Dosen pengajar:
M. REZA KURNIAWAN S.H,M.I.I
DI SUSUN OLEH:
Siti Nur Aisyatul Hasanah (222125259)
Faradila Ainin (222125234)
Nailil Mabruroh (222125048)
Khuni Zaqiyatul M. (222125115)
Muhammad Risqi (222125332)
Nur Ihsan Hidayat (222125282)
A. Latar Belakang
Dalam teori kurikulum (Anita Lie:2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan
proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang
pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan,
serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum ,termasuk pembelajaran
dan penilaian pembelajaran serta kurikulum.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 ayat 19,dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup
bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh
kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut.
Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945
hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem. Perbedaan sistem
yang terjadi bisa merupakan kelebihan maupun kekurangan dari kurikulum itu sendiri.
Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi,
prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki
kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.
Keseluruhan rangkaian perubahan kurikulum yang sudah dilakukan oleh pemerintah
dan didasarkan atas hasil penilaian nasional pendidikan (National Assessment) hanyalah
kurikulum 1975 dan kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (1974 –
1981). Selebihnya merupakan perubahan yang didasarkan atas asumsi teoretik, bukan
atas dasar temuan-temuan hasil evaluasi yang dilakukan secara sistematik
(Soedijarto:2004).
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa
dan bernegara.
Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan pendidikan
dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang Demography
Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun model
kurikulum baru yang diperkenalkan pada saat ini akan meletakan dasar lompatan budaya
bangsa Indonesia menuju budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan permasalah tersebut, mengkaji ulang setiap penerapan kurikulum yang
diterapkan tentunya sangat perlu untuk dilakukan guna didapatkan suatu perubahan yang
diharapkan akan merubah dunia pendidikan di indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di indonesia tentunya akan
memberi dampak yang cukup besar terhadap perkembangan pendidikan di bangsa ini,
pengimplementasian setiap kurikulum baru tentunya diasaskan pada kebaikan dan
kebenaran yang pantas dan layak bagi bangsa ini. Berdasarkan latar belakang didapatkan
beberapa masalah yang muncul dalam perkembangan kurikulum di indonesia,
diantaranya sebgai berikut:
1. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana
bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh
bangsa tersebut. Permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum di indonesia
merupakan cerminan dari falsafah hidup bangsa dan tujuan yang diharapkan oleh
Negara.
2. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945
hingga kurikulum tahun 2006, memiliki beberapa perbedaan sistem.
Permasalahannya apakah setiap perbedaan sistem tersebut dilengkapi oleh
kurikulum yang diterapkan berikutnya atau merupakan perombakan ulang.
3. Kurikulum merupakan alat (kurikulum yang di implementasikan) untuk mencapai
tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.
Permasalahannya apakah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
pedoman ini sesuai dengan kebutuhan saat ini.
4. Disadari bahwa pada saat ini, bangsa ini memerlukan langkah perbaikan
pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh keliru guna menghadapi peluang
Demography Window (Jendela Demografi) atau Peluang Emas Indonesia 2045.
Permasalahannya adalah apakah setiap kurikulum yang pernah di
implementasikan telah disiapkan untuk menghadapi peluang tersebut.
5. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 1999, 2004 dan 2006. Permasalahannya adalah setiap perubahan kurikulum
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu dikaji sehingga ditemukan
ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan.
C. Batasan Masalah
Implementasi kurikulum di indonesia dari setiap perubahan tidak kita ketahui
ketepatan dan keefektifannya dalam merubah karakter pedidikan bangsa yang sesuai
dengan falsafah bangsa untuk kemajuan pendidikan di indonesia. Pembahasan
permasalahan terhadap implementasi kurikulum akan dibatasi pada kajian tentang
kekurangan dan kelebihan kurikulum tahun 1964 sampai dengan tahun 2013 sehingga
ditemukan ada kurikulum yang tepat dan tidak perlu dilakukan perubahan. Pembatasan
kajian masalah ini dilakukan untuk menghindari tidak fokusnya pembahasan masalah
sehingga pokok tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah didapatkan rumusan permasalahan tentang kurikulum
yang pernah diterapkan di Indonesia ,diantaranya sebagai berikut:
1. Apa kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia?
2. Apakah setiap perubahan kurikulum tersebut benar-benar tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan sehingga perlu dilakukan perubahan?
3. Apakah ada kurikulum yang telah sesuai namun dilakukan perubahan?
4. Seberapa efektif dan efisien setiap implementasi kurikulum menjawab tunuttan dan
perkembangan pendidikan di indoensia?
E. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis kurikulum yang pernah di implementasikan di indoensia
yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum yang pernah diterapkan di
indonesia.
2. Mengetahui bahwa setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena
ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era.
3. Mengetahui kurikulum yang tepat dan efektif untuk diterapkan.
4. Mengetahui perubahan kurikulum yang terkesan dipaksakan karena kepentingan
politik tertentu.
F. Manfaat
Analisis terhadap kurikulum yang pernah di implementasikan di indonesia ini di
harapkan mampu memberikan manfaat berupa:
1. Mahasiswa mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan kurikulum yang
pernah diterapkan di indonesia.
2. Mahasiswa mampu menganalisis setiap perubahan kurkulum yang terjadi karena
ketidaksesuiannya dengan kebutuhan pendidikan dalam setiap perubahan era.
3. Mahasiswa mampu menganalisis kurikulum yang tepat dan efektif untuk
diterapkan.
4. Mahasiswa mampu menganalisis perubahan kurikulum yang terkesan dipaksakan
karena kepentingan politik tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Penomena pengembangan kurikulum di indonesia menjadi suatu permasalahan yang
hangat dibicarakan, hal ini dikarenakan begitu seringnya dunia pendidikan menganti
kurikulumnya dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan
iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam
pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana
(1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan
proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).
5. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru dan terefektif secara konsep
dan hasil uji publiknya tidak sebaik konsepnya. Kurikulum 2013 merupakn
kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman, dimana segala
bentuk kekurangan kurikulum sebelumnya disempurnakan. Setiap kurikulum walau
bagaimanapun memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat dijadikan acuan
ataupun dasar penyempurnaan kedepan demi terealisasinya tujuan pendidikan bangsa.
Berikut kekurangan dan kelebihan dari kurikulum 2013:
a. Kelebihan
1) Penilaian menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara
proporsional serta penilaian menggunakan test dan portofolio saling
melengkapi.
2) Pendidik tidak hanya memenuhi komptensi profesi tetapi juga
pedagogi,sosial,dan personal. Selain itu pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki motivasi mengajar
3) Pengelolaan kurikulum kualitasnya dipantau dan dikendalikan oleh
pemerintah
pusat dan daerah dalam pelaksanaannya di tingkat satuan pendidikan.
4) Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan
kondisi satuan pendidikan,kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
5) Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum mulai dari buku teks
dan pedoman.
6) Perubahan yang dilakukan yaitu komptensi disetiap jenjang diharapkan
memiliki peningkatan dan keseimbangan soft Skills dan hard skills yang
meliputi aspek komptensi sikap, keterempilan dan pengetahuan.
7) Kedudukan mata pelajaran (standar isi) yang semula komptensi diturunkan
dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
komptensi yang pendekatan pengembangannya melalui tematik integratif
dalam semua mata pelajaran (SD), mata pelajaran (SMP dan SMA) dan
vokasional pada SMK.
8) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif (SMK)
9) produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri (SMK)
10) Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skillsdan hard skillsyang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
11) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaranberubah menjadi
matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
b. Kekurangan
1) Pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
jenjang pendidikan dasar.
Berdasarkan hal tersebut, pendidik harus disekolahkan ulang untuk
memahami setiap mata pelajaran tersebut dan semua lembaga pendidikan
tinggi di indonesia harus melakukan integrasi terhadap fakultas MIPA dan
fakultas ilmu sosial. Mendapatkan hasil maksimal tanpa melakukan integrasi
sangat sulit untuk dicapai, apalagi dilakukan inegrasi untuk dua rumpun mata
pelajaran yang berbeda.
2) Kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang
belum melaksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 diimplementasikan
tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya sehingga dalam
pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.
