Anda di halaman 1dari 26

MODUL KONSEP DASAR IPS

(PSD226)

MODUL PERKULIAHAN SESI 3


KONSEP DASAR GEOGRAFI
(Sebuah Kompilasi)

DISUSUN OLEH
AINUR ROSYID, SPdI, MA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2021

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 26
KONSEP DASAR GEOGRAFI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar geografi
2. Menjelaskan materi-materi geografi dalam materi IPS SD

B. Uraian dan Contoh


1. Pengertian Geografi
Istilah ekonomi pertama kali muncul pada abad pertama di bawah pengaruh
Erastothenes. Istilah Geografi pertama kali diperkenalkan Erastothenes abad ke-2
SM. Pada masa itu, geografi didominasi oleh cerita-cerita perjalanan dari berbagai
penjuru dunia (Logografi) Seacara bahasa Geografi berasal dari kata Geo dan
Graphein yang berarti bumi dan tulisan, untuk itu ilmu geografi membahas tentang
ilmu yang mempelajari bumi. Menurut Supardan (2011, p. 227), geografi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan
atau tulisan.
Menurut pengertian yang dikemukakan oleh Eratosthenes, geographika
berarti tulisan tentang bumi. Pengertian bumi dalam geografi tersebut, tidak hanya
berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi segala gejala
dan proses alamnya, maupun gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu,
dalam hal gejala dan proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan,
binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.
Hakikat Geografi
Berikut ini adalah beberapa pengertian geografi dari beberapa ahli.
a. Menurut Ferdinan von Richoffen, geografi sebagai studi tentang gejala dan sifat-
sifat permukaan bumi serta yang disusun berdasarkan letak dan mencari
hubungan timbal balik antara gejala dan sifat-sifat itu
b. Menurut Richard Hartshorne (1959), geografi berkepentingan untuk memberikan
deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel dari permukaan
bumi
c. Menurut Alexander (1963), geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan
alam pada aktivitas manusia

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 26
d. Menurut Yeates (1963), geografi adalah suatu ilmu yang memperhatikan
perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam di
permukaan bumi
e. Menurut Bintarto (1977), geografi merupakan ilmu pengetahuan yang
mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala- gejala alam
dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan beru
saha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu
f. Menurut Preston E. James, geography is the mother of all sciences, geografi
dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan), karena
banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan bumi untuk beralih
pada studinya masing-masing
g. Menurut Ullman, geografi adalah interaksi antar ruang
h. Menurut Seminar dan Lokakarya di IKIP Semarang (1988), geografi adalah ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut
pandang kewilayahan dan keling kungan dalam konteks keruangan
i. Menurut I Made Sandy, geografi adalah ilmu yang berusaha mengemukakan,
menemukan, dan memahami persamaan dan perbedaan yang ada dalam
ruang muka bumi
j. Cludius Ptolomeus ( abad 2), Geografi adalah penyajian melalui peta sebagian
atau seluruh permukaan bumi (id.wikipedia.org/wiki/Geografi)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa geografi adalah suatu studi
tentang hubungan keruangan, meliputi aspek-aspek fisik, biotic, dan sosial, tetapi
dapat dibedakan dengan ilmu-ilmu lain karena geografi memusatkan
perhatiannya/studinya pada penyebaran atau distribusi, gejala/penomena serta
hubungan dengan gejala-gejala dengan tempat atau ruang.
Pada abad ke-2, seorang ahli astronomi Alexandria yg bernama Claudius
Ptolemaeus, mengajukan metode baru dalam pembuatan peta dalam karyanya
yang berjudul Geographike Syntaxis lalu membuat atlas yang dinamakan Atlas
Ptolemaeus. Selanjutnya, Varenius membagi geografi mejadi tiga jenis, yaitu:
a. Geografi Absolut, mengkaj beragai fakta secara matematis tentang bentuk,
dimensi, ukuran, gerakan bumi
b. Geografi Relatif, mengkaji pengaruh matahari, iklim, musim, perbedaan waktu
di bumi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 26
c. Geografi Komparatif, mengkaji pembagian muka bumi, letak relatif di suatu
tempat, pembuatan peta, globe dan navigasi.
Kemudian, pada tahun 1800-an, di Perancis berkembang paham Posibilisme
dengan tokohnya yang terkenal Paul Vidal de la Blache dengan bukunya yang
berjudul Gen Re de Vie. Posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang
aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang kehidupannya.
Manusia berpeluang besar untuk meentukan pola kehidupannya. Tipe proses
produksi dipilih oleh manusia dari berbagai kemungkinan yang disediakan oleh
alam.
Objek Studi Geografi
Menurut Astawa (2011, p. 159-161), Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI),
secara umum dapat dikemukakan bahwa objek studi geografi ada dua, yaitu:
1) Objek Material. Objek material geografi ialah fenomena geosfer, yaitu meliputi
segala sesuatu yang ada di muka bumi berupa semua benda baik benda mati
maupun benda hidup, beserta lingkungannya. Geosfer terdiri dari lima lapisan
sebagai berikut: a) Atmosfer atau udara yang menyelubungi bumi b) Litosfer
atau kulit bumi c) Hidrosfer (air) d) Biosfer (hewan dan tumbuhan) e) Anthrosfer
(manusia)
2) Objek Formal. Objek formal ialah cara pandang, cara berfikir, atau analisis
terhadap segi materialnya. Objek formal inilah yang membedakan geografi
dengan lainnya. Cara pandang atau pendekatan ini yang digunakan geografi
untuk mengkaji objek meterialnya. Objek formal atau pendekatan tersebut
dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Analisis keruangan b) Analisis Ekologi
atau kelingkungan c) Analisis kompleks wilayah (kewilayahan)
Ruang Lingkup Geografi
Menurut Supardan (2011, p. 227), geografi secara makro dapat
dikelompokkan dalam dua subdisiplin, yaitu: Geografi fisik dan Geografi manusia.
Ruang Lingkup Kajian Studi Geogafi
a. Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses gejala, kenampakan atau
kejadian di permukaan bumi
b. Dimana ( where) dalam arti letak ( lokasi), penyebaran (spatial distribution)
dipermukaan bumi
c. Kapan (when) dalam arti waktu lampau, sekarang dan akan datang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 26
d. Mengapa (why) dalam arti korologi/keruangan dan penjelasan/deskripsi latar
belakang dan pola hubungan sebab akibat ataupun gejala/kejadian
e. Bagaimana (how) penjelasan suatu struktur pola, fungsi dan proses
gejala/kejadian atau solusi terhadap suatu masalah
Manfaat Mempelajari Geografi
Setiap lapisan yang dipelajari dalam geografi baik atmosfer, hidrosfer, biosfer,
litosfer maupun antrhoposfer selalu mengandung hakikat nilai atau manfaat. Hal
ini berarti bahwa keterlibatan georafi dengan aspek-aspek bidang kajiannya
menjadikan cabang ilmu ini berfungsi tidak saja untuk menjelaskan, namun juga
meramal, dan mengontrol yang diapalikasikan ke dalam perencanaan dan
pengembangan wilayah sebagai geografi terapan.
Berkenaan dengan itu, secara sederhana dapat dikemukakan bahwa nilai
guna geografi menurut Alfandi dalam Astawa (2017, p. 161), mencakup tiga hal,
yaitu:
a) Subjektivisme, yaitu kegunaannya bagi manusia. Contoh: jika seorang geograf
ingin menjadikan suatu wilayah tertentu sebagai daerah pemukiman, maka
terlebih dahulu melakukan pengkajian tentang jenis tanah, morfologi, aksebilitas,
kondisi air tanah dan kondisi sosial pada suatu wilayah tertentu.
b) Objektivisme logis, yaitu yang bersifat empiris baik melalui hasil percobaan,
pengukuran. atau yang lainnya. Contoh: melihat letak geografis Indonesia yang
dilalui oleh jalur sirkum mediteran, seberapa tinggi tingkat kerawanan bencana
alam letusan gunung api di indonesia, dan lain-lain.
c) Nilai etika dan estetika yang berkenaan dengan interaksi manusia dengan
lingkungannya. Misalnya jika tidak beretika dalam menggunakan wilayah maka
bisa saja terjadi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
Prinsip Geografi
a. Persebaran. Persebaran berarti keberadaan suatu fenomena di permukaan
bumi. Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di
permukaan bumi. Persebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata.
Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat, erada di tempat
tertentu. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai di
semua sungai atau laut.
b. Interelasi. Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi
keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 26
dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain,
atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena
banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu.
Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku
manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang
rendah.
c. Deskripsi. Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan.
Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat
dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-
akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik,
diagram, dan lain-lain.
d. Korologi. Merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip persebaran, interelasi
dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji
persebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang
itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan
kesatuan bentuk.
2. Konsep Konsep Dasar Geografi
Konsep-kosep dalam kajian geografi antara lain: distribusi, ruang, lokasi,
wilayah, bentangan alam, sumber alam, lingkungan hidup, globalisasi, penduduk,
sungai, laut, gunung dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut dapat terbagi-
bagi lagi kepada konsep yang lebih khusus. Misalnya: bentangan alam dapat
berupa konsep tentang gunung, lembah, sungai dan seterusnya.
Pengorganisasian secara spesifik dapat diperjelas sebagai berikut.
a. Distribusi keruangan (spatial distribution). Untuk dapat melihat distribusi
keruangan diperlukan ,fakta yang cukup banyak. Fakta tersebut memiliki tiga
unsur yang bersamaan ialah waktu, lokasi, dan kesamaan ciri-ciri.
b. Wilayah atau region adalah suatu daerah yang ditandai dengan adanya
keseragaman atas satu atau lebih fenomena/kenampakan. Wilayah dapat
dibedakan atas: 1) Wilayah Formal, ialah yang ditandai dengan adanya asosiasi
areal, yang dapat berupa biotik atau physik, 2) Wilayah Fungsional yang
ditandai dengan adanya interaksi ruang misalnya kota sebagai pusat dengan
kota-kota satelit yang mengitarinya yang dihubungkan oleh adanya alat
komunikasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 26
c. Asosiasi areal adalah suatu areal yang memungkinkan terjadi suatu wilayah
Formal, misalnya adanya dataran rendah didaerah pantai, mungkin dapat
menjadi daerah rawa.
d. Interaksi keruangan yaitu adanya hubungan antara fakta dengan fakta lain di
dalam satu ruang antar ruang dapat berwujud intraksi. Dengan adanya intraksi
biasanya akan timbul fakta baru. Misalnya: karena adanya intraksi antara
manusia dengan lingkungannya terjadilah disuatu tempat, sawah, sedang
ditempat lain terwujud perkebunan.
Konsep Esensial Geografi
a. Konsep lokasi; merupakan letak suatu objek di permukaan bumi, contoh:
Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada
antara: 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6º 45' -
3º 45' Lintang Selatan. Lokasi relatif, contoh; Kota Metro berada di antara
Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Tengah.
b. Konsep jarak. Jarak Geometrik absolut, contoh; Jarak Metro –
Bandarlampung pada peta berskala 1:1.000.000 = 4 cm. Berarti jarak Metro –
Bandarlampung yang sebenarnya adalah 40 Km. Jarak Geometrik relatif,
contoh; jarak tempuh Metro – Bandarlampung tidak sama bila diukur melalui
Kalianda dan Tanggamus karena rute yang dilaluinya pun berbeda. Waktu
tempuh Metro – Bandarlampung melalui Tegineneng berbeda bila menempuh
Metro – Bandarlampung melalui Jatimulyo.
c. Konsep keterjangkauan; adalah mudah atau tidaknya suatu tempat dihubungi
dari tempat lain. Contoh; rumah Andri yang berada jauh dari jalan raya lebih
sulit dijangkau dibandingkan dengan rumah Sono yang letaknya dekat dengan
jalan raya.
d. Konsep pola; merupakan susunan keruangan suatu objek di permukaan bumi.
Contoh; Mencari alamat rumah Yulia yang berada real estate lebih mudah
dibandingkan mencari alamat rumah Siska yang tinggal di perkampungan. Hal
ini disebabkan karena susunan keruangan perumahan Yulia yang berada di
real estate lebih teratur dibandingkan dengan susunan keruangan yang tidak
terencana dengan baik di perkampungan.
e. Konsep morfologi; yaitu bentuk permukaan bumi yang beraneka ragam di
sebabkan oleh adanya tenaga geologi. Contoh; Lampung Tengah terletak di
daerah dataran rendah sedangkan Tanggamus berada di daerah dataran tinggi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 26
f. Konsep aglomerasi; adalah kecenderungan pengelompokkan unsur-unsur yang
sejenis. Contoh; Orang-orang kaya tinggal di kawasan elit, sedangkan orang
miskin tingal di daerah kumuh (slum area).
g. Konsep nilai kegunaan; Nilai kegunaan dari fenomena di permukaan bumi
bersifat relatif sehingga tidak sama bagi setiap orang atau kelompok penduduk.
Contoh; Seorang profesor memandang mata air yang mengandung mineral
seperti di Ciater, Jawa Barat sebagai obyek penelitian, sedangkan bagi seorang
remaja memandang tempat tersebut sebagai obyek wisata, bahkan oleh
sebagian penduduk dijadikan sebagai tempat untuk mengobati penyakit kulit.
h. Konsep Interaksi dan intrerdependensi; merupakan peristiwa saling
mempengaruhi antar berbagai fenomena geosfer. Contoh: Daerah perkotaan
membutuhkan bahan pangan dari desa dan sebaliknya masyarakat desa
membutuhkan hasil industri dari kota.
i. Konsep Diferensiasi Area; bahwa antara wilayah satu dengan lainnya terdapat
perbedaan baik dalam hal bentuk maupun potensi yang dimiliki. Contoh:
Wilayah perkotaan yang didominasi bentang budaya memiliki tata ruang yang
bebeda dengan wilayah desa yang didominasi bentang alam.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan; menunjukkan derajat keterkaitan persebaran
suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat, baik yang menyangkut
fenomena alam maupun sosial. Contoh: Kekeringan dan kebanjiran yang terjadi
di Jakarta tidak lepas kaitanya dengan terjadinya pengalihfungsian lahan di
daerah hulu, sekitar kawasan Puncak - Cianjur.
3. Pendekatan dalam studi geografi
Prof. Dr. Hadi Sabari Yunus (2008:1-25) mengajukan beberapa pendekatan
terkait dengan studi geografi sebagai berikut.
a. Pendekatan Keruangan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara
pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai
penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari
struktur (spatial structure), pola (spatialpattern), dan proses (spatialprocessess).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan struktur,
pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-
elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam
tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan
garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 26
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
"....belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di
kawasan hulu Sungai Kontopujon Malang. Bagaimana memecahkan
permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu, diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi
alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap
pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai
tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang
terdapat di kawasan hulu sungai. Setelah itu, pada tahap kedua dapat
dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu
akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam,
agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga
ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana
yang digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian
tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah
langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya
tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
b. Pendekatan Lingkungan (Ecological Approach). Kelingkungan, yaitu
menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan geografi,
fenomena, gaya dan masalah mempunyai keterkaitan aspek fisik dengan aspek
manusia dalam suatu ruang
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun
pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel
lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya
tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja,
tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput
fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia; dan (2) perilaku manusia
yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran
akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai
berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku
(behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 26
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer
tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang
kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai
berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.
Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali
dengan tindakan: (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya
banjir dan tanah longsor; dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara
mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan
hewan yang hidup di lokasi itu; (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku
masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut; (3)
mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya); (4) menganalisis
hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan;
dan (5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi. Dalam
geografi lingkungan, pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting
untuk memahami fenomena geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer
dapat dipahami secara holistik sehingga pemecahan terhadap masalah yang
timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah Kewilayahan, yang dikaji yaitu tentang
persebaran fenomena, gaya dan masalah dalam ruangan, interaksi
antar/variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lainnya. Karena pendekatan kewilayahan merupakan
perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan, maka kajiannya
adalah perpaduan antara keduanya. Permasalahan yang terjadi di suatu
wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu.
Permasalahan itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan
antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak
disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh
karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk
memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan
menggunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 26
kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh
karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian
bersifat horisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan analisis yang
menekankan pada keruangan, sedangkan kajian yang bersifat vertikal
menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah
yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional
antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks
sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang multivariat juga.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah
urbanisasi. Masalah itu merupakan masalah yang kompleks, melibatkan dua
wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan masalah itu dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
a. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan
pertama,
b. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada
pendekatan kedua,
c. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota.
4. Materi Geografi dalam Materi IPS SD
a. PETA
Pengertian Peta
Peta berasal dari terjemahan bahasa Inggris map yang artinya peta. Map itu
sendiri berasal dari kata mappa yang dalam bahasa Yunani diartikan sebagai kain
penutup atau taplak. Ilmu yang mempelajari peta dinamakan kartografi,
sedangkan orang yang ahli dalam bidang perpetaan dinamakan kartograf.
Berikut ini definisi-definisi peta menurut beberapa ahli :
a. Suatu gambaran yang biasanya berskala dan biasanya pada suatu medium
yang datar dari kenampakan yang nyata maupun abstrak yang telah dipilih
sebelum dan berada atau dalam hubungannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda langit yang lain. (menurut ICA/International Cartography
Assosiation).
b. Gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai
kenampakan jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai
tanda pengenal (Erwin Raizs).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
26
c. Lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagai permukaan bumi yang
diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau keder. (RM.
Sutarjo Suryosumarno)
d. Gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai
kenampakan pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.
(Gunawan dkk).
e. Gambaran apa adanya dari permukaan bumi, baik sebagian ataupun
seluruhnya, seperti tampak dari atas pada bidang datar ataupun bidang yang
bisa didatarkan, dengan dibubuhi skala dan simbol (Corida).
Fungsi Peta
Fungsi sebuah peta adalah :
a. Memberi informasi kepada pembaca mengenai letak relatif maupun absolut
suatu daerah terhadap daerah lainnya di permukaan bumi.
b. Kondisi fisik non fisik suatu daerah misalnya kepadatan, jumlah penduduk,
persebaran, dll.
c. Memperhatikan ukuran dengan peta sehingga dapat diukur luas wilayah dan
jarak di permukaan bumi.
d. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.
e. Sebagai alat bantu dalam hal penelitian lapangan, operasi militer, perencanaan
suatu wilayah, jelajah alam dll.
Orang membuat peta itu bertujuan untuk : a. Menyimpan dan
mengomunikasikan informasi spasial/keruangan. b. Membantu suatu pekerjaan
misalnya membuat jalan, saluran irigasi, dan navigasi c. Membantu dalam
pembuatan suatu desain wilayah misalnya perencanaan komplek pemukiman,
jalur hijau, dan kompleks perniagaan.
Komponen Peta
a. Judul Peta. Judul peta mencerminkan isi sebuah peta. Judul ini memberi
petunjuk pembaca peta tentang isi atau data yang tergambar, letak dan fungsi
peta. Misalnya bila sebuah peta berjudul Kalimantan, maka isinya juga tentang
wilayah Kalimantan.
b. Lettering atau penulisan. Penulisan atau lettering merupakan penguatan
terhadap sebuah simbol peta. Huruf yang digunakan dalam peta memiliki aturan-
aturan yang spesifik. Aturan tersebut meliputi : 1) Huruf tegak digunakan untuk
kenampakan-kenampakan daratan, nama sebuah peta, dan judul peta. 2) Huruf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
26
miring digunakan untuk kenampakan hidrografi atau perairan. Misal : sungai,
danau, rawa, dan laut. 3) Huruf tebal menggambarkan kenampakan-kenampakan
yang pokok atau utama. Misalnya nama benua, nama sebuah region, dan nama
negara. 4) Huruf tipis menggambarkan kenampakan-kenampakan yang kurang
pokok. Artinya dibawah yang pokok atau utama. Misalnya nama propinsi ditulis
lebih tipis dibandingkan nama negara. Nama kota atau kabupaten akan lebih tipis
dibandingkan nama propinsi.
c. Orientasi atau Penunjuk Arah. Orientasi berasal dari kata Orient yang artinya
timur jauh. Petunjuk arah ini sangat penting untuk mengetahui arah utara, selatan,
barat dan timur. Dalam beberapa literatur, berkenaan dengan penunjuk arah
memiliki sejarah tertentu. Misalnya arah bagian atas utara untuk tipe peta Arab,
arah bagian atas selatan untuk tipe peta Australia, sedangkan arah bagian atas
timur untuk tipe peta Inggris. Namun saat ini, peta yang umum digunakan adalah
peta Arab. artinya jika peta tidak ada petunjuk arah maka bagian atas adalah utara.
Dalam perpetaan dikenal tiga arah utara, yaitu : 1) Utara geografis (TN = True
North atau Geographic North), yaitu utara yang melalui kutub utara dan selatan
bumi. 2) Utara Magnetis (MN = Magnetic North), yaitu utara kutub magnetis atau
utara menurut kompas. Utara Magnetis dan Geografis biasanya membentuk sudut
5°. 3) Utara Meridian (GN = Grid North), yaitu arah utara yang sejajar dengan
meridian sentral dan tegak lurus standar paralel setempat
d. Skala Peta. Skala peta adalah angka perbandingan jarak di peta dengan jarak
datar sebenarnya di lapangan. Skala peta dapat dibedakan menjadi : 1) Skala
angka, skala numerik, skala perbandingan, skala pecahan. Skala yang
menggunakan angka-angka. Misalnya 1 : 25.000, 1 : 50.000, 1 : 100.000, dan lain-
lain. 2) Skala grafik, skala batang, skala garis. Skala yang menggunakan garis
dengan ukuran perbandingan. Keistimewaan skala ini adalah apabila peta
diperbesar atau diperkecil, maka skalanya akan berubah dengan sendirinya tanpa
sebuah konversi angka.. 3) Skala verbal, skala pernyataan, skala kalimat. Skala
yang menggunakan kata-kata di dalam representasi ukuran jarak peta. Misalnya
“tiap 1 cm berbanding 1 km”, “inch to mile”.
e. Inset. Inset di sini maksudnya adalah peta sisipan. Inset adalah peta yang
disisipkan dalam peta utama. Maksud peta ini adalah untuk memberi kejelasan
hubungan antar wilayah yang tergambar dalam peta dengan wilayah yang lebih
luas di sekelilingnya. Ada 3 macam Inset, yaitu : 1) Inset dengan skala sama

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
26
besar dengan peta pokok, fungsinya mengatasi kekurangan kertas. Ini terjadi bila
yang digambar daerah tertentu wilayahnya berjauhan. 2) Inset dengan skala lebih
besar dari peta pokok, fungsinya untuk menerangkan bagian peta pokok yang
dianggap penting. 3) Inset dengan skala lebih kecil dari peta pokok, fungsinya
untuk menerangkan hubungan antara peta pokok dengan daerah sekitarnya.
Misalnya : peta wilayah Indonesia dengan Inset asia Tenggara. Namun pada
umumnya sekali, peta inset memliki skala jauh lebih kecil dibandingkan dengan
peta utamanya. Misalnya peta inset Jawa Barat untuk Kota Bandung atau peta
inset Indonesia untuk propinsi Jawa Barat
f. Garis-garis Astronomis. Garis-garis astronomis merupakan garis-garis khayal
yang terdapat di atas permukaan bumi. Garis astronomis ini hanya akan terlihat
pada sebuah globe atau peta. Garis astronomis akan membentuk sebuah sistem
koordinat. Sistem koordinat ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Garis lintang, latitude, garis paralel. Garis lintang adalah garis-garis yang
sejajar dengan khatulistiwa. Akibatnya garis ini dinamakan juga garis paralel. Ada
beberapa garis lintang istimewa, yaitu : a) Garis khatulistiwa, garis equator,
memiliki nilai lintang 0o . b) Garis balik matahari baik di utara maupun di selatan,
memiliki nilai 23½o LU (tropic of cancer) dan 23½o LS (tropic of capricorn). c)
Garis Lingkaran kutub, baik di utara maupun di selatan. Memiliki nilai 66½o LU
disebut Lingkaran Kutub Utara, dan 66½o LS disebut Lingkaran Kutub Selatan. d)
Titik kutub, merupakan titik lintang tertinggi dengan nilai 0o . Titik ini diberi nama
Kutub Utara dan Kutub Selatan. 1° Lintang di Equator = 110,6 km, kutub 111,7 km
kemudian biasanya dibulatkan : 1° ; 111 km. Letak lintang berpengaruh terhadap
iklim sebuah tempat.
2) Garis bujur, longitude, garis meridian. Garis bujur atau meridian merupakan
garis-garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Garis-garis
meridian utama meliputi : a) Garis meridian 0°, disebut Meridian Utama atau Prime
Meridian. Meridian dasar dari ROYAL OBSERVATOR di Greenwich London
Inggris berdasarkan konfrensi International tahun 1884. Garis 0° ke arah barat
Greenwich disebut Bujur Barat, kearah Timur disebut Bujur Timur. b) Garis
meridian 180o , bertemu dan berimpit di Samudra Pasifik dan Selat Bearing. Garis
ini disebut sebagai garis tanggal internasional atau International Date Line, hari-
hari dimulai dan berakhir di daerah ini, kearah barat meloncat satu garis, kearah
timur mundur satu hari. 1o = 60 menit / 60” , 1’ = 60 detik / 60”.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
26
g. Legenda. Legenda merupakan keterangan tentang simbol-simbol. Legenda
merupakan kunci yang penting sekali pada peta karena menyajikan keterangan
tentang berbagai simbol yang digunakan. Simbol hendaknya digambar dengan
tepat sesuai ukurannya maupun penggambarannya. Fungsi legenda membantu
pembaca peta supaya tidak salah dalam menafsirkan isi sebuah peta
h. Tahun pembuatan peta dan pembuat peta. Tahun pembuatan peta perlu
dicantumkan karena memiliki fungsi untuk mengetahui kapan peta tersebut dibuat
dan untuk mengetahui perubahan-perubahan isi peta di tahun-tahun yang akan
datang. Pembuat peta dicantumkan untuk mengetahui keabsahan sebuah peta.
i. Simbol peta. Simbol peta adalah tanda-tanda konversional yang umum
digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya dan terletak di dalam peta.
Jenis-jenis simbol peta :
1) Menurut sifatnya simbol dibagi menjadi : a) Simbol yang bersifat Kualitatif.
Simbol ini hanya memberikan perbedaan antara yang satu dengan yang lain.
Contoh : – – – – – = jalan setapak, ═══════ = jalan kereta api b) Simbol yang
bersifat Kuantitatif. Simbol ini disamping memberikan perbedaan juga memberikan
keterangan jumlah, dan biasanya digunakan pada peta-peta khusus, misal : pada
peta statistik.
2) Menurut bentuknya simbol dibagi menjadi : a) Simbol Garis (Line Symbol),
misalnya garis kontur. b) Simbol Titik (Dot Symbol). c) Simbol Wilayah (Area
Symbol).
Secara garis besar dalam kartografi simbol dibagi menjadi :
1) Simbol Konvensional. Simbol ini sesuai dengan aturan tertentu sehingga semua
orang mengetahui tanpa melihat pada legenda. Contoh : •Laut dengan warna biru.
•Jalan raya dengan tanda garis merah. •Pegunungan dengan warna coklat.
2) Simbol Inkonvensional. Simbol ini dibuat berbeda-beda sesuai dengan
kemauan si pembuat peta sehingga harus melihat pada legenda.
3) Simbol warna Peta. Memberikan ciri tentang keadaan obyek tertentu.
Contoh :Warna biru mencirikan lautan ( perairan ). •Warna hijau mencirikan
daratan rendah. •Warna kuning mencirikan dataran tinggi. •Warna merah
mencirikan bentang hasil budidaya manusia. •Warna putih mencirikan puncak
pegunungan bersalju. •Warna coklat mencirikan pegunungan..
Klasifikasi Peta
a. Berdasarkan skalanya dapat dibagi 5
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
26
1) Peta Kadaster / Peta teknik skala 1 : 100 – 1 : 5000 Digunakan untuk membuat
peta luas tanah, sertifikat tanah
2) Peta skala besar 1 : 5001 – 1 : 250.000 Digunakan untuk membuat peta yang
sempit, desa , kecamatan, kota
3) Peta skala sedang 1 : 250.001 – 1 : 500.000 Digunakan membuat peta propinsi.
4) Peta skala kecil 1 : 500.001 – 1 : 1.000.000 Digunakan untuk membuat peta
Negara-negara
5) Peta skala geografis skala lebih dari 1 : 1.000.000 Digunakan membuat peta
benua, kawasan, peta dunia.

b. Berdasarkan isinya dapat dibagi menjadi 2 (dua) :


1) Peta Umum atau Peta Ikhtisar Peta umum adalah peta yang memeberikan
banyak informasi. Peta ini menggambarkan gambaran umum baik kenampakan
atau medan asli maupun buatan manusia atau baik kenampakan fisis maupun
sosial budaya. Misalnya sawah, sungai, gunung, jalan, kota, jembatan,
pemukiman, dan lain-lain. Jenis-jenis peta ini antara lain : a) Peta Topografi Peta
yang menggambarkan keadaan relief bumi, umumnya skala besar (1 : 5.000)
maka daerah yang dipetakan sempit, kenampakannya sangat detail. Ciri utama
peta topografi adalah penggunaan garis countur yaitu garis yang menunjukkan
variasi ketinggian di suatu tempat tertentu. Keuntungan garis Countur : •
Ketinggian suatu tempat dapat diketahui • Jarak suatu tempat yang sesungguhnya
dapat diketahui dengan jelas • Tingkat kecuraman dan kemiringan lereng dapat
diperkirakan secara akurat
Sifat-sifat garis kontur : • Memiliki ketinggian yang sama • Memisahkan titik-titik
yang lebih tinggi dari semua titik yang lebih rendah • Tidak mungkin berpotongan
satu sama lain • Tidak mungkin bercabang • Makin rapat garis kontur makin terjal,
makin jarang makin landai daerahnya. b) Peta Korografi Peta yang
menggambarkan daerah yang luas seperti Negara-negara dengan atau benua-
benua dengan skala kecil. Misalnya peta-peta dalam atlas.
2) Peta dunia adalah peta umum yang berskala sangat kecil dengan fungsi
memberi informasi tentang bentuk dan letak wilayah setiap Negara. a) Peta
Tematik atau Peta Khusus Peta yang hanya memberikan satau atau sedikit sekali
informasi. Peta ini menggambarkan kenampakan tertentu baik fisik maupun sosial
budaya. Data yang tergambar dapat data kualitatif maupun kuantitatif. Peta ini
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 15 /
26
disajikan dalam berbagai bentuk yang berhubungan dengan unsur asli muka bumi
dan unsur-unsur buatan manusia. Misal : peta iklim, Peta Perhubungan, Peta
Pariwisata, Peta Persebaran Tambang, Peta Penduduk, dan lain-lain.
c. Berdasarkan Obyeknya 1) Peta dinamik yaitu peta yang menggambarkan
keadaan yang sifatnya tidak tetap atau labil. Misal : Peta penduduk, Peta
Pemukiman, Peta Transmigrasi. 2) Peta Stationer yaitu peta yang menampilkan
data yang tetap sifatnya atau stabil. Misal : Peta Wilayah, Peta Tanah, Peta
Geologi.
d. Peta Militer Khusus untuk peta militer dibagi menjadi : 1) Peta umum skala 1 :
1.000.000 2) Peta strategi peta yang dibuat khusus untuk strategi tempur dengan
skala 1 : 100.000. 3) Peta Taktik yaitu peta yang digunakan untuk penyerangan
skala 1 : 25.000, 1 : 50.000, 1 : 100.000.
Mengubah Peta
Ada beberapa cara antara lain : 1. Memperbesar / memperkecil grid atau sistem
kotak-kotak. 2. Fotokopi 3. Menggunakan alat pantograf 4. Dengan kamera
fotografis 5. Map-o-graph alat mekanik elektronik yang digunakan memperbesar
dan memperkecil peta

Menentukan Skala Peta dan Luas Wilayah


a. Menentukan Skala Peta
1) Membandingkan peta yang tidak berskala dengan peta lain yang berskala.
Dengan rumus : P2 = d1 / d2 x P1
P2 = Penyebut skala yang akan dicari
P1 = Penyebut skala yang sudah diketahui skalanya
d1 = Jarak yang sudah diketahui skalanya
d2 = Jarak yang akan dicari skalanya
2) Dengan membandingkan titik dipeta dengan titik di lapangan atau medan.
Contoh : Jarak titik X dan Y di peta adalah 4 cm, sedangkan dalam pengukuran
dilapangan jarak sebenarnya a: 45.000 m. berapa skala petanya ?
3) Menghitung selisih derajat bujur dan lintang di peta. Dengan ketentuan : 1°
lintang/bujur di ekuator = 111 km. 1° = 60’ (menit), 1’ (menit) = 60” (detik)
4) Menentukan skala peta Topografi / Peta Countur. dengan rumus
Ci = 1/2000 X penyebut skala

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /
26
Ci = Countur Interval / jarak antar Countur
Menentukan luas wilayah
Dengan ketentuan :
1 km² : 1000 m x 1000 m = 1.000.000 m²
1 Hektar : 100 m x 100 m = 10.000 m²
1 km² : 100 hektar
b. PEMBAGIAN WAKTU WILAYAH INDONESIA
Sebelum membahas pembagian wilayah waktu di Indonesia, terlebih dahulu
perlu mengetahui letak geografis wilayah Indonesia. Globel adalah tiruan bola
bumi dalam bentuk kecil. Pada globe terdapat garis yang melintang dan garis
yang membujur. Garis atau lingkaran yang dibuat dari arah timur ke barat pada
peta bumi dan globe disebut Garis Lintang. Sedangkan garis atau lingkaran yang
dibuat dari arah utara ke selatan pada peta bumi atau globe disebut Garis Bujur.
Garis lintang 00 adalah garis melintang yang terletak di tengah-tengah bola
bumi. Garis ini disebut garis katulistiwa atau garis ekuator. Garis ini membagi bola
bumi menjadi dua belajaran yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
Indonesia terletak pada garis lintang antara 60 Lintang Utara (LU) sampai dengan
110 Lintang Selatan (LS).
Garis Bujur 00 adalah garis membujur yang terletak di tengah-tengah bola
bumi, garis ini disebut Garis Greenwich. Disebut demikian karena garis tersebut
melalui kota Greenwich di dekat London, Inggris. Garis Bujur 00 membagi bola
bumi menjadi dua belahan yaitu belahan bumi barat (Bujur Barat) dan belahan
bumi timur (Bujur Timur). Wilayah Negara Indonesia terletak pada garis 950 Bujur
Timur (BT) sampai dengan 1410 Bujur Timur (BT).
Kedudukan garis bujur suatu negara terhadap garis bujur 0 0 menjadi dasar
pembagian watu wilayah tersebut. Di seluruh dunia terdapat 24 daerah waktu.
Perbedaan daerah waktu ini rata-rata adalah satu jam. Wilayah Indonesia terletak
pada garis 950 Bujur Timur sampai dengan 1410 Bujur Timur. Selisih jarak antara
950 BT – 1410 BT adalah 460. Ini berarti wilayah Negara Indonesia terletak di
belahan Bujur Timur sepanjang 460 . Setiap perubahan bujur 150 terjadi
perubahan waktu 60 menit (satu jam). Oleh karena wilayah Indonesia bagian timur
(Merauke) sampai dengan ujung bagian barat (pulau We) mempunyai bujur
sepanjang 460 , maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu
diperoleh dari 460 : 150 = 3.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 /
26
Perbedaan Waktu di Wilayah Indonesia
Berdasarkan pembagian daerah waktu, wilayah Indonesia dibagi menjadi 3
daerah waktu, yakni
a. Waktu Indonesia Barat (WIB) yaitu wilayah-wilayah disepanjang garis bujur 950
BT – 1100BT. Daerahnya meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Madura,
Propinsi Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. WIB memiliki selisih waktu
tujuh jam lebih awal dari waktu Greenwich.
b. Waktu Indonesia Tengah (WITA) yaitu wilayah-wilayah yang berada
disepanjang garis bujur 1100 BT – 1250 BT. Daerahnya meliputi Propinsi
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTB, NTT, dan Pulau Sulawesi.
WITA memiliki selisih waktu delapan jam lebih awal dari waktu Greenwich.
c. Waktu Indonesia Timur (WIT) yaitu wilayah-wilayah di sepanjang garis bujur
1250 BT – 1410 BT. Daerahnya meliputi Propinsi Maluku, Maluku Utara dan
Papua. WIT memiliki selisih waktu sembilan jam lebih awal dari waktu
Greenwich.

c. KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN


Pengertian Kenampakan Alam
Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang nampak di permukaan
bagian bumi atau alam. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Di
bagian daratan terdapat berbagai macam bentangan alam. Misalnya dataran
rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung, dan pantai. Sedangkan di perairan
berupa sungai, danau, selat, teluk, laut, samudera.
Kenampakan alam perairan
Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, yaitu dua pertiga bagian
dari keseluruhan luas wilayah negara. Wilayah perairan ini terdiri atas sungai,
danau, rawa, selat, tanjung, teluk dan laut.
a. Sungai. Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut.
Sumber air sungai bermacam-macam. Berdasarkan sumber airnya,sungai
dibedakan menjadi :
1. Sungai hujan: Sungai yang aliran airnya berasal dari air hujan. Contoh Sungai
Cisadane, Sungai Mahakam.
2. Sungai Gletser: sungai yang terbentuk dari es yang mencair.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 18 /
26
3. Sungai Campuran: Sungai yang aliran airnya berasal dari campuran gletser dan
air hujan. Contohnya: Sungai Digul (Papua) dan sungai Memberano (Papua) .
Beberapa sungai besar di Indonesia yaitu :
1. Sungai Kapuas. Sungai yang terpanjang di Indonesia adalah Sungai Kapuas-
Kalimantan (998 km) Sungai Kapuas disebut juga sungai batang Lawai (Laue)
berada di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Indonesia.
Belakangan ini sungai ini tercemar berat, akibat aktivitas penambangan emas di
sungai ini. Padahal Sungai Kapuas sangat penting bagi kehidupan masyarakat di
sepanjang aliran sungai ini. Sungai ini berperan sebagai sarana transportasi yang
murah, yang dapat menghubungkan daerah satu ke daerah lain di wilayah
Kalimantan Barat. Selain itu, penduduk sekitar banyak yang menangkap ikan di
Sungai Kapuas untuk menambah penghasilan keluarga, karena juga sungai ini
merupakan rumah bagi sekitar 300 jenis ikan
2. Barito-Kalimantan (704 km). Sungai Barito atau sungai Banjar Besar atau
Sungai Banjarmasin juga disebut Sungai Cina, terdapat di provinsi Kalimantan
Tengah, dan memanjang hingga ke muaranya pada Laut Jawa di Kalimantan
Selatan yang dinamakan Muara Banjar/Kuala Banjar.
3. Sungai Memberamo-Papua (684 km). Sungai Mamberamo adalah sebuah
sungai sepanjang 684 km yang terletak di sebelah selatan Pegunungan Foja,
Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Nama “Mamberamo” berasal dari bahasa Dani
— mambe berarti ‘besar’ dan ramo berarti ‘air’. Beberapa suku terasing bermukim
di lembah sungai yang kaya akan keanekaragaman hayati ini, karenanya
Mamberamo dijuluki ‘Amazonnya Papua’.
4. Sungai Digul (546 km). Mata Air Sungai Digul berasal dari selatan
Pegunungan Sterren di bagian timur tengah Papua. Sungai ini mengalir dari
wilayah selatan dan barat hingga ke Laut Arafura. Sungai ini juga dikenal sebagai
Tanah Merah.
5. Sungai Musi (507 km). Sungai terlebar di Indonesia ini terletak di provinsi
Sumatra Selatan (lebar rata-rata hingga 500 meter). Sungai ini merupakan yang
terpanjang di pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua
bagian. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh Jembatan Ampera yang menjadi
ikon Kota Palembang. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai
ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 19 /
26
6. Sungai Siak (300 km). Sungai Siak adalah sebuah sungai yang terletak di
provinsi Riau, Indonesia. Meskipun tidak begitu panjang, sungai ini merupakan
sungai terdalam di Indonesia, yang kedalamannya dahulu mencapai 20-30 meter,
namun akibat pendangkalan kini tinggal sekitar 18 meter. Konon dahulunya sungai
ini dapat dilalui oleh kapal-kapal besar seperti kapal tanker dan kapal peti kemas.
Sungai bagi masyarakat Indonesia mempunyai banyak manfaat, antara lain:
1) Sebagai sumber air pengairan daerah pertanian, 2) Menambah kesuburan
tanah karena terbentuknya endapan vulkanik, 3) Sumber bangunan seperti pasir ,
kerikil dan batu kali, 4) Sarana lalu lintas air, 5) Sarana budidaya perikanan darat,
6) pembangkit tenaga listrik (PLTA), 7) Sarana Industri, 8) Sarana kebutuhan
rumah tangga seperti mandi , cuci dan kakus (MCK)
Namun perlu diingat penambangan material sungai seperti pasir dan batu
kali perlu dilakukan dengan bijak karena dapat merusak sungai, juga untuk point
ke 8, selain dapat mencemari sungai. juga merupakan kebiasaan yang tidak sehat
(dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seperti diare, penyakit kulit, dll).
Hal lain yang dapat mencemari sungai adalah pembuangan limbah pabrik/industri
ke sungai, apalagi tanpa pengolahan. Jika hal tersebut terus dilakukan, akan
merusak ekosistem sungai.
b. Rawa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rawa adalah tanah yg
rendah (umumnya di daerah pantai) dan digenangi air, biasanya banyak terdapat
tumbuhan air. Rawa terbentuk secara alami, genangannya dapat bersifat
musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan. Indonesia memiliki
lebih dari 23 juta ha rawa.
Ada tiga jenis rawa:
1. Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral.
Biasanya ditumbuhi hutan lebat.
2. Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang proses
penguraiannya sangat lambat sehingga tanah gambut memiliki kandungan bahan
organik yang sangat tinggi.
3. Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa hutan. Namun
hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak dan rumput liar.
Peran dan manfaat hutan rawa: 1) Sumber cadangan air, dapat menyerap
dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan
cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering. 2) mencegah terjadinya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 20 /
26
banjir. 3) mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai. 4) sumber
makanan nabati maupun hewani. 5) Berguna sebagai irigasi, perikanan, dan
tempat rekreasi.
Jika hutan rawa hilang: 1) Dapat mengakibatkan kekeringan, 2) Dapat
mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan, 3) Dapat mengakibatkan
banjir, 4) Hilangnya flora dan fauna di dalamnya, 5) Sumber mata pencaharian
penduduk setempat berkurang.
c. Laut. Laut adalah bagian permukaan bumi paling rendah dan luas yang
digenangi air asin. Laut sebagai penghubung antar-pulau. Kedalaman laut di
Indonesia berbeda-beda. ada yang dangkal dan dalam. Laut dangkal memiliki
kedalaman kurang dari 200 m, seperti laut di antara Pulau Kalimantan dan Jawa,
atau Pulau Sumatera dan Selat Malaka. Laut dalam memiliki kedalaman antara
3.000 m – 6.000 m. Seperti Laut Buru, Laut Timur, Laut Sulawesi, atau Laut
Banda yang merupakan laut terdalam di Indonesia. Laut juga menghasilkan
minyak bumi yang digali di tengah laut lepas.
Beberapa manfaat laut bagi manusia adalah: a) Tempat rekreasi dan
hiburan, b) Tempat hidup sumber makanan kita, seperti ikan, cumi-cumi, udang,
rumput laut, dll, c) Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb, d)
Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dll, e) Tempat barang
tambang berada, misalnya tambang minyak bumi lepas pantai, f) Salah satu
sumber air minum (tetapi harus melalui proses desalinasi dahulu), g) Sebagai jalur
transportasi air, h) Sebagai tempat cadangan air bumi, i) Sebagai objek riset
penelitian dan pendidikan.
d. Danau. Danau adalah ceruk atau cekungan pada permukaan bumi (daratan)
yang berisi air. Umumnya danau berisi air tawar, namun ada juga danau yang
berisi air asin. Pembentukan danau air asin terjadi karena tempat yang dahulunya
adalah lautan dan kemudian air laut tersebut terperangkap dalam cekungan
daratan yang di sebabkan oleh berbagai macam peristiwa alam, misalnya gempa
bumi. Air asin yang terdapat pada danau air asin sebenarnnya merupakan air laut
yang dahulunya adalah lautan lepas. Danau air asin pun terdapat di Indonesia
salah satunya, Danau Napabale. Danau Napabale terletak di Kabupaten Muna,
Sulawesi Tenggara. Terletak di kaki bukit, dihubungkan ke laut melalui sebuah
terowongan alami.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 21 /
26
1. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi
karena pergeseran / patahan lapisan bumi.
2. Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme /
gunung berapi
3. Danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas
tektonisme dan vulkanisme.
4. Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai
terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi
5. Danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur
6. Danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya
daerah es yang kemudian terisi air
7. Danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia
e. Selat. Selat adalah laut yang sempit di antara dua pulau. Negara kita dikenal
sebagai Negara Maritim karena memiliki wilayah laut yang luas. Letak Indonesia
yang dibatasi oleh lautan luas menjadikan jarak antara satu pulau dengan lainnya.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki banyak selat.
f. Teluk. Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan. Teluk biasanya
digunakan untuk pelabuhan laut/ bandara karena daerah tersebut bebas dari
ombak yang besar. Contoh teluk di Indonesia adalah Teluk Jakarta dan Teluk
Penyu.
g. Semenanjung atau tanjung. Merupakan bagian daratan yang menjorok ke
laut. Contoh dari tanjung: 1. Tanjung Jambu Air di Aceh 2. Tanjung Jabung di
Riau.
Kenampakan Alam Daratan
Daratan merupakan bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air.
Adalah tempat kita berpijak dan sumber kehidupan manusia. Daratan Indonesia
luasnya sekitar 1.904.344 km2, terdiri atadataran rendah dan dataran tinggi. Pada
umumnya, daratan di Indonesia memiliki tanah yang subur. Hal itu disebabkan
banyaknya gunung berapi dan curah hujan yang teratur. Daratan secara umum
terbagi atas empat bagian, yaitu pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan
pegunungan.
a. Pantai. Pantai adalah perbatasan antara daratan dan lautan. Panjang garis
pantai wilayah Indonesia berkelok-kelok, lebih dari 81.497 km. Hal itu termasuk
salah satu garis pantai terpanjang di dunia. Keadaan pantai di Indonesia tidak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 22 /
26
sama, antara lain disebabkan oleh abrasi dan gelombang laut. Oleh karena itu,
pantai ada yang curam dan landai. Secara umum, pantai yang menghadap
Samudra Indonesia merupakan pantai yang curam.
Daerah yang menghadap Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Natuna, dan Laut
Seram termasuk pantai yang landai karena pengaruh gelombang laut yang tidak
terlalu besar. Biasanya, pantai yang landai memiliki lapisan tanah yang subur. Hal
itu disebabkan adanya endapan lumpur atau pasir yang dibawa aliran sungai.
Tanaman bakau pun banyak tumbuh di sekitarnya. Manfaat pantai selain untuk
berlabuhnya berbagai jenis kapal dan perahu, juga sebagai objek wisata. Tidak
kalah pentingnya adalah kekayaan alam yang ada di daerah tersebut.
b. Dataran rendah. Dataran rendah adalah bentangan tanah datar yang sangat
luas pada ketinggian kurang dari 200 m di atas permukaan laut. Meskipun
letaknya dekat daerah pantai, tetapi mata pencarian penduduknya berbeda-beda.
Di sini tidak ditemukan lagi kegiatan nelayan, kapal kapal serta perahu yang
berlabuh. Dataran rendah di wilayah Indonesia membentang di sepanjang Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-
pulau kecil. Kota-kota yang terletak di dataran rendah, antara lain Jakarta,
Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak, Jayapura, dan Ujungpandang.
Penduduk kota yang bertempat tinggal di dataran rendah memanfaatkan
daerahnya untuk tempat tinggal. Selain itu, mereka juga mendirikan gedung
perkantoran, pertokoan, sekolah termasuk sarana transportasi.
c. Dataran tinggi. Dataran tinggi adalah dataran yang ketinggiannya di atas 600
m di atas permukaan laut. Dataran ini terletak di daerah pegunungan atau
dikelilingi oleh perbukitan sehingga udaranya sejuk dan segar. Dataran tinggi di
Pulau Sumatera membentang di bagian tengah sejajar dengan Pengunungan
Bukit Barisan. Dataran tinggi di Sumatera, antara lain Dataran Tinggi Pasai, Alas,
dan Gayo (Aceh), serta Dataran Tinggi Karo (Sumatera Utara). Dataran tinggi
lainnya di wilayah Indonesia adalah

