Anda di halaman 1dari 13

1.

Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memberikan pesan
atau info dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian serta minat peserta
didik untuk belajar terlebih khusus dalam proses belajar-mengajar jarak jauh dibutuhkan media
pembelajaran tepat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi materi pembelajaran
sehingga dapat digunakan secara maksimal . Maka dengan penggunaan media yang sesuai dapat
memungkinkan siswa untuk menyerap nilai-nilai yang di suguhkan.Penggunaan media pembelajaran
jarak jauh yang efektif sangat di perlukan untuk menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.

Contoh pengalaman saya dalam menyampaikan materi yaitu pada pelajaran matematika belajar
tentang alat ukur satuan Panjang.Saya menggunakan media visual yang menggambarkan alat ukur
satuan tangga yaitu cm,dm,dll serta media konkret yaitu berupa benda mainan lego yang dibentuk
menjadi tangga satuan.Saya menjelaskan dan menunjukkan alat media tersebut kepada peserta
didik melalui zoom meeting dan memberi tugas kepada siswa untuk membuat alat media yang sama
seperti contoh agar siswa dapat memahami dan merasakan fungsi alat media konkret dan media
visual walaupun dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Komponen -komponen dalam Menyusun rencana pembelajaran

1. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan.

2. Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema.

3. Kelas dan semester.

4. Materi esensial atau pokok.

5. Alokasi waktu.

6. Tujuan pembelajaran.

7. Kompetensi inti.

8. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

9. Materi pembelajaran.

10. Metode pembelajaran.

11. Media pembelajaran.

12. Sumber belajar

13. Langkah-langkah atau skenario pembelajaran.

14. Penilaian hasil belajar.


1. Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih
media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan oleh siswa? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet,
perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke
internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah siswa
diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet
jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih
penting untuk siswa. Siswa harus memperoleh akses. Dalam hal ini media
harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktivitas siswa, bukan hanya
guru yang menggunakan media tersebut.
2. Cost. Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih biasanya cenderung
mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek
menfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit biaya dari
sebuah media akan semakin menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal,
jika guru kreatif dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan
objek-objek untuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah namun
efektif.
3. Technology. Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita
perlu perhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah menggunakannya?
Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita
pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
4. Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi
dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda
kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa dalam
beraktivitas, misalnya puzzel untuk anak SD, siswa dapat menggunakannya
sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan
dalam bentuk permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik,
intelektual maupun mental.
5. Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang disebut
pusat sumber belajar?
6. Novelty. Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi
pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik
bagi siswa.

PROSEDUR PEMBUATAN “MODIFIKASI ALAT PERAGA SISTEM


PEREDARAN DARAH”

WIWIN SULANDARI

c. Model dibuat dengan menghilangkan bagian tertentu dari obyek aslinya Teknik penyiapan
model seperti ini dimaksudkan untuk menunjukkan bagian-bagian tertentu saja dari suatu
obyek biologi. Bagian yang tidak dibuang adalah bagian yang ditonjolkan supaya mendapat
perhatian lebih dari siswa. Contoh model seperti ini antara lain model system peredaran darah
yang hanya menunjukkan pembuluh darah, jantung dan paru-paru. 94 Gambar .7 Model
peredaran darah dibuat dengan menghilangkan bagian tertentu dari obyek aslinya

a. Guru memperkenalkan alat peraga kepada siswa

b. Guru mempraktekkan cara kerja alat peraga sistem peredaran darah

c. Dalam alat ini, ketika salah satu bilik ditekan akan terjadi simulasi proses
peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan seluruh tubuh.

d. Seluruh botol terhubung dengan selang (sebagai pembuluh darah) dan


katup bekerja dalam waktu bersamaan meskipun hanya satu bilik yang
ditekan sehingga air (darah) bersirkulasi layaknya sistem peredaran darah
manusia.

e. Sebagai contoh, pada saat bilik kiri ditekan, air akan mengalir dari bilik
kiri ke seluruh tubuh melalui pembuluh nadi, kemudian menuju ke serambi
kanan melalui pembuluh balik.

f. Pada saat ditekan, air dari bilik kiri tidak bisa kembali/bercampur ke
serambi kiri, pada saat ditekan katub akan menutup dan pada saat dilepas
air akan turun dari serambi ke bilik kiri.

g. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok.

h. Setelah siswa memahami penjelasan dari guru, kemudian siswa


menggunakan alat peraga sistem peredaran darah di luar kelas. Dengan
alasan alat peraga ini menggunakan air, jadi jika air tumpah tidak di dalam
kelas.

i. Guru memberikan penilaian apakah penggunaan alat peraga sistem


peredaran darah sudah tepat atau belum, jika belum tepat guru beserta
siswa bersama-sama mempraktekkan cara kerja alat peraga sistem
peredaran darah.(konfirmasi)
Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya. Wilayah kepulauan yang
membentang dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia memiliki
keragaman budaya dari berbagai suku bangsa. Berdasarkan sensus Badan
Pusat Statistik pada tahun 2010, ada lebih dari 300 kelompok etnik atau 1.340
kelompok suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman ini mencetuskan
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu.
Meski memiliki aneka ragam suku, budaya, agama, dan golongan, Indonesia
tetaplah satu kesatuan.
Semboyan tersebut mengukuhkan bahwa sejatinya keragaman yang ada di
negeri kita ini merupakan kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia yang
tidak dimiliki oleh negara lain.berbagai keragaman tersebut melahirkan bentuk
keragaman budaya Indonesia. Keragaman budaya tersebut beraneka macam,
seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat
tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, bahkan
beragam makanan khas.
1. Rumah Adat

Rumah adat tradisional adalah sebuah bangunan atau konstruksi yang sengaja
dibangun dan dibuat sama persis dari tiap generasi tanpa adanya modifikasi.
Rumah adat masih hingga kini masih dipertahankan, baik segi kegunaan, fungsi
sosial, dan budaya di balik corak atau desain bangunan tersebut. Bahkan, nama
rumah adat di masing-masing daerah pun berbeda.

2. Upacara Adat

Upacara adat adalah salah satu bentuk adat istiadat atau kebiasaan masyarakat
tradisional yang masih mempunyai nilai-nilai relevan bagi kehidupan dan
kebutuhan masyarakat. Upacara adat dikenal sebagai salah satu warisan nenek
moyang di daerah masing-masing yang dijaga dan dilestarikan secara turun-
temurun. Meskipun perkembangan zaman semakin maju, namun upacara adat tak
dilupakan oleh sebagian masyarakat. Hal itu karena upacara adat memiliki nilai
filosofis dan kekuatan tersendiri oleh sebagian masyarakat setempat.

3. Pakaian Adat Tradisional

Pakaian adat tradisional merupakan salah satu identitas dari salah satu suku. Cara
pertama kali yang digunakan dalam mengenali suatu suku adalah dengan melihat
pakaian adatnya, selain melihat dari rumah adatnya. Biasanya pakaian adat
dikenakan ketika upacara adat berlangsung. Seiring dengan perkembangan zaman,
pakaian adat telah menjadi salah satu tren dalam berbusana. Bahkan banyak yang
memodifikasi pakaian adat agar terlihat trendi, meskipun dikenakan saat acara
informal serta dipadupadankan dengan pakaian modern.

4. Tarian Adat Tradisional


Tarian adat sering menjadi satu rangkaian dalam seremoni upacara adat. Tarian
adat tradisional lazimnya memiliki karakteristik yang memperlihatkan budaya dan
kearifan daerah setempat. Tarian adat tradisional menjadi salah satu keragaman
budaya Indonesia yang terkenal dan banyak diperlihatkan di acara penting tingkat
Internasional.

5. Alat Musik dan Lagu Tradisional

Indonesia mempunyai berbagai alat musik tradisional khas dan unik. Bahkan
beberapa alat musik tradisional Indonesia telah dikenal hingga ranah Internasional.
Bagi kehidupan masyarakat adat, alat musik tradisional memiliki 3 fungsi, sebagai
salah satu media atau sarana upacara adat, pengisi latar musik pada pertunjukan
seni, dan sarana ekspresi, kreasi, bahkan komunikasi.

6. Senjata Tradisional

Awalnya senjata tradisional digunakan untuk berburu, berladang hingga melindungi


diri dari musuh. Seiring berjalannya waktu, senjata tradisional menjadi jati diri serta
simbol dari suatu suku serta aset kebudayaan sebuah daerah yang mengandung
nilai serta norma budaya yang dianut masyarakat tersebut.

7. Makanan Khas

Nampaknya tidak elok apabila makanan di daerah tidak menjadi identitas daerah
tersebut. Sebagai negara kepulauan dengan tanahnya yang subur serta dapat
menumbuhkan berbagai jenis tanaman, menjadikan Indonesia kaya akan hasil bumi
yang beragam. Sehingga muncul sajian khas dari masing-masing daerah dengan
memanfaatkan hasil bumi yang ada. Sajian tersebut menciptakan makanan khas
dengan cita rasa yang melekat di setiap hidangannya.

Keragaman budaya Indonesia datang dari berbagai kebudayaan lokal yang terus
tumbuh dan berkembang. Adapun munculnya keragaman budaya tersebut akibat
dari pengaruh yang tampak dan merekah di masyarakat. Sehingga menciptakan
kebudayaan itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, perkembangan kebudayaan
mempunyai peran dan fungsi untuk meningkatkan semangat nasionalis. Hal itu
karena budaya lokal memuat nilai-nilai sosial yang perlu diterapkan oleh tiap
masyarakat Indonesia itu sendiri.

Bahkan dengan perkembangan informasi yang semakin global, budaya Indonesia


semakin menyebar tidak hanya di Indonesia saja. Beberapa negara luar telah
mengenal budaya asli Indonesia. Sehingga menarik minat untuk berkunjung serta
mempelajari budaya tersebut. Hal ini berkat semangat nasionalis para generasi
muda Indonesia yang tidak hanya mempertahankan budaya lokal. Namun juga
menyebarkan hingga ke luar Indonesia.

Kegiatan-kegiatan dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan budaya tersebut.


Mulai dari lingkup nasional hingga internasional. Tidak hanya di dalam Indonesia
saja, kegiatan juga dihelat di luar Indonesia, seperti di kantor duta besar Indonesia
di masing-masing negara. Budaya lokal yang diperkenalkan diantaranya adalah
masakan khas Indonesia, pakaian adat serta tarian tradisional.

 
Tujuan pendidikan berarti sesuatu yang hendak dicapai atau diharapkan setelah proses belajar
dilakukan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan program
pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat
Menurut Hasan dalam Sapriya (2006: 15) menyatakan tujuan pendidikan IPS dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual siswa, pengembangan rasa
tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembanan diri siswa
sebagai pribadi. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi menyatakan
bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki kesadaran terhadap nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Sedangkan menurut Sapriya (2006: 33) menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu:
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sejarah sosiologi, antropologi,
ekonomi, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, dan
keterampilan sosial.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang
heterogen baik secara nasional maupun global.

 Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah


untuk mendidik siswa agar prestasi belajarnya meningkat dengan mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya melalui keterampilan IPS. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berpikir
logis dan kritis, inkuiri, menemukan masalah dan memecahkan masalah. Selain itu diharapkan
siswa juga memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai sosial, serta mampu meningkatkan
kerja sama dan kompetensi dalam

masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.

Teks bacaan tersebut menceritakan tentang kegiatan berkemas yang


dilakukan oleh Amaranti dan keluarganya untuk bersiap pindah ke rumah
yang baru. Sebagai makhluk sosial, tetangga, saudara, serta temannya
yang bernama Aisya ikut membantu Amaranti mengemasi barang-barang
yang hendka dipindahkan ke rumah baru.
Berdasarkan kisah tersebut, kita dapat memahami bahwa manusia adalah
makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang
lain. Oleh karena itu, apabila teman, saudara atau tetangga kita sedang
melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan bantuan kita, maka kita
harus ikut membantu selama kita mampu. Karena tidak menutup
kemungkinan, suatu saat kita juga membutuhkan bantuan orang lain.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, Bu Jumi selaku guru  mata
pelajaran memfasilitasi pengembangan keterampilan
mengorganisasikan informasi kepada semua siswanya dengan cara
menayangkan video tentang lingkungan rumah dan sekolah. Dari video
tersebut, bu Jumi memberikan penjelasan dan siswa juga dapat melihat
secara langsung bagaimana bentuk dan situasi lingkungan disekitar.
Penjelasan:
Seorang guru harus mampu membantu siswa dengan mengembangkan
keterampilan mengorganisasikan informasi. Untuk membantu siswa,
seorang guru dapat melakukan berbagai hal yang tujuannya untuk
mengembangkan keterampilan siswa, salah satunya adalah dengan
mengorganisasikan informasi. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh
Bu Jumi, yakni dengan memperlihatkan secara langsung melalui video
kepada siswa mengenai materi yang dijelaskan pada pertemuan tersebut.
Untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan berbagai
keterampilannya, maka seorang guru juga harus memiliki berbagai
keterampilan lainnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Keterampilan bertanya.
2. Keterampilan menjelaskan.
3. Keterampilan memberikan penguatan.
4. Keterampilan mengadakan variasi.
5. Keterampilan membuka serta menutup pelajaran.
6. Keterampilan mengelola kelas, dan lain sebagainya.
1.Rutin mengajak anak beribadah bersama
Sila pertama Pancasila mengandung nilai Ketuhanan yang didalamnya
memberikan tugas kepada orang tua untuk mengenalkan dan mengajarkan
anak tentang agama. Untuk anak yang masih berusia dini, salah satu cara
termudah mengenalkan anak dengan agama dan Tuhan YME adalah dengan
mengajaknya beribadah bersama. Lebih baik jika rutin kita ajak beribadah di
tempat ibadah sesuai agama masing-masing.
 
Cara lain yang bisa orang tua ajarkan pada anak sebagai penanaman
Pancasila sila pertama adalah dengan membiasakan berdoa di setiap
aktivitas anak. Misalnya sebelum makan, tidur atau bermain. Jangan lupa
orang tua selalu mengingatkan untuk berdoa terlebih dahulu. Mengenalkan
anak pada kitab suci juga menjadi salah satu pengamalan Pancasila untuk
anak kita yang masih berusia dini.
 
2.Berkunjung ke rumah saudara
Berkunjung ke rumah sanak saudara, teman atau tetangga merupakan salah
satu cara menumbuhkan nilai Pancasila pada anak usia dini. Sila kedua yang
mengandung makna kemanusiaan, berarti menugaskan kepada orang tua
agar senantiasa menanamkan karakter simpati dan empati dalam diri anak
kita.
 
Cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan meminta anak
menghibur temannya yang sedang menangis, menolong teman jika
melihatnya terjatuh atau kesusahan, dan lain sebagainya. Pembiasaan-
pembiasaan ini lambat laun akan menjadikan anak tumbuh dengan jiwa
kemanusiaan yang tinggi.
 
3.Mengajak teman bermain bersama
Pada sila ketiga Pancasila terkandung makna persatuan. Dalam hal ini orang
tua wajib membiasakan anak untuk rukun. Baik rukun dengan teman
bermain, dengan cara mengajak teman bermain bersama tanpa
membedakan status sosial. Jangan lupa untuk mengajarkan anak tentang
kebersamaan, Misalnya sesekali mengajak anak dan teman-temannya makan
kue bersama di teras rumah. Selain membuat anak-anak senang, hal ini juga
membelajari anak kita tentang makna penting dari kebersamaan.
 
4.Memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sesuai keinginannya
Musyawarah untuk mufakat menjadi makna sila keempat pancasila. Tugas
kita sebagai orang tua adalah memberikan kebebasan atau kesempatan
untuk anak dalam menentukan keinginannya. Salah satu cara sederhana
menanamkan nilai Pancasila sila keempat ini misalnya dengan menanyakan
kepada anak tentang menu makanannya. Anak tentu akan memberikan
beberapa argumen tentang makanan apa yang mereka inginkan. Atau bisa
juga dengan memberikan kesempatan pada anak untuk memilih pakaian
yang ingin mereka pakai sendiri. Dari dua contoh kebiasaan ini, menjadi
dasar orang tua untuk membiasakan anak berpendapat dan mendengarkan
pendapat orang lain.
 
5.Berbagi dengan teman
Keadilan menjadi makna penting dalam sila kelima Pancasila. Orang tua
dapat membiasakan anak untuk berbagi dengan orang lain. Contoh
sederhana misalnya berbagi mainan atau makanan dengan teman.
Mengingat anak untuk bersikap adil terhadap semua teman, tidak
membedakan teman, senantiasa untuk mau bermain dengan semua teman
menjadi anak kita terbiasa untuk hidup adil dalam segala hal.
Kerja bakti bersama di lingkungan sekolah atau masyarakat Salah satu
contoh kegiatan lain yang merupakan bentuk pemaknaaan penanaman nilai-
nilai nasionalisme dalam lingkup kehidupan sehari-hari di anak-anak sekolah
dasar adalah kerja bakti bersama. Pelaksanaan kerja bakti ini pada umumnya
tidak terikat waktu. Kapanpun itu, jika dikehendaki, maka kegiatan akan
berjalan. (d) Kegiatan kepramukaan yang diikuti oleh siswa putra Pramuka
itu hanya diikuti oleh kelompok laki-laki, karena anak laki-laki itu lebih kuat
daripada