3) Persiapan Buku pegangan untuk guru dan murid
Persiapan buku pegangan untuk guru dan murid baru terlaksana hanya di
beberapa mata pelajaran disemua jenjang pendidikan. Bila dikalkulasikan
dengan biaya uji coba kurikulum sebelumnya dan biaya pembuatan buku
pedoman baru tentunya akan memakan lebih dari 20% anggaran pendidikan.
Anggaran yang digunakan untuk membuat buku baru akan lebih baik jika
digunakan merenovasi sekolah-sekolah yang ada di daerah terluar dan
terpencil negara ini. Sangat tidak efektif dan efisien untuk membuat buku
pedoman baru karena buku pedoman kurikulum sebelumnya dibeberapa
propinsi bisa dikatakan belum sempat dibaca.
4) Implementasi akan dilakukan secara bertahap dan pada tiap jenjang
Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, kelas empat di jenjang SD dan
kelas tujuh di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang
diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Tindakan ini tidak lebih dari langkah menghambur-hamburkan APBN negara
untuk kurikulum yang tidak memiliki kejelasan bila dibandingkan dengan
melanjutkan program kurikulum yang sudah ada.
5) Tata kelola administrasi harus berubah karena empat standar dalam kurikulum
2013 mengalami perubahan.
Pada website kementerian pendidikan dan kebudayaan terdapat
ulasanyang say kutip langsung berbunyi sebagai berikut:
Berdasarkan kajian dari kekurangan dan kelebihan dari setiap perubahan kurikulum di
indonesia dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat dijadikan
bahan bahasan untuk kajian-kajian selanjutnya terhadap kebijakan selanjutnya.
A. Kesimpulan
1. Setiap perubahan kurikulum merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya,
sehingga tidak mungkin ada kurikulum yang sama sekali terasing dari yang
pernah ada dan diimplementasikan.
2. Kesiapan dalam menerima setiap perubahan kebijakan terhadap pendidikan harus
kita terima dengan tangan terbuka, meskipun perubahan tersebut didasarkan atas
kepentingan-kepentingan yang sifatnya tidak ada kaitannya dengan pendidikan itu
sendiri.
3. Analisis dan kajian yang bersifat obyektif terhadap setiap kurikulum harus kita
lakukan karena perkembangan zaman terus berubah dengan pesat. Perubahan
kurikulum dalam setiap masa merupakan bagian dari tuntutan perkembangan
tersebut.
4. Kurikulum ketepatan dan keefktifannya dalam implementasi tentunya
membutuhkan kajian yang spesifik. Pengkajian tersebut harus diasaskan atas
tujuan dan relevansinya terhadap kebutuhan yang semestinya. Berdasarkan
kelebihan dan kekurangan setiap kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
sekolah vokasi (kejuruan) yaitu kurikulum berbasis komptensi dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan karena dengan kurikulum tersebut sekolah kejuruan
akan mampu berjalan beriiringan dengan industri.
B. Saran
1. Setiap kebijakan dalam dunia pendidikan sebaiknya kita sikapi secara obyektif,
bukan berdasarkan asumsi dan analisis pribadi karena penerapan setiap kebijakan
terhadap pendidan merupakan upaya untuk menjaga kelangsungan dunia
pendidikan itu sendiri.
2. Efektif atau tidaknya sebuah kurikulum sangat berkaitan pada implementasinya
dan kesiapan elemen pendidikan.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan universal
sehingga dibutuhkan perubahan-perubahan dan adaptasi yang cepat terhadap
perubahan tersebut. Kemampuan terhadap adaptasi perubahan sistem sangat perlu
dikembangkan agar tidak terjadi isu-isu yang sifatnya mengubah pola pandang
kita dalam menyikapi perubahan.
4. Sistem pemerintahan kita yang berpusat pada knstitusi politik tentunya akan
mempengaruhi sistem pendidikan kita sehingga hal tersebut tidak perlu kita sikapi
terlalu berlebihan. Perubahan kurikulum yang bersifat politis hanya terjadi pada
kurikulum 1968 karena perubahan resim pemerintahan.