MODEL DAN TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM Model Rational Model Siklikal Model interaksi/Dinamik Model Ralp Tyler Model Hilda Taba
Click to edit Master subtitle style
Model Rational Pelopor model ini adalah Ralph Tyler dan Hilda Taba
Menurut Ralph Tyler dalam bukunya yang berjudul Basic Principles of Curriculum and Introduction merumuskan model pengembangan kurikulum dalam empat tahap yaitu : (1) menetapkan tujuan (2) memilih sejumlah pengalaman belajar (3) mengorganisasikan pengalaman belajar (4) melakukan evaluasi. Click to edit Master subtitle style
Hilda Taba dalam bukunya yang berjudul Curriculum Development Theory and Practice merumuskan 7 tahap dalam pengembangan kurikulum yaitu :
Diagnosis kebutuhan Formulasikan tujuan Memilih isi/bahan Mengorganisasikan bahan Memilih sejumlah pengalaman belajar Mengorganisasikan pengalaman belajar Penekanan pada evaluasi yaitu bagaimana melakukan evaluasi.
Merupakan pengembangan dari model rasional yang berpandangan bahwa proses kurikulum merupakan aktifitas yang berkelanjutan dan secara tetap akan diperbaharui. Pelopor model ini adalah D.K Wheler, Audrey and Nichols.
Model Siklikal
Menurut D.K Wheler dalam bukunya curriculum process memperkenalkan modelnya dalam 5 tahap yang tersusun berbentuk lingkaran
Melakukan analisis situasi Memilih tujuan Memilih dan mengorganisasikan tujuan Memilih dan mengorganisasikan metode Melakukan evaluasi
Model interaksi/Dinami Juga sebagai k keberlanjutan dari model rasional dengan penekanan pada hubungan antara komponen
(5)
Analisis situasional Formulasikan tujuan Membangun program Interpretasi dan implementasi Pengawasan, umpan balik, penilaian dan rekonstruksi.
4. 5.
Menghasilkan unit-unit percobaan Menguji keseimbangan isi kurikulum Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data yang diperoleh dalam uji coba Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji
Model Humanistik
Konsep Dasar Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J.Rousseau (Romantic Education. Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana menagajar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
Kurikulum Konfluen aliran yang termasuk dalam Ada beberapa Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik yaitu pendidikan: pendidikan konfluen, yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, nilai) dengan segi-segi kognitif Konfluen, Kritikisme, Radikal, dan (kemampuan intelektual). Pendidikan konfluen kurang Mistikisme modern menekankan pengetahuan yang mengandung segi afektif.
Model-Model Belajar Konfluen pertama, mengindentifikasi tema-tema atau topik-topik yang mengandung self judgment. Kedua, materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai (open ended), tema atau issueissue diharapkan muncul secara spontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran yang ada. Pengajaran Beberapa Ciri Kurikulum Konfluen humanistik memfokuskan proses aktualisasi diri (self Partisipasi. actualization).
Integrasi. Karakteristik Kurikulum Humanistik Relevansi. dianut, kurikulum humanistik menekankan Sesuai prinsip yang Pribadi anak. integrasi, yang kesatuan prilaku bukan saja yang bersifat intelektual Tujuan tetapi juga emosional dan tindakan. Kurikulum humanistik juga
menekankan keseluruhan
Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulm penelitian.
subjek akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan)siswa sampai mereka kuasai
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:
correlated curriculum Unified atau Concentrated curriculum. Integrated curriculum.. Problem Solving Curriculum
Tentang kegiatan evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran
Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis daripada menyalaraskan urutan bahan dengan kemampuan berpikir anak. Pertama, untuk mengimbangi penekannya pada proses berfikir, mereka mulai mendorong penggunaan intuisi dan tebakan-tebakan. Kedua, adanya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat. Ketiga, pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.
Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sama dengan model kurikulum lain tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda. Tujuan dan isi kurikulum. Metode. Evaluasi.
Komponen-komponen Kurikulum
Ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini. Asumsi. Masalah-masalah sosial yang mendesak. Pola-pola organisasi.
Model Teknologi
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools tecnology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system technology).
Tujuan Metode. penegasan tujuan. Pelaksanaan pengajaran. Pengetahuan tentang hasil Organisasi bahan ajar. Evaluasi.
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu: (1) prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain, (2) hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama. Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi.