Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TUTORIAL 3

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Vicky Affanny Tsulasah 857084679

KELAS E

PROGRAM STUDI S1 PGSD

TAHUN AJARAN 2019/2020

UNIVERSITAS TERBUKAJAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan adalah sebuah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang
cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang, juga oleh suatu bangsa demi kelangsungan
masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia, menaruh harapan yang sangat besar
terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah bangsa
menaruh masa depan tunas-tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus akan
dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat besar bagi jangka panjang yang
harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya. Hal ini akan
membutuhkan modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih tidak
menyadari dan masih ngotot memproblemkan (mempermasalahkan) pada hal¬hal yang
klasik, dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari
akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari
mana mesti harus diawali.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD )
sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Melihat kondisi rendahnya prestasi
atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya kami lakukan dalam penelitian ini. salah
satunya adalah ketrampilan menggunakan alat ukur. Dengan harapan siswa dapat benar-benar
menguasai materi. Selain itu upaya yang akan kami lakukan ini yaitu penggunaan alat peraga
benda-benda kongkrit dan untuk menyampaikan meteri tentang pengukuran kepada siswa
diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga diharapkan siswa mampu
meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran matematika di SD Negeri Pulogadung 01 adalah 60.


Namun kenyataannya dari hasil evaluasi belajar siswa sangatlah memprihatinkan.

Setelah melaksanakan evaluasi pelajaran matematika tentang pengukuran di peroleh hasil 6


siswa sudah mengalami ketuntasan sedang 21 siswa masih di bawah KKM.

Berdasarkan nilai ulangan harian Matematika, setelah dianalisis ternyata ditemukan beberapa
hal yang menyebabkan nilai ulangan harian Metematika sangat rendah diantaranya adalah
pembelajaran Matematika di kelas yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional.
Dalam pembelajaran Matematika masih terlalu informatif di bawah dominasi guru, sehingga
Matematika dianggap sebagai pelajaran yang membosankan. Kecenderungan pembelajaran
Matematika di SDN Pulogadung 01 adalah: siswa hanya mempelajari Matematika sebagai
produk, menghafalkan konsep, dan teori. Pembelajaran yang digunakan dalam kelas adalah
menggunakan metode ceramah dan peran siswa masih kurang, sehingga menyebabkan siswa
hanya pasif dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar Matematika guru
juga belum memanfaatkan media belajar atau alat peraga secara optimal, hal ini menjadikan
siswa kesulitan dalam penguasaan materi pembelajaran Matematika yang disampaikan oleh
guru. Tidak optimalnya guru dalam penggunaan media pembelajaran dikarenakan banyak
media alat peraga yang dimiliki sekolah sudah rusak atau hilang.
Berdasarkan uraian pelaksanaan pembelajaran tersebut maka guru sebaiknya menggunakan
media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya media pembelajaran
yang akan digunakan di sini adalah media benda-benda konkrit sebagai alat peraga dalam
penyampaian materi Matematika tentang Pengukuran.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran masih bersifat konvensional.


b. Dalam pembelajaran Matematika masih terlalu informatif di bawah dominasi guru,
sehingga Matematika dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan.
c. Pembelajaran yang digunakan dalam kelas adalah metode ceramah dan peran siswa
masih kurang.
d. Pemanfaatan alat peraga benda konkrit oleh guru dalam pembelajaran Matematika
belum optimal.
e. Hasil belajar siswa rendah yaitu hanya terdapat 22% yang tuntas dalam pembelajaran
Matematika
f. Siswa kesulitan dalam penguasaan materi pelajaran Matematika yang disampaikan
oleh guru.

3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan hasil dari proses pembelajaran, refleksi pembelajaran, diskusi
dengan teman sejawat dan hasil konsultasi dari supervisor diperoleh hal-hal yang
menyebabkan rendahnya pemahaman siswa tentang Pengukuran pada kelas II semester 1 SD
Negeri Pulogadung 01 tahun pelajaran 2019/2020 adalah :

a. Pada proses pembelajaran guru belum menggunakan alat peraga yang konkrit guna
peningkatan ketrampilan siswa.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang batasan masalah yang telah diuraikan, maka diambil rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

” Apakah Penggunaan alat peraga benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika bagi siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Pulogadung 01.

5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan agar pemanfaatan alat peraga benda-benda konkrit dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Matematika tentang
pengukuran di Kelas II semester 1 SD Negeri Pulogadung 01 lebih meningkat sesuai dengan
kriteria ketuntasan minial yang di harapkan.

6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan mengenai peningkatan
hasil belajar melelui penggunaan alat peraga benda konkrit.
2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa kelas II semester 1 SD Negeri Pulogadung 01
dapat lebih meningkatkan ketrampilan dalam menggunakan alat ukur dan prestasi belajar
siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

1. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya
2. Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan alat ukur dalam rangka
meningkatkan ketrampilan dan prestasi belajarnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau
“Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak
ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-
kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang
dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat
dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah (Direkdikdas: 1994 )

Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka
responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun
sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati,
2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan
berusaha(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadarminta: 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat
dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran
Matematika.

Hasil Belajar.

Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah
dicapai (Depdikbud, 1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Download PTK matematika sd kelas 2
Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata
pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya
setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peralatannya (Arief S. Sadiman, dkk, 2008). Lesle J. Briggs berpendapat
bahwa media adalah alat untuk member perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
Download ptk matematika sd terbaru Brown mengatakan bahwa media yang digunakan guru
atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar (Ridha
Sarwono, 2008).

Media dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

1) Media visual: yaitu media yang hanya dilihat, seperti foto, gambar, grafik.

2) Media Audio: adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio, MP3 player,
ipod.

3) Media Audio Visual: yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film
bersuara, video, televisi.

4) Multimedia: yaitu media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti suara,
animasi, video, dan film.

5) Media realita: yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan
dalam keadaan hidup maupun diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, air, sawah, dan
sebagainya.

Media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan


kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengguaan media dalam
pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan
motifasi belajar siswa (Ridha Sarwono, 2008). Secara umum media mempunyai kegunaan
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
atau lisan belaka); mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra; menimbulkan gairah
belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; memberi rangsangan
yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama;
memungkinkan anak didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya (Arief S.
Sadiman, dkk, 2008). Contoh ptk sd kelas 2 kurikulum 2013

Kriteria dalam memilih media pelajaran adalah sebagai ketepatan dengan tujuan pengajaran;
dukungan terhadap isi bahan pelajaran; adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami
siswa; media yang dipergunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktis
penggunaannya; keterampilan guru menggunakan media dalam proses pengajaran; tersedia
waktu untukmenggunakannya, sehinggan media tersebut dapat dimanfaatkan siswa selama
pengajaran berlangsung; sesuai dengan taraf berpikir siswa (Arief S. Sadiman,dkk, 2008).

Media Pembelajaran sangat berperan dalam PBM. Media pembelajaran dapat mempertinggi
PBM siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi proses belajar yang dicapai.
Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran mempertinggi PBM. Alasan pertama
berkenaan dengan manfaat media pengajaran yang antara lain pengajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar, bahan akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa
bosan. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru saja.

Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa, taraf berpikir manusia mengikuti
tahap pekembangan mulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Melalui media
pembelajaran, hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan (Nana Sudjana, 2001). Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Objek dari matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak. Berarti
objek matematika tidak dapat ditangkap /diamati dengan panca indera. Dengan demikian
tidak mengherankan jika matematika tidak mudah difahami oleh sebagian siswa SD/ MI.
Benda¬benda pikiran yang bersifat abstrak tersebut dapat berasal dari benda-benda nyata
yang sifatnya konkrit dengan melalui abstraksi dan idealisasi. Dengan demikian hal yang
abstrak tersebut dapat dikurangi keabstakkannya dengan menggunakan model-model benda
kongkrit. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi
matematika tersebut dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.

Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu
menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model-model
berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga mudah difahami.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media termasuk alat peraga, dalam proses pembelajaran mempunyai nilai-nilai
praktis sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa dua
orang yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang
berbeda pula. Download ptk matematika sd terbaru Dalam hal ini media dapat mengatasi
perbedaan-perbedaan tersebut.
b. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

1. Media menghasilkan keseragaman pengamatan


2. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.
3. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
4. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar
5. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai
kepada yang abstrak.

Hamalik (1986) menemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan


keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar,
dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan memadatkan informasi.

Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual , yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi
kognitif, (d) fungsi kompensatoris.
1. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak
memperhatikan . Contoh ptk sd kelas 2 kurikulum 2013
2. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial.
3. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang
menggunakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang
lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.

Alat Peraga

Briggs dalam Noehi Nasution (2004, 7.3) berpendapat bahwa harus ada suatu untuk
mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia
mendifinisikan alat peraga sebagai alat peraga sebagai; ”wahana fisik yang mengandung
materi pembelajaran”.

Terlepas dari ragamnya pengertian tentang alat peraga, jelaslah bagi kita bahwa alat peraga
sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi yang jelas, yaitu: memperjelas,
memudahkan siswa dalam memahami konsep/prinsip atau teori, dan membuat pesan
kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa menarik, sehinggga motivasi belajar siswa
meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efesien.

Alat Peraga Pembelajaran Matematika

Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk memahami konsep matematika
yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara atau media.
Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga.Penggunaan alat peraga tidak
hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula digunakan utuk pemahaman konsep,
latihan dan penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain
sebagainya. Beberapa macam alat peraga pembelajaran matematika antara lain:

a. Alat peraga Kekekalan Luas


Luas daerah persegi panjang, luas daerah persegi, luas daerah segitiga, luas daerah
lingkaran, dalil Pythagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan balok, luas
permukaan limas, tangram
b. Alat Peraga Kekekalan Panjang
Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung dan batang
Cuisenaire
c. Alat Peraga Kekekalan Volume
Blok Dienes, volume kubus, volum balok, volum prisma, volum tabung, volum
kerucut, volum bola Download ptk matematika sd terbaru
d. Alat Peraga Kekekalan Banyak
Abakus biji, lidi, dan kartu nilai tempat
e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan
Uang logam, dadu, gasingan, paku payung, kartu, distribusi Galton (sesatan hexagon)
f. Alat Peraga untuk Pengukuran
Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahowk, jepit bola, spereometer
g. Alat Peraga Untuk Permainan Dalam Matematika
Mobius, aritmetika jam, kartu domino, kartu penebak hati

Landasan Penggunaan Alat Peraga

Di dalam penyusunan Rencana pembelajaran perlu juga adanya penrencanaan penggunaan


alat peraga yang sesuai untuk membantu mempermudah menanamkan atau mengembangkan
konsep yang akan dicapai dalam tujuan pembelajaran.

Ada beberapa alasan mengapa dalam pembelajaran matematika di SD /MI

(1). Siswa pada usia anak SD/MI, menurut Piaget, masih pada tahap operasi konkrit, yang
belum bisa menangkap informasi-informasi yang sifatnya abstrak. Padahal matematika
adalah pengetahuan yang bersifat abstrak. Jadi matematika hanya akan dapat difahami
dengan baik oleh siswa SD/MI jika matematika disajikan dengan menggunakan benda-benda
konkrit.

(2). Menurut teori dari Brunner, anak akan belajar dengan baik jika melalui 3 tahap,yakni
Tahap enaktif, ikonik dansimbolik. Tahap enaktif merupakan tahap pengalaman langsung
dimana anak berhubungan dengan benda-benda nyata /sesungguhnya.Tahap ikonik berkaitan
dengan gambar, lukisan, foto atau film, sedangkan tahap simbolik merupakan tahap
pengalaman abstrak. Download PTK matematika sd kelas 2 Jadi pada tahap enaktif siswa
harus menggunakan benda nyata dalam memulai belajar matematika Benda yang diangap
kongkrit dalam matematika adalah alat peraga tersebut.

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media, termasuk alat peraga, dalam proses pembelajaran mempunyai nilai-nilai
praktis sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa
Dua orang yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman
yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan
tersebut.
b. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

1. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.


2. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.
3. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
4. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar
5. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai
kepada yang abstrak.

Hamalik (1986) menemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan


keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar,
dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan memadatkan informasi.

Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual , yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi
kognitif, (d) fungsi kompensatoris.

1. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak
memperhatikan .
2. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial.
3. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang
menggunakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang
lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.

