Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA TEMA 2 SUB TEMA 1 WUJUD


BENDA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 8 KEMBIRITAN
GENTENG DENGAN METODE DEMONSTRASI TAHUN AJARAN
2022 / 2023

Dewi Lestari1, Dr.Erfan Yudianto,S.Pd.,M.Pd1, Rojif Mualim, M.Pd 2


1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2
Prodi, Fakultas, Perguruan Tinggi
E-mail : dewitama.lestari@gmail.com, rojifmualim@gmail.com,

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia tema 2 sub tema 1 wujud benda pada siswa kelas II. Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri 8 Kembiritan . Subyek penelitiannya adalah siswa kelas II SD Negeri 8 Kembiritan Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 24 siswa. Dalam penelitian ini menggunakan
metode demonstrasi Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tema 2 sub tema 1 wujud benda. Diawali
dari pra siklus, proses penelitian pada siklus I, ditindaklanjuti dengan proses perbaikan siklus II.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi, dan wawancara.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, peneliti mencoba memberikan alternatif
pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan pokok bahasan “ Wujud Benda” menggunakan
metode demonstrasi, dengan pertimbangan dengan metode ini peserta didik dapat terlibat langsung
secara aktif sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa dapat meningkat dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Terlihat dari Pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, Hal ini berdampak pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal),
apabila hasil belajar siswa masih dibawah KKM maka dikatakan pembelajaran yang dilaksanakan
belum berhasil,sehingga prestasi peserta didik masih jauh dari angka Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang terdapat di SD Negeri 8 Kembiritan ditetapkan 7,00 untuk kelas II. Data tersebut didapat
dari hasil nilai evaluasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tema 2 Subtema 1 dengan materi
wujud benda pada kelas II semester 1 di SDN 8 Kembiritan Kecamatan Genteng Kabupaten
Banyuwangi dari 24 siswa hanya 50 % yang tuntas belajarnya. Untuk meningkatkan penguasaan
materi pada murid, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran untuk mengidentifikasi kekurangan
pembelajaran yang di laksanakan.. Melalui penggunaan metode demonstrasi hasil belajar meningkat
dari Siklus I rata-rata 62,5, dengan nilai presentase ketuntasan 50% dan di siklus II meningkat rata-
rata memjadi 83,3 dengan nilai presentase ketuntasan 85%. Manfaat hasil penelitian menggunakan
Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia tema
2 sub tema 1 wujud benda.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Bahasa Indonesia, Metode Demonstrasi
ABSTRACT

The purpose of this research is to improve student learning outcomes in the subject of
Indonesian language theme 2, sub-theme 1 of objects in grade II students. This research was
conducted at SD Negeri 8 Kembiritan. The research subjects were grade II students at SD Negeri 8
Kembiritan Odd Semester for the 2022/2023 academic year, a total of 24 students. In this study using
the demonstration method in the subject of Indonesian language theme 2 sub-theme 1 form of objects.
Starting from the pre-cycle, the research process in cycle I, followed up with the improvement process
in cycle II. Data collection techniques using tests, observations, and interviews.
Based on the results of the identification of the problem, the researcher tried to provide an
alternative class II Indonesian language lesson with the subject "Shape of Things" using the
demonstration method, with the consideration that with this method students can be actively involved
directly so that students' understanding and learning outcomes can increase in learning Indonesian. It
can be seen that the learning used so far has not been effective in improving student learning
outcomes. This has an impact on KKM (Minimum Completeness Criteria). Minimum completeness
(KKM) in SD Negeri 8 Kembiritan is set at 7,00 for class II. The data was obtained from the results of
the evaluation scores in the Indonesian language subject, Theme 2, Sub-theme 1, with tangible
material in class II semester 1 at SDN 8 Kembiritan, Genteng, Banyuwangi Regency, out of 24
students, only 50% completed their studies. To increase student mastery of the material, the
researcher made improvements to learning to identify deficiencies in the learning being carried out.
Through the use of demonstration methods, learning outcomes increased from Cycle I to an average
of 62.5, with a completeness percentage of 50% and in Cycle II it increased on average the average
becomes 83.3 with a completeness percentage of 85%. The benefits of the results of research using the
Demonstration Method can improve student learning outcomes in the Indonesian subject theme 2,
sub-theme 1 in the form of objects.

Keywords: Learning Outcomes, Indonesian Language, Demonstration Method

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sederhana yang dimaksudkan untuk mewujudkan


lingkungan pembinaan dan pendalaman ilmu tata cara agar siswa mampu meningkatkan
kemampuannya, keterampilan menguasai kekuatan agama, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia laki-laki dan perempuan. Proses belajar mengajar tidak
berhasil dengan sempurna tanpa ada pengelolaan kelas dan metode yang tepat. Dalam ruang
lingkup pendidikan, ada banyak pengetahuan tentang strategi yang dapat diterapkan untuk
menyampaikan suatu pembelajaran kepada peserta didik. Pemenuhan penguasaan siswa dapat
dilihat dari berbagai indikator, yaitu mempelajari materi tantangan, aktif dalam sistem
pembinaan dan penguasaan di kelas, berhasil menjawab soal dan mampu menjawab soal
dengan baik.
Dalam taktik prosedur pembinaan dan pembelajaran terdapat enam faktor penting yang
mempengaruhi kemajuan belajar siswa, yaitu sumber belajar, bahan belajar, suasana belajar,
fasilitas, alat bantu pembinaan dan lembaga pembinaan pekerja sebagai mata pelajaran.
Faktor-faktor tersebut sangat penting dalam proses pembinaan dan pembelajaran, sehingga
kelemahan salah satu atau lebih dari faktor-faktor yang diberikan dapat mencegah tercapainya
sebagian besar tujuan pembelajaran. Media sebagai unsur penting dalam proses pembinaan
dan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran ditentukan
berdasarkan tujuan dan substansi pembelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu guru
sebagai subject pembelajaran harus mampu memilih alat bantu pembelajaran yang tepat. ,
media dan sumber belajar, agar bahan pelajaran yang diperkenalkan dapat diperoleh dengan
baik dengan bantuan siswa. Guru dalam pembelajaran berperan sebagai mediator, fasilitator,
dan mentor. Sehingga seorang pendidik dapat paling efektif membantu proses penuangan
keahlian di kepala siswa melalui fungsinya dalam menyiapkan bahan dan media pembinaan
agar siswa dapat mencapai tingkat keahlian yang lebih ideal dibandingkan dengan keahlian
sebelumnya. Dan penggunaan media harus mampu mengakomodasi minat siswa dan
menghasilkan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran, sering kali jumpai tenaga pendidik dalam prosedur pembinaan dan
penguasaan paling sederhana menggunakan metode ceramah, tenaga pendidik kurang
menyadari pentingnya penggunaan beberapa metode atau media yang sesuai dalam
pembelajaran. Tenaga pendidik dan buku panduan pembelajaran masih merupakan sumber
informasi utama. Aktifitas peserta didik dalam pembelajaran juga masih kurang, aktifitas
peserta didik masih seputar memperhatikan penjelasan guru dan latihan mengerjakan soal-
soal. Jadi ada beberapa pelajar yang belum mencapai keberhasilan dalam target nilai yang
ingin dicapai oleh tenaga pendidik maupun pelajar karena metode yang digunakan oleh
tenaga pendidik membosankan untuk pelajar.

Pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, Hal ini berdampak pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), apabila hasil
belajar siswa masih dibawah KKM maka dikatakan pembelajaran yang dilaksanakan belum
berhasil,sehingga prestasi peserta didik masih jauh dari angka Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang terdapat di SD Negeri 8 Kembiritan ditetapkan 7,00 untuk kelas II. Data tersebut
didapat dari hasil nilai evaluasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tema 2 Subtema 1
dengan materi wujud benda pada kelas II semester 1 di SDN 8 Kembiritan Kecamatan
Genteng Kabupaten Banyuwangi dari 24 siswa hanya 50 % yang tuntas belajarnya. Untuk
meningkatkan penguasaan materi pada murid, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
untuk mengidentifikasi kekurangan pembelajaran yang di laksanakan.

METODE

Dalam bahasa inggris, methode berarti cara . Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
metode adalah cara yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar seorang siswa. Metode
adalah suatu strategi, atau cara yang digunakan seorang guru (pengajar) dalam suatu proses
belajar mengajar untuk membantu mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Proses
pembelajaran akan lebih baik lagi jika metode yang digunakan oleh guru sudah benar.
Menurut berbagai para ahli mengenai pengertian dan definisi Metode memiliki arti yang
berbeda, diantaranya sebagai berikut:
1. Rothwell & Kazanas
Menurut Rothewell & Kazanas Metode adalah cara dan pendekatan dalam proses transfer
informasi.
2. Titus
Menurut Titus Metode memiliki arti berupa rangkaian cara atau langkah-langkah yang
disusun sedemikian rupa untuk menekankan suatu disiplin ilmu tertentu.

3. Macquarie
Menurut Macquarie Metode adalah cara melakukan suatu hal yang berhubungan
dengan rencana tertentu.
4. Wiradi
Menurut Wiradi Metode adalah langkah yang perlu dilakukan dengan ketentuan sudah
tersusun atau tertata secara sistematis ( Urutan Logis)
5. Almadk (1939)
Menurut Almadk Metode adalah sebuah cara yang dilakukan dengan menggunakan
berbagai prinsip terhadap penemuan, pengesahan serta penjelasan yang benar adanya
6. Ostle ( 1975 )
Menurut Ostle Metode adalah suatu pengejaran terhadap sesuatu yang ingin di peroleh
atau dicapai ( interelasi )
7. Drs. Agus M. Hardjana
Ia menjelaskan bahwa metode adalah salah satu yang dipertimbangkan dengan matang
terlebih dahulu dan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan tertentu.
8. Hebert Bisno ( 1965)
Menurut Hebert Bisno Metode merupakan berbagai teknik yang cukup umum untuk
diterima dan sama-sama dapat digunakan dalam bidang, praktik, atau lingkungan seperti
disiplin atau bidang praktik..
9. Max Siporin ( 1975)
Menurut Max Siporin Metode adalah suatu orientasi kegiatan yang secara khusus
ditunjukkan sebagai persyaratan berbagai tugas serta tujuan yang nyata.
10. Rosdy Ruslan (2003:24)
Menuru Rosdy Ruslan Metode tersebut masih terkait dengan cara kerja yang
terstruktur (sistematis) yang bertujuan untuk memahami subjek atau tujuan penelitian guna
menemukan jawaban yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan valid.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, metode ini dapat digunakan dan
diimplementasikan oleh guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar sehingga tutor
secara individu dapat mengasimilasi dan mengembangkan kemampuannya. Dapat
disimpulkan bahwa Metode Dikembangkan dari Materi – Materi/Materi yang Diajarkan untuk
Mencapai Tujuan.
Beberapa bentuk metode mengajar dalam dunia pendidikan yaitu : ceramah, simulasi,
pemberian tugas, kerja kelompok,diskusi, tanya jawab, demonstrasi (modelling), eksperimen,
pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih metode mengajar adalah :
• Faktor koefisien sasaran pembelajaran
• Faktor siswa
• Faktor alokasi waktu
• Karakteristik materi pelajaran
• Fasilitas penunjang
Metode mengajar merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran, karena metode yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
membentuk kompetensi peserta didik. Penggunaan metode pengajaran harus mampu
menciptakan interaksi antara siswa dengan guru agar proses pembelajaran dapat terlaksana
dengan maksimal.
Pemilihan metode pengajaran hendaknya mempertimbangkan hubungan antara
perkembangan kemampuan berpikir ilmiah, kreatif dan inovatif siswa. Selain itu,
pembelajaran harus dikondisikan pada pembelajaran masalah sehingga siswa dapat bekerja
secara mandiri maupun berkelompok.
Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil belajar siswa pada tahap
penilaian, dan menghitungnya dengan menggunakan rumus berikut:
P = f/N x 100%
Keterangan :
P = Persentase
N = Skor tertinggi (ideal)
f = Skor yang diperoleh (Sudjana, 2003 : 40)
Mengenai kriteria peningkatan belajar siswa dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut
ini.
Tabel
Kriteria peningkatan belajar siswa
Kategori Persentase
Sangat baik 85% - 100%
Baik 69% - 84%
Cukup baik 53% - 68%
Kurang baik 37% - 52%
Tidak baik 20% - 36%
(Rachman, 2004 : 36)
Data aktivitas dikumpulkan pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan lembar observasi
siswa. Data tugas yang dihasilkan dianalisis menggunakan rumus berikut::
% on task = N/M x 100%
Keterangan :
% on task = Persentase aktifitas siswa
N = Jumlah kriteria off task yang dilakukan siswa
M = Jumlah kriteria off task keseluruhan
Tes untuk mengumpulkan data kemahiran peserta didik diberikan setelah proses
pembelajaran selesai dan menggunakan soal-soal penilaian kemahiran materi berupa soal
essay sebagai alat pengumpulan data. Persentase dihitung menggunakan rumus berikut:
jumlah jawaban benar
Nilai = x 100%
Jumlah soal keseluruhan

Penelitian ini dilaksanakan siswa kelas II SDN 8 Kembiritan Tahun Pelajaran


2022/2023 dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa. Hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia bagi siswa SD Negeri 8 Kembiritan Semester Gasal Tahun Pelajaran 2022/2023
sangat rendah. Dengan demikian peneliti menerapkan pembelajaran Metode Demonstrasi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tema 2 Sub Tema 1 Wujud Benda Pada Siswa Kelas II SD
Negeri 8 Kembiritan Genteng Tahun Ajaran 2022 / 2023. Adapun Jadwal penelitaan sebagai
berikut:
Jadwal Penelitan di SDN 8 Kembiritan
Tabel 1. Jadwal penelitian
No Mata Pelajaran Tahap Tanggal
1 Bahasa Indonesia Siklus I Kamis, 20 Oktober 2022
2 Bahasa Indonesia Siklus II Selasa, 25 Oktober 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN 8 Kembiritan pada kelas 2 mata


pelajaran Bahasa Indonesia materi wujud benda, oleh guru dan teman sejawat selama
pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperoleh hasil berikut:
1. Siklus 1
Penelitian siklus 1 dilaksanakan pada Kamis, 20 Oktober 2022 dalam penelitian
Hasil dari tes pada siklus 1 dapat dikatakan belum berhasil. Hasil dari evaluasi pada Siklus 1
dari 24 siswa dengan nilai kkm 70, nilai rata – rata diperoleh 62,5, sedangkan persentase
siswa yang tuntas belajar = 50 % yang tidak tuntas atau nilai yang dabawah kkm adalah 50 %.
Nilai yang datas standart minimal kkm adalah = 12 siswa, sedangkan nilai dibawah kkm = 12
siswa.
Dari 24 siswa, hanya 12 siswa yang mendapatkan nilai diatas standar minimal.
Sedangkan 50 % siswa memperoleh hasil dibawah standar minimal. Selama pembelajaran
berlangsung siswa pasif dan jarang memberi tanggapan terhadap penjelasan guru. Observasi
dari pengamat pertama, yaitu untuk aspek penataan ruang, penggunaan alat peraga,
pengelolaan waktu, dan rencana perbaikan pembelajaran kurang memuaskan.
Gambar 1. Grafik

Prosentase
50%
45%
40%
35%
Prosentase
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Tuntas Tidak tuntas

2. Siklus II
Pada tahap siklus I dilaksanakan pada Selasa, 25 Oktober 2022, penulis melakukan
perancangan ulang. Hasil perancangan ulang ini diterapkan pada penelitian siklus ke dua.
Sedangkan utuk merevisi rencana perbaikan pembelajaran, terlebih dahulu penulis
membuat catatan – catatan permasalahan yang muncul pada siklus pertama. Tahapan
perbaikan pada siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Hasil dari tes pada siklus II
dapat dikatakan berhasil. Hasil dari evaluasi pada siklus 2 dari 24 siswa nilai rata – rata =
83,3 sedangkan persentase siswa yang tuntas belajar = 91,7 % yang tidak tuntas atau
dibawah kkm 8,3 %. Nilai diatas standar minimal kkm = 22 siswa, sedangkan nilai
dibawah kkm = 2 siswa. Dari 24 siswa, 22 siswa yang telah mendapatkan nilai standar
minimal, sedangkan 2 siswa memperoleh hasil dibawah kkm ( Kriteria ketuntasan
minimum).

Gambar 2. Grafik

Prosentase
100.00%
80.00%
Series 1
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Tuntas Tidak tuntas
SIMPULAN DAN SARAN

Penerapan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan materi intangible


pada siswa kelas II SD Negeri 8 Kembritan terdapat beberapa kendala seperti kesulitan dalam
memahami materi pada saat proses pembelajaran, namun berjalan dengan baik dan lancar.
Anda dapat melanjutkan.

Penerapan pembelajaran pada siswa kelas II SD Negeri 8 Kembritan melalui metode


demonstrasi dengan menggunakan bahan intangible dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini terlihat dari analisis hasil belajar klasikal siswa pada Siklus I menunjukkan
peningkatan sebesar 63,75% pada Siklus I dan 83,33% pada Siklus II menunjukkan
peningkatan hasil belajar klasikal siswa sebesar 19,58%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kesempurnaan klasikal yang dicapai melebihi kesempurnaan klasikal 70% yang ditentukan
sekolah.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai tenaga pendidik
harus menyadari bahwa bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang jarang disukai
siswa, guru hendaknya dapat mengubah pembelajaran bahasa Indonesia menjadi
pembelajaran yang menarik dan disukai siswa. Dan untuk menghindari kepasifan siswa yang
cerdas, guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswanya yaitu dengan
menggunakan metode Demonstrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ana, I. ( 2016). Penerapan Metode Experimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal
Pendidikan, 1- 4
Ruminiati, N. (2007). Pengertian Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. Diunduh 26 Oktober 2022 dari pukul 18.00 dari https://text-
id.123dok.com/document/4yr2e70jz-pengertian-bahasa-indonesia-pembelajaran-
bahasa-indonesia-di-sekolah-dasar.html
D- man. (2008). Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Diunduh 26 Oktober 2022 Pukul 18.
15 dari http://ketiklentik22.blogspot.com/2018/12/tujuan-pembelajaran-bahasa-
indonesia.html
Sarana Ilmu.( 2018). Artikel Online we scholl id. Diunduh 29 Oktober 2022 Pukul 14.00 dari
https://www.weschool.id/17-pengertian-dan-definisi-metode-menurut-para-ahli/
Safrianti,R.( 2017) . Kompasnia: Metode Demontrasi dalam Pembelajaran. Diunduh 26
Oktober Pukul 19.00 dari https://www.kompasiana.com/rinisafrianti/
59ba31f2a32cdd2ec014af92/metode-demonstrasi-dalam-pembelajaran
Huda,A.F.(2017).Pengertian dan Langkah Pembelajaran Metode Demontrasi.Diunduh 27
Oktober 2022 Pukul 14.30 dari https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-
model-pembelajaran-demonstrasi/
Rangkuman Pustaka. (2017) Langkah – Langkah Metode demontrasi Menurut ahli. Diunduh
27 oktober 2022 Pukul 14.45 dari http://www.rangkumanpustaka.com
/2017/05/langkah-langkah-metode-demonstrasi.html
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum,
Depdiknas Staton (1978).Penerapan Metode Demontrasi. Boston: Allyn & Bacon.
Wardani, IGAK, ( 2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Winarno (1980).Strategi Pembelajran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka
Belo (2011) Strategi Pembelajaran di SD,Jakarta : Universitas Terbuka
Angkowo, R. dan A. Kosasih, (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
Grasindo.
Cenei (1986). Tujuan Penerapan Metode Demontrasi. Boston: Allyn & Bacon.
Joni,T. R. (2011) Strategi Pembelajaran di SD,Jakarta : Universitas Terbuka.
Winarno (1980). Strategi Pembelajran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka
Winarno (1980). Pengertian Metode Demontrasi. Jakarta: Rineka

Anda mungkin juga menyukai