Anda di halaman 1dari 6

A.

Pendahuluan
Kurikulum merupakan seperangkat komponen pembelajaran yang sangat penting
dalam menentukan landasan, prinsip, arah dan tujuan pendidikan di Indonesia. Dalam
kehidupan ini, perubahan merupakan sesuatu yang alamiah dan pasti akan terjadi, artinya
segala sesuatu yang ada di alam ini pasti akan terus mengalami perubahan, termasuk dalam
dunia pendidikan. Krisis berdampak terhadap perubahan pendidikan di Indonesia. Kurikulum
merdeka sebagai salah satu upaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemdikbudristek) untuk mengatasi krisis pembelajaran pasca pandemi COVID-
19 mulai dirancang untuk diimplementasikan pada sekolahsekolah yang sudah siap. Artikel
ini akan mengkaji kebijakan pemerintah mengenai pengimplementasian kurikulum merdeka
yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan
pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Implementasi kurikulum merdeka ini berfokus
pada pemanfaatan teknologi dan komunitas belajar untuk saling berbagi praktik, baik antara
guru, siswa, dan akademisi.

B. Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dasar kurikulum merdeka
2. Untuk mengetahui struktur
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum merdeka
4. Untuk mengetahui perbandingan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013

C. Konsep dasar kurikulum merdeka


Kurikulum merdeka mengusung konsep pembelajaran paradigma baru, yakni praktik
pembelajaran yang memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat pada peserta didik.
Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan
standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk
memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan. Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk
merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik. Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila
berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam
sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen (Sufyadi, dkk. 2021: 1).
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran (Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan, 2021: 10)..
Konsep kurikulum merdeka belajar merupakan terbentuknya kemerdekaan dalam
berpikir. Kemerdekaan berpikir ditentukan oleh guru. Artinya, guru menjadi tonggak utama
dalam menunjang keberhasilan dalam pendidikan. Pada era digitalisasi saat ini perkembangan
teknologi mempengaruhi kualitas dalam pendidikan. Di mana dalam setiap aktivitas yang
dilakukan baik guru maupun peserta didik tidak terlepas dari perangkat yang berbasis digital.
Konsep pendidikan kurikulum merdeka belajar mengintegrasikan kemampuan literasi,
kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan teknologi. Melalui konsep
ini peserta didik diberikan kebebasan dalam berpikir untuk memaksimalkan pengetahuan
yang harus ditempuh. Konsep kurikulum abad 21 menuntut peserta didik harus mandiri
dalam memperoleh ilmu baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Kebebasan yang
diterapkan dalam konsep abad 21 tersebut akan memberikan peluang kepada peserta didik
untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Salah satu hal yang bisa dilakukan, yaitu melalui
kegiatan literasi, mengembangkan bakat melalui keterampilan dan hal-hal positif yang
menunjang perkembangan setiap peserta didik (Ariga, 2022: 666).

D. Struktur Kurikulum Merdeka


Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama:
1) Pembelajaran intrakurikuler;
2) Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk
setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Kegiatan projek penguatan
profil pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar
Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam
Jam Pelajaran (JP) pertahun. Satuan pendidikan mengatur alokasi waktu setiap minggunya
secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran. Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan
pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan
secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai berikut: (1) mengintegrasikan ke dalam mata
pelajaran lain; (2) mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau (3). mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dibagi menjadi 3 (tiga) fase:
1) Fase A untuk kelas I dan kelas II;
2) Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
3) Fase C untuk kelas V dan kelas VI.
(Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, hal: 2-3).

E. Prinsip-prinsip kurikulum merdeka


1. Prinsip Pembelajaran kurikulum merdeka
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat;
c. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistik;
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra;
e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
(Sufyadi, dkk. 2021: 12).

F. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka


Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
Kerangka Dasar
Rancangan landasan utama Kurikulum Rancangan landasan utama Kurikulum
2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Merdeka adalah tujuan Sistem Pendidikan
Nasional dan Standar Nasional Nasional dan Standar Nasional Pendidikan.
Pendidikan. Mengembangkan profil pelajar Pancasila
pada peserta didik
Kompetensi yang Dituju
 Kompetensi Dasar (KD) yang berupa  Capaian pembelajaran yang disusun per
lingkup dan urutan (scope and fase
sequence) yang dikelompokkan pada  Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam
empat Kompetensi Inti (KI) yaitu: paragraf yang merangkaikan
Sikap Spiritual, Sikap Sosial, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Pengetahuan, dan Keterampilan. untuk mencapai, menguatkan, dan
 KD dinyatakan dalam bentuk point- meningkatkan kompetensi
point dan diurutkan untuk mencapai  SD/sederajat terdiri dari:
Kl yang diorganisasikan pertahun 1. Fase A (umumnya setara dengan kelas
 KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat I dan II SD)
pada mata pelajaran Pendidikan 2. Fase B (umumnya setara dengan kelas
Agama dan Budi Pekerti dan III dan IV SD), dan
Pendidikan Pancasila dan 3. Fase C (umumnya setara dengan kelas
Kewarganegaraan V dan VI SD)
Struktur Kurikulum
 Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu.  Struktur kurikulum dibagi menjadi 2
Satuan mengatur alokasi waktu (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
pembelajaran secara rutin setiap a. Pembelajaran reguler atau rutin yang
minggu dalam setiap semester. merupakan kegiatan intrakurikuler;
Sehingga pada setiap semester peserta dan
didik akan mendapatkan nilai hasil b. Projek penguatan profil pelajar
belajar setiap mata pelajaran. Pancasila.
 Satuan pendidikan diarahkan  Jam Pelajaran (JP)
menggunakan pendekatan a. Diatur per tahun. Satuan pendidikan
pengorganisasian pembelajaran dapat mengatur alokasi waktu
berbasis tematik integratif. pembelajaran secara fleksibel untuk
mencapai JP yang ditetapkan
b. Satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran,
tematik, atau terintegrasi
c. Mata pelajaran IPAS (Ilmu
Pengetahuan. Alam dan Sosial)
merupakan paduan dari IPA dan IPS
d. Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran
pilihan, tergantung kesiapan. Satuan
pendidikan
e. Satuan pendidikan atau peserta didik
dapat memilih sekurang- kurangnya
satu dari empat mata pelajaran Seni
dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari.
Pembelajaran
 Pendekatan pembelajaran  Menguatkan pembelajaran terdiferensiasi
menggunakan satu pendekatan yaitu sesuai tahap capaian peserta didik
pendekatan saintifik untuk semua  Paduan antara pembelajaran
mata pelajaran intrakurikuler (sekitar 70-80% dari jam
 Pada umumnya, pembelajaran pelajaran) dan kokurikuler melalui projek
terfokus hanya pada intrakurikuler penguatan profil pelajar Pancasila (sekitar
(tatap muka), untuk kokurikuler 20-30% jam pelajaran)
dialokasikan beban belajar maksimum
50% diluar jam tatap muka, tetapi
tidak diwajibkan dalam bentuk
kegiatan yang direncanakan secara
khusus, sehingga pada umumnya
diserahkan kepada kreativitas guru
pengampu.
Penilaian
 Penilaian formatif dan sumatif oleh  Penguatan pada asesmen formatif dan
pendidik berfungsi untuk memantau penggunaan hasil asesmen untuk
kemajuan belajar, memantau hasil merancang pembelajaran sesuai tahap
belajar, dan mendeteksi kebutuhan capaian peserta didik
perbaikan hasil belajar peserta didik  Menguatkan pelaksanaan penilaian
secara berkesinambungan autentik terutama dalam projek penguatan
 Menguatkan pelaksanaan penilaian profil pelajar Pancasila
autentik pada setiap mata pelajaran  Tidak ada pemisahan antara penilaian
 Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah
Buku teks dan buku non-teks Buku teks dan buku non-teks
Contoh-contoh modul ajar, alur tujuan
pembelajaran, contoh projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum
operasional satuan pendidikan
Perangkat Kurikulum
Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Pembelajaran dan Asesmen,
Panduan Penilaian, dan Panduan panduan pengembangan kurikulum
Pembelajaran setiap jenjang operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan
program pembelajaran individual, modul
layanan bimbingan konseling
(Pusat kurikulum dan pembelajaran, 2023).

G. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum sangat penting agar
siswa dapat mencapai tujuan pendidikan secara terstruktur dan berkelanjutan. Jadi, kurikulum
tidak bisa dipisahkan dari pendidikan, karena kurikulum sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar. Patut diakui bahwa dengan terjadinya pandemi Covid-19, sangat mempengaruhi
dunia pendidikan, dan ini ada semua hikmahnya, untuk memulihkan dunia pendidikan,
lahirlah kurikulum merdeka, karena kurikulum merdeka itu kelebihanya, yaitu lebih
sederhana dan mendalam, lebih merdeka, lebih relevan dan interaktif, sehingga sangat cocok
diterapkan mengikuti perkembangan zaman saat ini.

Referensi:
Ariga, S. 2022. Implementasi Kurikulum Merdeka Pasca Pandemi Covid-19. Edu Society:
Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2): 662-
670.

Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan. 2021. Buku Saku
Tanya Jawab Kurikulum Merdeka. Jakarta: Sekretariat KSPSTK.

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia


Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Pusat kurikulum dan Pembelajaran. 2023. Perbandingan Kurikulum. Jakarta: Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sufyadi, S. dkk. 2021. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai