Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR DAN

RASIONAL
PERKEMBANGAN
KURIKULUM
DI INDONESIA
HALO
SEMUANYA!
Perkenalkan:

Afitrianingsi (20224064020010)
Gladies Flonaya Tineza (2022406402027)
Bayu Aji Kuriawan (17030034)
Kurikulum menjadi bagian terpenting pendidikan. Searah dengan kemajuan
pendidikan yang terus meningkat pada semua jenis dan jenjang pendidikan di
Indonesia. Secara resmi, kurikulum sejak zaman Belanda sudah diterapkan di
sekolah, artinya kurikulum sudah diterapkan sejak saat penjajahan Belanda (Fitri
Wahyuni, 2015). Kurikulum adalah alat yang digunakan untuk menggapai tujuan
pendidikan dan sebagai rujukan didalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum
menunjukkan dasar atau pandangan hidup suatu bangsa. Bentuk kehidupan yang
akan digunakan oleh bangsa tersebut akan ditentukan oleh kurikulum yang
digunakan di negara tersebut (Lismina, 2019). Kurikulum selalu ada perubahan
dan penyempurnaan karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
SEJARAH PERKEMBANGAN
KURIKULUM DI INDONESIA

Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia


merdeka pada tahun 1945 telah mengalami 9 kali
perubahan diantaranya adalah pada tahun 1947, 1952,
1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan
2013.
1. Masa orde lama

• Kurikulum 1947, “Rentjana


Pelajaran 1947”
• Kurikulum 1952 “Rentjana
Pelajaran Terurai 1952”
• Kurikulum 1964 Rentjana
Pendidikan 1964
orde baru(1966-1998)
Sifat politis melekat erat pada awal munculnya kurikulum 1968, mengganti
kurikulum 1964 yang dicitrakan sebaga hasil dari pemerintahan “Orde Lama”. Jika
dilihat dari aspek tujuannya, upaya untuk meningkatkan rasa cinta tanah air,
kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani,
moral, budi pekerti dan keyakinan beragama lebih di tekankan pada kurikulum
1968. Setelah itu pada 1975 akibat dari banyaknya perubahan-perubahan yang
terjadi, terutama sejak tahun 1969. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruh program maupun kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pembaharuan tersebut. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum
yang bersifat sentralistik atau dibuat oleh pemerintah pusat dan sekolah-sekolah
hanya menjalankan (Nurhalim, 2011). Kurikulum 1975 berprinsip tujuan dari
pendidikan harus efektif dan efisien. Kurikulum 1975 banyak mendapatkan kritik
dari pelaksana di lapangan.

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum


1975 dan mengunakan pendekatan proses. Dalam hal ini
faktor tujuan tetap penting messkipun sudah menggunakan
pendekatan proses. Kurikulum ini juga sering disebut
"Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Subjek belajarnya
adalah siswa. Model seperti ini yang dinakan aktif learning
karena siswa yang akan selalu aktif dalam pembelajaran. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Kurikulum 1975 dan kurikulum 1984
dipadukan menjadi kurikulum 1994. Kurikulum 1994
dilaksanakan sesuai dengan UndangUndang no.2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada kurikulum ini
terjadi perubahan dari sistem semester ke sistem catur wulan.
vormasi (1999 – Sekarang)

• Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis


Kompetensi)”
• Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan)”
• Kurikulum 2013
B. Konsep dasar perubahan hukum
Perubahan kurikulum mesti dipandang sebagai suatu
keharusan dalam proses pendidikan yang dinamis. Dengan
demikian, perubahan kurikulum pada dirinya sendiri harus
dipandang sebagai suatu tindakan positif, kreatif, dan dinamis
terlepas dari siapa perancang dan siapa pelakunya. Dalam hal
ini, perubahan itu perlu demi peningkatan mutu pendidikan
minimal untuk mengimbangi apa yang terjadi di negara-negara
maju. Perubahan kurikulum tahun 1994-2004 dan bahkan KTSP
saat ini, terjadi karena tiga alasan mendasar yaitu sebagai
berikut :

• Landasan yuridis
• landasan empiris
• landasan teoritis
l Pengembangan Kurikulum

Sejak diundangkan Undang-Undang No 20 tahun 2003


tgentang sistem pendidikan nasional, pemerintah sudah
secara terus menerus melakukan penyesuaian
kurikulum sesuai dengan amanat undang-undang
tersebut. Amanatkan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan penyelenggara pendidikan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi
peserta didik sebagai generasi penerus, yang diyakini
akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh
kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang
zaman.
purnaan Pola Pikir Kurikulum

Dikemukakan bahwa apabila guru tidak bisa


menyesuaikan diri dengan dinamikan masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kecendrungan guru akan memberikan materi yang usang,
pembelajaran yang dilaksanakan kecendrungan sesuai
dengan masalah dan jaman dimasa lampau. Sedangkan
intensitas dan kualitas masalah yang dihadapi anak didik
sekarang sudah sangat kompleks yang membutuhkan ilmu
dan pengetahuan sesuai dengan dinamika tersebut.
PERBEDAAN KURIKULUM
ERDEKA DENGAN
URIKULUM 2013 (K.13)
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang

diberikan oleh suatulembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan

pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang

2 pendidikan. Sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk melaksanakan

pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik merupakan

proses belajar yang dirancang agar anak didikaktif dan inovatif.

Kurikulum merdeka dirancang dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya

lebih sederhana dan lebih mendalam, termasuk memberikan kemerdekaan bagi suatu

pendidikandalam mengembangkannya, serta lebih menghadirkan sistem

pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif.


F .Keunggulan Kurikulum
Merdeka Belajar
Konsep Merdeka Belajar menurut pendapat (Sherly dkk,
2020) “mengembalikan sistem pendidikan nasional
kepada esensi undang-undang untuk memberikan
kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi
dasar kurikulum menjadi penilaian mereka”. Dengan
menerapkan kurikulum merdeka akan lebih relevan dan
interaktif dimana pembelajaran berbasis proyek akan
memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk
secara aktif menggali isu-isu yang faktual.
A. Kesimpulan
• Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Dalam sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia telah tercatat sebanyak sebelas kali yaitu sejak tahun 1945, kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006 dan
2013. Yang dimana setiap kurikulumnya mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dan kurikulum ini dapat berubah
kapanpun sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia.
• Perubahan kurikulum pada dirinya sendiri harus dipandang sebagai suatu tindakan positif, kreatif, dan dinamis terlepas dari
siapa perancang dan siapa pelakunya. Dalam hal ini, perubahan itu perlu demi peningkatan mutu pendidikan minimal untuk
mengimbangi apa yang terjadi di negara-negara maju.
• Dalam mencapai tujuan, perlu diadakan penyempurnaan, pengembangan berbagai unsur dalam penyelenggaraan
pendidikan, mulai dari sarana prasarana, mutu guru, pembiayaan dan kurikulum, selain sarana, prasarana dan
pembiayaan, mutu guru dan kurikulum merupakan unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.
• Ketidakmauan dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan
lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
• Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal
agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi sedangkan kurikulum 2013
guru dituntut siap untuk melaksanakan pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik merupakan
proses belajar yang dirancang agar anak didikaktif dan inovatif.
• Dengan menerapkan kurikulum merdeka akan lebih relevan dan interaktif dimana pembelajaran berbasis proyek akan
memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk secara aktif menggali isu-isu yang faktual.
B. Saran

Sarannya yaitu pemerintah agar membuat


kebijakan di bidang pendidikan yang lebih
matang, sosialisasi yang memadai, dan
pelatihan kepada guru dengan baik. Karena
gurulah yang berhadapan langsung dengan
siswa.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai