Anda di halaman 1dari 9

4.

Keterpaduan transdisiplin
Dalam model ini kurikulum ditata atas dasar pe dan
pertanyaan para siswa. Mereka mengembangkan life
sebagaimana mereka menerapkan keterampilan disiplin
antardisiplin dalam konteks kehidupan nyata. Ada dua jal untuk
melaksanakan integrasi transdisiplin ini, ialah project lenming
dan negosiasi kurikulum.

Sumber: Drake. 20N:14: Meeting Standard Through Integrated Curriculum

Project-based Laming
Dalam kegiatan project base learning, siswa diajak Oleh untuk
memecahkan suatu masalah, Dalam hal ini seorang mengajukan
proposal penelitian dengan topik tertentu, mengajak 4-5 siswa
dalam seluruh proses penelitan clan masing-masing siswa
bertanggung jawab atas subtopik tertentu yang bergayutv dengan
topik utarna. Dari subtopik yang diselesaikannya, siswa
bersangkutan telah menyelesaikan tugasnya.
Langkah-langkah Hnci untuk perancanganproiect-based leaming
adalah sebagai beikut.
a. Guru dan siswa bersama-sarna memilih suatu topik yang
akan diteliti, dengan mernperhatikan standar kurikulum•
sumber daya lokal, dan ketertarikan siswa.

b. Guru mencari tahu tentang apa saja yang telah dipahanu para
siswa dan membantunya untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan yang kelak akan dieksplorasi. Guru juga
rnenyediakan sumber belajar bagi siswa serta kesempatan untuk
bekerja di lapangan.
Para siswa berbagi pengalaman dan hasil di antara mereka,
kemudian masing-masing siswa melaporkan hasil penelitiannya
dan akhimya mereka turut serta dalam proses evaluasi proyek.

D. Organisasi Kurikulum
Makna kuñkulurn lebih luas daripada sekadar rencana pelajar-an,
tetapi meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang
direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga
pendidikan. Artinya bahwa kurikulum bukan hanya berupa
dokumen bahan cetak melainkan aktjvitas siswa yang dilakukan di
dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium, di lapangan maupun di
lingkungan masyarakat yang direncanakan serta dibimbing oleh
sekolah. Suatu kurikulum harus memuat pemyataan tujuan,
menunjukkan pemilihan dan perorganjsasian bahan pelajaran serta
rancangan penilaian hasil belajar (Hilda Taba, 1962). Bahkan
kurikulum hams mempakan suatu bahan atau mata pelajaran yang
akan dipelajari siswa, program
pernbelajaran, hasil pernbelajamn yang diharapkan, reproduksi
kebudayaan, tugas dan konsep yang mempunyai ciri-cir-i
tetsendih agenda untuk rekonsuuksi sosial, sena memberikan
bekal untuk kecakapan hidup (Schubert, 1986).
Di antar-a aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan
kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi
kurikulurn. Organisasi kuł-ikulum merupakan pola atau desain
bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran serta memperrnudah siswa
dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirurnuskan
dapat memengaľuhi pola atau desain kurikulum kan2rła tujuan
tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih.
merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman dan
kegiatan belajar di sekolah. Organisasi kurikulum sangat terkait
dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalarn kurikulurn,
sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam
kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan
masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
organisasi kurikulum, di antaranya berkaitan dengan ruang
lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas,
keseimbangan, dan keterpaduan (integrated). Ruang lingkup
(scope) dan ututan bahan pelajaran rnerupakan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan dalam suatu kurikulum. Setiap pola
kurdkulurn memiliki ruang lingkup materi pelajaran yang
berbeda. Organisasi kuriku]um berdasarkan mata pelajaran
lingkup materi pelajarannya cendeľung menyajikan bahan
pelajaran yang bersumber dari kebudayaan dan inforrłasi atau
pengetahuan hasil temuan masa lalu yang telah tersusun secara
logis dan sistematis. Organisasi kurikulum integritas lingkup
materi pelajarannya diambil dari masyarakat maupun dali aspek
siswa (minat, bakat, dan kebutuhan). Tidak hanya lingkup materi
pelajaran saja yang harus diperhatikan dalam organisasi
kurikulum, tetapi bagaimana urutan (sequence) bahan tersebut
hams disajikan dalam kurikulum.
Kontinuitas kurikulum dalam organisasi kurikulu_m perlu
diperhatikan, terutama berkaitan dengan substansi bahan yang
dipelajari siswa jangan sampai terjadi ada pengulangan ataupun
loncat-loncat yang tidak jelas tingkat kesukarannya. Pendekatan
spiral merupakan salah satu upaya dalam menerapkan faktor ini.
Artinya, materi yang dipelajari siswa semakin lama semakin
mendalam yang dikembangkan berdasarkan keluasan secara
vertikal maupun horizontal. Keseimbangan bahan pelajaran per-lu
dipertimbangkan dalam organisasi kurik-ulum. Semakin dinarnis
pembahan dan perkembangan dalam ilmu pengetahuan, sosial
budaya, maupun ekonorni akan berpengaruh terhadap dimensi
kurikulum.
Ada dua aspek yang harus selalu diperhatikan dalam
keseimbangan pada organisasi kurikulurrr, I) keseimbangan
terhadap substansi bahan atau isi kurikulum; 2) keseimbangan
yang berkaitan dengan cara atau proses belajar. Keseimbangan
substansi isi kurikulum hams dilihat secara komprehensif untuk
kepentingan siswa sebagai individu, tuntutan ma-syarakat
maupun kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Aspek estetika, intelektual. moral. sosial-emosional.
personal. religius, seni-apresiasi dan kinestetik, semuanya harus
terakomodasi dalam isi kurikulum. Alokasi waktu yang
dibutuhkan dalam kurikulurn hams menjadi bahan pertimbangan
dalam organisasi kurikulurn. Bahan pelajzuun yang dipelajari
siswa perlu dikemas dan diklasifikasi dalam bentuk desain
kurikulum. Secara umum ada 2 model organisasi kurikulum
yajtu:

1. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran


(Subject Cumculum)
a. Mata Pelajaran Terpisah (Separated Subject
Curriculum)
Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan dalarn dunia
pendidikan kita karena bentuk kuriku]um ini memiliki karaktenstik
yang sangat sederhana dan mudah dilaksanakan. Namun, tidak
Selamanya yang dianggap mudah dan seder-hana tersebut
mendukung terhadap efektivitas dan efisiensi pendidikan yang
sesuai dengan perkernbanga_n sosial. Mata pelajamü.n yang
terpisah_ pisah (separated subject curriculum) bertujuan agar
generasi muda mengenal• hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan
urnat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-abad agar
mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang
telah diperoleh dari genera-si terdahulu (S. Nasution, 1986).
Dalam proses pembelajarannya bentuk kuri_kulum ini
cenderung aktivitas siswa tidak diperhatikan bahkan diabaikan
karena yang dianggap pent-ing adalah supaya sejumlah informasi
sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal Oleh siswa.
Dernikian pula bahan pelajaran yang dipelaja_ri siSwa urnumnya
tidak aktual karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyamkat. Secara fungsional bentuk kurikulum ini
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangan pola mata
pelajaran yang temisahpisah (separated subject curriculum) inj
adalah sebagai berikut.
1) Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisahpisah
yang menggambarkan tidak ada hubungannya antara materi
satu dengan yang lainnya.
R) Bahan pelajaran yang djberikan atau yang dipelajari siSwa tidak
bersifat aktual.
3) Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan
siswa cenderung pæsif.
4) Bahan pelajaran tidak bendasarkan pada aspek pernasalahan
sosiaJ yang dihadapi siSwa maupun kebutuhan masyarakat.
5) Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari
masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan
yang akan datang.
6) Proses dan bahan pelajaran sangat kurang mernperhatikan bakat,
minat, dan kebutuhan siswa.
Kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated
subject curriculum) adalah sebagai beri_kut.
1, Bahan pelajaran disusun secara sistemaUs, logis, sederhana, dan
mudah dipelajari.

2. Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya


terdahulu.
3. Kurikulum mudah diubah dan dikernbangkan,
4. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan
mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah
disesuaikan dengan waktu yang ada.

Bahan pelajaran yang sifatnya informasi sebagian besar akan


diperoleh siswa dari buku pelajaran. Siswa akan lebih banyak
menghafal dalam mempelajari pengetahuan yang sifatnya
terlepas-lepas sehingga kemampuan siswa kurang berkembang
dan cendemng kurang mengoptimalkan potensi siswa sebagai
individua

b. Mata Pelajaran Terhubung (Correlated Curriculum)


Kurikulum bentuk ini pun sudah lama digunakan dalam
pendidikan kita. Korelasi kurikulun-l atau sering disebut broad
fielzl pada hakikatnya adalah penyatuan beberapa mata pelajamn
yang sejenis, seperti IPA (di dalamnya ada fisika, biologi, dan
kimia) serta IPS. Kuñkulum bentuk ini sebagai upaya
penggabungan dari mata-mata pelajaran yang terpisah-pisah
dengan maksud untuk mengurangi kekurangan yang terdapat
dalam bentuk mata pelajaran. Korelasi kurikulum merupakan
penggabungan dari mata pelajamn yang sejenis secam
insidental. Dari bahan kurikulum yang terlepas-lepas diupayakan
disatukan dengan bahan kurikulum atau mata pelajaran yang
sejenis sehingga dapat memperkaya wawasan siswa dari
berbagai disiplin ilmu. Namun, kenyataan di lapangan atau di
sekolah terbukti bahwa gum-guru masih berpegang pada latar
belakang pendidikannya. Urnpamanya seorang guru sejamh
mengajarkan bidang studi IPS, tetapi dalarn pelaksanaannya
masih mengutamakan pelajaran sejamhnya dari pada substansi
IPS itu sendiri. Demildan pula dalam penilaiannya cenderung
akan banyak mengukur atau menilai substansi sejarahnya
daripada substansi IPSnya. Salah satu Penyebabnya karena guru
yang bersangkutan belum memahami Pflnsip-prinsip pola
penggabungan mata pelajatan tersebut. Ada

beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola ktarikulurn Berikut


kekurangan dari pola kurikulum irai.
l) Bahan pelajamn yang clibeñkan kurang sistematis serta kura
begitu mendalam Kurikulum ini kurang menggunakan bahan
pelajaran yang aktual yang langsung berhubungan dengan
kehidupan nyata siswa.
2) Kurikulum ini kurang memperhatikan bakat, minat, dan
kebutuhan siswa. Apabila prinsip penggabungan belum
dipaharni, kemungkinan bahan pelajaran yang disampaikan
masih terlampau abstruk.

Kelebihan pola mata pelajarun gabungan (correlated curriculum)


adalah sebagai berikut,
1) Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata
pelajaran. 2) Memberikan wawasan yang lebih luas dalam
lingkup satu bidang studi.
3) Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajaran
yang sejenis.

Bahan pelajaran dalam kurikulum ini memungkinkan


substansi pelajarannya memiliki pengertian-pengertian yang
lebih mendalam dibanding dengan mata pelajaran yang
terpisah-pisah. Dalam korelasi kuñkulum masih memungkinkan
guru akan lebih banyak memberikan substansi prinsip-prinsip
dan generalisasi sehingga guru dapat menyampaikan materi atau
membimbing siswa untuk mernpelajari bahan pelajaran secara
utuh (dalam lingkup broazi tield) dan dapat meningkatkan daya
tarik siswa terhadap pelajaran tersebut.

2. Kurikulum Terpadu (Integrated Cuniculum)


Kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam
suatu pokok bahasan hams terpadu (integrated) secara
menyelumh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan
pelajaran pada satu masalah tenentu dengan alternatif
pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran
yang diperlukan sehingga batas-batas antara mata pelajaran
dapat ditiadakan.

Kurikulurn ini memberikan kesernpatan pada siswa untuk belajar


secara kelompok maupun secara individu. lebih memberdayakan
tnæsyamkat sebagai sumber belajar, memungkinkan
pernbelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan
siswa dalam mengembangkan program pernbel@iaran. Bahan
pelajaran dalam kutikulurn ini akan bermanfaat secara fungsional
sehingga dapat rnembentuk kemampuan siswa secara proses
maupun produk. Bahan pelajaran selalu aktual sesuai
perkembangan dan kebutuhan masyarakat maupun siswa sebagai
indivudu yang utuh sehingga bahan pelajaran yang dipelajari
selalu sesuai dengan bakat. minat, dan potensi siswa. Dalam
penerapan kurikulum ini, gutu dituntut untuk merniliki
kernampuan mengimplementasikan bcrbagai strategi belajar-
mengajar yang sesuai dengan karakteristik kur-ikulum tetsebut.
Pembelajaran yang mungkin banyak digunakan seperti
pemecahan masalah, metode proyek, pengajaran unit (unit
teaching), inkuiri. discovepy dan pendekatan tematik ya.ng
dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara
perorangan. Pengembangan program pembelajaran perlu
dilakukan secara bersama-sama antara siswa dengan guru, tetapi
sebelumnya gum harus menyiapkan rancangan program
pernbelajaran sebagai acuan Yang perlu di kembangkan ber-
sama-sama dengan siswa atau mungkin dengan masyarakat.
Bahan pelajaran yang dipelajari siswa dirumuskan dalam
pokok bahasan berupa topik atau pertanyaan yang dapat
mendomng siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang
diajukan. Proses pernbelajaran lebih bersifat fleksibel disesuaikan
dengan kernampuan dan potensi siswa sehingga tidak
mengharapkan hasil pembelajaran yang sama dari semua siswa.
Jika dilihat dari prosesnya, kurikulum ini dalarn
pengembangannya lebih banyak dipercayakan pada guru, orang
tua, maupun siswa itu sendiri.
Ada beberapa kekurangan maupun kelebihannya dalam
kuHkuIum bentuk ini. Kekumngan kurikulurn ini di antaranya
*bagai berikut.
• Ditinjau dari ujian akhir atau tes masuk yang unifonn maka kurikulurn
ini akan banyak menimbulkan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai