Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN di SD


(PDGK 4502)

Tugas Individu

Oleh:

Liya Winarsih
NIM: 828829235
Semester 2

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UPBJJ MALANG - UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua / wali peserta
didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite
sekolah mempunyai peranan yang penting bagi sekolah dalam masyarakat untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan dan tuntutan
masyarakat terhadap sekolah. Komite sekolah juga berfungsi dalam peningkatan peran
serta masyarakat dalam menentukan kewenangan pengadministrasian dan inovasi
kurikulum yang dilakukan masing masing sekolah. Komite sekolah juga berfungsi dalam
pengelolaan pendidikan serta pemerataan di sekolah.

Komite sekolah merupakan pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan kurikulum. Dalam
PP. No. 19 disebutkan bahwa pengambilan keputusan pada sekolah dasar dan menengah
di bidang non akademik dilakukan oleh komite sekolah yang di hadiri kepala sekolah.

Sumber Rujukan

Permendikbud No. 75, 2017

JURNAL ANALISIS KONTEKS DALAM PENGEMBANGAN DAN


IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Vol.4 No. 1
Juni 2009. Hal. 105-113.

Modul 4 4.5 dan 4.7 BMP PDGK4502 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di
SD

2. Kerangka kurikulum memuat landasan, fungsi, tujuan dan prinsip, struktur kurikulum,
pelaksanaan kurikulum, serta penilaian dan pengembangan kurikulum selanjutnya.
Sedangkan substansi struktur kurikulum 2004 yaitu :

Kurikulum SD dan MI
Kelas I dan II:
a) Alokasi waktu total 27 jam pelajaran per minggu. Sekolah dapat menambah sesuai
kebutuhan muatan lokal maksimal 4 jam.
b) 1 jam pelajaran tatap muka dilaksanakan sebanyak 35 menit.
c) Minggu efektif dalam 1 tahun adalah 34 -40 minggu . jumlah tatap muka per minggu
945 menit (16 jam). Jumlah tatap muka per tahun adalah 918 sampai dengan 1.080 jam
jam (32.130 – 37.800 menit)
d) Alokasi waktu 27 jam pelajaran diatur dengan komposisi: (a) 15% Agama; (b) 50%
Menulis, Membaca serta Menghitung; dan (c) 35% Sains, pendidikan kewarganegaraan
dan Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Seni serta Pendidikan Jasmani.
e) Pendekatan tematik, pemilihan tema-tema dilakukan bervariasi.
f) Sekolah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi.
g) pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar
pembiasaam tematik sepenuhnya oleh sekolah.

Kelas III, IV, V dan VI:


a) Alokasi waktu total adalah 32 – 34 jam pelajaran.
b) 1 jam pelajaran tatap muka dilaksanakan sebanyak 40 menit.
c) Minggu efektif dalam 1 tahun adalah 34 - 40 minggu. Jumlah jam tatap muka per
tahun adalah 1.088 sampai dengan 1.360 jam (43.520 – 54.400).
d) Sekolah dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan, seperti: kunjungan perpustakaan,
bakti sosial, olahraga, dan sejenisnya.
e) Mulai kelas III, menggunakan pendekatan tunggal sesuai mata pelajaran dan struktur
kurikulum.
f) Sekolah dapat menambahkan mata pelajaran bahasa inggris di kelas IV.
g) Sekolah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi.
h)sekolah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai kemampuan.
i) sekolah bersifat internasional dapat menggunakan bahasa inggris dan bahasa asing lain
sebagai bahasa pengantar

Bahan kajian merupakan penjabaran dari standar isiyang mencakup kajian yang
dibakukan dalam bentuk kompetensi. Mata pelajaran merupakan seperangkat kompetensi
dasar yang dibakukan dan substansi mata pelajaran tertentu di SD per kelas selama masa
persekolahan. Pedoman merupakan acuan bagi pengembangan, pemasyarakatan,
pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian kurikulum. Pedoman meliputi pedoman
pembelajaran, pedoman penilaian kelas, pedoman penyusunan silabus, pedoman
penggunaan sarana belajar, pedoman pengelolaan kurikulum, dan pedoman bimbingan
karier. Silabus merupakan penjabaran kompetensi dan tujuan ke dalam rincian kegiatan
dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, serta alokasi waktu per mata
pelajaran dan per kelas. Bahan ajar merupakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan
petumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,
dan kejiwaan peserta didik.

