A. PENDAHULUAN
Karena kurikulum merupakan rencana untuk keperluan pelajaran anak, maka bahan
pelajaran harus dituangkan dalam organisasi tertentu agar tujuan pendidikan dapat
dicapai. Organisasi atau disain kurikulum dimaksud untuk memudahkan anak belajar.
Dalam organisasi kurikulum dicoba diwujudkan apa yang diketahui tentang teori,
konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak, dan kebutuhan
masyarakat. Kurikulum itu menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang
tepat untuk mempelajarinya, keseimbangan bahan pelajaran dan keseimbangan antara
aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
Disain kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Seperti halnya dengan disain suatu gedung misalnya, disain itu akan berbeda-beda
menurut tujuan gedung itu, apakah untuk sekolah, gedung toko atau tempat tinggal,
demikian pula ada perbedaan disain kurikulum yang bertalian dengan tujuan yang
diutamakan, apakah penguasaan kebudayaan dan pengetahuan umat manusia. Bila
tujuannya terutama transmisi atau penyampaian kebudayaan dan pengetahuan maka
yang paling sesuai ialah organisasi kurikulum berupa mata pelajaran yang lazim
disebut subject centered. Akan tetapi bila kebutuhan masyarakat atau anak menjadi
tujuan utama maka kurikulum yang paling serasi ialah kurikulum yang berdasarkan
masalah-masalah masyarakat.
Rumusan Masalah
1
B. PEMBAHASAN
Secara Harfiah, istilah kurikulum berasal dari bahasa latin Currere yang berarti
berlari di lapangan pertandingan (race course). Menurut pengertian ini, kurikulum
adalah suatu “arena pertandingan” tempat siswa “bertanding” untuk mengusai satu
atau lebih keahlian guna mencapai “garis finish” yang ditandai pemberian diploma,
ijazah atau gelar kesarjanaan (Zais, 1976). Pengaruh definisi ini sangat besar dan
bertahan lama di dunia pendidikan sehingga menentukan orientasi kurikulum di
hampir semua negara di dunia (Mohammad Ansyar, 2015).
Kurikulum dalam bahasa Arab disebut dengan istilah manhaj yang berarti
jalan terang dan dilalui manusia di berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum
pendidikan (manhaj al-dirasah) adalah seperangkat perencanaan dan media yang
dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan
(Hasan Langgulung, 1986).
2
diartikan sebagai organisasi pendidikan formal, selanjutnya David membuat implikasi
secara lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakan mengenai kurikulum
menjadi 6 hal, yaitu:
3
pisah, maka disebut juga separate subject-curriculum. Pada garis besarnya ada empat
jenis orientasi kurikulum :
4
Broad Fields itu menyatukan beberapa matapelajaran yang berdekatan atau
berhubungan menjadi satu bidang studi. Beberapa Keuntungan dari Kurikulum-
kurikulum ini, ialah: Pertama, korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada
murid-murid. Mereka mendapat informasi mengenai suatu pokok tertentu tidak
secara terpisah-pisah dalam berbagai matapelajaran pada waktu yang berbeda-
beda, akan tetapi dalam satu pelajaran, dimana pokok itu disoroti dari berbagai
disiplin matapelajaran tertentu.
Dengan demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan
bertautan, berpadu.Kedua, Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan
antara matapelajaran-matapelajaran. Ketiga, Pengertian murid-murid tentang
sesuatu lebih mendalam, apabila didapat penjelasan dari berbagai matapelajaran.
Kelemahan-kelemahan kurikulum-kurikulum ini ialah: Pertama, Tidak
menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan dan minat
anak-anak serta dengan masalah-masalah yang hangat yang dihadapi murid-murid
dalam kehidupannya sehari-hari.Kedua, Tidak memberi pengetahuan yang
sistematis serta mendalam mengenai berbagai mata pelajaran. Ketiga, Guru sering
tidak menguasai pendekatan inter-disipliner.
5
2. Kurikulum berpusat pada pengalaman (The Activity/Experience Centered)
Beberapa ciri utama Activity atau Experience. Pertama, Struktur kurikulum
ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam mengimplementasikan
ciri ini guru hendaknya:a) Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, b)
Membantu para siswa memilih mana yang paling penting dan urgen. Kedua,
karena struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik,
maka kurikulum tidak dapat disusun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh
guru dengan para siswa. Ketiga, desain kurikulum tersebut menekankan prosedur
pemecahan masalah. Ada beberapa kelebihan dari kurikulum ini, yaitu: Pertama,
kegiatan pendidikan didasarkan atas kebutuhan dan minat peserta didik. Kedua,
pengajaran memperhatikan perbedaan individual. Mereka turut dalam kegiatan
belajar kelompok karena membutuhkannya, demikian juga kalau mereka
melakukan kegiatan individual.Ketiga, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di
luar sekolah.
Ada beberapa kelemahan dari model disain kurikulum ini, yaitu: Pertama,
Penekanan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik belum tentu cocok dan
memadai untuk menghadapi kenyataan dalam kehidupan.Kedua, Kurikulum
hanya menekankan minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum tidak
mempunyai pola dan struktur. Kedua kritik ini tidak semuanya benar, sebab
beberapa tokoh telah mengembangkan struktur ini.
8
menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik. Ada dua variasi
model desain kurikulum ini, yaitu:
1. Kurikulum yang berorientasi pada situasi hidup (Life Situations)
Life situations seperti Student Centered menekankan prosedur belajar
melalui pemecahan masalah. Ciri lain dari model desain ini adalah menggunakan
pengalaman dan situasi-situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan. Tiap pengalaman peserta didik
sangat erat hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat
dikatakan suatu desain kurikulum bidang-bidang kehidupan yang dirumuskan
dengan baik akan merangkumkan pengalaman-pengalaman sosial peserta didik.
Dengan demikian, desain ini sekaligus menarik minat peserta didik dan
mendekatkannya pada pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Adapun beberapa kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan bentuk-
bentuk desain lainnya, yaitu:Pertama, Pemisahan antara subject dihilangkan oleh
problema-problema kehidupan sosial.Kedua, Kurikulum diorganisasikan di sekitar
problema-problema peserta didik dalam kehidupan sosial, maka desain ini
mendorong penggunaan prosedur belajar pemecahan masalah.Ketiga, Menyajikan
bahan ajar dalam bentuk yang fungsional. Keempat, Motivasi belajar datang dari
dalam diri peserta didik, tidak perlu dirangsang dari luar. Adapun beberapa
kelemahan-kelemahannya, yaitu:Pertama, Penentuan lingkup dan sekuens dari
bidang-bidang kehidupan yang sangat esensial (penting) sangat sukar, timbul
organisasi isi kurikulum yang berbeda-beda.Kedua, Kurangnya integritas dan
kontinuitas organisasi isi kurikulum. Ketiga, Mengabaikan warisan budaya.
Keempat, Guru maupun buku dan media lain tidak banyak yang disiapkan.
C. PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14