Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal
seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran. Pada masa darurat Covid-19, SMK Bina Nusa
Mandiri melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi
darurat di masa pandemi, di butuhkan kreatifitas dari masing-masing sekolah
dimana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang
tua. Menghadapi tahun pelajaran 2020/2021 yang masih dalam masa darurat,
tentunya sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran yaitu Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan
rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing
satuan pendidikan di masa Covid 19. Kurikulum ini dikembangkan untuk
menghadapi masa darurat covid 19 oleh Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang
meliputi kerangka dasar Kurikulum, tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan, Sebelum mengembangkan
Kurikulum, SMK Bina Nusa Mandiri melakukan analisis kondisi internal yang ada di
satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan
dengan melakukan skrening zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan
dan peserta didik untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan
episentrum penularan Covid-19. Suplemen Kurikulum ini disusun dan
dilaksanakan pada masa covid 19, oleh karena itu semua aspek yang berkenaan
dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil
belajar disesuaikan dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan
Sekolah. Dalam menyusun kurikulum, satuan pendidikan dapat melakukan
modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah. Dengan tersusunnya dokumen Kurikulum ini, SMK Bina Nusa Mandiri
akan menjadi sekolah yang memiliki Kurikulum yang disesuaikan dengan situasi

Page | 1
dan kondisi lingkungan sekolah dimasa pandemi covid 19, sehingga terselenggara
proses pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan
berbagai keunggulan-keunggulan dan kreatifitas dan inovasi sekolah.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis, bertanggung jawab.
1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
a. Tantangan Internal
1) Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
2) Sumber Daya Manusia yang masih perlu adanya peningkatan kualitas
secara akademik maupun non akademik (TPK), sehingga guru mampu
mentransformasikan materi pembelajaran terhadap peserta didik,
serta kurangnya beradaptasi dengan inovasi, disamping itu perlu
meningkatkan kepedulian terhadap peserta didik dan seluruh warga
sekolah.
3) Sarana dan Prasarana yang perlu adanya penambahan dari sisi
kualitas dan kuantitas sehingga mampu menunjang kebutuhan
peserta didik

Page | 2
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
1) Kompetensi masa depan antara lain  kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga
negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk
mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan
memiliki kesiapan untuk bekerja.
2) Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
3) Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi,
Psikologi, Observation based [discovery] learning dan Collaborative
learning.
4) Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir
dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
1) Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
2) Dari satu arah menuju interaktif.
3) Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
4) Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
5) Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
6) Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
7) Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
8) Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
9) Dari alat tunggal menuju alat multimedia.

Page | 3
10) Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
11) Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
12) Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
13) Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak.
14) Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
15) Dari pemikiran faktual menuju kritis.
16) Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar
Kompetensi Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan
pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan
kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak
diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional.

e. Karakteristik Kurikulum 2013

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.


1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran.
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta
didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari
peserta didik untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMK.

Page | 4
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan
menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang
pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5) Kompetensi Inti  menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema
atau satu kelas dan satu mata pelajaran SMK. Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas
tersebut.
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD
yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut
2. Kondisi nyata hasil EDS
Evaluasi Diri Sekolah (EDS)  di tiap sekolah menjadi tanggung jawab
kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah  (TPS) yang
terdiri dari Kepala Sekolah, guru, Komite Sekolah, orang tua peserta didik,
dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan tokoh masyarakat atau
tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang  untuk digunakan
oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan dan dasar
penyusunan  Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya
peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya dilaksanakan setelah anggota TPS
mendapat pelatihan. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
seorang Kepala sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi-kompetensi
seperti tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13

Page | 5
Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah: - kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.  Disamping itu
sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu
pendidikan di satuan pendidikan dibawah tanggung jawabnnya, dia juga
harus mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 63 tahun
2009 tentang Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang
mengharuskan “terbangunnya budaya, mutu pendidikan” serta
“terpetakannya mutu pendidikan yang rinci pada satuan pendidikan”. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka kepala sekolah khususnya dan pemangku
kepentingan pendidikan pada umumnya, mutlak perlu mengetahui secara
benar konsep, maksud dan tujuan serta mampu melaksanakan Evaluasi Diri
Sekolah (EDS) di sekolahnya. Dengan melaksanakan EDS ini maka kepala
sekolah akan lebih dapat melaksanakan kompetensi manajerialnya secara
menyeluruh dan bermakna yang akan membantu peningkatan kinerja sekolah
– khususnya dalam melihat sejauh manakah sekolah/madrasah telah
mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan
(SNP), serta kekuatan dan kelemahannya sehingga sekolah dapat menyusun
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)
berdasarkan keadaan dan kebutuhan nyata mereka. Peningkatan mutu
pendidikan khususnya pada satuan pendidikan memerlukan adanya kepala
sekolah/madrasah yang handal, tangguh dan berkemampuan yang secara
bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan di sekolah dapat
memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada semua peserta
didik. Kepala sekolah/madrasah yang handal diharapkan dapat menjadi
lokomotif dan kekuatan untuk membimbing, menjadi contoh, serta
menggerakkan para pendidik dan tenaga kependidikamn dalam
melaksanakan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena
itu, program penguatan kemampuan kepala sekolah perlu memasukkan
pembahasan mengenai EDS, yang merupakan bagian penting dalam
kompetensi manajerial, sebagai salah satu topik yang harus diketahui dan

Page | 6
dipahami secara benar untuk selanjutnya dilaksanakan oleh para kepala
sekolah
3. Kondisi Ideal Sesuai Permendikbud
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015, tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan terbitnya beberapa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP), maka pengembangan kurikulum harus pula
mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, dan
Standar Penilaian Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas
dokumen I dan dokumen II. Dokumen I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, untuk semua tingkat kelas. Sebelum mengembangkan KTSP,
sekolah perlu melakukan analisis konteks yang meliputi analisis SNP, analisis

Page | 7
kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan.

4. Potensi dan karakteristik satuan pendidikan


1. Tenaga pendidik dan kependidikan
a. Kekuatan
SMK Bina Nusa Mandiri memiliki tenaga pendidik 21 guru dan tenaga
kependidikan 4 pegawai. Kualitas pendidikan meliputi 21
berkualifikasi S1 dan mengajar Linier guru dan yang belum sarjana 2
guru. Sedangkan tenaga kependidikan meliputi 4 orang berkualifikasi
S1.
b. Kelemahan
Disadari bahwa walaupun secara kualifikasi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada di SMK Bina Nusa Mandiri memenuhi
standar, namun kompetensi dalam memberikan materi/mengajar di
kelas masih kurang maksimal. Indikatornya adalah dari nilai hasil
belajar peserta didik maupun dari interview kepada para peserta didik
perihal metode pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan di
masa pandemi saat ini masih terdapat beberapa guru yang belum
menguasai IT sebagai media pembelajaran secara daring
c. Tantangan
Tuntutan masyarakat dan pemerintah bahwa guru harus berwawasan,
berkarya secara professional serta tuntutan pada sekolah standar
nasional (SSN). Solusinya adalah memotivasi guru secara rutin ,
dilakukan pembinaan-pembinaan baik melalui MGMP. Mampu
meningkatkan kualitas secara mandiri dan melanjutkan pedidikan S2
serta memperbanyak literasi terkait mapel yang diampu maupun
pengetahuan yang lain, serta memperdalam penggunaan IT sebagai
media dalam pembelajaran di masa pandemic.
d. Peluang

Page | 8
Data menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah peserta didik
pendaftar dan yang diterima selalu menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal ini merupakan kepercayaan masyarakat yang
meningkat terhadap SMK Bina Nusa Mandiri Tahun Pelajaran
2020/2021, hal ini terbukti bahwa pada Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2020/2021 terjadi peningkatan yang
signifikan. Hal ini merupakan peluang yang besar bagi SMK Bina Nusa
Mandiri untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh meliputi
sarana prasaran dan kualitas guru.
2. Peseta Didik
a. Kekuatan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dilakukan melalui seleksi
dengan mempertimbangkan SKHUN serta jumlah pendaftar selalu
melebihi kuota pemerimaan maka dapat memperoleh siswa yang
berkemampuan lebih baik.
b. Tantangan
SMK Bina Nusa Mandiri harus memiliki ciri keunggulan tersendiri
sehingga menjadi pilihan utama di antara sekolah lain.
c. Peluang
Dengan input nilai yang masuk di SMK Bina Nusa Mandiri termasuk
kategori baik maka mempunyai peluang untuk meningkatkan prestasi
peserta didik. Mencermati dari kekuatan, kelemahan, tantangan dan
peluang yang ada bagi peserta didik, maka hal itu perlu dilakukan oleh
sekolah adalah:
1) Meningkatkan prestasi siswa baik akademik maupun non
akademik.
2) Membuat program jam tambahan setelah selesai pelajaran.
3) Melakukan peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah
sebagai media pembelajaran
3. Proses Pelajaran

Page | 9
Kurikulum SMK Bina Nusa Mandiri Tahun Pelajaran 2020/2021 hasil
analisis konteks proses pembelajaran di SMK Bina Nusa Mandiri dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan 5 hari efektif dengan
rincian sebagai berikut:
a. Untuk kelas X rincian 46 jam/minggu. Untuk kelas IX & XII rincian 48
jam/minggu
b. Untuk Tahun Pelajaran 2020/2021 SMK Bina Nusa Mandiri melakukan
system pembalajaran secara Daring.
c. Waktu pembelajaran selama pandemi dimulai pukul 07.00 sampai
dengan 13.00
4. Sarana dan Prasarana
Sekolah berupaya untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana sekolah,
antara lain: menambah ruang kelas dari 10 menjadi 13 ruang kelas,
menggunakan media elektronik dilengkapi LCD proyektor, 2 laboratorium
komputer, 1 laboratorium Perhotelan, 1 ruang perpustakaan, mushola
dan menambah jaringan internet, hal ini merupakan tantangan tersendiri
guna memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.
5. Manajemen
a. Kekuatan
Dukungan warga sekolah merupakan kekuatan untuk mewujudkan
manajemen berbasis informatika dan teknologi (IT)
b. Kelemahan
Dengan Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Sekolah yang
belum semua mengenal pembelajaran berbasis IT tentulah masih
belum cukup untuk mewujudkan manajemen berbasis IT di SMK Bina
Nusa Mandiri.
c. Tantangan
Dengan tuntutan tersebut maka merupakan tantangan untuk
mewujudkan manajemen berbasis IT di SMK Bina Nusa Mandiri.
d. Peluang

Page | 10
Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dalam
pembelajaran berbasis IT dan bisa meningktakan prestasi siswa dari
segi akademik atau non akademik.

B. Tujuan Pengembangan KTSP SMK Bina Nusa Mandiri

Pengembangan Kurikulum SMK Bina Nusa Mandiri Jakarta pada tahun


pelajaran 2020/2021 dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan Program Kerja
Sekolah baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Alasan logis
pengembangan Kurikulum SMK Bina Nusa Mandiri Jakarta adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan kompetensi profesi guru baik sebagai pendidik maupun sebagai


administrator.
b) Memberdayakan seluruh komponen pendidikan secara kolektif
c) Menggali potensi peserta didik dan menyelaraskan dengan kebutuhan Dunia
Usaha/Industri
d) Meningkatkan mutu tamatan yang memiliki kompetensi unggul
e) Memiliki daya saing dan daya jual pada bursa kerja
f) Menjawab tantangan perkembangan pada abad milenium
C. Landasan
1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas


peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Page | 11
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan


bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang member kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang

Page | 12
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum
2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan
dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, s ikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum
2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan
kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub

Page | 13
dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan
yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus.
Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan
akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikologis
Dengan menerapkan landasan psikologi dalam proses pengembangan
kurikulum diharapkan dapat diupayakan pendidikan yang dilaksanakan relevan
dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi materi/bahan yang
harus diberikan/dipelajari peserta didik, maupun dari segi penyampaian dan
proses belajar serta penyesuaian dari unsur–unsur upaya pendidikan lainnya.
Pada dasarnya terdapat dua cabang ilmu psikologi yang berkaitan erat dalam
proses pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi
perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan
perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar
mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek
perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Karakteristik perilaku tiap individu pada tiap tingkat perkembangan
merupakan kajian yang terdapat dalam cabang psikologi perkembangan. Oleh

Page | 14
sebab itu, dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan
dengan program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan
psikologi mutlak harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan
kurikulum. Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya
diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan
cara/metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna
mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak
diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam hal penentuan isi
kurikulum yang diberikan/dipelajari peserta didik, baik tingkat kedalaman dan
keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta manfaatnya yang
disesuaikan dengan tahap dan tugas perkembangan peserta didik. Psikologi
belajar memberikan sumbangan terhadap pengembangan kurikulum terutama
berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada peserta didik
dan bagaimana peserta didik harus mempelajarinya, berarti berkenaan
dengan strategi pelaksanaan kurikulum. Anak sejak dilahirkan sudah
memperlihatkan keunikan–keunikan yang berbeda satu sama lainnya, seperti
pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan dan gerakan–gerakan tubuhnya.
Hal ini menggambarkan bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk
berkembang. Di dalam psikologi perkembangan terdapat banyak pandangan
ahli berkenaan dengan perkembangan individu pada tiap–tiap fase
perkembangan. Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat
berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak
merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya.
Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum, antara lain;
a. Tiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,
minat, dan kebutuhannya,
b. Di samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti)
yang harus dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula
pembelajaran pilihan sesuai minat dan bakat anak,

Page | 15
c. Kurikulum selain menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga
menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik,
d. Kurikulum memuat tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap,
dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir
dan batin.

4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum
2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan pengalaman belajar langsung peserta
didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual
peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. UU No 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Page | 16
3. PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
5. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Carakter
6. Permendikbud No. 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum SMK
7. Pemendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan pada Pendidikan asar dan Menengah
8. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan kstrakurikuler
Pendidikan Dasar dan menengah
9. Pemendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan kepramukaan
sebagai ekstra Kurikuler Wajib
10. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentangimplementasi Mulok
Kurikulum 2013
11. Pemendikbud Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
12. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan
13. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Menengah Kejuruan;
14. Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK
15. Permendikbud Nomor 4 tahun 2018 tentang Penilaian Hasil belajar oleh
Satuan Pendidikan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018
tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK);

Page | 17
17. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018
tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 464/D5/KR/2018
tentang KI/KD
19. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 89 tahun 2018 tentang
Perubahan atas peraturan Gubernur Nomor 80 tahun 2017 Tentang
Kurikulum Muatan Lokal di Sekolah/Madrasah.

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN,
VISI dan MISI SEKOLAH SMK BINA NUSA MANDIRI

1. TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

Page | 18
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang
dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.

A. Visi
Sekolah SMK Bina Nusa Mandiri merupakan sekolah yang berada dalam
sub sistem dinas pendidikan Provinsi DKI Jakarta, maka sebagai tindak
lanjut dari upaya untuk melakukan kegiatan dan proses belajar mengajar
perlu adanya pedoman yang berupa Visi SMK Bina Nusa Mandiri. Visi
sekolah sebagai wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah
harus memiliki pandangan jauh ke depan. Gambaran masa depan sekolah
harus tercermin pada visi sekolah. Dengan menganalisis segala kekuatan
dan kelemahan dan memperhatikan berbagai aspek dan tuntutan, visi
SMK Bina Nusa Mandiri ditetapkan sebagai berikut:
“ Mewujudkan Lulusan Yang Profesional Dalam Mempersiapkan Tenaga
Kerja Sesuai Dengan Kebutuhan Industri, dan Berahklak Mulia.”
B. Misi
Misi adalah suatu langkah idealis yang harus dijabarkan dalam langkah-
langkah nyata agar visi dapat diwujudkan. Untuk mewujudkan visi
tersebut, sekolah telah menetapkan misi yang merupakan upaya
memenuhi kepentingan-kepentingan sebagaimana dituangkan dalam visi
sekolah.

Page | 19
1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang berbasis ilmu
pengetahuan yang tinggi sesuai dengan Program Studi.
2. Melaksanakan pendidikan kejuruan yang berkarakter kebangsaan,
kewirausahaan yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha/industri
dan masyarakat.
3. Membangun kerjasama dengan dunia usaha dan industri dengan
potensi pengembangan sumberdaya manusia, dan inovasi tepat guna,
4. Menerapkan Manajemen berbasis sekolah yang partisipatif dan
melibatkan seluruh warga sekolah.
5. Menerapkan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan sekolah
6. Menerapkan model pembelajaran berbasis IT sesuai kemajuan
teknologi informasi 4.0.
C. Tujuan SMK Bina Nusa Mandiri
a. Mewujudkan lembaga pendidikan yang berkualitas dengan acuan
manajemen mutu.
b. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi sumber daya manusia
yang profesional, mempunyai kemampuan untuk mandiri dan mampu
mengisiformasi yang ada pada dunia usaha/dunia industri/pemerintah
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
keahliannya.
c. Membekali peserta didik agar mempunyai kedisiplinan, keuletan dan
kegigihan dalam beradaptasi dan berkompetisi pada dunia kerja
sesuai kompetensi keahlian.
d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial,
budaya dan seni agar nantinya mampu mengembangkan diri baik
secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

D. Tujuan Program Keahlian Perhotelan


Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap
agar kompeten:

Page | 20
a. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam
program keahlian perhotelan, agar dapat bekerja baik serta mandiri
atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
b. Mendidik peserta didik agar dapat mampu memilih karir,
berkompetisi dalam mengembangkan sikap profesional dalam Paket
Keahlian Perhotelan.
c. Membekali peserta didik agar mampu memilih karier yang tepat
dengan keterampilannya.

2. PROFIL LULUSAN DAN SKL KOMPETENSI KEAHLIAN


A. PROFIL LULUSAN
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan, yang akan menjadi acuan
bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan
Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK KURIKULUM 2013

Dimensi Kualifikasi

Page | 21
Memiliki (melalui mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi) pengetahuan prosedural dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi seni,
Pengetahuan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian (pada bidang kerja spesifik) sesuai bakat dan
minatnya
Memiliki (melalui menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, mengamalkan) perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia (jujur, santun, peduli,
Sikap disiplin, demokratis, patriotic), percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Memiliki (melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta) kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
Keterampilan
konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri (pada bidang kerja spesifik) sesuai
dengan bakat dan minatnya

B. SKL KOMPETENSI KEAHLIAN


Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan SMK sesuai Permendikbud No 20 tahun 2016
adalah sebagai berikut :
a. Dimensi Sikap

Page | 22
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.
b. Dimensi pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni,
4. budaya, dan
5. humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, serta kawasan regional dan internasional. Istilah pengetahuan
Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada masing-masing
satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut:
1. Faktual
Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.
2. Konseptual
Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi,
teori,model, dan struktur yang digunakan terkait dengan pengetahuan
teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan denganilmu

Page | 23
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
3. Prosedural
Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode, dan
kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.

4. Metakognitif
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail,
spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan denganilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
c. Dimensi Keterampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: (1). kreatif, (2). produktif,
(3). kritis, (4). mandiri, (5). kolaboratif, dan (6). Komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan
pendidikan dansumber lain secara mandiriStandarLulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.

Page | 24
Tabel Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
Dimensi Kualifikasi

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:


1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil,
dan kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni,
4. budaya, dan
5. humaniora.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regional
dan internasional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan

Page | 25
Dimensi Kualifikasi

6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan
dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber
lain secara mandiri

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada


jenjang SMK dijelaskan pada matriks berikut:

Penjelasan Uraian

Faktual Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks


berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
Konseptual Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,
generalisasi, teori,model, dan struktur yang digunakan
terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail
dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.
Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau
kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis,
spesifik, algoritma, metode, dan kriteria untuk
menentukan prosedur yang sesuai berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Page | 26
Penjelasan Uraian

Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri


sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari
pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks,
kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang


pendidikan memperhatikan:
a. perkembangan psikologis anak;
b. lingkup dan kedalaman;
c. kesinambungan;
d. fungsi satuan pendidikan; dan
e. lingkungan.
Standar Kompetensi Kelulusan SMK Bina Nusa Mandiri pada kompetensi
keahlian Multimedia, Sebagai Berikut :
1. Mengoperasikan software dan periferal digital illustration, digital
imaging, dan web design
2. Mengoperasikan software dan periferal multimedia, presentation,
2D animation, dan 3D animation
3. Mengoperasikan software dan periferal digital audio, digital video,
dan visual effects
4. Mengoperasikan software dan peripheral multimedia
5. Operasional pembuatan grafis
6. Perekaman gambar dan suara, dan
7. Keterampilan dalam proses pra produksi Produksi sampai pasca
produksi
3. DESKRIPSI KOMPETENSI
A. Deskripsi KKNI Level 2

Page | 27
Peraturan Umum yang di maksud Pemerintah yaitu Presiden RI , No. 8
tahun 2012 tentang KKNI , adalah :

1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat


KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
2. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
3. Penyetaraan adalah proses penyandingan dan pengintegrasian capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan kerja, dan
pengalaman kerja.
4. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan
kedudukannya dalam KKNI.
5. Pengalaman kerja adalah pengalaman melakukan pekerjaan dalam
bidang tertentu dan jangka waktu tertentu secara intensif yang
menghasilkan kompetensi.
6. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji
kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia,
Standar Internasional, dan/atau Standar Khusus.
7. Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa
seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
8. Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu
yang diakui oelh Masyarakat
Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian Perhotelan dapat

Page | 28
di capai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 ( tiga)
tahun. Klaster yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pembersihan Lokasi/Area dan Peralatan
N KODE UNIT JUDUL UNIT
o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
10.01/PAR.UJ.03.044.0 Inggris pada tingkat operasional dasar.
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.02 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda
4 D1.HOT.CL1.03 Mengikuti prosedur Kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja
5 D1.HOT.CL1.04 Mengikuti prosedur Kebersihan tempat kerja
6 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
7 D1.HHK.CL3.02 Membersihkan lokasi/area dan peralatan
8 D1.HSS.CL4.09 Menyediakan fasilitas kehilangan dan
penemuan barang

2. Penyiapan Kamar Untuk Tamu


N KODE UNIT JUDUL UNIT
o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
10.01/PAR.UJ.03.044.0 Inggris pada tingkat operasional dasar.
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.02 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda
4 D1.HOT.CL1.03 Mengikuti prosedur Kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja
5 D1.HOT.CL1.04 Mengikuti prosedur Kebersihan tempat kerja
6 D1.HOT.CL1.07 Berkomunikasi melalui telepon
7 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
8 D1.HOT.CL1.11 Menangani situasi konflik
9 D1.HHK.CL3.01 Menyediakan jasa Housekeeping untuk tamu
10 D1.HHK.CL3.03 Menyiapkan kamar untuk tamu
11 D1.HSS.CL4.09 Menyediakan fasilitas kehilangan dan
penemuan barang

Page | 29
3. Penanganan Linen dan Pakaian Tamu
N KODE UNIT JUDUL UNIT
o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
Inggris pada tingkat operasional dasar.
10.01/PAR.UJ.03.044.0
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.03 Mengikuti prosedur Kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja
4 D1.HOT.CL1.04 Mengikuti prosedur Kebersihan tempat kerja
5 D1.HOT.CL1.05 Melakukan prosedur administrasi
6 D1.HOT.CL1.07 Berkomunikasi melalui telepon
7 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
8 D1.HHK.CL3.05 Menagani Linen dan Pakaian Tamu

4. Penyediaan Layanan Jasa Porter


N KODE UNIT JUDUL UNIT
o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
Inggris pada tingkat operasional dasar.
10.01/PAR.UJ.03.044.0
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.02 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda
4 D1.HOT.CL1.03 Mengikuti prosedur Kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja
5 D1.HOT.CL1.04 Mengikuti prosedur Kebersihan tempat kerja
6 D1.HOT.CL1.07 Berkomunikasi melalui telepon
7 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
8 D1.HFO.CL2.07 Menyediakan Layanan Bell boy/Porter

5. Penerimaan dan Pemprosesan Reservasi Kamar

N KODE UNIT JUDUL UNIT


o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI

Page | 30
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
Inggris pada tingkat operasional dasar.
10.01/PAR.UJ.03.044.0
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.02 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda
4 D1.HOT.CL1.05 Melakukan prosedur administrasi
5 D1.HOT.CL1.06 Mencari dan mendapatkan data computer
6 D1.HOT.CL1.07 Berkomunikasi melalui telepon
7 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
8 D1.HOT.CL1.10 Mempromosikan produk dan jasa kepada
pelanggan
9 D1.HFO.CL2.01 Menerima dan memproses reservasi

6. Penyediaan Layanan Akomodasai Reception

N KODE UNIT JUDUL UNIT


o
KOMPETENSI UMUM DAN INTI
1 D1.LAN.CL Berkomunikasi secara lisan dalam Bahasa
Inggris pada tingkat operasional dasar.
10.01/PAR.UJ.03.044.0
1
2 D1.HOT.CL1.01 Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan
3 D1.HOT.CL1.02 Bekerja dalam lingkungan sosial yang berbeda
4 D1.HOT.CL1.05 Melakukan prosedur administrasi
5 D1.HOT.CL1.06 Mencari dan mendapatkan data computer
6 D1.HOT.CL1.07 Berkomunikasi melalui telepon
7 D1.HOT.CL1.09 Mengembangkan dan memperbaharui
pengetahuan tentang industry pariwisata
8 D1.HOT.CL1.10 Mempromosikan produk dan jasa kepada
pelanggan
9 D1.HOT.CL1.11 Menagani situasi konflik
10 D1.HFA.CL2.01 Memproses transaksi keuangan
11 D1.HFO.CL2.03 Menyediakan layanan akomodasi reception

B. Deskripsi Kompetensi SMK 3 tahun

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1)


aspek kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses

Page | 31
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)

1. Menghayati dan mengamalkan


2. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya. perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), bertanggung-
jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian
nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara
berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Ketrampilan)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik,


menganalisis dan dengan menggunakan alat
mengevaluasi tentang informasi dan prosedur kerja
pengetahuan faktual, yang lazim dilakukan serta
konseptual, prosedural, dan menyelesaikan masalah
metakognitif sesuai dengan sederhana sesuai dengan
bidang dan lingkup kajian lingkup kajian.

Page | 32
Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan
menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis,
pada tingkat teknis, spesifik,
mandiri, kolaboratif,
detail dan kompleks
komunikatif, dan solutif
berkenaan dengan ilmu
dalam ranah abstrak terkait
pengetahuan, teknologi,
dengan pengembangan dari
seni, budaya, dan humaniora
yang dipelajarinya di sekolah,
dalam konteks
serta mampu melaksanakan
pengembangan potensi diri
tugas spesifik di bawah
sebagai bagian dari keluarga,
pengawasan langsung.
sekolah, dunia kerja, warga
Menunjukkan keterampilan
masyarakat nasional,
mempersepsi, kesiapan,
regional dan internasional.
meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak
alami dalam ranah konkret
terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Page | 33
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 dan PP Nomor 32 Tahun


2013 tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur
kurikulum tingkat nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum
tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka dasar
kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan.
Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan bahwa kerangka
dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum 2013
meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis, dan
landasan pedagogis. Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013
sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan


bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan.

2. Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang


memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

Page | 34
3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya.

4. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual,


intelektual, dan kinestetik.

5. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan


yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).

Landasan pedagogis Kurikulum 2013 adalah rancangan pendidikan yang


memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan
untuk mengembangakan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
bangsanya. Permendikbud No 69 tahun 2013 menjelaskan tentang
Kerangka dasar kurikulum Sekolah Menengah Atas merupakan landasan
filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai
acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan
pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Menengah Atas. Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas merupakan pengorganisasian
kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada
setiap Sekolah Menengah Atas.

a. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen


Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017. Struktur Kurikulum Pendidikan

Page | 35
Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan
Nasional dan (B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai
kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi
Keahlian. Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1)
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Sejarah
Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya. Muatan
Kewilayahan berisi tiga Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya; (2)
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan (3) Muatan Lokal.
Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran KTSP SMK dari masing-masing
Kompetensi Keahlian dapat dilihat dalam Keputusan Dirjen Dikdasmen
Nomor 130/D/KEP/KR/2017.

Struktur Kurikulum SMK Bina Nusa Mandiri, Bidang Keahlian


Pariwisata, Program Keahlian Perhotelan dan Jasa Pariwisata, dan
Kompetensi Keahlian Perhotelan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1
3 3 3 3 3 3
. Pendidikan Agama dab Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2
2. Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3        
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
1 1 1 1 1 1
Jumlah A 9 9 5 5 5 5
B. Muatan Kewilayahaan
1. Seni Budaya 3 3        
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 2 2 2    
2. Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 0 0
C. Muatan Peminatan Kejuruan 
C1. Dasar Bidang Keahlian 

Page | 36
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3        
2. Ipa Terapan 3 3        
3. Kepariwisataan 3 3        
C2. Dasar Program Keahlian 
1. Komunikasi Industry Pariwisata 3 3        
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan
3 3        
2. Kerja
3. Administrasi Umum 3 3        
4. Bahasa Asing Pilihan 4 4        
C3. Kompetensi Keahlian 
1. Industry Perhotelan     4 4    
2. Front Office     5 5 7 7
3. Housekeeping     5 5 6 6
4. Laundry     5 5 6 6
5. Food and Beverage     5 5 6 6
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan     7 7 8 8
2 2 3 3 3 3
Jumlah C 2 2 1 1 3 3
4 4 4 4 4 4
Total 6 6 8 8 8 8
Tabel Jumlah Jam Mata Pelajaran

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dab Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 2 2
2. Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 3 3 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2     2 2
6. Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
1 1 1 1 1
17
Jumlah A 6 6 4 4 7
B. Muatan Kewilayahaan
1. BK 1 1 1 1 1 1
1. Seni Budaya 2 2     2 2
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 2 2 2 2 2
2. Kesehatan
Jumlah B 5 5 3 3 5 5
C. Muatan Peminatan Kejuruan 
C1. Dasar Bidang Keahlian 
1. Simulasi dan Komunikasi Digital       2   2
2. Ipa Terapan     2 2   2

Page | 37
3. Kepariwisataan       3   3
C2. Dasar Program Keahlian 
1. Komunikasi Industry Pariwisata     2     2
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan
2 2     2  
2. Kerja
3. Administrasi Umum       2    
4. Bahasa Jepang 3 3 2 2    
C3. Kompetensi Keahlian 
1. Industry Perhotelan     3 4    
2. Front Office 4 4 4 3 5 3
3. Housekeeping 4 4 4 3 5 3
4. Laundry 4 4 4 2 4 3
5. Food and Beverage SERVICE 3 3 4 3 4 3
6. Food and Beverage PRODUCT 3 3 4 3 4 3
7. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
2 2 3 3 2
26
Jumlah C 5 5 1 1 6
4 4 4 4 4
48
Total 6 6 8 8 8

B. PERATURAN AKADEMIK

1. Pengaturan Beban Belajar

SMK Bina Nusa Mandiri menggunakan sistem paket kategori standar.


Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting,
namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua)
jam/minggu. Jumlah Jam Pembelajaran per minggu di SMK Bina Nusa
Mandiri pada Kompetensi Keahlian Multimedia dalam 1 minggu
adalah 48 jam pembelajaran.

2. Minggu efektif kelas X dan XI dalam satu tahun pelajaran (2 semester)


untuk tahun pelajaran 2020/2021 adalah 19 minggu efektif semester
ganjil dan 18 minggu efektif semester genap. Khusus kelas XII hanya

Page | 38
adalah 19 minggu efektif semester ganjil dan 15 minggu efektif
semester genap

3. Alokasi waktu untuk satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit,
dana selama pandemi alokasi tatap muka secara daring adalah 30
menit

4. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal


60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.

5. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya, satuan pendidikan wajib


menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan.
Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya. Salah
satu aspek mata pelajaran yang dipilih harus sesuai dengan program
keahlian yang diikutinya, dalam rangka memperkaya dan
meningkatkan kualitas keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja.

6. Program Prakerin disusun bersama antara sekolah dan masyarakat


(Institusi Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan
peserta didik, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi dunia
kerja (DU/DI) terhadap upaya pengembangan pendidikan di SMK Bina
Nusa Mandiri. Berdasarkan Permen dikbud no. 60 tahun 2014, durasi
waktu praktik kerja industri, yaitu minimal setara dengan 500 jam
(125 jam tugas terstruktur). Sedangkan jumlah DU/DI yang telah
bekerja sama dengan SMK Bina Nusa Mandiri sejumlah 20 DU/DI,
sebagian telah melaksanakan MOU.

Tujuan Praktik Kerja Industri (Prakerin) antara lain sebagai berikut.

a. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Pendidikan Sistem


Ganda (PSG) antara SMK Bina Nusa Mandiri dan Institusi
Pasangan (DU/DI) yang memadukan secara sistematis dan

Page | 39
sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan program
latihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).

b. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang


dapat dilaksanakan di SMK Bina Nusa Mandiri dan yang dapat
dilaksanakan di Institusi Pasangan (DU/DI) sesuai dengan
sumberdaya di masing-masing pihak.

c. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta


didik dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif
yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

d. Memberikan bekal etos kerja yang tinggi bagi peserta didik


untuk memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar
kerja global.

Mekanisme Prakerin diuraikan sebagai berikut:

1. Pemetaan Industri

Dalam Hal ini SMK Bina Nusa Mandiri melaksanakan


kegiatan Pemetaan disesuaikan dengan kebutuhan industry,
maka semakin dalam hal ini sekolah masih dalam tahap
memperluas jalinan industri dengan DU/DI.

2. Program Prakerin

Program Prakerin dilaksanakan diawal semester genap bagi


kelas XI dengan Pola bulanan (3 bulan) sebagaimana di
jelaskan dalam bahan bacaan tentang Pedoman Praktik
Kerja Industri.

3. Pembekalan Program Prakerin

Sebelum peserta didik diterjunkan di DUDI, Maka Peserta


didik dilakukan tahap pembinaan selama 1 minggu mulai
dari pembinaan mental, etos kerja, dan pembuatan laporan
hasil kegiatan Prakerin.

Page | 40
4. Penetapan Pembimbing

Selanjutnya setelah melaksanaan pembinaan dilanjutkan


dengan penetapan oleh kepala sekolah, dengan
dikeluarkannya surat keputusan bahwa siswa tersebut layak
diterjukan kelokasi DU/DI.