3. Metode Domonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi

Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah
dalqam bukunya, ” Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, adalah bahwa Metode
secara harfiah berarti ”cara”Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan: sebagai cara
melakukan kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan
konsep-kopnsep secara sistematis.

Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang lain yang
ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa dan rangsangan
visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini (contoh: Pembulatan
Biodiesel) bagaimana cara membuatnya?, terdiri dari bahan apa?, bagaimana proses
mengerjakannya?)

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:


1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasilpembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin
Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Anak didik terkadang suka rmelihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan
2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

Batas-Batas Kemungkinan Metode Demonstrasi

Demonstrasi menjadi tidak efektif bila: benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati
dengan jelas oleh siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak dilakukan
ditempat yang sebenarnya.

Dan menurut Muzayyin Arifin, Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur.
Kata prosedur lebih bersifat teknis administrative atau taksonomis. Seolah-olah mendidik
atau mengajarkan hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling
ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah
tujuan tertentu.

Metode Demonstrasi yang Efektif

Untuk melaksanakan metode Demonstrasi yang baik atau efektif ada beberapa langkah yang
harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari; perncanaan, uji coba dan
pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri adanya evaluasi.

Adapun langkah-langkah tersebut adalah:

1. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau ketrampilan apa yang diharapkan
dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi dilakukan.
2. Mmpertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar digunakan,
dan apakah ia merupakan metode yang efektif untuk mencapai tujuan yang
dirumuskan.
3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan
sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan dmonstrasi tidak gagal.
4. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
5. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya
sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba lebih dahulu supaya tidak gagal pada
waktunya.
6. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi
kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama
dan sesudah demonstrasi.
7. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan: a. Keterangan-
keterangan dapat didengar dengan jelas oleh anak
8. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat
dengan jelas.
9. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.
10. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu adanya diskusi
sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.

Hipotesis Tindakan

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda konkrit diduga dapat meningkatkan
ketrampilan dan hasil peserta belajar peserta didik tentang pengukuran .Sekurang-kurangnya
dalam hasil belajar siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
BAB III

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu


penelitian selama 3 bulan yaitu bulan September s/d bulan Nopember 2019. Waktu dari
perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun
pelajaran 2019/2020.

Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persiapan
2. Koordinasi persiapan tindakan
3. Pelaksanaan (perencanaan,tindakan,monitoring dan evaluasi,serta reflksi )
4. Penyusunan laporan penelitian
5. Seminar hasil laporan
6. Penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar
7. Penggandaan dan pengiriman laporan ppenelitian.

Subyek Penelitian

Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Pulogadung 01 jumlah siswa 27
orang. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas II belum
mampu dan memiliki kemandirian dalam memahami koonsep-konsep yang abstrak sehingga
perlu dengan adanya alat peraga yang nyata dan sering di jumpai siswa dalam kehidupan
sehari-hari. itu penulis juga mengajar di kelas II ,

Tempat Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Pulogadung 01penulis


mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan peneliti bekerja pada sekolah
tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek
penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis sebagai pendidik.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Proses pelaksanaan Penelitian terdiri dari 2 siklus dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut
:

a. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa Kelas II SD Negeri Pulogadung 01 dapat dikemukakan sebagai
berikut:
b. Jumlah Siswa 27, yaitu laki-laki sebanyak 11 Siswa dan perempuan sebanyak 16 Siswa.
c. Siswa yang tergolong pandai 5 siswa
d. 13 siswa berkemampuan rata-rata
e. 9 siswa berkemampuan rendah
Berdasarkan karakteristik siswa seperti di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung setiap hari hanya siswa-siswa yang tergolong pandai saja
yang biasanya aktif dan siswa yang berkemampuan rendah biasanya sangat tergantung pada
siswa lain yang aktif.

Variabel Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas
yang dimaksud adalah pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan Penelitian merupakan
persoalan yang berhubungan dengan variable-variabel penelitian. Variabel dalam penelitian
tindakan kelas berupa variabel input, variabel proses, dan variabel output.

Variabel input terdiri dari peserta didik, guru, bahan ajar, sumber bahan, prosedur evaluasi,
dan lingkungan belajar.

Variabel proses pelaksanaan pembelajaran seperti interaksi pembelajaran, ketrampilan


bertanya, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, dan implementasi bebagai metode
mengajar di kelas.

Variabel output seperti rasa keingintahuan peserta didik, kemampuan peserta didik
mengimplementasikan pengetahuan, motivasi belajar peserta didik, hasil belajar peserta
didik, sikap terhadap pengalaman mengajar yang dilaksanakan melalui tindakan perbaikan.

Pada penelitian ini variabel inputnya adalah materi pelajaran matematika kelas II semester 1
tahun pelajaran 2019/2020.Variabel prosesnya berupa penggunaan alat peraga benda konkrit
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Sedangkan variabel outputnya adalah hasil
meningkatkan hasil belajr peserta didik pada mata pelajaran matematika tentang Pengukuran
dengan menggunakan alat peraga benda konkrit.

Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Konsep pokok palaksanaan
penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart ( Arikunto Suharsimi,2006 ) terdapat empat
tahap rencana tindakan meliputi: perencanaan ( planning ), tindakan ( Acting ), pengamatan (
observing ), dan refleksi ( reflekting ). Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan ( planning )

Tahap perencanaan pada siklus I ini antara lain terdiri atas:

1. Merancang rencana pembelajaran siklus I pokok bahasan pengukuran.


2. Menjelaskan materi dengan gambar dan metode demonstrasi.
3. Pembuatan lembar soal evaluasi dan lembar kerja siswa yang berupa soal untuk
mengetahui kemampuan siswa memahami materi.
4. Pembuatan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi/ mengamati
KBM mata pelajaran Matematika dengan alat peraga benda konkrit dan metode
demonstrasi.
5. Tindakan (acting)
Tahap pelaksanaan observasi di lapangan meliputi:

1. Membuka pelajaran meliputi apersepsi, tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dipelajari.
2. Guru menjelaskan materi Pengukuran.
3. Guru membagi siswa secara berkelompok (setiap kelompok 4-5 siswa) untuk
berdiskusi. Contoh ptk sd kelas 2 kurikulum 2013
4. Guru menjelaskan tentang cara menjawab lembar kerja siswa yang berbentuk soal
untuk didiskusikan dengan kelompok masing masing.
5. Pelaporan hasil diskusi (kelompok diskusi), perwakilan dari tiap kelompok diskusi
untuk mengerjakan LKS yang berupa soal di depan kelas untuk mengisi kolom yang
telah disiapkan.
6. Membahas hasil diskusi siswa secara bersama-sama.
7. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi yang belum dipahami.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
9. Guru membagikan soal tertulis (isian) untuk dikerjakan secara individu, sebagai
sarana pengukuran tingkat pemahaman dan tingkat keberhasilan belajar siswa.
10. Pemantapan dan tindak lanjut dengan mendorong siswa untuk menginternalisasikan
konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan sehari-hari dan
menyisipkan pesan moral mengenai ciptaaan Tuhan YME, sikap dan kerjasama.
11. Observasi (observing)

Observasi atau pengamatan dilakukan saat PBM berlangung dalam mata pelajaran
Matematika dengan menggunakan metode Demonstrasi. Observasi akan dilakukan oleh guru
kelas II saat panulis melaksanakan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui
jalannya kegiatan pembelajaran dan digunakan untuk pedoman pelaksanaan perbaikan pada
tahap berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Analisa dari penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan hasil tes belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika materi “Pengukuran” dengan menggunakan metode
Demonstrasi. Hasil tes belajar peserta didik dari kondisi awal dan hasil belajar pada siklus I.
Hasil tes peserta didik digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika. Analisa juga akan menggunakan hasil observasi proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus tiap kali pertemuan. Contoh ptk sd kelas 2
kurikulum 2013Hasil observasi digunakan untuk menganalisis kekurangan dari pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Demonstrasi. Dari kekurangan pembelajaran pertemuan
pertama digunakan untuk menentukan kegiatan perbaikan pada kegiatan pembelajaran
pertemuan kedua dan seterusnya.

