumi
atas zone iklim berdasarkan garis lintang.
11)
Menerbitkan
buku
Geograpika
Unphegesis (Bimbingan ke Geografi),
10)
Hipparc
merupakan sumber pengetahuan geografi dan
hus (160-125
perpetaan pada zaman Yunani Kuno dan
SM
bangsa Eropa. Ia membedakan geografi
dengan korografi.
12)
Melakuka pengkuran dari Pulau Rhodes
11)
Claudius
hingga Kota Alexandria, sebagai dasar utuk
Ptolomeus
menentukan keliling bumi, hasilya lebih teliti
(90-155 M)
dari sebelumnya.
13)
Sebagai pelopor geografi regional,
termasuk
aliran
logografi,
termasuk
12)
Posidoni
Herodotus..
us (100 M)
14)
Pelopor phytogeografi
13)

Hecateu
s (520 SM)
15)

Sebagai pelopor aliran determinisme


lingkungan, lingkungan berpengaruh terhadap
14)
Theophr
pengelompokan kebudayaan dan pembagian
astus (370
pemerintahan. Ilmu geografi dicirikan oleh
SM)
integrasi antara lokasi, karakteristik wilayah
dan interelasi atar wilayah, pembuat peta
15)
Strabo
Eropa, Afrika dan Asia. Buku yang disusun
(64 SM-21
Geographia, terdiri dari 17 jilid
M)
16)
Perjalanan ke berbagai tempat, karena
faktor politik hasilnya tidak diterbitkan.
17)
Perjalanan darat dilakukan mulai dari
pantai timur laut Mediteran ke Tabriz, terus
sampai ke Peking (1275), Cina Utara dan
Selatan; kemudian perjalanan laut melalui
Selat Malaka, Sailan dan Selat Hormuz.
16)
Plinius
Laporan ditulis tahun1972-1296.
(23-79 M)
18)
Sebagai penemu Benua Amerika (1492)

12

17)

Marcop
olo (12661272
19)

18)
Columbus
(1497-1498
M)
19)
Bartomo
lome-us Diaz
20)
Vasco de
Gama (14971499)
21)
Ibnu
Batuta (13041378)

Geografi abad
pertengahan
(1500-1800)

22)

Ibnu
Said (abad
13)

23)

Al Idrisi
(abad 12)

1) Copernicus
(1500)

2) Galileo
Galilei
(1564-1642)

3) Bernadus
Varenius

Melakukan pelayaran hingga Tajung


Harapan Afrika Selatan tahun 1486
20)
.tahun 1498 mencapai India setelah
melakukan pelayara meyusuri patai barat
Afrika dan Afrika Timur.
21)
Melakukan perjalanan ke Laut Hitam,
Laut Kaspia, Asia Tengah, pantai Timur Afrika
Timur, Afrika Barat
22)
Perjalanan
yang
dilakuka
ke
Madagaskar, India, Cina, Sailan, Korea dan
Jepang; pembuat peta degan orientasi arah
utara; pta lautan Hindia dipenuhi dengan
pulau-pulau termasuk Indonesia;
23)
Pegajar ilmu falak, pertambaga,
kartografi dan ethnografi.
CATATAN; geografi di dunia muslim abad 1213 berkembang pesat karean pengaruh dari:
lalu lintas yang maju, bahasa dan agama Islam
yang sama, dukungan kerajaan dan ada
penterjemah karya geografis ke bahasa Arab.

1)

Peceramah tentag cakrawala dan hal


terkait dengan bumi dan planet yang
berevolusi mengelilingi bumi. Geografi
berkembang untuk penyebaran agama,
perdagangan da perang.
2)
Meerbitkan buku Delle Macchie Solari
(1613) yang membearkan pendapat Copernicu
bahwa bumi berevolusi mengelilingi matahari.
Geografi
yang
berkembang
geografi
matematis, dan ada geografi umum dan
geografi khusus.
3)
Menerbitkan buku: Geographia Generalis
tahun 1650; ada dualisme dalam geografi:

13

(1622-1650)
4) Cluverius
(abad 17)

geografi alamiah dan geografi sosial.


4)
Pegarag buku geografi umum (tahun
1626), isinya tentang geografi matematis dan
deskripsi negra-negara. Karya sebagai penciri
peralihan geografi pertegahan menuju ke awal
geografi modern.
5) Jean Pecard 5)
Penentu ukuran yang tepat dari 1 derajad
(1620-1682)
meridian, hasilnya juga digunkan oelh
Newton. Pertanyaan pemandu geografi yag
diguaka adalah apa dan dimana. Geografi
bersifat deskriptif dan matematis.

14

Geografi modern
(abad 18pertegahan abad
19).

1)

2)

3)

4)

5)

6)

Emman 1)
Filosof, pengajar geografi fisik, geografi
uel
Kant
merupakan disiplin ilmiah. Pengarang buku
(1724-1804)
Phsische Geographie. Geografi merupakan
bagian dari ilmu empiris, yang membahas
gejala di permukaan bumi, sebagai dasar
memahami tentang dunia.
Alexand 2)
Geografi adalah basis dari sejarah, sedang
er
von
sejarah itu geografi dari abad ke abad yang
Humboldt
digerakan oleh manusia. Hasil perjalaan ke
(1769-1859)
Amerika Selatan dan Tengah memperoleh
kesimpulan terdapat korelasi antara elevasi
dengan
jenis-jenis
vegetasi;
terdapat
perbedaan dan persamaan karakteristik gejala
di permukaan bumi.
Karl
3)
Peletak dasar geografi sosial modern,
Ritter (1779geografi regional, dan penganut aliran
1859)
geografi fisik-determinis; sebagai pelopor
geografi regional.Mengembangkan teori siklus
perkembangan kebudayaan: sebagai makhluk
organis, kebudayaa berdaur melalui kelahiran,
dewasa, kemudian mati.Penulis buku The laws
of spasial growth of states: contribution to
scientific political geography (1986).
4)
Mengajukan empat konsep:
Charles

Organisme akan selalu berevolusi


Darwin
sepanjang masa;
(1809-1882)

Ada
hubugan
erat
antara
organisme dan kondisi lingkungan
fisik;

Siapa yang kuat akan menang dan


bertahan hidup;

Ada
kemungkinan
alam
menghasilkan variasi karakteristik
secara acak pada setiap kelompok
F. Ratzel
organisme.
(1844-1904)
5)
Pengarang buku Antropogeographie
(1882), yang mengupas faktor penentu
kehidupan pada suatu wilayah adalah
lingkungan alam dan aktifitas manusia.
Manusia
sebagai
penentu
corak
kebudayaanya, kependudukan, permukiman
dan budaya menjadi perhatiannya. Penelitian
yang dilakukan telah menggunakan metode
ilmiah, dengan kesimpulan bahwa kehidupan
manusia ditentukan oleh alam, sebagai pelopor
G.P
ajaran fisik determinis.
15

Marsh
(1864)

6)

Pendapatnya: manusia yang membentuk


rumahnya, yang dimaksud bumi. Pendapat ini
dikoreksi oleh V.de la Blache bahwa bumi
tidak mendikte perilaku manusia, tetapi bumi
menawarkan alternatif pilihan, manusialah
yang menentukan pilihannya, termasuk aliran
environmental possibilities. Pelopor geografi
manusia
7)
Ferdinan 7)
Seorang ahli geologi, menerbitkan buku:
d von
China, the result of personal journeys and
Richthoffen
studies base therein.
Perhatiannya pada
(1813-1905)
pengaruh benua terhadap struktur internal dan
perkembangan bentuk permukaan bumi, yang
kemudian dikaitkan dengan kegiatan manusia,
berjasa dalam pengembangan geomorfologi.
Pengikutnya adalah Albrecht Penck dan
William M. Davis.
8)
Alfred 8)
Penulis peranan angkatan laut Negara AS.
Thayer
Tiga buku yang ditulisnya:
Mahan
The influence of sea power upon
(1840-1914)
history
The ifluence of sea power upon
French revolution and empire
The life of Nelson.
Faktor yang mempengaruhi sea power adalah:
letak geografis Negara, tata letak Negara,
cakupan wilayah, jumlah penduduk, watak
nasional/kepribadian bangsa dan politik
Negara.
9)
Rudolf 9)
Pengembang geografi politik dan
Kyellen
geopolitik
(1921); Karl
Haushofer
(1928); Sir
Halford
Mackinder
(1943)
10)
W,
Smith dan J. 10)
Pelopor geologi
Hutton
(1776-1797)
11)
Otto
11)
.Pelopor geografi budaya (cultural), yang
Schluter
terdiri dari geografi permukiman, geografi
(1872); Ernst
ekonomi, dan geografi transportasi.
Kapp (18081896)

16

Geografi awal
abad 20 (geografi
Baru)

1)

Fred K. 1)
Berbagai
pandangan/pendapat
yang
Schaefer,
muncul:
McCarty,
a
Penelitian geografi lama bersifat
Garrison,
ideografis diubah ke nomotetik
Claval (1950)
b
Penelitian
lama
bersifat
retrospektif diubah ke prospektif.
c
Proses penalaran yag semula
bersifat sintesik diubah ke analitik
d
Dalil geografi harus dapat
menjelaskan pola sebaran yang saling
berkaitan.
e
Pergeseran dari penelitian berifat
2)
Minshul
fisik ke geografi sosial, geografi ekonomi,
l dalam
geografi politi, geografi kota, dsb..
Daldjoeni
2)
Perkembangan geografi baru:
(1991)
a
Jenis bidang studi geografi
bertambah
b
Analisis lebih ditekankan pada
hubungan kausalitas.
c
Informasi gejala geografi lebih
ditekankan pada masalah mengapa dan
bagaimana.
d
Prioritas
penelitian
bersifat
tematik ketimbang kewilayahan
3)
Johnston
e
Geografi
terintegrasi/terpadu
(1983)
merupakan pendekatan teortik, yang dapat
diterapkan untuk pemecahan masalah
keruangan, ekologis, kewilayahan dan
kesejarahan.
4)
UMUM 3)
Fokus kajian geografi manusia adalah
ruang, hubungan ruang, perubahan dalam
ruang, cara organisasi masyarakat dalam
ruang, konsep manusia dalam perubahan
ruang dan penggunaanya.
4)
Perkembangan geografi dalam geografi
modern:
a
Pertanyaan
pemandu
kajian
geografi 5W/1H
b
Fokus geografi pada deskripsi,
interpretasi, analisis, penjelasan tentang
distribusi, proses, pola, struktur dan
manipulasi gejala geografi.
c
Kelompok aliran geografi baru:
geografi sejarah (1950), geografi kultural
(1950), geografi ekonomi (1950), geografi
perilaku (1960), geografi agama (1967),

17

geografi
radikal
(1970),
geografi
kesejahteraan (1970), geografi marxixtis
(1970), geografi ruang-waktu (1975) dan
geografi humanis (1977)
Perkembangan geografi yang tercantum pada Tabel 1 telah mempengaruhi
perkembangan geografi di Indonesia. Berbanding dengan Barat, Geografi di Indonesia
termasuk lambat. Baru setelah kemerdekaan RI mulai muncul perguruan tinggi yang
membuka Jurusan Geografi UGM dan UI), baik yang berorientasi ke kependidikan
maupun ilmu murni. Jika memperhatikan munculya ilmu geografi dimulai dari
perjalanan/pelayaran, seharusnya sejak Sriwijaya, Majapahit sudah mempunyai sejarah
perkembangan geografi. Hanya sayangnya pada waktu itu budaya tulis belum merupakan
kebutuhan. Sejarah perkembangan geografi di Indonesia dapat ditelusuri dari dari buku
yang diterbitkan ahli geologi, seperti Van Bemmelen, Pannekoek, Verstappen, dan hasilhasil penelitian dan buku yang di tulis oleh berbagai kalangan di perguruan tinggi di
Indonesia.
IV. TEORI GEOGRAFI
Sebelum membincangkan teori geografi terlebih dulu diawali dengan pengertian
tentang teori dan terminologi yang terkait, yaitu prinsip dan konsep. Teori diperoleh dari
hasil suatu penelitian atau kajian filsafati. Penelitian berangkat dari teori berakhir dengan
teori. Awal penelitian perlu didasari oleh prinsip geografi, konsep geografi, kemudian
teori geografi.
Prinsip Geografi
Prinsip geografi adalah pokok-pokok fikiran yang mendasari pola kajian geografi.
Cakupan dari pokok-pokok fikiran geografi tersebut terdiri dari: deskripsi dan klasifikasi,
lokasi

