Anda di halaman 1dari 15

Analisis Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SD

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Sukarjo, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Muhammad Abdurahman Rasyid

(1401418347)

Rombel G (2018)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam teori kurikulum (Anita Lie:2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses
panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan,
perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan
prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum ,termasuk pembelajaran dan penilaian
pembelajaran serta kurikulum. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat 19,dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa,
ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan oleh bangsa tersebut. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari
periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan
sistem. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari
kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan,
komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk
memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan
akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Keseluruhan rangkaian
perubahan kurikulum yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan didasarkan atas hasil
penilaian nasional pendidikan (National Assessment) hanyalah kurikulum 1975 dan
kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1974– 1981). Selebihnya
merupakan perubahan yang didasarkan atas asumsi teoretik, bukan atas dasar temuan-temuan
hasil evaluasi yang dilakukan secara sistematik (Soedijarto:2004). Dalam perjalanan sejarah
sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya

perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan
pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang

2
Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun
model kurikulum baru yang diperkenalkan pada saat ini akan meletakan dasar lompatan
budaya bangsa Indonesia menuju budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan permasalah tersebut, mengkaji ulang setiap
penerapan kurikulum yang diterapkan tentunya sangat perlu untuk dilakukan guna didapatkan
suatu perubahan yang diharapkan akan merubah dunia pendidikan di indonesia.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah didapatkan rumusan permasalahan


tentang kurikulum yang pernah diterapkan di indonesia, idantaranya sebagai berikut :

1. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia ?

2. Apakah setiap perubahan kurikulum tersebut benar-benar tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan sehingga perlu dilakukan perubahan.

3. Apakah ada kurikulum yang telah sesuai namun dilakukan perubahan?

4. Seberapa efektif dan efisien setiap implementasi kurikulum menjawab tunuttan dan
perkembangan pendidikan di indoensia?

E. Tujuan Adapun tujuan dari analisis kurikulum yang pernah di implementasikan di


indoensia yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di indonesia.

2. Mengetahui bahwa setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena ketidaksesuiannya


dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era. 3. Mengetahui kurikulum yang
tepat dan efektif untuk diterapkan 4. Mengetahui perubahan kurikulum yang terkesan
dipaksakan karena kepentingan politik tertentu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Penomena pengembangan kurikulum di indonesia menjadi suatu


permasalahan yang hangat dibicarakan, hal ini dikarenakan begitu seringnya dunia
pendidikan menganti kurikulumnya dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok
dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Lebih spesifik, Herliyati
(2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa
masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan
kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan
kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).

1. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)

a. Kelebihan

1) Merupakan kurikulum terintegrasi pertama di indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti


Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu
Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu
Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang
sekarang sering disebut Sains

2) Materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah
lanjutan.

3) Fokusnya pada pengembangan agar peserta didik memiliki Daya cipta,Rasa, Karsa,Karya
dan Moral Yang dikenal dengan Pancawardhana

4) Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis,
yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

4
5) Mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan II yang asalnya berupa Skor angka menjadi
huruf.

6) Bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima
kelompok bidang studi (Pancawardhana)

7) Merupakan kurikulum pertama di Indonesia dimana Rencana Pelajaran yang disusun harus
mampu mengurangi pendidikan pengetahuan semata, keterkaitan isi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari

8) memberikan perhatian kepada kesenian,meningkatkan pendidikan watak,meningkatkan


pendidikan jasmani, dan meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

b. kekurangan

1) Pengembanganya karena pengaruh perubahan politik dari orde lama ke orde baru

2) Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan

3) Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan


psikologi

4) Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.

5) Peserta didik bergantung sepenuhnya kepada pendidik sehingga tidak terjadi


pengembangan secara individual.

2. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)

Pengimplementasian kurikulum ini merupakan tuntutan dari perubahan dan perkembangan


ilmu pengetahuan yang terjadi. Perubahan terhadap kurikulum diasakan perlu dilakukan
karena kurikulum sebelumnya tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibutuhkan oleh
perkembangan yang terjadi. Berikut kekurangan dan kelebihan kurikulum ini:

a. Kelebihan

1) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif
(CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

5
untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor.

2) Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah


pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan

kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin
dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.

3) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsepkonsep yang


dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah
mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.

4) Garis-garis besar program pengajaran yang disusun untuk setiap bidang studi dikerjakan
secara integral dengan maksud agar jelas perbedaan antara pokok bahasan, yang kelihatannya
sama,yang diberikan di SD dengan di SMP.

