Anda di halaman 1dari 8

1. Kurikulum sebagai suatu program kegaiatan terencana.

Bahwa setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar dan hal yang dapat direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander dan Lewis, 1986). 2. Kurikulum sebagai hasil belajar yang diharapkan. bahwa kurikulum dirumuskan sebagai serangkaian hasil belajar yang terstruktur yang terdiri atas setiap kegiatan, pengajaran, desain lingkungan difungsikan sedemikian rupa sehingga menjadi saling mendukung untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Kurikulum sebagai reproduksi kultural. Bahwa kurikulum dalam setiap masyarakat atau budaya seharusnya menjadi refleksi dari budaya masyarakat itu sendiri. 4. Kurikulum sebagai kumpulan tugas dan konsep diskrit. Bahwa penguasaan tugas-tugas yang saling bersifat diskrit 9berdiri sendiri) tersebut adalah untuk mencpai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Kurikulum sebagai agenda reskontruksi sosial. bahwa sekolah harus mempersiapkan suatu agenda pengetahuan dan nilai-nilai yang diyakini dapat menuntun siswa memperbaiki masyarakat dan institusi kebudayaan, serta berbagai keyakinan dan kegiatan praktek yang mendukungnya. 6. Kurikulum sebagai curere. Menurut Pinar dan Grument (1976) mengilustrasikan bahwa masing-masing individu berusaha menemukan pengertian ditengah-tengah berbegai peristiwa terakhir yang dialaminya, kemudian bergerak secara historis ke dalam pengalamannya sendiri dimasa yang lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali pengalamana semula serta membayangkan dan menciptakan berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan lainnya.

7. Perbedaan antara kurikulum lama dan kurikulum baru. diantaranya : (1) Kurikulum lama berorientasi pada masa lampau, kerna berisiskan pengalamana-pengalaman masa lampau sedangkan kurikulum sekarang sebagai persiapan untuk masa yang akan datang berdasarkan kehidupan masyarakat dan sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. (2) Kurikulum lama tidak berdasarkan filsafat pendidikan yang jelas, sulit dipahami dan tidak ada kesatuan pendapat diantara kalangan guru tentang filsafat pendidikan yang dianut tersebut sedangkan kurikulum baru berdasarkan pada filsafat yang jelas, yang dapat diajarkan ke dalam serangkaian tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. (3) Kurikulum lama tujuannya mengutamakan perkembangan segi pengetahuan kademik dan keterampilan dengan

mengabaikan perkembangan sikap, cita-cita, kebiasaan dan sebagainya sedangkan kurikulum baru mengembangkan keseluruhan pribadi siswa. (4) Kurikulum lama berpusat pada mata pelajaran yang diajarkan secara terpisah sedangkan kurikulum baru disusun berdasarkan masalah atau topik tertentu. (5) Kurikulum lama hanya didasarkan pada textbook sebagai sumber bahan dalam mengajarkan mata pelajaran sedangkan kurikulum baru bertitik tolak dari masyarakat dalam kehidupan keseharian yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan, minta dan kebutuhan individu. (6) Kurikulum lama dikembangkan oleh masing-masing guru secara perseorangan sedangkan kurikulum baru dikembangkan oleh kelompok guru secara bersama-sama atau oleh departemen tertentu. 8. Peranan kurikulum, yaitu : a. Peranan konservatif. Dengan adanya peranan konservatif, maka kurikulum berorientasi pada masa lampau.

b. Peranan kritis atau evaluatif. Kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan member penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai dihilangkan serta memodifikasi dan perbaikan. c. Peranan kreatif. Menciptakan dan menyusun sesuatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan yang akan datang. 9. Fungsi kurikulum, yaitu : a. Fungsi penyesuaian. Setiap individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. b. Fungsi integrasi. Individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi akan memberikan sumbangan dalam pembentukan atau integrasi masyarakat. c. Fungsi diferensiasi. memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat. d. Fungsi persiapan. Mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, misalnya melanjutkan studi ke sekolah yang lebih tinggi. e. Fungsi pemilihan. Memberikan kesempatan untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. f. Fungsi diagnostic adalah membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensinya. 10. Menurut Schubert (1986) sub divisi kurikulum terbagi atas : teori kurikulum, sejarah kurikulum, pengembangan kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum, perubahan kurikulum dan inkuiri kurikulum.

11. Lapangan kurikulum prinsipnya terdiri atas :

harus didasarkan pada ide-ide umum tentang kurikulum, pada

a. Bidang kurikulum adalah suatu area umum studi yang berkenaan dengan pengembangan dan implementasi tujuan pendidikan dan alat untuk mencapainya. b. Studi dan praktek kurikulum menuntut pemahaman yang luas tentang pondasi kurikulum. c. Pada prakteknya, bidang kurikulum meliputi perencanaan, pengembangan, desain instruksional, riset, perteorian, evaluasi dan kepemimpinan sebagai penunjang dan pendorong kurikulum. d. Hasil pengamatan belajar dari kurikulum adalah terencana dan tersembunyi. e. Segala keputusan yang berkaitan dengan bidang kurikulum harus melalui serangkaian proses yang kompleks dan memiliki banyak alternatif. f. Bidang kurikulum bersifat interdisiplin dan mengandung berbagai ide bersama dalam bidang pendidikan lainnya dalam perumusan tujuan maupun metode program sekolah. g. Semua kegiatan dalam bidang kurikulum harus mengacu pada hal tertentu yang spesifik berkenaan dengan situasi belajar. 12. Faktor-faktor yang terkait dengan lapangan kurikulum, yaitu : a. Organisasi kurikulum adalah cara program sekolah, proses belajar atau serangkaian pengalaman siswa yang direncanakan dan disusun secara terstruktur. b. Evaluasi kurikulum berkaitan dengan program yang berkelanjutan dan merupakan proses yang berkelanjutan. c. Kurikulum tersembunyi adalah kurikulum yang tidak direncanakan dan tidak termasuk ke dalam kurikulum sekolah tetapi memiliki banyak hal yang penting bagi kehidupan sekolah.

d. Kurikulum luar sekolah adalah berbagai hal di luar sekolah yang dapat dipelajari oleh siswa misalnya media cetak. e. Perencanaan kurikulum adalah proses komprehensif ketika pihak yang terkait merumuskan tujuan dari pendidikan, bagaimana tujuan tersebut dilakukan melalui situasi belajar mengajar dan mempertimbangkan kepantasan dan kefektifan tujuan dan alat belajar. f. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum rencana kurikulum yang luar dan spesifik. g. Pembelajaran kurikulum berkenaan dengan desain rencana situasi belajar mengajar yang nyata. 13. perencanaan kurikulum adalah suatu konsep generic yang meliputi perencaan kurikulum dan desain instruksional. 14. Menurut hamalik (2001) untuk memahami proses belajar mengajar harus diawali dengan mengetahui dulu makna atau pengertian dari mengajar dan pengajaran. mengajar adalah suatu kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat dan pengajaran adalah interaksi belajar mengajar sebagai suatu sistem. 15. Perencanaan dan pengembangan kurikulum yang efektif menuntut adanya kepemimpinan yang berpengaruh dengan tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Kepemimpinan kurikulum dapat muncul dari suatu kategori personil yang professional. b. Sekolah bertanggung jawab dalam memberikan dukungan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam perencanaan dan pengambangan kurikulum, riset dan evaluasi. agar menghasilkan

c. Personil administrative dan kepengawasan mempunyai tanggung jawab utama menyediakan atau memberikan kepemimpinan dan asistensi dalam pengembangan dan implementasi kurikulum. d. Para pendidik mempunyai wewenang melakukan studi dan memberikan komentar terhadap kurikulum luar sekolah sebagai bagian dari tanggung jawab professional secara keseluruhan. e. Pelatihan lanjut bagi para pendidik professional harus mencakup pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang canggih dalam perencanaan kurikulum. f. Sekolah bertanggung jawab menyediakan berbagai kesempatan bagi para pendidik untuk berkembang secara professional yang meliputi pengembangan staf atau pendidikan penataran seperti lokakarya. g. Personik administratif dan kepengawasan bertanggung jawab menyediakan kondisi yang paling memungkin kan dalam situasi belajar mengajar. h. Kepemimpinan untuk perbaikan kurikulum menuntut pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan organisasional, hubungan antar insane dan dinamika kelompok. 16. Menurut perkembangannya studi tentang kurikulum dapat digolongkan ke dalam empat teori pendekatan, yaitu : a. Pendekatan mata pelajaran. Dalam pendekatan mata pelajaran ini, terdapata sistem pembagian tanggung jawab antara masing-masing guru mata pelajaran. b. Pendekatan interdisipliner. Kurikulum sekolah sebaiknya tidak disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah melainkan merupakan perpaduan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang

sama menjadi suatu bidang studi. Pendekatan ini terdiri atas tiga jenis pendekatan, yaitu : pendekatan structural, pendekatan fungsional dan pendekatan daerah. c. Pendekatan integratif. Pendekatan yang bertitik tolak pada suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna atau terstruktur. d. Pendekatan sistem. Pendekatan ini digunakan sebagai suatu sistem berpikir dan dikembangkan dalam upaya pengembangan pendidikan. 17. Berbagai masalah dalam kurikulum, yaitu : a. Bidang cakupan didefinisikan sebagai luas kurikulum yang didalamnya mencakup berbagai topik, pengalaman belajar, aktifitas, pengorganisasian serta hubungan pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai elemen tersebut. Untuk menentukan cakupan tersebut, para pengembang kurikulum dihadapkan pada sejumlah permasalahan sebagai berikut : pengorganisasian berbagai elemen dan

hubungan antar elemen tersebut, pesatnya perkembangan IPTEK, penetapan prosedur tujuan dan pengambilan keputusan. b. Relevansi merupakan masalah yang mencakup esensial dan harus mendapatkan perhatian dalam pengembangan kurikulum. c. Keseimbangan. Untuk mendefinisikan keseimbangan harus dipertimbangkan berbagai hal berikut : (1). kurikulum berpusat pada siswa dan pelajaran. (2) kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat. (3) pendidikan umum dan pendidikan khusus. (4) luas dan dalamnya kurikulum. (5) kognitif, afektif dan psikomotor. (6) pendidikan individual dan masyarakat. (7) inovasi dan tradisi dan lain-lain.

d. Integrasi. berarti memadukan, menggabungkan dan menyatukan berbagai disiplin ilmu. e. Sekuens. berarti susunan atau urutan pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum. f. Kontinuitas merupakan pengulangan terencana tentang isis untuk mencapai keberhasilan. g. Artikulasi diartikan sebagai pertautan antar kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan sekolah. h. Kemampuan transfer berarti apapun yang dipelajari di sekolah diaplikasikan di luar sekolah 18. seharusnya dapat

Anda mungkin juga menyukai