dan

penyebaran

fenomena,

interelasi

dan

jaringan,

korolgi/keruangan,

ukuran/skala, dan pola, serta proses.. Setiap kajian geografi harus didasari oleh prinsip
geografi tersebut. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan kajian salah satu
fenomena geografi, misalnya tentang kemiskinan, maka harus didasari oleh pengertian
atau deskripsi kemiskinan serta klasifikasi kemiskinan, harus tahu lokasi dan distribusi

18

kemiskinan, harus didasari oleh interelasi dengan aspek lingkungan lainnya serta ukuran
wilayah yang terkena kemiskinan.
Konsep Geografi
Konsep adalah suatu abstraksi, suatu pengertian, yang merupakan definisi
operasional, dan terdiri dari kesadaran terhadap kesan, pemahaman, dan pengalaman
yang kompleks untuk menunjukkan hubungan dan gejala empiris yang dinyatakan oleh
fakta atau suatu pengertian yag mejelaskan suatu gejala (Widoyo Alfandi, 2001). Banyak
konsep geografi, yang dikemukakan oleh para geograf, diantaranya oleh Fiet Gerald
(1973), Peter Hagget (1975), Warman (1981), Whiple (dalam Bintarto, 1981) yang
masing-masing mempuyai penekanan yang berbeda-beda.
Konsep geografi (Fitzgerald,1973):
1) the concept of development through time;
2) the concept of the relationship between an organism and it habitat;
3) the concept of selection and struggle;
4) the concept of random variation.
Konsep Geografi menurut Peter Hagget (1975)
1) Areal differentiation
2) Landscape
3) Man-environment
4) Spatial distribution
5) Geometric
Konsep geografi (Henry J.Warman, dalam Bintarto: 1981):
1)

strata kehidupan (life layer concept)

2)

dominasi ekologi manusia (man ecological dominant concept)

3)

interaksi keruangan (spatial interaction)

4)

globalisasi (globalism concept)

5)

wilayah (regional concept)

6)

hubungan wilayah (areal relationships)

7)

kesamaan wilayah (areal likeness)

8)

perbedaan wilayah (areal differences)

19

9)

keunikan wilayah (areal uniqueness)

10)

penyebaran areal (areal distribution)

11)

lokasi relatif (relative location)

12)

keuntungan komparatif (advantage comparative)

13)

perubahan abadi (perpectual transformation concept)

14)

sumber daya budaya yang berbeda (culturally defined resources concept)

15)

skala ( round earth on flat paper concept)

Konsep Geografi Menurut Getrude Whiple (dalam Bintarto, 1981)


1) The earth as a planet
2) Varied ways of living
3) Varied natural regions
4) Significance of region to man
5) The importance of location in understanding world affaire
Teori Geografi
Teori geografi adalah suatu rangkaian proposisi atau pernyataan atau himpunan
prinsip, yang telah dibuktikan melalui alasan logis dari suatu fakta dan asumsi yang
benar, disusun secara sistematik, yang berperan menjelaskan dan meramalkan suatu
gejala geografis atau kenampakan geografis yang dipermasalahkan.
Sifat dari teori (termasuk teori geografi):
1)

menyatakan hubungan sistematik yang memberikan kerangka


orientasi klasifikasi data dan analisis data,

2)

logis dan konsisten,

3)

general dan abstraksi,

4)

dapat diuji kebenarannya,

5)

menjelaskan dan meramalkan gejala.


Seperti disebutkan dalam uraian sebelumnya, obyek kajian geografi bertampalan

dengan bidang kajian disiplin lain. Sebagai akibatnya kajian geografi sering terpengaruh
oleh atau bahkan menggunakan teori-teori dari disiplin ilmu lain. Kajian geografi fisik

20

sering menggunakan teori fisika dan geologi; sedang bagi geografi manusia sering dan
bahkan banyak yang menggunakan teori sosiologi, teori ekonomi dan teori psikologi.
Sebenarnya geografi yang obyek kajiannya pada geosfer dan terfokus pada aspek spasial,
lingkungan seharusnya dapat membangun teori geografis yang mandiri. Segala sesuatu
yang berada di permukaan bumi, tentu terletak pada ruang tertentu atau aspek spasial
tertentu. Oleh sebab itu geografi dapat mendasari terbentuknya teori-teori spasial, yang
menjadi penciri sain geografi.

Pertimbangan geografi dapat mendasari teori spasial

adalah sebagai berikut.


1)

Geografi adalah studi hubungan antara masyarakat dan


alam, ruang sebagai luasan permukaan dan lingkungan alam yang dimodifikasi oleh
gaya sosial menjadi bentanglahan kemanusiaan.

2)

Ruang (space) adalah totalitas dari tempat-tempat dimana


benda berada pada suatu waktu tertentu.

3)

Ruang dapat dipertimbangkan sebagai abstraksi dari bendabenda penting yang menempatinya

4)

Ruang di bumi pada kenyataannya tidak murni sebagai


lingkungan alami, tetapi selalu termodifikasi oleh aktitas manusia.

5)

Ruang terdiri dari obyek-obyek yang saling berhubungan


yang memotong lingkungan dan tidak terasing dari hubungan itu sendiri.

6)

Ruang absolut dicirikan oleh luasan yang homogen,


equivalen dalam semua arah, dan bukan persepsi terhadap rasa dan bukan tidak asli.

7)

Ruang obyektif adalah bentuk georafis dari ruang-ruang


yang terbentuk oleh kreatifitas manusia.

H. Teori-teori Geografi 1. Teori Ledakan Penduduk Malthus


Setelah memahami pengertia konsep geografi dan geografi dapat menjadi dasar untuk
membangun teori geografi berikut disampaikan beberapa teori geografi.
1. Teori Ledakan Penduduk Malthus (1798)
.Malthus seorang ahli ekonomi yang tergolong ekonomi Mazhab Klasik.. Dalam

21

ilmu geografi ekonomi dan populasi namanya dikenal sebagai seorang pelopor yang
mengukir pada mazhab geografi tersebut. Selain itu nama Malthus kemudian diabadikan
juga dalam istilah neomalthusianisme. Teori Malthus tentang ledakan penduduk yang
ditulis dalam bukunya An Essay on the Principles of Population (1798). Dalam teorinya
tersebut Malthus berpendapat, bahwa:
a.

Masyarakat manusia akan tetap miskin karena terdapat


kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan
makanan.

b.

Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret


ukur sehingga

pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun,

sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yankni


menurut deret hitung atau deret tambah
2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Elsworth Huntington
Huntington adalah seorang ahli geografi Amerika yang produktif menulis
berbagai buku ternama dan teorinya tergolong fantastis imajiner. Inti teori-teorinya itu
terdapat dalam tiga buku yakni: The Pulse of Asia (1907); Palestine and Its
Transformation (1911), Civilization and Climate (1915), yang secara garis besar pokokpokok pikirannya sebagai berikut:
a.

Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Barat Daya pada
zaman kuno kondisinya mengerikan karena kekeringan, pada awal abad ke-20
diperkirakan adanya kemerosotan perabadaban yang terjadi dan disebabkan oleh
perubahan iklim.

b.