Sumber Rujukan

Modul 5 5.29, 5.32, dan 5.33 BMP PDGK4502 Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran di SD

3. Melihat fenomena tersebut, prinsip pengembangan kurikulum yang sesuai adalah prinsip
relevansi. Kurikulum memiliki kesesuaian dengan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Adanya konsistensi atau kesesuaian antarkomponen
kurikulum, yaitu antara komponen tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Dalam
membuat kurikulum harus memperhatikan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat. Kemudian disesuaikan dengan tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian
untuk mendapatkan mutu pendidikan yang optimal. Namun, dalam kasus tersebut
kurikulum juga harus memperhatikan perkembangan dan kemampuan teknologi sumber
daya manusia.

Kurikulum juga menyesuaikan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan


peserta didik dan lingkungannya. Untuk mendukung pencapaian tujuan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Memiliki posisi sentral, berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Sumber Rujukan

Modul 6 6.13 – 6.14 BMP PDGK4502 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di


SD

4. Dalam pengembangan KTSP pada tingkat sekolah, salah satu langkah harus dilakukan
adalah melakukan analisis konteks. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
nyata tentang kondisi dan situasi sekolah. Pelaksanaannya dilakukan secara bersama –
sama oleh warga sekolah dengan koordinasi kepala sekolah.

Pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis konteks adalah pendekatan SWOT.
Pendekatan dilakukan pengkajian tentang lingkungan internal sekolah untuk memahami
streghts sekolah untuk mengidentifikasi opportunities dan threats. Hasil SWOT adalah
peta/kondisi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman.

Analisis konteks terhadap komponen sekolah :

A. Analisis Situasi Internal Sekolah

1) Analisis peserta didik : kekuatan dan kelemahan peserta didik antara lain
dilihat dari input awal dan saat pembelajaran, dan hasil kemampuan
akademik, minat dan bakat peserta didik.

2) Analisis Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) : kekuatan dan kelemahan


yang dimiliki sekolah, sehingga program pengembangan KTSP yang disusun
sesuai dengan kemampuan dan dapat dilaksanakan secara maksimal.

3) Sarana dan prasarana : meliputi perabot, peralatan pendidikan, media


pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serts
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
4) Biaya : terdiri dari biaya investasi, personal, dan operasional. Biaya investasi
yaitu penyediaan sarpras, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap. Biaya
personal yaitu biaya pendidikan peserta didik. Biaya operasional yaitu gaji
pendidik dan tendik, peralatan kependidikan habis pakai, operasi pendidikan
tak langsung ( air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarpras, uang lembur,
transportasi, komsumsi).

5) Proram – program : kekuatan dan kelemahan program – program pendidikan


seperti mata pelajaran muatan nasional dan muatan lokal, pemilihan kegiatan
pengembangan diri, penentuan kecakapan hidup, pendidikan berbasis
unggulan, program pembelajaran, remedial, dan pengayaan.

B. Analisis Lingkungan sekolah dan kondisi masyarakat

1) Komite sekolah dan Dewan pendidikan : pihak yang terlibat dalam penyusunn
KTSP disamping narasumber lainnya.

2) Dinas pendidikan : berperan sebagai pengembangan KTSP terutama


narasumber dalam KKG dan MGMP.

3) Dunia industri dan dunia kerja melibatkan pemangku stakeholders untuk


menjamin relevansi dengan kebutuhan kehidupan, termasuk kehidupan
masyarakat, dunia usaha, dan dunia kerja.

4) Sumber daya alam dan sosial budaya : memperhatikan keragaman potensi dan
kondisi lingkungan, baik alam maupun sosial budaya masyarakat, kesetaraan
gender, sehingga setiap daerah memerlukan pendidikan sesuai karakteristik
daerah dan pengalaman hidup sehari – hari .

Sumber Rujukan

JURNAL ANALISIS KONTEKS DALAM PENGEMBANGAN DAN


IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.
Vol.4 No. 1 Juni 2009. Hal. 105-113.

Anda mungkin juga menyukai