5) dicobakan konsep “Master Learning” dan “Continuous Progres” yang dikenal dengan
“Maju berkelanjutan”.

6) Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci danpemilihan kemampuan
dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

7) Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain.
8) belajar adalah berusaha menguasai isi atau materi pelajaran sebanyakbanyaknya.
kurikulum subjek akademik tidak berarti terus tetap hanya menekankan materi yang
disampaikan, dalam sejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan juga
proses belajar yang dilakukan peserta didik

b. Kekurangan

1) Masih bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua
siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang
khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat sekitar.

2) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.

6
3) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.

4) lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport diwujudkan dengan
bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian
dinyatakan sebagai anak yang berprestasi. 5) guru berperan sangat penting,karena merupakan
sumber belajar satu-satunya yang di miliki oleh siswa

3. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Komptensi)

Berdasarkan kajian teoretik dan pengalaman lapangan, sebenarnya KBK merupakan salah
satu kurikulum yang memberikan konstribusi besar terhadap pengembangan potensi peserta
didik secara optimal berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme asal implementasinya
benar.

a. Kelebihan

1) Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah
dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini

2) Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan


bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri

3) Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa dapat
bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan
membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.

Dengan demikian, siswa dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara
dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan
memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui
kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.

4) Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di sekolah/daerah masing-masing

5) Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.

7
6) Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
Disamping kelebihan, kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat kelemahan.

Kelemahan yang ada lebih banyak pada penerapan KBK di setiap jenjang pendidikan, hal ini
disebabkan beberapa permasalahan antara lain:

1) Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum


sebelumnya yang lebih pada teacher oriented

2) Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA,
34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2%
guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita
adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human Development Index.

1) Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum merata di setiap sekolah,
sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif.

2) Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK dilaksanakan dengan uji coba di
beberapa sekolah mulai tahun pelajaran 2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang
pelaksanaan tersebut.

Di samping kelemahan dalam kebijakan dan implementasi KBK juga memiliki kelamahan
dari sisi isi kurikulum, antara lain:

1) Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan

2) Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.

4. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Komptensi. Penyempurnaan terhadap kurikulum
sebelumnya didasarakan pada kajian teori dimana kurikulum berbasis komptensi dianggap

8
tidak efektif terhadap tujuan pendidikan secara konsep, padahal penerapan KBK sendiri
belum dilakukan diseluruh daerah. Berikut kelebihan dan kekurangan dan kelebihan
kurikulum 2006/KTSP:

a. Kelebihan

1) Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi dirinya.

2) Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP. Silabus merupakan bagian tidak
terpisahkan dari KTSP dan Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungan

4) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

5) Relevan dengan kebutuhan kehidupan serta aspek tujuan menyeluruh dan


berkesinambungan

6) Belajar sepanjang hayat dan imbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
7) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang
efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.

b. Kekurangan

1) Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004.

2) Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan KTSP.

3) Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar

4) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran
dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak.

5) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.

9
6) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.

7) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya


pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.

8) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global.

9) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci


sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.

10) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.

11) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.

5. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dan terefektif secara konsep dan hasil uji
publiknya tidak sebaik konsepnya. Kurikulum 2013 merupakn kurikulum yang sesuai dengan
tuntutan dan perkembangan zaman, dimana segala bentuk kekurangan kurikulum sebelumnya
disempurnakan. Setiap kurikulum walau bagaimanapun memiliki kekurangan dan kelebihan
yang dapat dijadikan acuan ataupun dasar penyempurnaan kedepan demi terealisasinya tujuan
pendidikan bangsa. Berikut kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013:

a. Kelebihan

1) Penilaian menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara proporsional serta
penilaian menggunakan test dan portofolio saling melengkapi.

2) Pendidik tidak hanya memenuhi komptensi profesi tetapi juga pedagogi,sosial,dan


personal. Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan memiliki motivasi mengajar

3) Pengelolaan kurikulum kualitasnya dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah pusat dan
daerah dalam pelaksanaannya di tingkat satuan pendidikan.

10
4) Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi
satuan pendidikan,kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

5) Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum mulai dari buku teks dan pedoman.

6) Perubahan yang dilakukan yaitu komptensi disetiap jenjang diharapkan memiliki


peningkatan dan keseimbangan soft Skills dan hard skills yang meliputi aspek komptensi
sikap, keterempilan dan pengetahuan.

7) Kedudukan mata pelajaran (standar isi) yang semula komptensi diturunkan dari mata
pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari komptensi yang pendekatan
pengembangannya melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran (SD), mata
pelajaran (SMP dan SMA) dan vokasional pada SMK.

8) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif (SMK)

9) produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri (SMK)

10) Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skillsdan hard skillsyang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

11) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaranberubah menjadi matapelajaran


dikembangkan dari kompetensi.

b. Kekurangan

1) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.
Berdasarkan hal tersebut, pendidik harus disekolahkan ulang untuk memahami setiap mata
pelajaran tersebut dan semua lembaga pendidikan tinggi di indonesia harus melakukan
integrasi terhadap fakultas MIPA dan fakultas ilmu sosial. Mendapatkan hasil maksimal
tanpa melakukan integrasi sangat sulit untuk dicapai, apalagi dilakukan inegrasi untuk dua
rumpun mata pelajaran yang berbeda.

2) Kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah
yang belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 diimplementasikan tanpa
ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya sehingga dalam pelaksanaannya bisa
membingungkan guru dan pemangku pendidikan.

11
3) Persiapan Buku pegangan untuk guru dan murid Persiapan buku pegangan untuk guru dan
murid baru terlaksana hanya di beberapa mata pelajaran disemua jenjang pendidikan. Bila
dikalkulasikan dengan biaya uji coba kurikulum sebelumnya dan biaya pembuatan buku

pedoman baru tentunya akan memakan lebih dari 20% anggaran pendidikan. Anggaran yang
digunakan untuk membuat buku baru akan lebih baik jika digunakan merenovasi sekolah-
sekolah yang ada di daerah terluar dan terpencil negara ini. Sangat tidak efektif dan efisien
untuk membuat buku pedoman baru karena buku pedoman kurikulum sebelumnya dibeberapa
propinsi bisa dikatakan belum sempat dibaca.

4) Implementasi akan dilakukan secara bertahap dan pada tiap jenjang Jika implementasi
dimulai untuk kelas satu, kelas empat di jenjang SD dan kelas tujuh di SMP, serta kelas
sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400
sampai 500 ribuan. Tindakan ini tidak lebih dari langkah menghambur-hamburkan APBN
negara untuk kurikulum yang tidak memiliki kejelasan bila dibandingkan dengan
melanjutkan program kurikulum yang sudah ada.

5) Tata kelola administrasi harus berubah karena empat standar dalam kurikulum 2013
mengalami perubahan. Pada website kementerian pendidikan dan kebudayaan terdapat ulasan
yang say kutip langsung berbunyi sebagai berikut:

” Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma


persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan.
Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin
terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita
ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.”

Jika persoalan implementasi yang dijadikan sebagai landasan agar semua elemen pendidikan
diindonesia menyetujui kurikulum 2013 dan masa depan peserta didik yang menjadi harga
mati. Ulasan tersebut tentunya merupakan sebuah arogansi yang memaksakan bahwa
kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang tidak sesuai dengan tujuannya yaitu membentuk
karakter bangsa yang memiliki jiwa-jiwa pancasila yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini
dikarenakan dalam uji publik saja sudah tidak mencerminkan tindakan musyawarah untuk
mufakat dan terkesan dipaksakan oleh ulasan tersebut.

6) Alasan Pengembangan Kurikulum yang tidak pantas

12
Dasar pengembangannya sangat tidak menghargai pengorbanan guru dan pendidik karena
fenomena negatif yang mengemuka dikarenakan kurikulum yang tidak tepat. Hal ini berarti
dari kurikulum tahun 1964 sampai dengan kurikulum tahun 2006 (KTSP) tidak membentuk
karakter siswa dan tidak menekankan guru untuk mendidik siswa agar bertindak selayaknya
manusia yang mengecap pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum-kurikulum sebelumnya
merupakan penyebab dari fenomena-fenomena negatif tersebut. Sepanjang pengetahuan saya
mendapatkan pendidikan, tidak satupun guru atau kurikulum yang mengajari berbohong,
menyontek, dan perbuatan keji lainnya. Fenomena negatif tersebut terjadi melainkan
disebabkan oleh kelalaian orang tua, pengaruh teman dekat, Lingkungan masyarakat
(Tingkah laku pejabat, artis dan tokoh idola) dan Media Informasi (youtube, facebook,
twitter, google, dan handphone). Berasarkan hal tersebut tidak ada satupun para guru di
sekolah yang mampu memainkan peran untuk kesemua alasan yang dijadikan pengembangan
kurikulum itu.

7) Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama. Oleh
karena itu pada kurikulum 2013 siswa tidak hanya diharapkan untuk menerima materi
pembelajaran dari guru tetapi harus aktif untuk mencari tahu dan melakukan proses
pembelajaran lebih mandiri.

8) Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013 Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak
memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata
pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan
kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

B. Anlasisis

Sebenarnya hampir semua kurikulum apa pun landasannya mengandung kesamaan yaitu
dimaksudkan untuk membantu siswa belajar dan akhirnya menguasai apa yang dipelajari
sehingga tujuan dari proses pendidikan tercapai. Kurikulum baru pun akan tetap banyak
kesamaan dengan kurikulum yang sudah-sudah dan tidak mungkin ada kurikulum yang sama
sekali terasing dari yang pernah ada. Pelengkapan atau pengurangan hal-hal yang dianggap
kurang tepat dengan situasi dan kompetensi yang lebih akan ditekankan dalam keadaan

13
tertentu. Guru juga tidak perlu sangat berharap pada kurikulum baru yang terpenting guru
mengembangkan sikap terbuka dan kemandirian yang besar. Bagaimanapun, proses
pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Guru perlu punya keyakinan bahwa dirinya dapat
menyumbangkan sesuatu bagi kemajuan siswa lewat kurikulum apa pun.Kemampuan guru
melihat situasi anak didik dalam konteks dan situasinya yang nyata. Dengan mengerti
keadaan dan level anak didik secara tepat, guru dapat memilih cara mengajar dan juga bahan
yang sebaiknya diberikan kepada anak didik. Kurikulum nasional hanyalah contoh acuan,
namun kurikulum yang sebenarnya adalah yang dijalankan guru dan siswa di kelas yang
perlu juga dikembangkan pada diri guru adalah kecintaan untuk membantu siswa
berkembang sebagai pribadi utuh. Bila kecintaan ini ada, maka meski kurikulumnya berubah,
bukanlah masalah yang besar. Guru dengan kecintaannya kepada siswa, pasti akan terus
berusaha membantu siswa belajar akan mencari cara yang lebih sesuai dengan situasi siswa
untuk belajar. Bahkan, bila tidak ada sarana dan prasarana pun ia akan mencoba membantu
siswa belajar dan mengembangkan diri. Semoga tidak terulang lagi kurikulum ditetapkan,
dan si pelaku utama, yaitu guru, tidak disiapkan.

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan kajian dari kekurangan dan kelebihan dari setiap perubahan kurikulum di
indonesia dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat dijadikan
bahan bahasan untuk kajian-kajian selanjutnya terhadap kebijakan selanjutnya.

A. Kesimpulan

1. Setiap perubahan kurikulum merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, sehingga


tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali terasing dari yang pernah ada dan
diimplementasikan.

2. Kesiapan dalam menerima setiap perubahan kebijakan terhadap pendidikan harus kita
terima dengan tangan terbuka, meskipun perubahan tersebut didasarkan atas kepentingan-
kepentingan yang sifatnya tidak ada kaitannya dengan pendidikan itu sendiri.

3. Analisis dan kajian yang bersifat obyektif terhadap setiap kurikulum harus kita lakukan
karena perkembangan zaman terus berubah dengan pesat. Perubahan kurikulum dalam setiap
masa merupakan bagian dari tuntutan perkembangan tersebut.

14
4. Kurikulum ketepatan dan keefktifannya dalam implementasi tentunya membutuhkan kajian
yang spesifik. Pengkajian tersebut harus diasaskan atas tujuan dan relevansinya terhadap
kebutuhan yang semestinya. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan setiap kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan sekolah vokasi (kejuruan) yaitu kurikulum berbasis komptensi dan
kurikulum tingkat satuan pendidikan karena dengan kurikulum tersebut sekolah kejuruan
akan mampu berjalan beriiringan dengan industri.

B. Saran

1. Setiap kebijakan dalam dunia pendidikan sebaiknya kita sikapi secara obyektif, bukan
berdasarkan asumsi dan analisis pribadi karena penerapan setiap kebijakan terhadap pendidan
merupakan upaya untuk menjaga kelangsungan dunia pendidikan itu sendiri.

2. Efektif atau tidaknya sebuah kurikulum sangat berkaitan pada implementasinya dan
kesiapan elemen pendidikan 3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat
dan universal sehingga dibutuhkan perubahan-perubahan dan adaptasi yang cepat terhadap
perubahan tersebut. Kemampuan terhadap adaptasi perubahan sistem sangat perlu

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8126361/makalah_analisis_kurikulum_di_indonesia

eprints.unm.ac.id>2.JURNAL

https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/sceducatia/articel/973

15

Anda mungkin juga menyukai