Kekeringan di wilayah ini pada masa sekarang kelihatannya tidak sesuai


dengan posisinya terdahulu sebagai pusat kerajaan, dan dia mulai berpikir
bahwa iklimnya yang dahulu seharusnya lebih lembab, bahwa wilayah ini harus
mengalami proses pengeringan yang progresif .Proses semacam ini harus
menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar fenomena-fenomena yang
lebih umum.

c.

Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu,


umumnya dari timur ke barat. Inilah yang menjelaskan pergantian pusat-pusat

22

peradaban besar dari Babilonia, Mesir ke Yunani, ke Roma, dari Roma ke


Prancis, dan dari Prancis ke Inggeris, serta dari Inggeris ke Amerika Serikat.
3. Teori Lokasi Lahan von Thunen
von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada
dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan
mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang
yang dibutuhkan seluruh negara, daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok
bahan mentah lain ke kota.
1)

Lahan pertama berada di dekat pusat kota (pasar) akan


dipakai untuk kegiatan- kegiatan intensif jenis tanaman yang hasilnya cepat
rusak, memakan tempat dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.

2)

Daerah kedua merupakan

daerah hutan. Hal ini bisa

dipahami mengingat masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan
bakar yang sifatnya memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan
agar dekat dari pusat kota.
3)

Daerah ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis


gandum atau padipadian.

4)

Daerah keempat berupa daerah penggembalaan ternak.

5)

Daerah kelima, merupakan daerah three field system


merupakan daerah ilalang, daerah tandus.

6)

Daerah keenam

merupakan daerah perburuan. Untuk

memudahkan dan efisiensi transportasi, diperlukan sungai yang membelah kota,


ternyata dapat menghemat 1/6 transportasi darat, sehingga daerah pertama akan
berkembang sepanjang sungai. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan
sungai, sehingga akan sama biaya transpor darat bagi daerah yang tidak dapat
menikmati adanya sungai.
4. Teori Daya Sentrifugal dan Sentripetal Charles O. Colby
Colby adalah penulis artikel Jurnal Annals pada Association of American
Geographers Vol 23.No.1 (Mar.1933), hlmn.1-20. yang menulis topik Centrifugal and

23

Centripetal Forces in Urban Geography. Dalam tulisan tersebut Colby menguraikan


bahwa proses berekspansinya kota yang makin meluas dan berubahnya struktur tata guna
lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya daya sentrifugal dan sentripetal pada
beberapa kota. Daya sentrifugal, mendorong gerak ke luar penduduk dan usahanya
sehingga terjadi disperse kegiatan manusia dan elokasi sector-sektor serta zone-zone kota.
Daya sentripetal, mendorong penduduk bergerak ke dalam kota dan berbagai usaha
usahanya yang menimbulkan pemusatan (konsentrasi) aktivitas masyarakat.
Penyebab timbulnya daya sentrifugal dan sentripetal dari penduduk kota adalah: ada.
gangguan yang sering berulang, seperti; macetnya lalu lintas, polusi udara dan bunyi,
menyebabkan penduduk kota merasa tidak nyaman bertempat tinggal di situ.
Namun sebaliknya, banyak juga penduduk luar/pinggir kota yang justru menyenangi
hidup tinggal di kota, inilah yang kedua ini termasuk daya sentripetal yang penyebabnya,
sebagai berikut: memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk
pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri dalam operasi industri
Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi apakah itu dekat
stasion kereta api, pelabuhan, maupun terminal bus, maupun pusatpusat keramaian publik
lainnya
5. Teori Kota Konsentris Burgess
Burgess adalah seorang geograf Amerika Serikat yang mengkaji struktur kota
Chicago pada tahun 1920-an, dan teori konsentrasi tersebut dimuat dalam tulisannya yang
berjudul The Geography of City (1925). Inti teori kota konsentris tersebut adalah:
a. Pada hakikatnya kota itu meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat/inti,
sehingga muncul zone-zone baru sebagai perluasannya.
b. Pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zone yang konsentris letaknya,
sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar di pusat kota terdapat:

Zone Pertama; Central Bisnis District (disingkat BCD). untuk sebagai


pusat/jantung kehidupan perdagangan, perekonomian, dan kemasyarakatan..

Zone Kedua; terdapat Zone Peralihan (trantitional zone) merupakan kawasan


perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno.

Zone Ketiga: kawasan perumahan para buruh kebanyakan adalah kaum

24

imigran.

Zone Keempat: penghini kelas menengah, cukup rapi memiliki jarak sanitasi
yang lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nnyaman dan baik. Namun
terdapat juga sebagian kecil rumah berkelas elite.

Zone kelima; merupakan Commuters Zone, atau tempat orang yang pulangpergi setiap hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah
serta berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat/tidur atau dormitory
towns, maklum perumahan untuk orang-orang kaya.

6. Teori Konflik antara Suku Bangsa Nomadik dengan Sedenter (Jean Bunhes)
Bunhes seorang ahli geografi Prancis murid Le Play yang meneliti pengaruh
kehidupan nomadik (barbar) terhadap politik. Penelitiannya ini dilakukan di beberapa
kawasan khususnya Afrika (Gurun Sahara dan Asia Tengah yang beriklim keras), dengan
sistem keluarga yang menghasilkan otorianisme dalam bukunya Geographie humanie
(1925). Adapun isi pokok teori tersebut, sebagai berikut:
1) Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam, tidak
memungkinkan pengolahan alam yang intensif. Hanya bibir-bibir gunung yang di
mana oase-oase irigasi dibangun, tanaman bisa tumbuh dan berkembang.
2) Di mana-pun tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart)
untuk memelihara kawanan ternak dan hewan. Dan dengan demikian wilayah
penggembala di atas kuda, kelompok-kelompok kecil manusia yang tersebar
dengan ternaknya dalam suatu wilayah yang luas.
3) Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk bergerak keliling dan untuk
mengetahui sebelumnya tentang wilayah perumputan serta sumbersumber air
untuk jarak yang jauh, mereka memperoleh rasa gerakan taktis dan strategi yang
menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang dan menguasai para
tetangga mereka.
4) Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaannya diperoleh dari

25

stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada pstoral, dan dari subordinasi
geografisnya pada lingkungannya.
5) Kelompok penggembala ini bukan massa petani-petani kelompok kecil yang
mengerumuni seluruh Asia Selatan dan Asia Timur, yang memimpin dunia.
Selama berabad-abad mereka menguasai India, dan Cina berada di bawah
kekuasaan orang-orang Mongol, yaitu kaum Nomad para penggembala Asia yang
perkasa (herdsman).
Teori yang dicontohkan tersebut contoh teori geografi yang bernuansa geografi manusia
dengan sub-disiplinnya; dalam teori yang dikemukakan aspek ruang tampak jelas,
disamping itu juga warna teori ilmu sosial dan ekonomi masih tampak. Teori geografi
fisik pada umumnya bernuansa teori fisika dan geologi. Teori-teori yang sering menjadi
acuan dalam geografi fisik antara lain:
1)

Teori apungan benua (continental drift theory)

2)

Teori konveksi

3)

Teori penjalaran dasar samudra

4)

Teori lempeng tektonik

5)

Teori penggelombangan (undation theory)

6)

Teori tentang proses geologik/geomorfik:


a

The present is the key to the past

Proses geomorfik yang sekarang terjadi dahulu juga terjadi meskipun tidak
selalu sama intensitasnya

Intensitas hujan berpengaruh nyata terhadap tingkat erosi

Semakin tinggi tingkat erosi pada DAS semakin tinggi kerawanan bahaya
banjir dan kekeringan.

Pemanasan global terjadi karena pencemaran udara akibat aktifitas


manusia
PENUTUP

1.

Obyek material kajian geografi cukup luas yaitu fenomena


geosfer, yang terdiri dari atmosfer, litosfer (termasuk pedosfer), hidrosfer dan biosfer

26

(termasuk antroposfer), masing-masing komponen dinamis, saling terkait, saling


tergantung membetuk sistem alamiah yang mantap..
2.

Obyek kajian geografi adalah sistem ruang di permukaan bumi,


yang sebagai intinya adalah sistem regional yang tersusun atas aktifitas manusia dan
lingkungan geografis. Lingkungan geografis itu sendiri tersusun atas lingkungan
geografis alami, dan lingkungan geografis manusia Subyek material kajian yang
melebar dan bersinggungan dengan banyak disiplin mulai dari yang bersifat fisik dan
sosial murni.

3.

Defnisi geografi cukup banyak, tidak ada definisi yang


memenuhi kebutuhan semua geograf. Variasi rumusan definisi dari berbagai
pendapat tersebut tergantung pada fokus obyek kajian yang ditekuni bagi perumus
definisi. Bahkan ada yang menyatakan bahwa geografi adalah apa yang dikerjakan
geograf (bersifat akademik) / (what geographers do; academic) dan dan apa yang
dikaji geograf ( bahasa sehari-hari) / (what geographers study; vernacular).

4.

Pemisahan geografi menjadi geografi fisik dan geografi manusia


sebagai akibat pengaruh teori- teori disiplin ilmu lain, yaitu teori ilmu sosial dan
fisika. Geografi fisik dan geografi manusia saling melengkapi dan saling
membutuhkan.

5.

Awal perkembangan geografi dimulai dari perjalanan, kerja


lapang kemudian dibuat peta dan dibukukan, perkembangan geografi lebih cepat pada
pertengahan abad 20. Tahap perkembangan geografi melalui 5 tahapan.

6.

Pertanyaan pemandu kajian geografi yang lama bersifat parsial


5W/1H, untuk lebih bersifat analitik diubah menjadi 3W/HW/W/H.

7.

Pemahaman terhadap prinsip, konsep dan teori geografi perlu


dalam kajian geografi Teori geografi yang bernuansa geografi dan geografi manusia
antara lain teori: Teori Ledakan Penduduk Malthus, Teori Pengaruh Iklim Terhadap
Peradaban Elsworth Huntington, Teori Lokasi Lahan von Thunen, Teori Daya
Sentrifugal dan Sentripetal Charles O. Colby, Teori Kota Konsentris Burgess, dan
Teori Konflik antara Suku Bangsa Nomadik dengan Sedenter (Jean Bunhes)

8.

Teori dalam geografi fisik banyak dipengaruhi oleh teori fisika


dan geologi.

27

DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, 1981. Suatu Tinjauan Filsafat Geografi. Seminar Peningkatan Relevansi
Metode Penelitian. Fakultas Geografi UGM.
Hagget P. 1983. Geography A Modern Synthesis. Happer & Row Publisher. New York.
Jiang Naili, 2012. Interpreting Geography Science.Canadian Social Science. Vol. 8, No.
2, 2012, pp. 63-68
Kitchin R., N.J.Tate, 2000. Conducting Research in Human Geography: Theory,
Methodology. Practice. Prentice Hall. New York.
Laffan S.W. 2012. The Citation Relationsh between Journals of Geography and
Cognate Disciplines School of Biological, Earth and Environmental
Sciences, University of New South Wales, Sydney, NSW 2052, Australia.
Email: Shawn.Laffan@unsw.edu.au . .
Matthews. J.A. and D.T. Herbert. 2004.Edit. Unifying Geography. Routledge. London
Sharper C. 2009. Past-presidents Address: is Geography (the Discipline) Sustainable
without Geography (the subject)? The Canadian Geographer / Le G
eographe
Strahler, A. A Strahler. 2003. Introduction Physical Geography. John Wiley & Sons.
New York.
Sumaatmadja, Nursid (1988) Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Oxford
University Press. London
Sutikno, 2008, Konsep, Teori dan Pemikiran Geografi. Catatan Kuliah Fakultas
Geografi UGM. Yogyakarta.
Widoyo Alfandi, 2001. Epistemologi Geografi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Widoyo Alfandi, 2001. Ontologi Geografi. Draft final buku, Yogyakarta,

28

29

30

Anda mungkin juga menyukai