PENDAHULUAN
dalam berpikir abstrak dan mudah lupa, oleh sebab itu maka dalam
pembelajaran secara abstrak tetapi harus bertahap mulai dari tahap konkrit,
semi konkrit dan abstrak dan harus disertai dengan alat peraga yang sesuai
mereka terhadap materi yang diajarkan, dan tidak kalah pentingnya bahwa
anak tunagrahita.
1
pengajaran matematika tidak bisa menggunakan contoh-contoh yang konkrit
karena itu contoh-contoh yang bersifat konkrit yang bisa dimanipulasi oleh
pelajaran matematika.
oleh anak, kedua adalah tahap semi konkret, yang mana penyajian materi
konkret. Pada tahap ini penyajian materi pembelajaran dibantu dengan alat
peraga yang sifatnya konkret atau benda yang nyata ataupun berbentuk
matematika.
2
kemudian mengintepretasi, menggeneralisasi dan akhirnya mengambil
generalisasi.
B. Rumusan Masalah
pembelajaran induktif-deduktif?
3
3) Bagaimana guru mengimplementasikan pembelajaran induktif-deduktif
C. Tujuan Penelitian
adalah untuk:
deduktif
D. Manfaat Penelitian
4
1. Siswa
2. Guru.
pendidikan
3. Dosen.
lapangan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori yang akan dibahas disini adalah tentang: Pengertian Anak
perkembangan.
yang dinyatakan sebagai gambaran hasil asesmen dengan satu atau lebih
tes inteligensi umum yang telah baku yang dilaksanakan secara individual.
pengukuran inteligensi yang telah baku. Batas teratas ini dapat diperluas
6
individu dalam standar kematangan, pembelajaran, kepribadian, dan atau
tanggung jawab sosial yang diharapkan sesuai dengan tahap umurnya dan
secara klinis dan skala yang telah baku. Developmental period dinyatakan
sebagai masa (periode time) antara konsepsi sampai umur delapan belas
tahun.
1976:254).
2. Pembelajaran Induktif-Deduktif
7
2) Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan
dibalik.
contoh untuk memahami suatu konsep. Jotce dkk (2000) membagi tiga
8
strategi pembentukan konsep, interpretasi data dan aplikasi prinsip.
dimulai dengan fakta-fakta atau data-data, konsep teori yang telah diuji
TABEL I
TAHAPAH-TAHAPAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
9
Dampak pengiring dari pembelajaran induktif menurut Joyce dkk
aplikasinya”.
INSTRUCTIONAL
INSTRUCTIONAL
Inductive
Thinking
Model
NURTURANT
10
Dalam pembelajaran induktif penyajiannya terbagi atas lima tahap,
yaitu: (1) fase pengenalan pelalajaran; (2) fase open-ended; (3) fase
dua atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangen
(gradien, m). Siswa dapat mengambil kesimpulan bahwa dua atau lebih
guru (hhtp://Irs.ed.uiuc.edu/students/deduct.html).
melengkapi konsep.
11
Pengimplementasian model pembelajaran induktif-deduktif
dapat membuktikannya.
mengekspresikan gagasannya.
menuju generalisasi.
12
d. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menemukan konsep dan
ada, bahan dan objek sehingga merasa ada pola tertentu dari data
yang diperolehnya.
3. Pengajaran Matematika
13
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Bryant dan
pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan
dan praktis.
14
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajarkan
sehari-hari
bahwa:
(1) Penguasaan konsep fisika pada siswa yang belajar dengan model
pembelajaran induktif lebih baik dari siswa yang belajar dengan model
pembelajaran biasa. (2) Peningkatan motivasi pada siswa yang belajar
dengan model pembelajaran induktif, leboh baik dari siswa yang belajar
dengan model pembelajaran biasa, dan (3) peningkatan sikap siswa terhadap
pembelajaran fisika pada siswa yang belajar denganmodel pembelajaran
induktif lebih baik dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran
biasa.
15
dalam penelitian tentang Pengembangan Model Pembelajaran Induktif-
siswa meningkat, baik dilihat dari jumlah siswa yang menjawab benar
C. Kerangka Berpikir.
Piaget mengatakan bahwa taraf berpikir anak tunagrahita hanya
sampai tahap konkrit dengan kata lain kurang dapat berpikir secara abstrak.
berpikir abstrak.
contoh geomateri yang ada dilingkungan sekitar anak dicarai persamaan dan
yang termasuk bangun ruang dan mana yang termasuk bangun datar.
16
diawali secara induktif dengan memberikan sejumlah contoh agar siswa
membuktikannya.
matematikanya.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
diskusi dengan guru kelas tingkat SMLB SLB B-C Sumbersari Bandung
kembali. Siklus ini terus berulang sampai peneliti mendapat hasil yang
tingkat SMLB pada sekolah SLB-C Sumber Sari yang berlokasi di Terusan
18
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Antapani Bandung.
D. Prosedur Penelitian
sebagai berikut:
19
berdasarkan pada hasil asesmen. Penjelasan ini dilakukan secara
diperlukan,.
b. Pelaksanaan Tindakan
20
disusun. Pada awal tindakan peneliti mendampingi guru untuk membantu
dan memastikan tindakan dapat berjalan sesuai skenario. Pada saat proses
berlangsung peneliti dan guru memantau dan mencatat aktivitas guru dan
respon siswa selama tindakan sebagai bahan untuk analisis dan refleksi.
floor-time serta efek lain dari tindakan baik yang bersifat positif maupun
signifikan atau cukup jelas sesuai yang diharapkan oleh guru dan peneliti,
harapan guru dan peneliti bertitik tolak pada tujuan yang telah dirumuskan
c. Observasi
21
selama melakukan tindakan. Objek yang diamati adalah tindakan yang
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil temuan di lapangan tentang kondisi
anak-anak SMLB yang berada pada satuan pendidikan Sekolah Luar Biasa B-
C. Pokok bahasan yang menjadi materi pembelajaran dalam PTK ini adalah
tentang bangun geometri dengan sub pokok bahasan mengenal bangun datar.
Dari hasil wawancara dengan guru dan hasil tes menunjukkan bahwa siswa
23
akan diajarkan, skenario pembelajaranpun masih konvensional, semua itu
berikutnya.
bangun datar.
24
dasar untuk menarik suatu generalisasi, tetapi pada waktu anak disuruh
guru. Pada tindakan selanjutnya (II) guru mengajar sesuai dengan skenario
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
walaupun pada siklus pertama ada beberapa hal yang masih belum nampak
B. Saran
1. Sekolah
26
serta mampu mencoba atau menciptakan model pembelajaran yang baru
2. Peneliti Selanjutnya
yang diperoleh dari hasil penelitian, oleh karena itu penulis menyadari
pula.
27
DAFTAR PUSTAKA
Payne & Polloway & Smith & Polloway. (1981), Strategis for Teaching the
Mentally Retarded (second ed.), Columbus: Charles E. Merrill Publishing
Company.
Payne, James A. & Patton, James R., (1981), Mental Retardation, Ohio: Charles
E. Merril Publishing Company.
28