Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN KURIKULUM SD

Oleh :

Resky Mutiara Sunandar (1847141021)

C.18.B

Dosen Pengampu :

Dra. Hj. Rasmi Djabba, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Tahun 2021
A. Jenis-Jenis Kurikulum

Dilihat dari sudut pandang guru atau pengajar pembimbing, kurikulum


terbagi kedalam beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Open curriculum (kurikulum terbuka)

Yakni guru atau pengajar memiliki kebebasan dalam mengembangkan


kurikulum sesuai dengan kemampuannya.

2. Close curriculum (kurikum tertutup)

Yakni kurikulum yang sudah ditetapkan secara pasti mengenai tujuan,


materi, metode, serta evaluasinya sehingga guru hanya tinggal
melaksanakan saja.

3. Guide curriculum (kurikulum terbimbing)

Yakni kurikulum yang setengah terbuka dan setengah tertutup. Dengan kata
lain rambu – rambu pengajar atau guru sudah ditentukan dalam kurikulum,
akan tetapi guru masih tetap diberikan kemungkinan untuk mengembangkan
lebih lanjut dalam teks.

Menurut Nasution, kurikulum terbagi menjadi tiga jenis, berikut


penjelasannya:

1. Separated curriculum (kurikulum terpisah)

Jenis kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran yang terpisah – pisah.
Data – data yang ada dalam mata pelajaran terpisah atau masing – masing.
Pembentukan separated curriculum ini berlandaskan pada pengalaman dan juga
budaya manusia sepanjang masa yang kemudian disederhanakan dan disusun
secara logis. Kemudian dilakukan sesuai dengan usia peserta didik.
Adapun kelebihan dari separated curriculum ini adalah sebagai berikut:

a. Memudahkan guru dalam melaksanakan kurikulum


b. Mudah dilaksanakan, direncanakan, dan mudah dilakukan perubahan jika
sewaktu – waktu ada perubahan
c. Materi pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis.

Sedangkan kekurangan dari separated curriculum adalah sebagai berikut:

a. Kurang mengacu pada masalah – masalah yang dijumpai oleh peserta didik
dalam kehidupan sehari – hari
b. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik tidak terlalu harmonis
c. Sedikit kurang mengikuti perkembangan zaman
d. Hanya menekankan pada pengembangan intelektual dan kurang
memperhatikan faktor – faktor lain.
2. Correlated curriculum (kurikulum korelatif)

Kurikulum yang menghubungkan antara satu pelajaran dengan pelajaran


yang lain. Dalam jenis kurikulum ini mata pelajaran dikaitkan dan disusun dengan
sedemikian rupa serta diperkuat antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak
berdiri sendiri.

Ada beberapa cara yang harus ditempuh untuk memadukan mata pelajaran
tersebut, diantaranya adalah dengan menggunakan korelasi sebagai berikut:

 Korelasi okasional atau insidental yakni korelasi yang diadakan sewaktu-


waktu jika terdapat hubungannya
 Korelasi etis yakni korelasi yang tujuannya untuk mendidik budi pekerti
sebagai pusat pembelajaran kemudian diserap dari pendidikan agama atau
budi pekerti
 Korelasi sistematis yakni korelasi yang disusun langsung oleh pengajar
atau guru
 Korelasi informal yakni kurikulum yang disusun dengan cara kerjasama
antara beberapa guru dan menghubungkan pelajaran yang diampu oleh
satu guru dengan guru lainnya
 Korelasi formal yakni kurikulum yang terlebih dahulu sudah direncanakan
oleh guru atau tim
 Korelasi meluas yakni korelasi yang memadukan beberapa bidang studi
dan memiliki ciri khas yaitu saling mendekati.

3. Integrated curriculum (kurikulum terpadu)

Kurikulum yang bahan ajarnya diberikan secara terpadu, seperti contoh


IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang merupakan perpaduan dari mata pelajaran
ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah.

Kelebihan dari integrated curriculum adalah:

a. Materinya saling berkaitan


b. Kurikulum sesuai dengan teori belajar berdasarkan pengalaman,
kesanggupan dan juga minat dari peserta didik.

Kekurangan dari integrated curriculum adalah:

a. Organisasi kurikulum kurang sistematis


b. Pelaksanaan agak sedikit rumit.

Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi:

1. Kurikulum inti (core curriculum)

Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani


kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara
kehidupan dan belajar. Manfaat kurikulum inti adalag segala sesuatu yang
dipelajari dalam unit bertalian. Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat
modern tentang belajar. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara
sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi dan
mudah disesuaikan dengan minat.

2. Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan

Dalam pengembangan kurikulum ini didasarkan pada lingkungan sosial


anak didik, sehingga pelajaran yang di peroleh memiliki fungsi dan makna bagi
kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi masyarakat.

3. Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman

Kurikulum ini dikenal jugan dengan sebutan activity curriculum.


Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam
rangka membentuk kemampuan yang terimtegritas dengan lingkungan maupun
potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject
curriculum, yakni anak lebih banyak menerima. Rasional penggunaan bentuk
kurikulum ini adalah: belajar dapat terjadi dengan proses mengalami.

Di Indonesia kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum tahun 2013,


nama lain dari kurikulum tahun 2013 adalah Pendidikan Berbasis Karakter yang
dicetuskan oleh Menteri Muhammad Nur untuk menggantikan kurikulum KTSP.
Ciri kurikulum tahun 2013 ini menekankan Pendidikan Karakter, Skill,
Pemahaman, dapat memahami mateeri, presentasi, berdiskusi, dan memiliki sopan
santu disiplin yang tinggi.

Pada kurikulum tahun 2013, dimana siswa harus mengikuti mata pelajaran
wajib dan dapat menentukan sendiri mata pelajaran pilihan mereka. Kedua
kelompok mata pelajaran tersebut yang dikembangkan pada struktur kurikulum
pendidikan menengah yaitu SMK dan SMA. Unuk jenjang SD yaitu
menggunakan pendekatan tematik integratif atau terpadu. Pendekatan ini
mengintegrasikan seluruh mata pelajaran dalam bentuk tema-tema. Artinya,
materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertetntu.
B. Komponen-Komponen Kurikulum

Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk


mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat pendidikan kurikulum memiliki bagian-
bagian penting yang dapat mendukung operasinya secara baik. Bagian-bagian ini
disebut komponen kurikulum. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan memiliki komponen pokok yang saling berkaitan, berinteraksi dalam
rangka mendukung tercapainya tujuan.

1. Komponen Pokok Kurikulum

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu (a) tujuan; (b) materi;
(c) strategi pembelajaran; (d) organisasi kurikulum, dan (e) evaluasi. Kelima
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
Berikut ini adalah uraian mengenai tiap-tiap komponen kurikulum tersebut.

a. Komponen tujuan

Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai


tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan
pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di
sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyaknya pencapaian
tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti
dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan.

Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat


dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu
sebagai berikut.

1) Tujuan Jangka Panjang (aims)

Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan


pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung
dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik
menyelesaikan sekolah, seperti; “bertanggung jawab sebagai warga negara”,
“bangsa berbangsa Indonesia” dan sebagainya.

2) Tujuan Jangka Menengah (goals)

Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya,
terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-lainnya.

3) Tujuan Jangka Pendek (objective)

Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya;


siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan
sholat, dan sebagainya.

b. Komponen isi/materi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-
tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis,
jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.

c. Komponen media (sarana dan prasarana)

Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan


perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam
pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik
akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru
dalam pengajaran.

d. Komponen strategi pembelajaran

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar


yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran
tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak
hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.

Strategi/metode/model pembelajaran sangat ditentukan oleh karakteristik


substansi yang akan diajarkan dan karakteristik siswanya. Tidak ada satu pun
strategi/metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan semua
substansi pelajaran secara sama baiknya. Substansi (isi) pelajaran tertentu
memiliki karakteristik tertentu, sehingga hanya cocok untuk diajarkan dengan cara
tertentu pula.

Menurut Undang-undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran di kelas


hendaknya dilakukan dengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah otak.
Strategi pembelajaran yang demikian menyiratkan bahwa strategi yang digunakan
harus mampu melakukan pemberdayaan terhadap seluruh potensi siswa.

e. Komponen proses belajar mengajar

Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab


diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan-perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar
mengajar merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang


kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam mengajar.
Kecenderungan proses pembelajaran adalah terjadi perubahan paradigma dan
mengajar ke pembelajaran. Perubahan yang dimaksud ditandai dengan terjadi
perubahan sebagai berikut.

1) Berpusat pada guru beralih ke pembelajaran yang berpusat pada siswa


2) Berorientasi disiplin (mapel tertentu) beralih ke pembelajaran yang
integratif.
3) Berorientasi topik tertentu beralih ke pembelajaran berorientasi masalah.
4) Pembelajaran mengikuti alur tertentu (standardized) beralih ke
pembelajaran dengan alternatif-alternatif.
f. Komponen evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian


terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright dalam (Sudrajat, 2010)
bahwa: “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and
progress of students toward objectives or values of the curriculum”

Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi


yang akan dievaluasi. Dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi
kuantitas dan kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi
kuantitatif berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk
mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes
diagnostik dan lain-lain. Sementara itu, instrumen untuk mengevaluasi dimensi
kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, dan catatan
anekdot.

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan


kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh
para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam
memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi
kurikulum, yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan
obyektif; dan (3) pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat
beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context,
Input, Process, dan Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa
keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang
digunakan prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi
model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai
dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada
deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang
dievaluasi sebagai berikut.

1) Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis


tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program
yang bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun
waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang
bersangkutan, dan sebagainya.
2) Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan
pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang
dikembangkan, staf pengajar, sarana, dan prasarana, media pendidikan
yang digunakan dan sebagainya.
3) Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi :
pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan
oleh para pengajar, pengelolaan program, dan lain-lain.
4) Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,
mencakup: jangka pendek dan jangka lebih panjang.
Soal

1. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang


diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensinya dimuat
dalam....
a. silabus
b. RPP
c. silabus dan RPP
d. SKL
2. Salah satu prinsip yang harus diterapkan dalam pemilihan isi pendidikan
adalah materi pelajaran harus....
a. disusun secara logs dan sistematis
b. sesuai dengan persepsi orang tua dan masyarakat tentang kebutuhan
c. bervariasi sesuai kegiatan pembelajaran
d. sesuai dengan perbedaan individual siswa
3. Salah satu pendektan pengembangan kurikulum masa depan yang
menyatakan bahwa kemampuan menyerap dan memahami informasi baru
secara cepat untuk menguasai suatu perubahan yang terjadi adalah....
a. accelerated learning
b. quantum learning
c. cooperative learning
d. e-learning
4. Pengorganisasian isi kurikulum yang bertitik dari keseluruhan sebagai suatu
totalitas yang memiliki makna, arti, dan faedah tertentu adalah
pengorganisasian isi kurikulum yang menerapkan pendekatan....
a. interdispiliner
b. terintegrasi
c. broadfield
d. mata pelajaran
5. Kegiatan pembelajaran di bawah ini beberapa strategi implementasi
kurikulum 2013, kecuali....
a. pelaksanaan kurikulum di semua jenjang
b. pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan
c. penguasaan konsep pembelajaran
d. pengembangan buku siswa dan guru

Anda mungkin juga menyukai