7. Sistem Penilaian

a. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik dilakukan untuk


menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang
meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi


dengan mengacu pada indicator kompetensi dasar tiap mata
pelajaran.

2. Mengoordinasi ulangan harian, ulangan tengan semester,


ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah.

3. Menentukan kriteria kenaikan kelas.

4. Melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat


kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk
buku rapor.

5. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan


Pendidikan kepada Dinas Pendidikan dan instansi lainnya yang
terkait.

6. Malaporkan hasil ujian tingkat kompetensi kepada orang


tua/wali peserta didik dan dinas Pendidikan.

Page | 41
b. Deskripsi Penilaian Harian

Penilaian Harian (PH) adalah kegiatan yang dilakukan secara


periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
Tujuan lain dari UH adalah memantau kemajuan belajar setelah
proses pembelajaran satu atau lebih KD, melakukan perbaikan
pembelajaran pada KD yang tidak mencapai ketuntasan dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada satu atau
lebih KD sebagai dasar pelaksanaan remedial dan pengayaan.

Cakupan dari PH meliputi semua indikator yang ada pada KD


yang dinilai (satu atau lebih KD) atau terbatas pada indikator-
indikator yang belum dilakukan penilaian pada penilaian proses.
Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan setiap indikator-
indikator pada KD yang bersangkutan.

Bentuk dan teknik penilaian yang dipilih sesuai yang direncakan


pada saat mengembangkan silabus diantaranya non tes, tes baik
berupa tes tertulis atau tes perbuatan atau gabungan keduanya
dengan memetakan indikator yang akan diukur dengan bentuk tes
dan indikator yang akan diukur dengan bentuk non tes.
Pelaksanaan UH dilakukanan oleh guru mata pelajaran masing-
masing dengan mengembangkan instrumennya.

c. Deskripsi Penilaian Tengah Semester

Penilaian Tengah Semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan


oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Tujuan
Penilaian Tengah Semester adalah (1) mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah proses pembelajaran 8 -9

Page | 42
minggu (2) memantau kemajuan belajar setelah proses
pembelajaran 8 -9 minggu (3) menentukan nilai hasil belajar
peserta didik setelah proses pembelajaran beberapa KD dan (4)
melakukan perbaikan pembelajaran pada tengah semester
berikutnya

Cakupan PTS meliputi (1) Meliputi seluruh indikator yang


merepresentasikan seluruh KD pada periode 8 – 9 minggu. (2)
Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan setiap indikator-
indikator pada KD yang bersangkutan. Bentuk dan teknik penilaian
yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat mengembangkan
silabus dalam bentuk tes tertulis maupun tes perbuatan. Jika
menggunakan tes tertulis, dapat diuji dengan tes bentuk objektif
dan atau tes bentuk uraian. Jika menggunakan tes perbuatan,
dapat diuji dengan kinerja atau project (penugasan). Pelaksanaan
PTS dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan
pendidikan, sehingga biasanya dilaksanakan secara bersama dan
terjadwal yang didahului dengan penyusunan instrumen penilaian.
Hasil dari UTS akan menjadi Nilai Tengah Semester (NTS).

d. Deskripsi Ujian Tingkat Kompetensi

Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran


yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut. Ujian Tingkat Kompetensi (UTK)
dilakukan oleh satuan pendidikan dan bekerja sama dengan
institusi pasangan. Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian
yang berupa penilaian tengah semester dan penilaian akhir
semester, dan ujian sekolah. Kisi-kisi yang dikembangkan
merupakan pengembangan dari skema kompetensi standar yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Page | 43
merujuk kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), atau SKN
(Standar Kualifikasi Nasional).

Untuk UTK, penilaian dilakukan oleh asesor kompetensi


sesuai persyaratan yang ditetapkan secara nasional oleh
pemerintah. Metode penilaian ini merupakan bagian dari proses
sertifikasi kompetensi siswa disesuaikan dengan skema
kompetensi yang nantinya akan diampu oleh lulusan SMK secara
gradual dan terintegrasi. Hasil ujian tingkat kompetensi ini adalah
sebagai skill passport siswa terhadap klaster atau kualifikasi
tertentu. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian
kompetensi kepada orang tua dan pemerintah. Bagi orang tua
menjadikan hasil penilaian ini sebagai pembinaan kepada peserta
didik untuk lebih bersemangat lagi untuk belajar.

e. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) untuk SMK dilakukan oleh


pemerintah pada pada akhir kelas XII secara nasional dengan
mempertimbangkan kemampuan satuan pendidikan. Bagi satuan
pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai Lembaga Sertifikasi
Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) dapat menggunakan nilai UTK
sebagai nilai UMTK.

f. Deskripsi Ujian Sekolah Berstandar Nasional

USBN adalah adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi


peserta didik yang dilakukan Satuan Pendidikan dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar.

g. Deskripsi Ujian Sekolah

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi


peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

Page | 44
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan
salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata
pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan
diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Lampiran A 8)

Waktu pelaksanaan ujian sekolah adalah pada akhir


tahun akademik sesuai kalender pendidikan satuan
pendidikan. Ujian sekolah dilaksanakan oleh satuan pendidikan
dengan membentuk panitia ujian sekolah yang ditetapkan pada
awal tahun akademik.Cakupan ujian sekolah adalah seluruh
indikator yang mempresentasikan seluruh standar kompetensi
lulusan yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional. Hasil analisis ujian sekolah dipergunakan pendidik dan
satuan pendidikan untuk perbaikan proses pembelajaran secara
keseluruhan pada tahun pelajaran berikutnya. Hasil ujian sekolah
dilaporkan satuan pendidikan kepada orangtua peserta didik
dalam bentuk surat keterangan hasil ujian (SKHU). Hasil ujian
sekolah digunakan sebagai salah satu kriteria kelulusan yang telah
dirumuskan oleh satuan pendidikan.

Persyaratan untuk mengikuti ujian sekolah


adalah  memenuhi persentasi minimal kehadiran peserta
didik, mempunyai nilai hasil belajar lengkap dari semester 1
sampai dengan semester terakhir, terdaftar sebagai peserta ujian
sekolah; dan memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang
setara dengan ijazah satuan pendidikan yang lebih rendah. Peserta

Page | 45
didik yang tidak mengikuti ujian sekolah karena alasan tertentu,
dapat mengikuti ujian sekolah susulan yang penjadwalannya
diatur oleh satuan pendidikan.

h. Deskripsi Ujian nasional

Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran kompetensi


tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.

i. Deskripsi Ujian Kompetensi Keahlian

Uji Kompetensi Keahlian merupakan kegiatan pengukuran


pencapaian kompetensi dalam rangka sertifikasi sesuai dengan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang dilakukan oleh
lembaga mandiri atau LSP

j. Model Pelaksanaan UKK

Dalam Pelaksanaan UKK, Peserta Didik SMK dapat


memilih salah satu dari 4 model ujian berikut:

a. UKK yang diselenggarakan bekerjasama dengan


Institusi pasangan, dalam hal ini dunia usaha dan
dunia industri (DUDI) atau Asosiasi Profesi;
b. UKK yang diselenggarakan oleh LSPP1-SMK yang telah
terlisensi BNSP bagi peserta didik SMK induknya dan
SMK lain yang termasuk dalam jejaring LSPP1-SMK
tersebut;
c. UKK yang diselenggarakan oleh LSPP1 yang didirikan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang telah terlisensi oleh
BNSP yang mempunyai skema sertifikasi untuk SMK;
d. UKK yang diselenggarakan oleh LSPP1 yang terlisensi

Page | 46
BNSP serta mempunyai skema sertifikasi untuk SMK.
LSP ini didirikan oleh asosiasi industri dan/atau
asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor dan atau
profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan
oleh BNSP.
e. Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian
Pelaksanaan UKK melalui LSP :
1. Pelaksanaan sertifikasi (MMA;MPA;MAK) yang
dilaksanakan ol[eh LSP berdasarkan Pedoman BNSP
301. Khusus Pelaksanaan sertifikasi yang
dilaksanakan oleh LSPP1-SMK, mengacu pada
peraturan tambahan berupa Peraturan BNSP no. 1
tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Bagi Lulusan SMK dapat di-
unduh di website http://psmk.kemdikbud.go.id
2. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi peserta
didik kelas 10 dan dilaksanakan sesuai dengan
skema sertifikasi kemasan klaster atau okupasi
berdasarkan capaian pembelajaran yang telah
ditempuh di sekolah;
3. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi peserta
didik kelas 12/kelas dengan skema kemasan
klaster atau okupasi atau kualifikasi level II/III
dilaksanakan dalam rangka kelulusan dari satuan
pendidikan.
k. Deskripsi Laporan Hasil Belajar
Penilaia hasil belajar oleh satuan pendidik dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi

Page | 47
kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi
dengan mengacu pada indicator kompetensi dasar tiap mata
pelajaran.
2. Mengoordinasi ulangan harian, ulangan tengan semester,
ulanagn akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah.
3. Menentukan kriteria kenaikan kelas.
4. Melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk
buku rapor.
5. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan
Pendidikan kepada Dinas Pendidikan dan instansi lainnya yang
terkait.
6. Malaporkan hasil ujian tingkat kompetensi kepada orang
tua/wali peserta didik dan dinas Pendidikan.
l. Deskripsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Ketuntasan minimal ditentukan oleh masing-masing
Guru Mata Pelajaran dengan berpedoman kepada nilai input atau
rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta didik pada setiap
jenjang kelas yang didasarkan kepada (Intake, kompleksitas dan
daya dukung). Setiap guru mata pelajaran di SMK Bina Nusa
Mandiri meningkatkan kriteria ketuntasan minimal secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Ketuntasan minimal di SMK Bina Nusa Mandiri
diserahkan kepada guru mata pelajaran dan dilaporkan kepada
pihak yang terkait. KKM untuk kompetensi spiritual dan sosial di
SMK Bina Nusa Mandiri adalah minimal Baik, sedangkan untuk
kompetensi pengetahuan dan keterampilan ditentukan

Page | 48
berdasarkan hasil analisis. KKM yang ditetapkan oleh sekolah
harus meninjau KKM tiap-tiap mata pelajaran. Dalam hal ini, KKM
yang diambil merupakan nilai KKM terkecil dari suatu mata
pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek di atas, yang
selanjutnya KKM akan menentukan batasan predikat dalam
laporan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan juknis penilaian untuk SMK tahun 2021,
Batas bawah predikat C adalah nilai KKM, selanjutnya rentang
predikat capaian kompetensi dapat dihitung dengan cara :
100− nilai KKM
=
Rentang 3

Contoh : Sekolah menetapkan KKM 75, maka :


100− 75 25
= = =8, 33
Rentang 3 3

dapat dibulatkan menjadi 8 atau 9.

Misalnya diambil 8.
Maka rentang predikatnya :
Sangat Baik (A) : 93 – 100
Baik (B) : 84 – 92
Cukup (C) : 75 – 83
Kurang (D) :  74
KKM yang ditetapkan di SMK Bina Nusa Mandiri telah jauh di atas
KKM secara umum Nasional yaitu 60, sehingga sekolah wajib
mempertahankan target ketuntasan belajar siswa ini setiap
tahunnya atau dapat pula dinaikan secara bertahap sedikit demi
sedikit hingga mencapai KKM ideal 100%. Hal ini tentu saja
menjadi tantangan yang luar biasa bagi sekolah, oleh sebab itu
yang paling memungkinkan adalah sekolah senantiasa
meningkatkan daya dukung berupa fasilitas pembelajaran;

Page | 49
misalnya laptop, projector, perpustakaan digital, buku sumber,
sarana prasarana, dan lain sebagainya.
a. Kelas X, XI dan Kelas XII
Ketuntasan belajar untuk kelas X, XI, XII di SMK Bina Nusa
Mandiri mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar
dan materi pokok, daya dukung dan karakteristik peserta didik
dengan memperhatikan nilai raport, SKHUN, dan rekomendasi
dari sekolah asal, maka untuk tahun pelajaran 2020/2021
diputuskan bahwa Ketuntasan belajar berdasarkan rapat pleno
guru mata pelajaran.
Adapun Ketuntasan belajar setiap Mata Pelajaran di
Kompetensi Keahlian Multimedia berdasarkan hasil analisis
Guru Mata Pelajaran adalah sebagai berikut :
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dab Budi Pekerti 75 75 75 75 75 75
Pendidikan Pancasila dan
75 75 75 75 75 75
2. Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 75 75 75 75 75 75
5. Sejarah Indonesia 75 75 75
6. Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75
7. BK 1 1 1 1 1 1
Jumlah A 17 17 16 16 17 18
B. Muatan Kewilayahaan
1. Seni Budaya 75 75 75 75
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
75 75 75 75 75 75
2. Kesehatan
Jumlah B 4 4 2 2 4 4
C. Muatan Peminatan Kejuruan            
C1. Dasar Bidang Keahlian            
1. Simulasi dan Komunikasi Digital     75     75
2. Ipa Terapan     75     75
3. Kepariwisataan     80     80
C2. Dasar Program Keahlian            
1. Komunikasi Industry Pariwisata     80 80   80

Page | 50
Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan
    80   80 80
2. Kerja
3. Administrasi Umum     80      
4. Bahasa Jepang 80 80 80  80     
C3. Kompetensi Keahlian            
1. Industry Perhotelan     80 80 80  
2. Front Office 80 80 80 80 80 80
3. Housekeeping 80 80 80 80 80 80
4. Laundry 80 80 80 80 80
5. Food and Beverage 80 80 80 80 80
6. Food and Beverage Product 80 80 80 80  
7. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 75 75 75 75 75 75
Jumlah C 25 25 28 28 27 26
Total 46 46 46 46 48 48

m. Kriteria Kenaikan Kelas


Kriteria kenaikan kelas di SMK Bina Nusa Mandiri mengacu
kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP dan
Permindikbud Nomor 4 tahun 2018 tentang penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidiakan dan penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran atau pada akhir semester genap (semester 2).
2. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian
yang dilakukan pada semester genap (semester 2).
3. Peserta didik dinyatakan Naik Kelas, apabila yang
bersangkutan memiliki: Tidak lebih dari 3 mata pelajaran,
pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau
sikap belum tuntas.
4. Kehadiran mengikuti proses pembelajaran minimal 90 %.
5. Untuk peminatan/kejuruan, semua mata pelajaran yang
menajadi ciri khas Program Keahlian bersangkutan mencapai
Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM)
n. Kriteria Kelulusan

Page | 51
Sesuai dengan ketentuan PP Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 72
Ayat 2, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah setelah memenuhi
Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagai berikut :
1. Menyelesaikan Seluruh Program Pembelajaran;
Hal ini berarti peserta didik telah tuntas mengikuti program
pembelajaran seluruh mata pelajaran yang terdapat pada
kurikulum yang digunakan. Pemenuhan persyaratan ini
dilihat pada kelengkapan laporan hasil belajar yang
tercantum pada rapor yang dimiliki peserta didik mulai
semester 1 sampai semester 6 . Ketentuan ini menjadi
prasyarat untuk mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
Penilaian ini dilakukan oleh Satuan Pendidikan bersama
pendidik.
2. Memperoleh Nilai Minimal Baik;
pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran. Penilaian
akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh
pendidik.
3. Target Kelulusan;
Pada tahun 2020/2021 SMK Bina Nusa Mandiri
mentargetkan kelulusan 100%. Hal ini karena pada tahun-
tahun sebelumnya kelulusan sudah mencapai mendekati
100%. Untuk mencapai target ini, maka SMK Bina Nusa
Mandiri mengadakan berbagai upaya, diantaranya:
a. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk mata
pelajaran yang di UN/US bagi kelas XII di semester
genap.

Page | 52
b. Mengadakan jam pelajaran tambahan untuk melatih
keterampilan peserta didik dalam mempersiapkan Uji
Praktik Kejuruan.
4. Lulus Ujian Sekolah
a. Ujian sekolah mencakup :
Ujian untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan pada mata pelajaran dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi yang
tidak diujikan pada ujian nasional
b. Hasil ujian sekolah digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk :
1. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
2. Pembinaan peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan serta pengembangan fasilitas dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan.
5. Lulus Ujian Nasional
Sebagai mana diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional dan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) dalam Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian
Nasional, yang dikeluarkan setiap tahun.
6. Penentuan kelulusan
Penentuan kelulusan dilakukan dengan verifikasi data pada
point 1 sampai dengan 4 dan aspek sikap bernilai minimal
baik berdasarkan kesepakatan dewan guru.
7. Program Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas lulusan
Yaitu diselenggarakan kegiatan pemantapan untuk mata
pelajaran yang di US kan setiap hari Senin sampai Kamis
dimulai pada awal semester V sampai menjelang
dilaksanakannya US. Bagi yang belum lulus Ujian Nasional

Page | 53
sebagai antisipasi bagi siswa yang belum lulus Ujian Sekolah
yaitu dilaksanakan Ujian Sekolah ulang yang
penyelenggaraannya diatur dalam POS US.
8. Program Pasca Ujian Nasional
SMK Bina Nusa Mandiri memiliki program pasca Ujian
Nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum
lulus Ujian Akhir, yaitu:
a. Memberi pembekalan khusus kepada peserta didik dan
orang tua/wali tentang persiapan untuk memilih karir.
b. Memberikan pembekalan kepada peserta didik tentang
bagai mana cara membuat surat lamaran dengan baik
dan benar.
c. Memberikan pembekalan bagaimana cara melamar kerja
kerja secara online
d. Memberikan Program Penguatan Karakter (Karakter
Building)

B. MUATAN LOKAL, BK, EKSTRAKURIKULER, KARAKTER dan LITERASI

1. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan


kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu banyak sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan


pendidikan harus mengembangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan

Page | 54
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

Penerapan Muatan Lokal di SMK Bina Nusa Mandiri diharapkan


dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang
keadaan lingkungan daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai
dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian
dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah dan
pembangunan nasional.

Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di SMK Bina


Nusa Mandiri, diharapkan peserta didik dapat:

a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial,


dan budaya daerah;

b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan


mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan
masyarakat pada umumnya;

c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan


yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan
nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang
pembangunan nasional;

d. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah


daerah.

Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar
mata pelajaran lain dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik
dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor) berupa angka (untuk aspek
pengetahuan dan atau praktik) dan predikat (untuk aspek afektif),
disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta
didik.

Page | 55
Mata pelajaran ini berdiri sendiri dan dimasukkan ke dalam
kelompok mata pelajaran muatan peminatan kejuruan dengan beban
belajar 2 jam pelajaran per minggu. Adapun Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran muatan lokal Fotografi Digital adalah
sebagai berikut.

KI & KD Muatan Lokal Fotografi


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1. Memahami nilai-nilai keimanan dengan
ajaran agama yang dianutnya menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang
menciptakan berbagai sumber energi di
alam
1.3. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai
dengan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menghayati dan Mengamalkan 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
perilaku jujur, disiplin, tanggung rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
jawab, peduli (gotong royong, cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
kerjasama, toleran, damai), santun, jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
responsif dan proaktif dan dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
menunjukan sikap sebagai bagian sehari-hari sebagai wujud implementasi
dari solusi atas berbagai sikap dalam melakukan percobaan dan
permasalahan dalam berinteraksi berdiskusi
secara efektif dengan lingkungan 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok
sosial dan alam serta dalam dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
menempatkan diri sebagai cerminan implementasi melaksanakan percobaan
bangsa dalam pergaulan dunia. dan melaporkan hasil percobaan

3. Memahami,menerapkan, menganali- 3.1. Menganalisis jenis-jenis


sis pengetahuan faktual, konseptual, fotografi
prosedural berdasarkan rasa ingin-
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
3.2. Menganalisis jenis-jenis kamera.
teknologi, seni, budaya, dan huma- 3.3. Menganalisis alat bantu
niora dalam wawasan kemanusiaan, fotografi
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.4. Memahami perawatan
peradaban terkait fenomena dan peralatan fotografi
kejadian, serta menerapkan penge-
tahuan prosedural pada bidang kerja
3.5. Memahami prosedur
yang spesifik sesuai dengan bakat pengoperasian kamera digital.
dan minatnya untuk memecahkan 3.6. Memahami ukuran bidang
masalah. pandang pengambilan gambar.
3.7. Memahami pengambilan
gambar dengan teknik zoom
dan panning.
3.8. Memahami sudut pengambilan

Page | 56
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
gambar
3.9. Memahami pengambilan
gambar dengan teknik bluring.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1. Menyajikan hasil analisis
dalam ranah konkret dan ranah terhadap jenis-jenis fotografi
abstrak terkait dengan pengem-
bangan dari yang dipelajarinya di
4.2. Menyajikan hasil analisis jenis-
sekolah secara mandiri, dan mampu jenis kamera
melaksanakantugasspesifikdibawahp 4.3. Menyajikan hasil analisis alat
engawasanlangsung. bantu fotografi
4.4. Menalar proses perawatan
peralatan fotografi
4.5. Menyajikan hasil analisis
pengamatan terhadap tombol-
tombol dan pengaturan kamera
digital
4.6. Menyajikan gambar dengan
variasi bidang pandang.
4.7. Menyajikan gambar dengan
teknik zoom dan panning.
4.8. Menyajikan gambar dengan
variasi sudut pengambilan
4.9. Menyajikan gambar dengan
teknik bluring

2. Extrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan Pendidikan yang dilakukan oleh peserta


didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum, Selama pandemic covid 19 kegiatan
extrakurikuler di tiadakan sementara sampai batas waktu yang
ditentukan, dan untuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
setelah pandemic berakhir adalah:

A. Pramuka

Page | 57
Pola umum gerakan pramuka adalah kerangka tata cara
pelaksanaan usaha gerakan pramuka untuk mencapai tujuannya.
Pola ini meliputi segala bidang dalam gerakan pramuka, dan
belaku untuk semua jajaran dimana saja, serta dalam waktu kapan
saja. Untuk pembina adalah Bapak Rheza Aliyasha, S.Kom

Tujuan dan Fungsi

a) Tujuan dibuat nya pola umum adalah untuk memantapkan pengelolaan


gerakan pramuka dan memperlancar pelaksanaan tugas pokok gerakan
pramuka.

b) Pola umum berfunsi sebagai dasar dan pola kebijaksaan dalam penyusunan
rencana kerja, program kerja, dan rencana kegiatan Kwartir dan satuan
pramuka, serta sebagai pegangan dan tuntunan para pelaksana, pengelola
gerakan pramuka. Dengan adanya pola umum maka gerak langkah pelaksanaan
tugas pokok gerakan pramuka, dimana pun dan bilamana pun selalu sama
satu senada.

Ekstrakurikuler di SMK Bina Nusa Mandiri adalah organisasi Kegiatan


dalam mencangkup banyak hal

1. Tentang alam

2. Baris berbaris

3. P3 (Pertolongan pertama dalam kecelakaan)

4. Keterampilan

5. Dll

Penegak Bantara Penegak Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat


Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak
sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang belum
menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak
Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut
sebagai “Tamu Ambalan”, atau “Tamu Penegak”.

Page | 58
Penegak Laksana Penegak Laksana adalah tingkatan Syarat-syarat
Kecakapan Umum kedua dalam satuan Pramuka Penegak setelah
Penegak Bantara. Golongan Pramuka Penegak yang telah
menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak
Laksana dapat mengikuti SKU Pramuka Garuda.

No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket


1 Pramuka Rabu 06:30 – 07:30 a. Mengembang Wajib
kan jiwa
kepemimpina
n pada
peserta didik.
b. Sebagai
wadah
berlatih
organisasi.
c. Melatih
peserta didik
agar terampil
dan mandiri.
d. Mengembang
kan jiwa sosial
dan peduli
kepada orang
lain.
e. Melatih
peserta
didik untuk
menyelesai
kan
masalah
dengan
cepat dan
tepat.
f. Menge
nalkan
bebera
pa

Page | 59
No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket
usaha
pelesta
rian
alam,
sikap
ramah
terhad
ap
lingkun
gan,
kebiasa
an diri
hidup
bersih
dan
sehat.

B. Paskibra
Ekstrakulikuler Paskibra bertujuan sebagai wadah pembinaan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip metodik
kepaskibraan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan, dan perkembangan bangsa dan Negara. Dan
ekstrakurikuler ini bertujuan untuk menyiapkan siswa mampu
melaksanakan upacara bendera yang lebih baik lagi, serta
menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan dalam pembentukan watak, kedisiplinan
dan kepribadian siswa melalui kegiatan kepaskibraan. Pelaksanaan
Kepaskibraan di SMK Bina Nusa Mandiri mengacu kepada metodik
kepaskibraan yang menggunakan pandangan dan memerlukan
tiap peserta didik sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan
makhluk sosial. Para pendidik merupakan subjek didik, yang ikut
menentukan ragam kegiatan kepaskibraan, yaitu dengan
memperhatikan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhan

Page | 60
mereka. Kepaskibraan di SMK Bina Nusa Mandiri dilandasi dengan
pendidikan yang berpusat pada Allah SWT sebagai bentuk
kepercayaan agama Islam, pendidikan yang bersifat pada anak dan
pemuda, dan pendidikan yang berpusat pada masyarakat. Untuk
pembina adalah Ibu Ayu ningrum, S.Pd

Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket


1 Paskibra
Jum'at 07:30 – a. Melatih kedisiplinan Pilihan
09:30 b. Mengembangkan
cinta tanah
air/nasionalisme
c. Mempersiapkan
peserta didik untuk
menjadi petugas
upacara yang baik