anak perempuan. Secara fisik maupun mental, anak Laki-laki lebih unggul.
Oleh karena itu, dalam hal kepramukaan hanya anak putra saja yang
dilibatkan dan perempuan itu harus dididik menjadi perempuan yang sejati,
yang sepenuhnya mencerminkan moral yang baik

Menanamkan rasa cinta anah air sejak usia dini. Salah satu caranya
menanamkan sikap bangga menjadi bangsa Indonesia, mencintai bangsa
sendiri serta memperkenalkan dan mencintai budaya-budaya asli Indonesia
kepada anak- anak sejak usia dini

1. Saling Menghargai
Hal utama yang paling penting untuk bisa dilakukan yaitu dengan saling
menghargai. Dengan saling menghargai, maka akan memberikan manfaat
yang baik. Serta, tidak terjadi permasalahan yang memang tidak diperlukan.
Tidak ada manfaat dari permasalahan yang terjadi. Sebaliknya, jika saling
menghargai satu sama lain maka akan sangat bermanfaat.
Cobalah untuk bisa menghargai baik Agama, suku, ras dan golongannya.
Jangan jadikan hal tersebut sebagai perbedaan yang mendalam. Justru,
sebaiknya bisa digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia
mencintai keberagaman. Dimanapun anda berada, tetaplah miliki rasa untuk
bisa saling menghargai!
2. Membantu Satu Sama Lain
Sejatinya, manusia merupakan makhluk sosial yang memang membutuhkan
satu sama lainnya. Termasuk dalam hal menjalin keberagaman di Indonesia.
Dengan membantu satu sama lainnya akan memberikan efek yang sangat
besar. Terlebih, sesama masyarakat Indonesia memang seharusnya
melakukan hal ini.
Seperti saat terdapat musibah maka bisa membantu satu sama lainnya.
Bersikaplah baik untuk tetap membantu lainnya. Jangan jadikan perbedaan
sebagai alasan untuk tidak membantu. Tetapi, tetap berikan bantuan yang
memang bisa bermanfaat untuk digunakan. Hal ini akan membuat pola
kehidupan yang lebih baik.
3. Tidak Saling Menjatuhkan
Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling
menjatuhkan. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap
berjalan. Di Negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang
begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat.
Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.
Sebenarnya, hal tersebut berat jika dilakukan sendiri. Sebaliknya, jika
dilakukan bersama-sama tentu tidak. Justru, akan sangat menyenangkan
untuk dilakukan. Mulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat
lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian,
sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk
dilakukan!
4. Saling Menjalin Kebersamaan
Baik dalam kondisi susah maupun senang, maka bisa untuk tetap menjalin
kebersamaan. Jangan biarkan, saudara yang disana sedang susah maka tidak
diberikan bantuan yang sesuai. Harus diberikan penanganan yang memang
tepat. Padahal, saat ini sudah begitu banyak akses yang bisa dilakukan untuk
tetap menjalin kebersamaan.
Tidak hanya pada kondisi senang saja, tetapi saat kondisi susah juga.
Tetaplah menjadi bagian dari masyarakat yang memang siap membantu
sesama. Jalin kebersamaan sesama masyarakat Indonesia. Jangan sampai,
keberagaman ini hilang karena tidak ada jalinan kebersamaan satu sama
lainnya. Mulailah dari sekarang!
Nah itulah beberapa tips agar kita sebagai masyarakat Indonesia dapat terus
merawat keberagaman di Indonesia agar menjadikan negara ini melesat
sebagai negara maju di masa depan. Untuk informasi produk asuransi kamu
bisa kunjungi website www.aswata.co.id yang sudah dipercaya masyarakat
sejak 56 tahun.

Lalu, bagaimana cara menanamkan nilai Pancasila pada anak yang masih
berusia dini? Berikut adalah lima cara menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
anak berdasarkan masing-masing sila.

1. Mengajak anak untuk berdoa dan beribadah bersama


Sila pertama mengandung nilai-nilai ketuhanan di dalamnya. Orang tua perlu
menanamkan pada anak-anak untuk mengenalkan dan mengajarkan agama
pada anak sejak dini.

Mengenalkan agama dapat dimulai dari mengajak anak beribadah bersama-


sama, sehingga anak sudah terbiasa beribadah sejak dini. Ayah dan Ibu juga
bisa mengajarkan doa-doa sehari-hari. Misalnya doa sebelum makan, doa
sebelum tidur, dan doa-doa lainnya.

2. Berkumpul bersama keluarga dan teman


Untuk menerapkan sila kedua yang mengandung nilai kemanusiaan, anak
perlu diajarkan tentang rasa persaudaraan, saling membantu, dan bergotong-
royong. Penting bagi Ayah dan Ibu untuk menanamkan empati pada anak.

Baca Juga: Cara Mengenalkan Konsep Waktu Sesuai Usia Si Kecil

Salah satu caranya adalah dengan berkunjung ke rumah saudara ataupun


teman, serta mengajarkan anak untuk membantu saudara atau teman yang
sedang mengalami kesulitan.

3. Mengajak teman bermain, apapun latar belakangnya


Sila yang ketiga mengandung nilai-nilai persatuan. Untuk menerapkan nilai
ini, Ayah dan Ibu perlu mengajarkan anak untuk berteman tanpa pandang
bulu. Ajari anak untuk mengajak teman bermain tanpa memandang latar
belakangnya, baik ras, agama, dan status sosial. Dengan bermain bersama,
anak juga akan memahami makna pentingnya kebersamaan.

4. Memberikan anak kesempatan untuk berpendapat dan


menghargai pendapat orang lain
Sila keempat berkaitan dengan demokrasi dan musyawarah. Untuk
menanamkan nilai pada sila keempat, Ayah dan Ibu perlu memberi
kesempatan bagi anak untuk berpendapat dan menentukan keputusannya
sendiri.

Ayah dan Ibu dapat memulainya dengan hal-hal kecil, seperti membiarkan
anak memilih menu makanan, atau memilih baju yang hendak anak pakai
sebelum pergi jalan-jalan.

5. Berbagi dengan orang lain


Sila kelima memiliki makna keadilan. Ayah dan Ibu bisa membiasakan anak
untuk berbagi dengan teman atau saudaranya. Misalnya saat bermain sebuah
mainan, ajarkanlah anak untuk bergantian bermain. Berbagi juga bisa
diterapkan saat anak membawa makanan. Ayah dan Ibu bisa mengajari anak
untuk berbagi makanan pada temannya.
Menanamkan nilai Pancasila pada anak dapat dimulai sejak dini, dan dimulai
dengan hal-hal yang sederhana. Membiasakan hal-hal kecil tersebut sejak
dini dapat membuat anak terbiasa sampai ia dewasa nanti.

Upacara Bendera

Upacara bendera adalah kegaiatan wajib dihari senin yang dilakukan


dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas
untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada siswa, selain itu
terdapat pula nilai kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama dan
kekompakan. Dalam penanaman nilai berkhebinekaan global terdapat
pada penanaman nilai kebangsaan pada siswa dengan mengenalkan
bendera Indonesia, lagu-lagu nasional yang bertujuan untuk siswa
dapat mengenal dan mencintai bangsanya sendiri. Pentingnya upacara
bendera di sekolah bertujuan untuk menanamkan dan membiasakan
pelajar menanamkan sikap nasionalisme. dengan menanamkan sikap
nasionalisme diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia pembangun
yakni generasi yang mampu mengisi dan mempertahankan
kemerdekaan bangsa dan negaranya.

Menyanyikan Lagu Daerah

Lagu daerah dikenal secara turun temurun, syair lagu daerah berisi
gambaran tingkah laku masyarakat setempat secara umum. Teknik
ucapan dengan dialek bahasa daerah setempat. Bentuk dan pola
susunan melodi mudah dan sederhana.

Program literasi

Melalui literasi membaca siswa mendapatkan banyak manfaat,


antaranya membantu pengembangan pemikiran dan menjernihkan
cara berpikir, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori dan
pemahaman. Dengan sering membaca, seseorang mengembangkan
kemampuan untuk memproses ilmu pengetahuan, mempelajari
berbagai disiplin ilmu, dan menerapkan dalam hidup.

Anda mungkin juga menyukai