Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No.

1 Februari 2018

ANALISIS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS TINGGI


PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH DASAR
Oleh :
Monica Theresia, S.Pd., M.Pd
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas IPS dan Bahasa, IPTS
Email : monicatheresia63@gmail.com
Nurbaiti, S.Pd.I., M.Pd
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pendidikan IPS dan Bahasa, IPTS
Email : nurb9388@gmail.com

ABSTRAK

The purpose of this study was to describe the speaking skills of high-class students at SD N 200111
Padangsidimpuan, describing the factors that influence the speaking skills of high-class students and describe
solutions to improve the speaking skills of high-class students. This research is quantitative descriptive. The
method used in this study is a survey with test and measurement techniques. The research subjects were 62
students in grades IV, V and VI in the SD N 200111 Padangsidimpuan. The instruments to be used are
guidelines for product evaluation, interviews and observations. The results showed that the analysis of the
results of the speaking skills tests of high school students at SD N 200111 Padangsidimpuan showed that there
were no students in the excellent category (0%), 16 students (25.80%) good categories, 26 good enough
students (41.93%) , there are less than 20 students (32.25%). By looking at the results of the test, the level of
speaking skills of high-class students belongs to the fairly good category, namely as many as 26 students from
62 high-class students (41.93%). Factors that influence students' speaking skills are teacher factors, student
factors and facilities and infrastructure factors.

Keywords: Speaking Skills, High Class Students, Elementary Schools, Indonesian Language Learning

I.PENDAHULUAN karena penyajiannya kurang menarik, hasilnya pun


Pendidikan merupakan suatu usaha orang kurang memuaskan. Mempunyai keterampilan
dewasa secara sengaja dalam mempengaruhi berbicara tidak semudah yang dibayangkan banyak
pertumbuhan dan perkembangan anak didik orang yang pandai menulis, tetapi ketika diminta
menuju proses kedewasaan baik jasmani maupun menyampaikan tulisannya dalam bentuk lisan
rohani. Pendidikan pada dasarnya merupakan hasilnya tidak begitu bagus. Begitu pula
rekonstruksi dari aneka pengalaman dan peristiwa sebaliknya, banyak orang yang dapat berbicara
yang dialami individu agar segala sesuatu yang baik, tetapi menemui kendala ketika diminta
baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Jika menuliskan idenya.
pendidikan berjalan dengan baik maka tujuan dari Pentingnya keterampilan berbicara atau
pendidikan tersebut akan tercapai dan manfaatnya bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh
akan dapat dirasakan oleh guru dan siswa itu Supriyadi (2005: 178) yang mengatakan bahwa
sendiri. Dalam praktik pendidikan maupun dalam apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara
kehidupan sehari-hari di masyarakat, komunikasi yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial
dan penyampaian pesan dilakukan menggunakan maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan
bahasa. Dalam berbahasa sehari-hari memang tidak dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu.
dapat disangkal bahwa lebih dari separuh waktu Sedangkan, keuntungan professional diperoleh
yang dimiliki oleh manusia digunakan untuk sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat
berbicara dan menyimak pembicaraan orang lain pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta
dalam bermacam-macam konteks dan situasi. dan pengetahuan, menjelaskan dan
Hasan dan Salladin (1996: 25) mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan
mengatakan bahwa, keterampilan berbicara terasa tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan
sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai makhluk mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang
sosial yang membutuhkan orang lain dalam lain.
hidupnya dan harus mampu memerankan dirinya Pentingnya penguasaan keterampilan
ditengah masyarakat sesuai dengan statusnya. berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga
Sedangkan menurut Arsad dan Mukti (1993: 11), dinyatakan oleh Farris (dalam Supriyadi, 2005:
kadang-kadang pokok pembicaraan yang 179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara
disampaikan seseorang cukup menarik, tetapi penting dikuasai siswa agar mampu

