Anda di halaman 1dari 8

SUBJEK MATTER

A. Subject matter kurikulum

Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum – Subject


Curriculum terdiri dari mata pelajaran subject yang terpisah-pisah. Subject adalah himpunan
pengalaman (pengetahuan) manusia yang disusun secara logis-sistematis oleh para ahli.[2]
Subject matter Curriculum Yaitu kurikulum yang menyajikan mata pelajaran yang terpisah-pisah
satu sama lain.

Subject matter curriculum merupakan organisasi kurikulum yang tertua dan banyak
digunakan di berbagai negara. Subject matter curriculum adalah organisasi materi pendidikan
dalam bentuk mata-mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada peserta didik secara
terpisah. Mata-mata pelajaran itu biasanya berupa pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dan logis yang diberikan sesuai ndengan jenjang-jenjang tertentu.

Kurikulum ini dapat menentukan syarat-syarat minimum yang harus dikuasai anak, agar
dapat dinaikkan kelasnya. Buku Pelajaran dan textbook menjadi alat dan sumber utama bagi
pelajaran. Penerapan kurikulun ini di Indonesia seperti pada kurikulum 1975.

Ciri-ciri kurikulum subject matter:

1. Mata pelajaran yang diklasifikasikan sesuai dengan bidang keilmuan/pengetahuan ilmiah

2. Memberikan tekanan pada isi dan teknik memberikan pelajaran

3. Mata pelajaran umumnya bersifat konstan dan tidak banyak perubahan, meskipun
perkembangan ilmu pengetahuan mengalami peningkatan

4. Perencanaan program pengajaran disusun terlebih dahulu

5. Untuk mengembangkan subject matter curriculum yang optimal, diperlukan beberapa sarana,
baik personel, material, dan fasilitas lainnya.

S Nasution mengklasifikasi bentuk subject matter curriculum menjadi tiga, yaitu Separate
subject curriculum, correlated subject curriculum, dan integrated subject curriculum. Bentuk
ketiga ini ternyata sama dengan activity curriculum yang dimaksudkan oleh Nana Sudjana.

Separate subject curriculum Kurikulum ini menyajikan materi pelajaran dalam bentuk
subyek-subyek tertentu yang terpisah-pisah. Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpesah-
pisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusat pada bahan pelajaran, dari pada child
centered, yang berpusat pada minat dan kebutuhan peserta didik. Kurikulum bentuk ini disusun
berdasarkan pandangan ilmu jiwa asosiasi, yaitu mengharapkan terjadinga kepribadian yang
bulat berdasarkan potongan-potongan pengetahuan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada separate subject kurikulum ini.

Bahan pelajaran dapat disajikan secara sistematis dan logis. Dengan mengikuti sistematik itu,
peserta didik juga terlatih berpikir menurut struktur disiplin pengetahuanyang diberikan.

1. Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah disusun, mudah ditambah atau


dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan (mudah direorganisir), mudah direncanakan
dandilaksanakan.
2. Kurikulum ini mudah dinilai. Penilaian lebih mudah karena biasanya bahan
pelajaran[4]ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat
diadakan ujianumum yang seragam di seluruh negara.
3. Kurikulum ini juga dipakai di perguruan tinggi. Perguruan tinggi menggunakanorganisasi
kurikulum ini, sehingga kurikulum ini diterima baik dan dipertahankan diSDdan sekolah
menengah.
4. Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
5. Sukar orang menerima perubahan dalam organisasi kurikulum yang telah bertahan begitu
lama.
6. Kurikulum ini lebih memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena
bersifat³Subject Centered´.
7. Organisasi kurikulum ini esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasikurikulum
ini sangat menghemat waktu dan tenaga.Walaupun kurikulum ini umum dipakai karena
memiliki banyak kelebihan, akan

Tetapi Kurikulum ini juga banyak pula kelemahannya, yaitu:

1. Kurikulum ini memberikan matapelajaran yang lepas-lepas yang tidak berhubungansatu


dengan yang lain serta tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang
sebenarnya.Kurikulum ini tidak mendidik anak-anak menghadapi situasi-situasi dalam
kehidupannya.Kurikulum ini juga tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi
dalam berbagaimatapelajaran.
2. Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-
anak dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam
bentuk yang sistematis dan logis.Sesuatu yang logis tidak selalu psikologis ditinjau dari
segiminat dan perkembangan anak.
4. Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas. Kurikulum ini terutama memusatkantujuannya
pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah,
perkembangan sosial dan emosional.
5. Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Kurikulum
inimengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan dan
kurangmengajak anak-anak berpikir sendiri.
6. Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran
dalamkurikulum ini didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku,
adakalanyasuatu buku tidak berubah dari tahun ke tahun sehingga tidak sesuai dengan
perkembangandi masyarakat.
B. Subject Matter Curriculum pendidikan

Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum –


Correlated Subject curriculum atau correlated curriculum adalah pendekatan dengan pola
mengelompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang seiring, yang bias secara dekat
berhubungan.[5] Hilda Taba mengatakan “The board fields curriculum is essentially an effort to
overcome the compartementalization and atomatization of curriculum by combining several
spesiic areas into large fields”. Hilda Taba menyebut correlated curriculum dengan board fields
curriculum. Usaha peningkatan dengan menyatukan beberapa mata pelajaran itu misalnya
sejarah, ilmu bumi dan kewarganegaraan dikombinasikan menjadi ilmu pengetahuan soosial.

Correlated CurriculumOrganisasi kurikulum ini menghendaki agar matapelajaran itu satu


sama lain adahubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang
lainmasih dipertahankan. Paduan atau fungsi antara beberapa matapelajaran ini disebut³broad-
fields´.
Kurikulum ini berusaha menghubungkan antara dua mata pelajaran atau lebih, sehingga
diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang utuh dan tidak sepotong-potong
seperti pada separate subject curriculum, misalnya menghubungkan antara matematika, fisika,
kimia dan biologi yang semuanya tergolong dalam IPA; menghubungkan antara sejarah,
ekonomi, dan ilmu social yang memang termasuk dalam IPS.

Correlated curriculum adalah suatu bentuk peorganisasian kurikulumyang menunjukkan


adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran denganmata pelajaran lainnya, akan tetapi
tetap memperhatikan ciri/ karakteristik tiapbidang studi tersebut

William B. Ragan mengemukakan enam broad field yang umumnya ditemui di dalam
kurikulum sekolah dasar, yaitu : Bahasa (language arts), Ilmu Pengetahuan Sosial (Social
studies), Matematika, Science, Kesehatan dan Pendidikan Olah Raga, dan Kesenian (Fine Arts).

Tipe organisasi broad field ini dicetuskan oleh Penix. Ia bermaksud agar para pendidik
mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif; manfaat yang diperoleh dari
pelbagai disiplin ilmu; dan bagaimana mendidik anak sehingga menghasilkan suatu masyarakat
yang civilized.

Ada beberapa macam cara dalam mengkorelasikan mata pelajarandalam kurikulum ini
antara lain:1) Korelasi insidental, maksudnya korelasi antara mata pelajaran terjadisecara tiba-
tiba. Misalnya, pada mata pelajaran Geografi disinggungtentang pelajaran Kimia dan Biologi2)
Hubungan yang lebih erat. Contohnya suatu pokok masalahdiperbincangkan dalam berbagai
mata pelajaran.3) Korelasi etis, yaitu korelasi yang bertujuan mendidik budi pekerti.Misalnya,
pada pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan cara-caramenghormati tamu, orang tua,
tetangga, dan lain sebagainya.4) Korelasi sistematis, korelasi ini biasanya direncanakan oleh
guru.Misalnya: mengenai bercocok tanam padi dibahas dalam Geografi danBiologi.
Dewasa ini pendekatan tersebut sedang digalakkan. Pendekatan ini dapat ditinjau dari
berbagai aspek (segi), yaitu:

a. Pendekatan Struktural, sebagai contoh adalah IPS. Bidang studi ini terdiri atas Ilmu Bumi,
Sejarah, dan Ekonomi.Maka di dalam suatu pokok (topic) dari Ilmu Bumi, kemudian dipelajari
pula ilmu-ilmu lain yang masih berada dalam lingkup suatu bidang studi.

b. Pendekatan fungsional, pendekatan ini berdasar pada masalah yang berarti dalam kehidupan
sehari-hari. Masalah ini dikupas melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup suatu bidang
studi yang dipandang ada hubungannya. Misalnya masalah peperangan. Dari masalah
peperangan ini kemudian dipelajari dari segi Ilmu buminya; Segi Ekonominya; dan sebagainya.

c. Pendekatan tempat/daerah, atas dasar pembicaraan sesuatu tempat tertentu sebagai pokok
pembicaraannya. Misalnya, tentang daerah Yogyakarta, maka dapat dibuat bahan pembicaraan
mengenai; segi pariwisatanya, antropologi, budaya, politik, ekonomi dan sebagainya.[6]

Kurikulum ini juga mempunyai kelemahan, di samping banyak kelebihan yang dimiliki, Adapun
kelebihan correlated curriculum, yaitu:

1. Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada murid-murid. Dengan


demikian pengetahuan mereka tidak lepas-lepas, melainkan bertautan, terpadu.
2. Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara matapelajaran-matapelajaran.
3. Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam, bila didapat penjelasan
dari berbagai matapelajaran.
4. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh pandangan
dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu matapelajaran saja.
5. Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
6. Korelasi antara matapelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip

Adapun kekurangan dari kurikulum korelasi tersebut antara lain yaitu:

Dalam korelasi tidak diperoleh disiplin ilmu yang mendalam, Karena tidakadanya
struktur logis dan sistematis yang disebabkan oleh luasnya ruanglingkup dari bidang studi. 2)
Korelasi tidak memberikan pengetahuan yang mendalam tentang satumata pelajaran, hal ini
disebabkan suatu mata pelajaran hanyalah disajikangaris besarnya saja.

1) Guru merasa kesulitan dangan adanya pendekatan interdispliner dalamkurikulum ini.

2) Mata pelajaran yng disajikan sifatnya terlampau abstrak, karena yangdisajikan hanya berkisar
mengenai prinsip-prinsip, tema-tema, danmasalah-masalah.
C. Integrated kurikulum dalam Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan
Correlated Curriculum

Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum- Kurikulum


ini sama dengan integrated subject curriculum, yang menekankan pada aktivitas dan pengalaman
peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Ada tiga ciri kurikulum ini yang membedakan dengan kurikulum yang lain, diantaranya:
1. Program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak.

2. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu, karena materi disesuaikan dengan minat peserta didik.

3. Metode yang paling dominant dalam pengajarannya adalha problem solving.

4. Adanya program khusus untuk mel;ayani peserta didik yang mempunyai minat khusus.

5. Guru yang mengajar harus mempunyai pengetahuan yang luas, khususnya tentang
perkembangan anak

6. Tidak ada urutan tingkatan dan kelas

7.Perencanaan dan proses pembelajaran tidak terikat oleh waktu.Pendekatan ini didasarkan
kepada keseluruhan hal yang mempunyai arti tertentu. Keseluruhan ini tidak hanya merupakan
kesimpulan dari bagian-bagiannya, tetapi mempunyai arti tertentu. Dalam hal ini, tidak hanya
melalui pelajaran yang terpisah-pisah, namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan
batas tertentu dan masing-masing bahan pelajaran.

Kurikulum ini benar-benar menghilangkan batas di antara berbagai mata pelajaran.


Keseluruhan mata pelajaran dilebur menjadi satu dan disajikan dalam bentuk unit. Dengan
adanya kebulatan bahan pelajaran, diharapkan dapat terbentuk kebulatan pengetahuan peserta
didik yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnnya. Oleh karena itu, materi pembelajaran
harus disesuaikan dengan situasi, masalah, dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.

Integrated curriculum merupakan suatu produk dari usahapengintegrasian bahan


pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Implementasiintegrated curriculum dengan
meniadakan batas-batas antara berbagai matapelajaran dan menyajikan bahan pelajaran unit atau
keseluruhan. Integrasaimata pelajaran dilakukan dengan memusatkan pelajaran pada masalah
atautema tertentu.Kurikulum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikankesempatan yang
lebih banyak kepada peserta didik untuk aktif dalam prosespembelajaran, baik melalui kerja
individu maupun kelompok.

Integrated curriculum mempunyai beberapa ciri yang antara lain yaitu: Unit
merupakansatu kesatuan dari seluruh bahan pelajaran, unit didasarkan pada kebutuhananak baik
yang bersifat pribadi maupun sosial, baik yang menyangkutkejasmanian maupun kerohanian.
Dalam unit anak dihadapkan pada berbagaisituasi yang mengandung permasalahan yang
berhubungan dengan kehidupansehari-hari mereka. Unit mempergunakan dorongan-dorongan
sewajarnyapada diri anak dengan melandaskan diri pada teori belajar, anak diberikesempatan
melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan minatnya dan integrated curriculum sangat fleksibel
dalam pelaksanaanya. Selain ciri- ciritersebut, menurut A. Hamid Syarif dalam bukunya
“PengembanganKurikulum”, integrated curriculum merupakan kurikulum yang
berlandaskanfilsafat pendidikan demokratis, berdasarkan sosiologis, cultural, danberdasarkan
kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan serta pertumbuhansiswa.Dalam proses pelaksanaan
pembelajaran terpadu, masyarakat danlingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar, guru, orang
tua dan anak didikmerupakan komponen-komponen yang bertanggung jawab dalam
prosespengembangannya. Kurukulum terpadu juga mementingkan aspek-aspekpsikologis yang
berpengaruh terhadap integrasi pribadi individu danlingkungan.

