Anda di halaman 1dari 8

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MENGENAL HURUF

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET


PADA SISWA KELAS 1 SDIT MENTARI INDONESIA 02

Arfah Dwi Saputra


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
mpoapot169@gmail.com

Rojif Mualim
UIN Raden Mas Said Surakarta
Rojifmualim@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD Islam
Terpadu Mentari Indonesia 02 dengan menggunakan media konkret. Permasalahan utama dari
penelitian ini adalah bahwa media tertentu dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
membaca siswa. Permasalahan di atas adalah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas.
Rancangan tindakan kelompok ini menggunakan model siklus yang sesuai dengan kriteria
penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes pada setiap
akhir periode. Metode yang digunakan para ilmuan adalah metode khusus. Rumusan hipotesis
kerja dalam makalah ini adalah: jika transfer atau pengelolaan pembelajaran dilakukan melalui
media tertentu, maka kemampuan membaca siswa kelas 1 SDIT Mentari Indonesia 02 dapat
ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tindakan kelas
menunjukkan bahwa media tertentu dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca
siswa kelas 1. Halm ini terlihat dari kelengkapan siklus pertama, mahasiswa yang diketahui telah
lulus.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Membaca Permulaan, Metode Konkret


PENDAHULUAN
Keterampilan dasar berbahasa adalah keterampilan berbahasa yang harus dimiliki
setiap orang untuk memperkuat pengetahuan, pengalaman, penalaran, meningkatkan daya
pikir dan mencapai kemajuan dari waktu ke waktu. Membaca sangat erat kaitannya
dengan pembelajaran bahasa indonesia karena membaca merupakan salah satu dari empat
bidang bahasa ( membaca, menulis, berbicara, menyimak) yang dilaksanakan sebagai
keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa. Menurut Muchlisoh (1992:119), keempat
keterampilan berbahasa itu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Keterampilan reseptif, yang meliputi membaca dan mendengarkan.
2. Keterampilan ekspresi (produktif), termasuk keterampilan menulis dan berbicara.
Pembelajaran bahasa indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi lisan atau tulisan siswa. Kemampuan berkomunikasi secara baik dan benar
sesuai dengan konteks waktu, tujuan dan suasana komunikasi. Standar kompetensi bahasa
indonesia adalah kualifikasi kemampuan siswa yang menggambarkan kemampuan
berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa indonesia.
Berdasarkan refleksi awal dan diskusi dengan supervisor 2. Hal yang menjadi
faktor penyebab munculnya permasalahan mengenai rendahnya pemahaman siswa
mengenai membaca permulaan adalah:
1. Guru tidak menguasai strategi pembelajaran.
2. Guru tidak menguasai materi pembelajaran.
3. Lingkungan belajar yang kurang menarik.
Melihat dari permasalahan dan faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut
muncul, maka alternatif solusi yang mungkin untuk bisa dikembangkan dan diterapkan
adalah dengan menggunakkan media konkret pada pembelajaran bahasa indonesia pokok
bahasan mengenal huruf dan membaca suku kata pada siswa kelas 1 SDIT Mentari
Indonesia 02.
Membaca permulaan merupakan tahapan pembelajaran siswa sekolah dasar
dimana siswa belajar untuk memperoleh keterampilan dan menguasai teknik membaca
serta memahami isi bacaan dengan baik (Andayani, 2015:16). Dalam keadaan normal,
pembelajaran membaca berjalan lancar pada tahap plaksanaan. Dengan kata lain, siswa
dapat dengan mudah memahami apa yang mereka baca. Namun, tidak jarang mengalami
masalah pada awalnya. Ada siswa yang lancar berbicara dan tidak ada hambatan untuk
belajar membaca, bahkan ada yang tidak bisa membaca. Itulah sebabnya guru harus
merencanakan dengan baik untuk belajar membaca, sehingga menumbuhkan kebiasaan
membaca sebagai kesenangan. Saat belajar membaca guru harus menciptakan suasana
belajar melalui media konkrit.
Menurut Dalman (2013:1) salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
siswa sekolah dasar adalah membaca, karena jika siswa mampu membaca maka siswa
dapat dengan mudah mengungkapkan pikirannya dengan ilmu yang didapat dari
membaca. Anda tidak tahu cara membaca hanya karena kebetulan, tetapi karena Anda
belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri dari kumpulan huruf yang bermakna.
Dalam hal ini lambang atau tanda atau huruf dapat berupa himpunan huruf pembentuk
kata, himpunan kata dan kalimat, himpunan kalimat pembentuk paragraf, dan paragraf
pembentuk wacana utuh.
Menurut Farida Rahimi (2008:2), membaca pada hakekatnya merupakan suatu hal
yang kompleks yang melibatkan banyak hal, tidak hanya pembacaan teks tetapi juga
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Seperti proses visual,
membaca adalah proses mengubah simbol tertulis (huruf) menjadi ucapan. Membaca
sebagai proses berpikir meliputi kegiatan pengenalan kata, pemahaman literal,
interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Menumbuhkan kebiasaan membaca siswa SDIT Mentari Indonesia 02 harus
dimulai dari hal terbesar, yaitu mengupayakan kelancaran membaca siswa. Siswa harus
terlebih dahulu diminta untuk melek huruf atau memiliki keterampilan berbahasa. Dalam
pembelajaran bahasa indonesia khususnya pembelajaran literasi, peran guru kelas 1
sangat penting. Tanpa keterampilan membaca yang memadai pada usia dini, anak-anak
menghadapi kesulitan belajar dikemudian hari. Membaca merupakan hal yang paling
penting dalam pelajaran bahasa indonesia maupun mata pelajaran lainnya. Dalam
pendidikan SD di indonesia, kegiatan yang berkaitan dengan masalah tersebut
diperhitungkan dalam pembelajaran membaca permulaan, khususnya di kelas 1 SD.

METODE
Syaodhi (2010:2) menyatakan,“benda berwujud nyata memberi siswa dorongan
yang sangat penting dalam mempelajari berbagai hal, terutama dalam kaitannya dengan
pengembangan keterampilan tertentu”. Dengan objek nyata ini, kegiatan belajar yang
melibatkan seluruh indera siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah benda-
benda nyata yang dapat dibuktikan. Media yang membantu siswa memiliki pengalaman
nyata dalam belajar. Kelebihan media konkret adalah:
1. Untuk memberikan pengalaman langsung.
2. Bersikaplah spesifik dan hindari kata-kata.
3. Mampu mempresentasikan objek secara utuh, baik secara struktural maupun dalam
karya
Dapat ditampilkan selain kelebihannya, media konkret juga memiliki kelemahan.
1. Tidak dapat mencapai banyak tujuan.
2. Penyimpanan membutuhkan banyak ruang.
3. Perawatannya sulit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SDIT Mentari Indonesia 02
yang berjumlah 24 orang. Siswa dijadikan subyek penelitian terkait dengan topik utama
literasi, penerapan media tertentu dalam proses pembelajaran. Diantaranya dalam peran
keluarga atau gaya belajar. Belajar sangat dipengaruhi oleh siswa, misalnya bagaimana
orangtua mendidik dengan baik, hubungan yang baik dengan anggota keluarga, suasana
rumah yang baik dan kondisi keuangan keluarga yang baik.
Hal ini dibuktikan dengan semua siswa memiliki buku dan dapat menyelesaikan
tugas belajar di luar sekolah. Lokasi penelitian ini dilakukan di SDIT Mentari Indonesia
02 yang berlokasi di Jl. KH Muhammad Musa no. 1 Tanah Tinggi, Desa Setia Asih, Kec.
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17215. Penelitian dilaksanakan dari bulan
Oktober-November 2022 terlihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Waktu penelitian


KEGIATAN WAKTU
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran 1 Rabu, 19 Oktober 2022

Kegiatan Perbaikan Pembelajaran 2 Senin, 24 Oktober 2022

Dalam kegiatan peningkatan pembelajaran 1, guru selaku peneliti dalam hal ini
melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan peningkatan pembelajaran 1
dengan menggunakan alat-alat khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan RPP yang
disepakati dengan fasilitator, yaitu: guru PKP sebagai guru 1 dan rekan SDIT Mentari
Indonesia 02 sebagai supervisor 2.
Supervisor 1 membantu peneliti: mengenal petunjuk PKP, menyiapkan bahan-
bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan PKP, menyiapkan RPP perbaikan dan formulir
observasi yang ditujukan untuk peningkatan praktik pembelajaran, membantu persiapan.
Laporan PKP mahasiswa dan mengarahkan penyususnan laporan kepada siswa sampai
selesai yaitu memberikan persetujuan (tanda tangan).
Supervisor 2 membantu peneliti dalam hal-hal sebagai berikut: memberikan
tanggapan mahasiswa terhadap hasil refleksi pembelajaran serta RPP dengan
menggunakan APKG 1 PKP PGSD, memberikan masukan mahasiswa terhadap APKG 2
PKP PGSD, menginstruksikan mahasiswa untuk mencatat semua hasil pendampingan
supervisor 2 (jurnal).
1. Siklus 1
Hasil kegiatan simulasi sebagaimana https://www.youtube./UVX5O-EHc1o
disusun oleh peneliti pada tanggal 19 Oktober 2022 berdasarkan hasil kajian kegiatan
pertama rencana peningkatan pengajaran RPP 1 sebelum implementasi dan simulasi,
Alat Penilaian Simulasi (APS-PKP) 1 dan pembinaan keterampilan profesional APS-
PKP 2, daftar kelas atau hasil belajar siswa dan formulir refleksi. Kami mendapat
informasi ada 17 siswa yang mendapat lebih dari KKM tau 80%. Dengan rata-rata 83,5
berarti Tidakan Peningkatan Pembelajaran 1 yang mengacu pada perbaikan RPP 1
(terlampir) menyatakan bahwa upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
SDIT Mentari Indonesia 02 membaca awal kelas 1 sudah baik.