Siklus II

Setelah siklus pertama selesai, jika hasil belum memenuhi indikator pencapaian yang
diharapkan, maka dilanjutkan siklus ke II. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan
dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja akan menggunakan alat peraga benda konkrit.
Waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat
dilakukannya penelitian.
Pada siklus II, perencanaan yang dilakukan sama dengan perencanaan pada siklus I,
diantaranya merancang RPP dengan pokok bahasan pengukuran dengan menggunakan alat
peraga benda konkrit dan metode Demoinstrasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan,
membuat soal evaluasi berupa soal isian, membuat lembar observasi ( sama dengan lembar
observasi siklus I).

Tindakan dalam siklus II dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan
pembelajaran menggunakan alat peraga benda konkrit dan metode Demonstrasi. Observasi
dalam siklus II dilakukan oleh guru kelas II untuk mengetahui jalannya kegiatan balajar
mengajar dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dan metode Demonstrasi. Setelah
dilaksanakan tindakan dan observasi dilanjutkan dengan refleksi hasil kegiatan belajar
mengajar untuk mengetahui hasil yang didapat setelah dilakukan tindakan. Siklus II
merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.

Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan peneliti berupa informasi tentang proses pembelajaran
matematika tentang pengukuran, pemahaman siswa tentang konsep¬konsep, ketrampilan
siswa dalam menggunakan konsep, motivasi siswa dalam pembelajaran matmatika serta
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Perolehan data tersebut melalui berbagai sumber yang meliputi:

1. Informan atau Nara sumber yaitu siswa dan teman sejawat


2. SD Negeri Pulogadung 01 sebagai tempat berlansungnya proses pembelajaran
3. Dokumen atau arsip.antara lain Kurikulum, Silabus, RPP dan buku penilaian.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes dan observasi. Download Proposal
ptk matematika sd word Tes dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
proses pembelajaran pada akhir kegiatan dengan memberikan soal-soal tes tertulis untuk
mengukur hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif.

Dalam mengunakan tehnik observasi cara yang efektif adalah melengkapi dengan format atau
blangko pengamat sebagai instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang digambarkan akan terjadi ( Suharsimi Arikunto,2006 ). Teknik ini
digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda
konrit dan metode demonstrasi. Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
peserta didik dan keaktifan guru dalam menggunakan alat perag benda konkrit dan metode
demonstrasi. Observasi dilakukan oleh guru kelas II pada saat pembelajaran Matematika
dengan menggunakan alat peraga benda konkrit dan metode demonstrasi.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik kelas II pada mata
pelajaran Matematika di SD Negeri Pulogadung 01 dengan menggunakan alat peraga benda
konkrit dan metode demonstrasi instrumennya adalah soal-soal tes tertulis untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik, lembar observasi serta wawancara dan diskusi dengan teman
sejawat. Soal tes diberikan setelah pembelajaran berakhir.

Setelah melakukan pengamatan serta diikuti dengan kajian dokumen peneliti melakukan
wawancara atau diskusi dengan teman sejawat untuk memperoleh beberapa hal masukan
yang berkaitan minat belajar anak di rumah.

Validasi Data

Tehnik yang digunakan untuk memeriksa validasi data antara lain adalah Triangulasi data dan
review informan kunci.

Triangulasi data adalah tehnik pemeriksaan falidasi data dengan memanfaatkan sarana di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data itu ( Lexy J.Moleong,1995 : 178
)

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada
informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data
atau interpretasi temuan tersebut.

Indikator Kinerja

Rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan
penelitian ini adalah:

Peningkatan ketrampilan siswa tentang Pengukuran. Siswa yang emperoleh nilai lebih dari
KKM ( 60 ) lebih dari 80% Nilai rata kelas meningkat dari 50 menjadi 80.

Analisis Data

Tehnik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil
dikumpulkan antara lain dengan tehnik deskriptif komparatif (statiatik deskriptif komparatif)
dan tehnik analitis kritis.

Analisis data setelah masa pengumpulan data selesai mengikuti langkah-langkah berikut:

– Mempelajari kembali keseluruhan analisis yang dilakukan pada masa pengumpulan data.

– Melakukan penambahan, pengembangan, dan perbaikan-perbaikan terhadap analisis yang


telah dilakukan sebelumnya.

– Menyusun simpulan sementara.

– Melakukan pengkajian ulang terhadap keseluruhan hasil analisis dan triangulasi.

Anda mungkin juga menyukai