Menurut Soetopo dan Soemanto dalam bukunya yang berjudul“Pembinaan dan


Pengembangan kurikulum sebagai Substansi ProblemAdministrasi Pendidikan”, integrated
curriculum dibedakan tiga bentuk yaitu: IPSAGAMABAHASA IPAPPKnThe Child Centered
Curriculum, The Social Functions Curriculum, dan TheExperience Curriculum.

The Child Centered Curriculum adalah kurikulum yang dalamperencanaannya faktor


anak menjadi perhatian utama. Dalam mengorganisirpengalaman belajar anak didik dengan
menggunakan kegiatan-kegiatannormal seperti, observasi, bermain, bercerita dan bekerja.

Bentuk kedua TheSocial Functions Curriculum adalah kurikulum yang mencoba


mengeliminasikan mata pelajaran sekolah dari keterpisahannya denganfungsi-fungsi utama
kehidupan sosial yang menjadi dasar pengorganisasian pengalaman belajar. Semua mata
pelajaran yang berhubungan dengan lingkungan sekitar anak disusun sedemikian rupa yang
dapat menimbulkankonsekuensi adanya proteksi, produksi, konsumsi, komunikasi,
transportasidan ekspresi dorongan keagamaan.

Adapun bentuk terakhir dari integratedcurriculum adalah The Experience Curriculum,


yaitu kurikulum yang dalamperencanaanya kebutuhan dan keberadaan anak didik menjadi faktor
utamadalam perumusannya.

Integrated curriculum mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kurikilum ini


antara lain:Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai
kegiatan pada pengalaman, kesanggupan dan minat anak.Kurikulum ini memungkin danya
hubungan saling menguntungkan antara sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat menjadi
laboratorium bagi peserta didik.Secara rinci kelebihan dari kurikulum tersebut yaitu antara lain
sebagai berikut:

1) Integrated curriculum disusun berdasarkan minat dan pengalaman siswa.

2) Dalam pelaksanaan kurikulum memberikan pengalaman yang berartikepada peserta


didik, karena siswa dituntut untuk memecahkan masalahdalam pembelajaran
berdasarkan dengan apa yang dialami mereka dalamkehidupan sehari- harinya.
3) Sumber belajar yang digunakan tidak hanya sebatas buku ajar, namun lingkungan
sekitar peserta didik dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

4) Keterampilan sosial peserta didik dibentuk dalam proses pembelajaran,hal ini


dikarenakan peserta didik dihadapkan dengan pengalaman praktisdalam proses
pembelajaran.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, integrated curriculum mempunyai,Kelemahan


kurikulum ini antara lain:Tidak mempunyai organisasi yang logis dan sistematis Pelaksanaannya
membutuhkan prasarana yang harus lengkap Sulit diadakan evaluasi terhadap efektivitas
pelaksanaannya kekurangan yang lain adalah :

1) Kebanyakan guru kurang memahami tentang pelaksanaan kurikulum terpadu, dan


dalam pelakasanaan tugas guru amat berat, hal inidikarenakan guru harus
mengorganisasikan atau memadukan berbagaistandar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam tiap-tiap mata pelajaranyang mempunyai keterkaitan.

2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran sangat beranekaragam,sehingga


dapat menyulitkan pelaksanaannya.

3) Organisasi pengetahuan dalam kurikulum ini tidak logis dan tidaksistematis, karena
selalu mengalami perubahan sesuai permasalahan yangdirencanakan guru dan murid.

4) Kurikulum terpadu ini mementingkan proses pembelajaran dari pada hasil belajar,
Berbagai macam tipe-tipe kurikulum yang telah dijelaskan di atas,yang digunakan
sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah tipe kurikulum yang
terakhir, yaitu integrated curriculum. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu,
kurikulum terpadu sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

D. Analisa Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum

Subject Matter Curriculum, Integrated Curikulum dan Correlated Curriculum – Dalam


diskusi makalah ini ditanyakan tentang aplikasi ketiga kurikulum ini, maka kurikulum ini efektif
untuk diaplikasikan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan penyelenggara, sesuai dengan visi
misi yang ditetapkan oleh institusi tersebut,dengan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangannya.

Adapun pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aplikasi kurikulumnya dengan


integrated curriculum, terutama di Sekolahan, adapun di Madrasah maka PAI diaplikasikan
berdasar subject matter curriculum, karena dimadrasah telah dikembangkan kurikulum PAI
dengan mengajarkan masing-masing dari materi Agama Islam.

Ketiga bentuk kurikulum ini terkesan dipaksakan kepada siswa, karena penyusunan dari
atas ke bawah, kecuali correlated curriculum, yang melibatkan siswa dalam penyusunannya,
karena siswa diharapkan mampu menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai