Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH SMA N 1

CANDIOROTO

Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Telaah dan
Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu Molas Warsi Nugraheni, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Ika Nurwidyastuti (1910301029)

Rike Setyaningrum M.I (1910301086)

Ajeng Sri Rahayu (1910301087)

Ajeng Shara Kusuma Haaryati (1910301099)

Saftiko Nurrahman (1910301123)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Kurikulum apa yang digunakan di SMA NEGERI 1 CANDIROTO?

2. Apa tujuan dan penekanan pengembangan kurikulum dalam mata


pelajaran Bahasa Indonesia?

3. Berapa alokasi waktu pelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dalam


satu minggu?

4. Bagaimana pengalokasian waktu KBM dan metode pembelajaran


selama pandemi Covid-19 supaya efektif dan efisien?

5. Bagaimana cara mewujudkan pengembangan kurikulum yang efektif


dan efisien bagi jenjang SMA? Terutama di SMA N 1 CANDIROTO

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui kurikulum apa yang digunakan di SMA N 1


CANDIROTO.

2. Untuk mengetahui tujuan dan penekanan pengembangan kurikulum


dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Untuk mengetahui berapa alokasi waktu pelajaran mata pelajaran


bahasa Indonesia dalam satu minggu.

4. Untuk pengalokasian waktu KBM dan metode pembelajaran selama


pandemi Covid-19 supaya efektif dan efisien?
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mewujudkan pengembangan
kurikulum yang efektif dan efisien bagi jenjang SMA? Terutama di SMA
N 1 CANDIROTO.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI

2.1 LANDASAN TEORI

2.2 METODOLOGI

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan


pengembangan model deskriptif. Menurut Sukmadinata, (2012) kualitatif
deskriptif yaitu ditunjukkan untuk memahami analisis hasil data berupa deskripsi
yang dapat dilihat baik dari sudut maupun dari partisipan, karena dapat berupa
tanya jawab, peninjauan secara langsung, dan pemikiran pendapat ide masing-
masing tersebut. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode wawancara secara langsung kepada guru yang
bersangkutan. Hasil wawancara tersebut dianalisis secara terperinci dan
mendalam. Kemudian dilaporkan dalam bentuk deskripsi. Sumber data berupa
rekaman wawancara yang dilakukan bersama guru Bahasa Indonesia SMA N 1
Candiroto. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA N 1 Candiroto merupakan sekolah naungan Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan yang beralamat di Jl. Sibajak, Muntung, Candiroto Kec.
Candiroto Kab. Temanggung Prov. Jawa Tengah Kode Pos 56257. Sekolah
dengan visi “ Terwujudnya Sekolah yang Bertaqwa, Berprestasi, Berbudaya, serta
Berwawasan Lingkungan” ini berdiri di tanah seluas 3m 2 dan merupakan sekolah
yang sudah berakreditasi A.

Model kurikulum yang digunakan oleh SMA N 1 Candiroro merupakan


kurikulum gabungan. Dimana SMA N 1 Candiroto menggunakan gabungan
kurikulum KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum
2013. Penggunaan kurikulum gabungan ini disesuaikan dengan kondisi dan
fasilitas yang ada di SMA N 1 Candiroto.

Pengembangan kurikulum SMA N 1 Candiroto disesuaikan dengan


komponen pengembangan kurikulum. Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaa
pendidikan SMA Negeri 1 Candiroto didasarkan dengan tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan menengah yaitu 1). Meningkatkan keimanan dan
ketakwaan sebagai landasan untuk berbudi pekerti, 2). Meningkatkan prestasi
akademik dan nonakademik siswa ditandai dengan meningkatnya peringkat, 3).
Meningkatkan tamatan yang diterima dijenjang pendidikan tinggi mencapai 50%,
4). Meningkatkan prestasi warga sekolah dalam karier profesional, 5).
Meningkatkan keterampilan siswa agar mampu, dan 6). Meningkatkan disiplin
semua warga sekolah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing,
diantaranya a). Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah, dan b). Membentuk
peserta didik agar berperan serta dalam upaya pelestarian lingkungan hidup,
mencegah terjadinya pencemaran dan mencegah kerusakan lingkungan hidup.
Komponen pengembangan kurikulum yang kedua adalah isi yang merupakan
materi yang akan diberikan dan disampaikan oleh guru kepada peserta didik
selama proses belajar mengajar terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pertama, pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik harus mampu dan
memiliki keterampilan yang mereka butuhkan saat berada di masyarakat misalnya
surat menyurat, yang memang dibutuhkan dalam masyarakat. Kedua,
pembelajaran yang menjadikan peserta didik mampu untuk menyampaikan isi
hatinya baik secara tertulis, kemudian penyampaian isi hati tersebut disampaikan
baik dalam bentuk bahasa secara resmi maupun dalam bentuk sastra, misalnya
pembelajaran menulis cerita deskriptif, cerita pendek, puisi, dll.

Adanya pandemi Covid-19 ini juga mengmpengaruhi pengembangan


kurikulum pada metode atau cara penyampaikan isi atau materi yang akan
disampaikan. Metode yang dilakukan adalah pemberian materi dengan disertai
contoh. Kemudian siswa mempelajari materi yang diberikan serta praktik sendiri
yang dilakukan di rumah.

Jika dilihat dari kurikulum yang sudah diputuskan oleh pusat, alokasi
waktu mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam satu minggu adalah empat jam
pelajaran. Dengan rincian satu kali pertemuan yakni dua jam pelajaran. Untuk satu
jam pelajaran adalah 45 menit. Alokasi waktu di mata pelajaran bahasa Indonesia
ini berlaku untuk seluruh kelas, baik kelas sepuluh, sebelas, dan dua belas.

Di masa pandemi Covid-19 ini untuk pengalokasian waktu Kegiatan


Belajar Mengajar atau KBM memang berbeda dengan pembelajaran yang
sistemnya tatap muka atau secara langsung. Dalam pembelajaran daring ini
sebenarnya masih tetap sama terkait pengalokasian waktu yakni satu minggu
adalah empat jam pelajaran. Hanya saja di dalam pembelajaran tatap muka ini
untuk dua jam pelajaran pertama KBM dilakukan untuk menyampaikan teori dan
juga penjelasan terkait dengan materi, sedangkan untuk dua jam yang lain
digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas. Hal ini dilakukan untuk
mengefektifkan dan mengefisienkan waktu pembelajaran, jadi dalam hal ini selain
siswa dapat menerima materi di dua pertama siswa juga memiliki waktu untuk
belajar sendiri dan mengeksplorasi diri pada dua jam yang lain.
Pengembangan kurikulum pada mata pembelajaran bahasa Indonesia yang
dianggap lebih efektif dana efesien adalah pemberian pembelajaran dasar bahasa
Indonesia yang lebih menekankan pada kegitan tulis menulis dan penguasaan
kemampuan berbicara seperti ceramah dan pidato. SMA N 1 Candiroto tidak
hanya memberikan pembelajaran dalam bentuk teori saja tetapi juga ditekanakan
pada kemampuan yang harus dimiliki agar tetap bisa beradaptasi dalam
masyarakat. Selain itu pengembangan kurikulum juga terdapat dalam RPP atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di mana RPP yang dahulu di buat berlembar-
lembar, namun untuk sekarang RPP yang dibuat cukup satu lembar saja. Alasan
dibuatnya RPP satu lembar ini adalah dianggap lebih efektif dan juga efisien. Hal
ini sebenarnya hal-hal yang tertuang dalam RPP sudah ada dalam pikiran guru,
misalnya langkah-langkah pembelajaran, materi, contoh soal, penilaian. Jadi yang
ditulis adalah hal-hal yang perlu saja, adapun hal-hal yang terdapat di dalam RPP
satu lembar ini diantaranya 1) identitas sekolah. Di dalam identitas ini memuat
satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok dan alokasi
waktu. 2) kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran ini terdapat tiga
tahap, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Di dalam
kegiatan pendahuluan terdapat empat poin yakni orientasi (melakukan penbukaan
dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran), apersepsi
(mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman materi
peserta didik terhadap materi sebelumnya), motivasi (memberikan gambaran
terkait manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan), pemberian acuan
(memberitahukan materi yang akan di bahasa dalam pembelajaran). Selanjutnya
adalah kegiatan inti, di dalam kegiatan inti juga terdapat lima aspek, yakni literasi
(siswa diberi stimulus untuk memusatkan perhatian terhadap materi), critical
thinking (guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya), collaboration
( siswa dibentuk kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah dalam materi),
communication (peserta didik menyimpulkan terkait hasil diskusi), creativity
(siswa bertanya tentang hal yang belum dipahami). Lalu setelah kegiatan inti
adalah kegiatan penutup di mana peserta didik di sini membuat ringkasan,
mengagendakan pekerjaan rumah dan tugas terkait dengan materi yang diberikan.
Selain itu guru juga memeriksa pekerjaan peserta didik yang telah selesai, dan
memberikan penghargaan kepada peserta didik atas pekerjaannya. 3) penilaian, di
dalam penilaian ini terdapat tiga ranah penilaian, yakni penilaian sikap, tes
tertulis, serta tes praktik. Selain alasan yang telah disebutkan sebelumnya, alasan
lain penggunaan RPP satu lembar ini adalah di era adiwiyata ini kantor khususnya
sekolah dituntut sebisa mungkin untuk memperkecil penggunaan kertas, apalagi
SMA N 1 Candiroto ini sudah berstatus sebagai sekolah adiwiyata. Jadi dari
alasan tadi dapat ditarik kesimpulan bahwasanya RPP sekatang ini merupakan
salah satu pengembangan di dalam kurikulum yang lebih efektif, efisien, serta
mengikuti perkembangan era atau jaman.

Anda mungkin juga menyukai