Tercapai kegiatan pengembang pembelajaran 1 didukung oleh hasil refleksi:

1. Motivasi, konsentrasi: Siswa belum sepenuhnya terlibat dalam pembelaaran di


kelas.
2. Guru kurang optimal dalam menggunakan media atau metode pengajaran.
3. Kelebihan siswa: Dapat membaca alfabet dengan lancar dan memahami huruf
vokal/konsonan dengan baik.
4. Kelebihan guru: Dengan bantuan metode khusus dimungkinkan untuk menciptakan
pembelajaran aktif siswa di kelas.
5. Metode atau gambar yang ditampilkan harus jelas dan besar, jadi pembelajaran
lebih menarik.
6. Pengelolaan pembelajaran yang dapat mewujudkan ruang kelas yang terjangkau.
Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran 1, diangga bahwa guru atau
peneliti harus menyelesaikan tugas pengembangan pembelajaran 2 yaitu siklus 2.
2. Siklus 2

Hasil penelitian perbaikan pembelajaran ke-2 yaitu hasil siklus 2 yang


dilakukan pada 24 Oktober 2022 untuk perbaikan pembelajaran ke 2 bersamaan
dengan hasil kegiatan simulasi di https://youtu.be/k7mCmfe8Kqa peneliti menyiapkan
RPP perbaikan ke 2 sebelum melakukan aplikasi pembelajaran dan simulasi, penilaian
simulasi peningkatan keterampilan profesional (APS-PKP) 1 Dan APS-PKP 2, daftar
nilai atau hasil belajar siswa dan formulir refleksi. Diperoleh informasi ada 24 siswa
yang lulus KKM. Artinya, mengacu pada program peningkatan RPP 2, kegiatan
pembelajaran pembelajaran 2 (terlampir) mencatat bahwa upaya guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDIT Mentari Indonesia 02 Sangat baik.
Tercapainya kegiatan peningkatan pembelajaran 2 didukung oleh hasil refleksi:

1. Kegiatan membuka pelajaran saya mampu membimbing siswa dan


mempersiapkannya dengan baik untuk mengamati pelajaran.
2. Respon siswa terhadap materi pembelajaran yang saya sajikan sesuai dengan
kemampuan siswa.
3. Respon siswa terhadap materi pembelajaran yang saya sajikan sesuai dengan
kemampuan siswa.
4. Secara umum anda memahamu penjelasan/petunjuk saya dengan baik.
5. Estimasi yang sya berikan dapat dilakukan dengan baik.
6. Setelah transfer pembelajaran, siswa telah mencapai indikator kunci yang tercantum
dalam hasil refleksi kegiatan pembelajaran 2, sehingga guru atau peneliti dianggap
telah menyelesaikan kegiatan pengembangan pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran 2, guru atau peneliti dianggap


telah melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.
Dalam rencana tujuan penelitian, peneliti ingin mengetahui bagaimana uapaya
guru atau peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SDIT Mentari
Indonesia 02 mata pelajaran dengan media yang dapat dilihat dari hasil penelitian di
atas bahwa apa yang menjadi keunggulan penggunaan media tertentu dalam
pembelajaran terlaksna dengan baik, yang berarti tujuan pembelajaran telah tercapai.
Realisasi upaya untuk mencapai tujuan tersebut secara jelas ditunjukkan dalam
diagram berikut:
Pencapaian upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut jelas
tergambar pada grafik:

Nilai Rata-rata

92
90
88 Nilai Rata-rata
86
84
82
80
78
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.1 Nilai Rata-rata Siklus 1 dan Siklus 2


Hasil capaian tersebut didukung oleh fakta yang mendasari bahwa:

a. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran melalui metode tertentu.


b. Siswa lebih fokus saat guru menjelaskan materi pembelajaran.
c. Siswa tidak akan bosan ketika mempelajari konsep membaca permulaan.
d. Hasil rata-rata siswa meningkat (dari 83,5% menjadi 90,9%)

KESIMPULAN
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Isi kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Muchlisoh. (1992). Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Bumi Aksara
Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar edisi pertama. Jakarta:
Buta Aksara
Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tarigan. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wardani, Igak, Kuswaya. (2021). Penelitian Tindakan Didalam Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka..
Wardani, Igak dkk. (2021). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Lembar terakhir ini silahkan dibuang.

Anda mungkin juga menyukai