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.163


ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No. 1 Februari 2018

mengembangkan keterampilan berpikir, membaca, sampai kelas 6. Hal ini karena dipengaruhi oleh
menulis, dan menyimak. Keterampilan berpikir faktor lingkungan dan keluarga yang berada di
mereka akan terlatih ketika mereka lingkungan pedesaan. Peneliti belum bisa
mengorganisasikan, mengonsepkan, menyimpulkan keterampilan berbicara siswa kelas
mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, tinggi di SD Negeri 200111 Padangsidimpuan
perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan. sehingga perlu dilakukan penelitian. Berdasarkan
Keterampilan berbicara sebagaimana yang latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
dikatakan oleh beberapa ahli memiliki teori dan penulis tertarik untuk meneliti dan
pelatihan, untuk mengembangkan keterampilan dan mendeskripsikan atau menggambarkan tentang
kecermatan membaca serta keterampilan berbicara keterampilan berbicara siswa kelas tinggi di SD
siswa, maka keterampilan berbicara telah menjadi Negeri 200111 Padangsidimpuan
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari saat Berdasarkan latar belakang masalah di
ini. Berbicara yang baik dan benar akan membantu atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
proses pendidikan untuk mencapai tujuannya. yaitu “Bagaimana keterampilan berbicara siswa
Dalam keadaan bagaimanapun berbicara tidak bisa kelas tinggi di SD Negeri 200111
dilepas begitu saja karena merupakan bagian dari Padangsidimpuan?”
kebutuhan hidup manusia yang tak dapat
dipisahkan. Peranan berbicara pada siswa sangat II. METODE PENELITIAN
penting terutama untuk berpikir dan bernalar. Hal Penelitian ini merupakan penelitian
ini dapat lebih baik jika seorang guru berperan deskriptif kuantitatif yang menggambarkan situasi
aktif untuk meningkatkan keterampilan berbicara atau keadaan atau fenomena yang sedang
siswa. Karena selama ini peran guru masih belum berlangsung tanpa pengajuan hipotesis. Metode
diketahui dalam meningkatkan keterampilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
berbicara terhadap para siswa-siswanya. dengan teknik tes dan pengukuran. Pengambilan
Proses pembentukan keterampilan data dilaksanakan pada tanggal Januari sampai
berbicara ini dipengaruhi oleh perjalanan aktivitas Maret 2018. Tempat penelitian di kelas tinggi SD
berbicara yang tepat. Bentuk aktivitas yang Negeri 200111 Padangsidimpuan. Yaitu di kelas
dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan IV, V dan VI. Subjek dalam penelitian ini adalah
keterampilan berbahasa lisan siswa antara lain: siswa kelas tinggi SD Negeri 200111
memberikan pendapat atau tanggapan pribadi, Padangsidimpuan tahun ajaran 2017/2018
bercerita, menggambarkan orang/barang, sebanyak 62 orang siswa. Dengan rincian Kelas
menggambarkan posisi, menggambarkan proses, IV berjumlah 19 orang siswa, Kelas V berjumlah
memberikan penjelasan, menyampaikan atau 20 orang siswa dan Kelas VI berjumlah 23 orang
mendukung argumentasi (Setyo Widyantoro, 2011: siswa. Subjek yang digunakan adalah seluruh
3). Hal ini berbanding terbalik jika dihadapkan anggota populasi yang ada sehingga penelitian
pada siswa yang masih belum mengetahui manfaat ini tergolong penelitian populasi.
keterampilan berbicara. Teknik pengumpulan data yang
Proses belajar bericara di SD Negeri digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian
200111 Padangsidimpuan ditujukan agar siswa produk, wawancara, dan observasi. Pengumpulan
dapat mengembangkan keterampilan berbicara data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
secara vertikal dan horizontal. Keterampilan 1. Penilaian produk, digunakan untuk
berbicara vertikal adalah, keterampilan siswa untuk mengukur keterampilan berbicara siswa
dapat mengembangkan pesan secara lengkap dalam pengambilan data penelitian.
meskipun belum sempurna dalam arti strukturnya Dilakukan dengan cara melakukan
menjadi benar, pilihan katanya semakin tepat, penilaian berbicara siswa dengan
kalimat-kalimatnya semakin bervariasi, dan menggunakan instrumen penilaian produk
sebagainya. keterampilan berbicara.
Sedangkan keterampilan berbicara 2. Wawancara, untuk mengetahui tanggapan
horisontal adalah, keterampilan siswa untuk dapat dari guru tentang keterampilan berbicara
berkembang mulai dari fonem, kata, frase, kalimat, siswa dan kendala yang dihadapi guru
dan wacana seperti halnya jenis tataran linguistik. dengan keterampilan berbicara siswa
Keterampilan berbicara siswa kelas tinggi SD tersebut. Dilakukan dengan
Negeri 200111 Padangsidimpuan belum terungkap melakukan wawancara terhadap guru
secara komprehensif baik dalam keterampilan kelas tinggi di SD N 200111
berbicara vertikal maupun horisontalnya. Hal ini Padangsidimpuan.
dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian 3. Observasi, digunakan untuk mengamati
mengenai keterampilan berbicara kelas tinggi di pelaksanaan tindakan. Berupa
sekolah tersebut. Keadaan pembelajaran Bahasa pengamatan dan pencatatan secara
Indonesia yang dilakukan di SD Negeri 200111 sistematik terhadap segala aktivitas guru
Padangsidimpuan sangat bervariatif dari kelas 4

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.164


ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No. 1 Februari 2018

dan siswa pada saat berlangsungnya Tabel 2. Data Tes Aspek Kebahasaan
penelitian. No Nilai Kategori F P (%)
Instrumen dalam penelitian ini adalah 1 31-36 Sangat Baik 0 0%
pedoman penilaian produk, catatan observasi,
pedoman wawancara, serta catatan lapangan. 2 25-30 Baik 15 24.19 %
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif 3 19-24 Cukup Baik 26 41.93 %
yang bertujuan untuk memberikan gambaran realita 4 ≤ 18 Kurang 21 33.87 %
yang ada tentang keterampilan berbicara siswa
kelas tinggi SD N 200111 Padangsidimpuan. Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil tes
Teknik analisis data yang digunakan adalah kebahasaan yang masuk ke dalam kategori sangat
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk baik 0 siswa atau sebesar 0%, kategori baik 15
mengumpulkan data, menyajikan data, dan siswa atau sebesar 24.19 %, kategori cukup
menentukan nilai. Selanjutnya dapat dilakukan
pemaknaan sebagai pembahasan dan permasalahan 1. Kelas IV
yang diajukan dengan mengacu pada standar Tabel 3. Data Tes Aspek Kebahasaan
keterampilan berbicara yang ditentukan. No Nilai Kategori F P (%)
1 31-36 Sangat Baik 0 0%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 2 25-30 Baik 4 21.05 %
Untuk mengidentifikasi kecenderungan
keterampilan berbicara siswa dilakukan dengan 3 19-24 Cukup Baik 8 42.10 %
pengkatagorian menjadi lima kategori yaitu baik 4 ≤ 18 Kurang 7 36.84 %
sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali.
Hasil analisis terhadap keterampilan berbicara Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil
siswa kelas tinggi SD N 200111 Padangsidimpuan tes kebahasaan yang masuk ke dalam kategori
melalui tes keterampilan berbicara siswa kelas sangat baik 0 siswa atau sebesar 0 %, kategori
tinggi yang dilakukan menghasilkan nilai tertinggi baik 4 siswa atau sebesar 21.05 %, kategori
62 dan nilai terendah 30. Hasil penelitian dapat cukup baik 8 siswa atau sebesar 42.10 %,
dilihat pada tabel berikut: kategori kurang 7 siswa atau sebesar 36.84 %.
Tabel 1. Tingkat Kamampuan Berbicara Berdasarkan hasil tes keterampilan
Siswa Kelas Tinggi SD N 2 0 0 1 1 1 berbicara siswa kelas IV, khususnya dalam aspek
P a d a n g s i d i mp u a n kebahasaan diketahui, berikut deskripsi pada
No Nilai Kategori F P (%) masing- masing aspek kebahasaan :
1 60-72 Sangat Baik 0 0% a. Lafal. Hasil tes yang sudah dilakukan pada
2 47-59 Baik 16 25.80 % kelas tinggi menunjukkan bahwa setiap siswa
mempunyai peranan dan cirri khasnya sendiri-
3 34-46 Cukup Baik 26 41.93 % sendiri. Berdasarkan pengamatan yang
4 ≤ 33 Kurang 20 32.25 % dilakukan, dari siswa kelas IV SD N 200111
Padangsidimpuan sebagian siswa masih kaku
Dari tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa dalam melafalkan fonem sesuai dengan ejaan
keterampilan berbicara siswa kelas tinggi di SD N huruf yang tepat. Sehingga orang lain sedikit
200111 Padangsidimpuan yang memiliki kategori kesulitan untuk memahami apa yang
sangat baik 0 siswa atau sebesar 0 %, kategori baik dibicarakan. Siswa belum terlalu mampu
16 siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup melakukan penyesuaian dialog terhadap
baik 26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori lawan bicaranya dan hanya sebagian kecil
kurang 20 siswa atau sebesar 32.25 %. siswa yang sudah baik yaitu 21.05 %. Hal
Setelah hasil tes keterampilan berbicara ini dapat dilihat dari cara siswa melakukan
siswa kelas atas diketahui, berikut disajikan dialog pada saat berbicara di depan
deskripsi data pada masing- masing aspek tes : baik pendengar/siswa yang lain dengan intonasi
26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang 21 yang sudah cukup baik. Sebagian besar siswa
siswa atau sebesar 33.87 %. sudah belum mampu masuk ke dalam kriteria
Berdasarkan hasil tes keterampilan baik dalam keterampilan lafal berbicara.
berbicara siswa kelas tinggi khususnya dalam Walaupun masih terdapat 36.84 % siswa
aspek kebahasaan diketahui, berikut disajikan dalam kategori kurang, tetapi siswa sudah
masing- masing aspek kebahasaan dari tiap kelas : mampu untuk menjadi lebih baik untuk ke
A. Aspek Kebahasaan depannya. Jika dukungan dari guru dan
Hasil tes berbicara siswa kelas tinggi SD orang tua cukup baik maka hal ini akan sangat
N 200111 Padangsidimpuan adalah sebagai berpengaruh terhadap perkembangan
berikut: keterampilan siswa.
b. Kosakata. Perbendaharan kata sudah cukup

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.165


ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No. 1 Februari 2018

banyak untuk ukuran siswa SD kelas IV. depannya.


Sebagian siswa sudah mampu untuk berbicara
dengan kata-kata yang tepat dan mudah
dimengerti. Penggunaan istilah belum
digunakan dalam berbicara kepada B. Aspek Non Kebahasaan
khalayak/teman yang lain. Untuk ukuran siswa Tabel 6. Data Tes Aspek Non Kebahasaan
SD kelas IV penggunaan istilah masih sebatas No Nilai Kategori F P (%)
pengetahuan siswa, dan tidak memaksakan 1 31-36 Sangat Baik r0 0%
untuk hal yang lebih sulit. e
c. Struktur. Penggunaan gaya bicara masih dalam 2 25-30 Baik 16 25.80 %
k
taraf-taraf standar, artinya gaya bicara yang 3 19-24 Cukup Baik 26u 41.93 %
dilakukan sudah cukup dimengerti. 4 ≤ 18 Kurang e
20 32.25 %
Keterampilan gramatikal siswa sebagian besar n
sudah cukup baik, dengan perlahan-lahan s
sebagian siswa sudah mampu menguasai Dari tabel tes di atas,
i bahwa hasil tes
pembicaraannya di depan teman-teman yang non kebahasaan yang masuk kedalam kategori
lain. sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %,
kategori baik sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80
2. Kelas V %, kategori cukup baik sebanyak 26 siswa atau
Tabel 4. Data Tes Aspek Kebahasaan sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak 20
No Nilai Kategori F P (%) siswa atau sebesar 32.25 %.
Berdasarkan hasil tes keterampilan
1 31-36 Sangat Baik 0 0% berbicara siswa kelas tinggi khususnya dalam
2 25-30 Baik 4 20.00 % aspek kebahasaan sudah diketahui, berikut
3 19-24 Cukup Baik 8 40.00 % masing- masing aspek non kebahasaan dari tiap
kelas :
4 ≤ 18 Kurang 8 40.00 % 1. Kelas IV
Tabel 7. Data Tes Aspek Non Kebahasaan
Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil No Nilai Kategori F P (%)
tes kebahasaan yang masuk ke dalam kategori 1 31-36 Sangat Baik 0 0%
sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %,
kategori baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 20.00 2 25-30 Baik 3 15.78 %
%, kategori cukup baik sebanyak 8 siswa atau 3 19-24 Cukup Baik 7 36.84 %
sebesar 40.00 %, kategori kurang sebanyak 8 4 ≤ 18 Kurang 9 47.36 %
siswa atau sebesar 40.00 %.

3. Kelas VI Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non


Tabel 5. Data Tes Aspek Kebahasaan kebahasaan yang masuk kedalam kategori sangat
baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%, kategori
No Nilai Kategori F P (%)
baik sebanyak 3 siswa atau sebesar 15.78 %,
1 31-36 Sangat Baik 0 0% kategori cukup baik sebanyak 7 siswa atau sebesar
2 25-30 Baik 7 30.43 % 36.84 %, kategori kurang sebanyak 9 siswa atau
sebesar 47.36 %.
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 %
4 ≤ 18 Kurang 6 26.08 % 2. Kelas V
Tabel 8. Data Tes Aspek Non Kebahasaan
Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil No Nilai Kategori F P (%)
tes kebahasaan yang masuk ke dalam kategori 1 31-36 Sangat Baik 0 0%
sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %,
2 25-30 Baik 5 25.00 %
kategori baik sebanyak 7 siswa atau sebesar 30.43
%, kategori cukup baik sebanyak 10 siswa atau 3 19-24 Cukup Baik 9 45.00 %
sebesar 43.47 %, kategori kurang sebanyak 6 siswa 4 ≤ 18 Kurang 6 30.00 %
atau sebesar 26.08 %.
Berdasarkan ketiga aspek kebahasaan
Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
kebahasaan yang masuk kedalam kategori sangat
keterampilan berbicara siswa kelas tinggi SD N
baik sebanyak 0 sisw a atau sebesar 0%, kategori
200111 Padangsidimpuan sebagian besar sudah
baik sebanyak 5 siswa atau sebesar 25.00 %,
masuk dalam criteria cukup baik. Walaupun belum
kategori cukup baik sebanyak 9 siswa atau sebesar
masuk kriteria sangat baik, tetapi siswa sudah
45.00 %, kategori kurang sebanyak 6 siswa atau
mampu untuk menjadi lebih baik untuk ke
sebesar 30.00 %.

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.166


ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No. 1 Februari 2018

baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %,


kategori baik sebanyak 16 siswa atau sebesar
25.80 %, kategori cukup baik sebanyak 26 siswa
atau sebesar 41.93 %, kategori kurang
3. Kelas VI sebanyak 20 siswa atau sebesar 32.25 %.
Tabel 9. Data Tes Aspek Non Kebahasaan Dengan melihat hasil penelitian tes di
No Nilai Kategori F P (%) atas, maka tingkat keterampilan berbicara siswa
1 31-36 Sangat Baik 0 0% kelas tinggi termasuk ke dalam kategori cukup
baik yaitu sebanyak 26 siswa dari 62 siswa
2 25-30 Baik 8 34.78 % kelas tinggi, atau sebesar 41.93 %. Hal ini sudah
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 % cukup baik untuk ukuran siswa SD kelas IV, V, VI
4 ≤ 18 Kurang 5 21.73 yang sedang mengalami perkembangan baik
psikologi maupun fisiknya. Jika ditingkatkan lagi
Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang rutin
non kebahasaan yang masuk kedalam kategori dan terarah, maka kemungkinan besar keterampilan
sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%, berbicara siswa akan meningkat dan masuk
kategori baik sebanyak 8 siswa atau sebesar 34.78 kategori baik, bahkan sangat baik.
%, kategori cukup baik sebanyak 10 siswa atau Proses pembelajaran sangat dipengaruhi
sebesar 43.47 %, kategori kurang sebanyak 5 siswa oleh komunikasi antara gruru dan siswanya,
atau sebesar 21.73 %. siswa yang satu dengan siswa yang lain. Jika siswa
Keterampilan berbicara adalah mempunyai keterampilan berbicara yang baik,
keterampilan atau katakata untuk menyampaikan maka akan terjadi proses timbal balik dalam proses
gagasan, pikiran, pendapat serta sebagai alat pembelajaran. Kegiatan tanya jawab akan
untuk mengetahui apakah pembicara sangat membantu siswa dalam mempelajari apa
mempersiapkan diri dengan baik dalam yang belum mereka ketahui dan bagaimana cara
menyampaikan bahan pembicaraan dihadapan penanganannya. Jika komunikasi antara siswa
para penyimaknya . Jadi seseorang akan dan guru baik, maka hal ini akan memberikan
dikatakan mampu berbicara jika memiliki kemudahan bagi guru maupun siswa untuk lebih
keberanian dan keterampilan untuk menjalin keakraban guna tercapainya proses
menyampaikan apa yang menjadi gagasan, belajar-mengajar yang baik, dengan catatan tidak
pikiran, dan pendapatnya, dan dapat dipahami melebihi kaidah-kaidah pembelajaran.
oleh pendengar atau penyimak. Berdasarkan hasil wawancara yang
Menurut hasil penelitian dari Nining dilakukan terhadap guru kelas di SD N 200111
Fauziatin (2012), Pelajaran Berbicara di Sekolah Padangsidimpuan, terdapat beberapa hal yang
selama ini cenderung di abaikan, disebabkan oleh dianggap cukup penting yang mempengaruhi
adanya anggapan-anggapan yang salah terhadap keterampilan berbicara siswanya, diantaranya
pendidikan keterampilan berbicara itu sendiri. yaitu:
Sebagian dari kita sepakat bahwa pendidikan telah 1. Sebagian besar orang tua siswa adalah petani.
berakhir ketika sudah bisa membaca dan Keseharian orang tua siswa yang dituntut
menulis, yaitu ketika selesainya pengajaran untuk mengerjakan sawahnya setiap hari
membaca dan menulis permulaan, sekitar kelas tiga menyebabkan mereka kurang memperhatikan
sekolah dasar (SD). Sehingga pada jenjang sekolah pendidikan anak-anaknya.
yang lebih tinggi, pendidikan berbicara tidak 2. Siswa masih takut terhadap guru untuk
mendapat perhatian. Akibatnya kebiasaan bertanya dalam pembelajaran, walaupun
berbira yang buruk terus berkembang sampai mereka belum mengerti apa yang diajarkan.
dewasa. 3. Kurangnya pemberian kesempatan kepada
Berbicara yang baik dan benar akan siswa untuk berlatih berbicara di depan
membantu proses pendidikan untuk mencapai kelas untuk mempresentasikan hasil kerja
tujuannya, maka kehadiran pembelajaran mereka, sehingga jarang siswa yang memiliki
berbicara menentukkan keberhasilan pendidikan. keterampilan berbicara yang bagus.
Pembelajaran berbicara memudahkan siswa untuk Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
dapat memahami tujuan berbicara. Dalam keadaan maka dapat dilihat kurangnya keterampilan
bagaimana pun berbicara tidak bisa di lepas begitu berbicara siswa di SD N 200111 Padangsidimpuan
saja karena merupakan bagian dari kebutuhan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk itu
hidup manusia yang tak dapat dipisahkan. maka tugas dari seorang guru adalah memberikan
Berdasarkan analisis hasil tes kesempatan kepada siswanya untuk mampu
keterampilan berbicara siswa kelas tinggi SD N berbicara di hadapan orang banyak. Pemberian
200111 Padangsidimpuan menunjukan bahwa metode mengajar yang tepat sangat dituntut
tidak ada siswa kelas tinggi di SD N 200111 untuk meningkatkan keterampilan berbicara
Padangsidimpuan yang memiliki kategori sangat siswanya. Hal lain yang dapat meningkatkan

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.167


ISSN : 2615 – 319X Vol.1 No. 1 Februari 2018

keterampilan berbicara siswa juga perlu dikaji. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pengamatan masih dilanjutkan berdasakan Nasional. Jakarta : Pusat Perbukuan,
dengan cara observasi, selanjutnya didapatkan Depdiknas.
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
keterampilan berbicara siswa kelas atas SD N Nining Fauziatin. (2012). Peranan Keterampilan
200111 Padangsidimpuan diantaranya sebagai Membaca Terhadap Keterampilan
berikut: Berbicara Siswa Kelas VIII SMPN 2
1. Faktor Siswa. Siswa merupakan subjek Donggo Tahun Pelajaran 2011/2012.
belajar, sehingga pencapaian pendidikan Skripsi UNY : Yogyakarta
sangat tergantung pada faktor ini. Motivasi
siswa sangat penting untuk menentukan hasil Saddhono, Kundharu dan Slamet. 2012.
pembelajaran. Faktor siswa yang Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
mempengaruhi keterampilan berbicara Indonesia. Bandung : Karya Putra
diantaranya yaitu ; a) siswa tidak mau Darwati.
mendengarkan guru saat pembelajaran, hal ini
menyebabkan materi pembelajaran susah Salimah. 2011. Dampak Penerapan Bermain
untuk dikuasai, c) siswa suka bersenda gurau dengan Media Gambar Seri dalam
saat pelaksanaan tes, hal ini menyebabkan Mengembangkan Keteramilan Berbicara
pengambilan data tes keterampilan berbicara dan Penguasaan Kosakata Anak
tidak berjalan dengan baik, dan hasil kurang UsiaDini.http://jurnal.untan.ac.id/index.ph
maksimal. p/jvip/article/download/367/370.(online
2. Faktor Guru. Dalam proses belajar mengajar, Diakses pada tanggal 29 November 2013
seorang guru memiliki tugas yang amat
penting. Guru mempunyai peran penting Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran
dalam pembelajaran, seorang guru tidak Bahasa Indonesia SD. Jakarta :
hanya menguasai materi saja melainkan juga Universitas Terbuka.
harus memberikan contoh yang benar kepada
siswanya dan menjadi motivator bagi Setyo Widyantoro. (2011). Pembelajaran
siswanya. Karena keberhasilan pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui
tergantung pada keberhasilan guru dalam Pendekatan Pengalaman Berbahasa di
mengelola proses pembelajaran. Sekolah Dasar. Available online at :
3. Faktor Sarana dan Prasarana. Sarana dan http//www.staf.uny.ac.id
prasarana pendidikan diperlukan dalam
pembelajaran di sekolah merupakan hal yang Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
vital. Karena tanpa adanya sarana dan Bandung : Alfabeta.
prasarana pembelajaran tidak berjalan.
Supriyadi, dkk. (2005). Pendidikan Bahasa
IV. KESIMPULAN Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.
Berdasarkan analisis hasil tes
keterampilan berbicara siswa kelas tinggi SD N
200111 Padangsidimpuan menunjukan bahwa tidak
ada siswa yang masuk kategori sangat baik
atau sebesar 0 %, kategori baik sebanyak 16
siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup baik
sebanyak 26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori
kurang sebanyak 20 siswa atau sebesar 32.25 %.
Dengan melihat hasil penelitian tes tersebut, maka
tingkat keterampilan berbicara siswa kelas tinggi
termasuk ke dalam kategori cukup baik yaitu
sebanyak 26 siswa dari 62 siswa kelas tinggi, atau
sebesar 41.93 %.

V. REFERENSI

Arsyad dan Mukti. (1988). Aspek-Aspek Berbicara.


Yogyakarta: Cinta Pena.

[Jurnal MISI Institut Pendidikan Tapanuli Selatan] Hal.168

Anda mungkin juga menyukai