Kenampakan Buatan
Kenampakan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, waduk, perkebunan dan kawasan
industri dan lain-lain.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 23 /
26
Waduk atau bendungan adalah nama lain dari danau buatan. Di Indonesia
banyak sekali terdapat waduk, misalnya Waduk Jatiluhur di Jawa Barat, Waduk
Gajah Mungkur dan Kegungombo di Jawa Tengah.
Pelabuhan adalah tempat untuk berhentinya jenis angkuran transportasi (kapal
laut dan kapal terbang/pesawat). Berdasarkan fungsinya, pelabuhan dapat
dibedakan menjadi dua yakni pelabuhan lait dan pelabuhan udara. Pelabuhan laut
merupakan tempat pemberhentian atau berlabuhnya kapa laut. Pelabuhan laut
yang terkenal di Indonesia, seperti Teluk Bayur di Medan, Tanjung Priok di
Jakarta, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya. Pelabuhan udara
sebagai tempat pemberhentian dan pemberangkatan kapal terbang (pesawat
terbang). Pelabuhan udara sering disebut juga dengan istilah bandar udara atau
disingkat bandara. Contoh bandara di Indonesia adalah Polonia di Medan,
Sumatra, Soekarno-Hatta di Jakarta, Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah dll.
Kawasan Industri adalah lingkungan buatan yang banyak terdapat di Indonesia.
Kawasan industri utama adalah pabrik. Contoh kawasan industri terkenal,
misalnya pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang dll.
Perkebunan. Daerah perkebunan banyak terdapat di Indonesia. Misalnya,
perkebunan karet terdapat di sebagian besar Sumatra: Priangan, Jawa Barat:
Batang dll.

d. SUMBER DAYA ALAM


Sumber daya alam adalah segala kekayaan yang tersedia di alam. Sumber daya
alam itu dapat dimanfaatkan manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sumber daya alam dapat dikelompokkan sebagai berikut
1. Sumber daya alam dapat diperbarui, adalah sumber daya alam yang dapat
diperbarui dan tidak akan habis meskipun sudah digunakan. Misalnya air,
tanah, udara, hutan, hewan, dan tumbuhan.
2. Sumber daya alam tidak dapat diperbarui, adalah sumber daya alam yang
suatu saat akan habis dan tidak dapat diremajakan lagi, misalnya bahan
tambang minyak bumi dan gas.

C. Latihan
a. Jelaskan konsep-konsep dasar geografi!

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 24 /
26
D. Kunci Jawaban
a. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dipahami bahwa konsep-
konsep dasar geografi adalah Konsep lokasi, Konsep jarak, Konsep
keterjangkauan, Konsep pola, Konsep morfologi, Konsep aglomerasi,
Konsep nilai kegunaan,Konsep Interaksi dan intrerdependensi, Konsep
Diferensiasi Area, dan Konsep Keterkaitan Keruangan.

E. Daftar Pustaka
1. Nasution, T., Lubis, M.A. 2018. Konsep dasar IPS. Yogyakarta: Samudra
Biru
2. Siska, Y. 2016. Konsep Dasar IPS untuk SD/MI. Yogyakarta:
Garudhawaca
3. Tim Geografi. --. Geografi: Modul 2 Pengetahuan Dasar Perpetaan dan
Penginderaan Jauh. PP-PAUD dan Dikmas diakses dari
http://direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/MODEL/TAHUN%20201
7/Model%20Paket%20C%20Mahir%20Dalam%20Jaringan/3-
Model%20Bahan%20Ajar/BahanAjar/7.%20Modul%202%20geografi.pdf
4. http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cdd6510b646044330d686c8/3526
aa558f42b4b17614b0be7c3e509d.pdf
5. http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cdd6510b646044330d686c8/2f20
4c693df97cdf6ff8105b84028472.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197106041999031-
IWAN_SETIAWAN/bencana_alam.pdf
https://budi.kemdikbud.go.id/buku/pdf/Bersahabat-dengan-Bencana-Alam-Sri-
Handayaningsih-ND.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 25 /
26

Anda mungkin juga menyukai