C. Bola Futsal
Ekstrakurikuler ini merupakan salah satu ekstrakurikuler yang
sudah lama di SMK Bina Nusa Mandiri. Futsal adalah salah satu
olahraga paling populer di kalangan anak muda sekarang, karena
olahraga ini adalah turunan dari sepak bola tapi dengan jumlah
pemain yang lebih sedikit dan luas lapangan yang lebih kecil. Di
SMK Bina Nusa Mandiri ekstrakurikuler futsal cukup
digemari, tercatat banyak siswa ikut serta dalam ekskul ini.
Untuk pelatih pembina adalah Bapak Sharman Rambe
Ekstrakurikuler futsal diadakan dengan tujuan menyediakan
wadah untuk siswa menyalurkan hobinya dan menghadirkan
corak positif kepada para siswa yaitu sifat-sifat sportifitas serta
mencetak bibit-bibit baru olahragawan yang berprestasi di
tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Page | 61
No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket
1 Bola Futsal Sabtu 07.30/10.30 a. Melatih peserta Pilihan
didik terampil
dalam bidang
olahraga
b. Menyiapkan
peserta didik
dalam kegiatan
O2SN
c. Mengikutsertakan
peserta didik
dalam kegiatan
O2SN

D. Bulutangkis

Ekstrakurikuler ini merupakan salah satu ekstrakurikuler yang


sudah lama di SMK Bina Nusa Mandiri. Badminton adalah salah
satu olahraga paling yang populer di kalangan anak muda
sekarang, karena olahraga ini lebih di minati dari kalangan
orangtua. Di SMK Bina Nusa Mandiri ekstrakurikuler Badminton
sangat digemari, tercatat banyak siswa ikut serta dalam ekskul
ini. Untuk pelatih pembina adalah Bapak Miftahudin
Ekstrakurikuler Badminton diadakan dengan tujuan
menyediakan wadah untuk siswa menyalurkan hobinya dan
menghadirkan corak positif kepada para siswa yaitu sifat-sifat
sportifitas serta mencetak bibit-bibit baru olahragawan yang
berprestasi di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket


1 Badminton Sabtu 07.30/10.30 a. Melatih peserta Pilihan

Page | 62
No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket
didik terampil dalam
bidang olahraga
b. Menyiapkan
peserta didik dalam
kegiatan O2SN
c. Mengikutsertakan
peserta didik dalam
kegiatan O2SN

E. Tari Tradisional

Ekstrakurikuler seni tari bertujuan untuk memberi kesempatan


kepada peserta didik untuk berekspresi, berapresiasi, berkreasi,
membentuk harmoni, dan menciptakan keindahan. Dengan
demikian, mereka dapat membekali diri dengan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang dapat mereka gunakan untuk
membantu memecahkan permasalahan hidup sehari-hari.
Pendidikan seni tari juga dapat mengembangkan
kepribadiannya. Pendidikan seni tari diharapkan mampu
memfasilitasi dan mengakomodir keberagaman masing-masing
individu peserta didik maupun keragaman budaya masing-
masing daerah, serta budaya nasional dalam rangka menyikapi
arus globalisasi. Pendidik dapat membentuk kelompok dalam
performan terhadap lagu daerah, sehingga akan membantu
peserta didik untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan
menumbuhkan sikap toleransi sesama mereka. Strategi ini dapat
memberikan pengalaman dan kesadaran, serta kepedulian
peserta didik akan keberagaman kultur, dan akhirnya akan
mengurangi prasangka terhadap etnis sesama peserta didik atau
etnis kelompok lain. Sehingga dengan pengurangan prasangka

Page | 63
justru akan menumbuhkan sikap terbuka dan terjalinnya
kerjasama, serta iklim kultur yang positif. Untuk pembina adalah
Ibu Dinar Setyaningsing, S.Pd

No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket


1 Tari Sabtu 07.30/10.30 a. Peningkatan Pilihan
mutudan jumlah
anggota seni tari
SMK Bina Nusa
Mandiri
b. Menyiapkan
peserta didik dalam
kegiatan FL2SN
c. Menyelenggarakan
latihan rutin dan
pembinaan calon
anggota seni tari

F. Fotografi

Perkembangan Fotografi dan Videografi yang semakin banyak


penggemarnya di SMK Bina Nusa Mandiri, semakin banyaknya
penggunaan media Fotografi dan videografi sebagai alat atau
sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada ilmu
pengetahuan, pendidikan, dokumentasi, hiburan, seni budaya
dan lainnya. Seiring berkembangnya Fotografi dan Videografi
indonesia, khususnya di SMK Bina Nusa Mandiri, maka Fotografi
dan Videografi telah berkembang menjadi sarana dalam bidang
seni sebagai alat komunikasi. Untuk pembina adalah Bapak
Melkianus Benusu, S.Kom

Page | 64
No Ekskul Hari Waktu Kegiatan Ket
1 Fotografi Sabtu 07.30/10.30 a. Peningkatan mutu Pilihan
dan jumlah anggota
Fotografi SMK Bina
Nusa Mandiri
b. Menyiapkan
peserta didik dalam
kegiatan FL2SN
c. Menyelenggarakan
latihan rutin dan
pembinaan calon
anggota Fotografi
Selama masa pendemi kegiatan ekstra kurikuler di tiadakan, dengan
tujuan untuk menghindari kerumunan dan mengikuti protokol
Kesehatan

3. Penumbuhan Karakter

Rasional

Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko


Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita
disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter
bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui
gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak
tahun 2016. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter
pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar
dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk
sekolah dasar sebesar 70 persen, sedangkan untuk sekolah menengah
pertama sebesar 60 persen. “Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” Tak hanya olah pikir
(literasi), PPK mendorong agar pendidikan nasional kembali
memperhatikan olah hati (etik dan spiritual) olah rasa (estetik), dan
juga olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan ini hendaknya
dapat dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak. Integrasi

Page | 65
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di
sekolah dapat dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan
budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-
komunitas di luar lingkungan pendidikan.

Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari


Pancasila, yang menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK; yaitu
religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan.
Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri,
melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara
dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.

1. Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan


yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan
ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Implementasi nilai karakter
religius ini ditunjukkan dalam sikap cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak
memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang
kecil dan tersisih.

2. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan


berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap
nasionalis ditunjukkan melalui sikap apresiasi budaya bangsa
sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul,

Page | 66
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

3. Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari


perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap
tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran. Seseorang yang berintegritas juga
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas),
serta mampu menunjukkan keteladanan.

4. Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak


bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

5. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai


semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi
bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama,
dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati
dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.

Page | 67
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan
dilaksanakan dengan menggunakan 9 pertumbuhan karakter
sebagai berikut:

1. Nilai-nilai Moral

Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal


yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu
dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan,
kepercayaan, sosial, dan budaya.

2. Holistik

Gerakan PPK dilaksanakan secara holistik, dalam arti


pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika
(olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-
menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada
pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi
dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.

3. Terintegrasi

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional


terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan
dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan
mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan
pendidikan.

4. Partisipatif

Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan


melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan
pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah,
pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak

Page | 68
lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama
karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam
Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan
Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.

5. Kearifan Lokal

Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal


nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar
kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar
dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi
indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia.

6. Kecakapan Abad XXI

Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang


dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara
lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication
skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja
sama dalam pembelajaran (collaborative learning).

7. Adil dan Inklusif

8. Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan


prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai
kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.

9. Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan


perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis,
psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan
keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini

Page | 69
kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik perlu
memperoleh perhatian intensif.

10. Terukur

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan


prinsip keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan
hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah
mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi
prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan
perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif;
mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai
karakter bangsa yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh
sekolah;dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan
oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

4. Literasi

a) Pengertian dan Tujuan Literasi

Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau


kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah
(peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas
sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang
dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan
pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan
dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk
mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik.
Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru
membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan

Page | 70
membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap
pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan
Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan
pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.

Gerakan Literasi Sekolah mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum


dan tujuan khusus

a. Tujuan Umum

Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui


pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.

b. Tujuan Khusus

1. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar


literat.

3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan


dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan.

4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan


beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca.

b) Program Literasi

Agar SMK mampu menjadi garis depan dalam pengembangan


budaya literasi, Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to
Literacy Instruction menyampaikan beberapa strategi untuk
menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah. Mengkondisikan
Lingkungan fisik ramah literasi SMK memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk berkarya dan mendapatkan apresiasi atas

Page | 71
karyanya. Cara yang bisa ditempuh SMK dengan pengembangan
budaya memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah,
termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Agar suasana
tercipta dinamis, dapat dilakukkan penggantian karya yang dipajang
secara rutin, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada
semua kelas untuk menjadi perhatian. Selain itu, peserta didik dapat
mengakses buku dan bahan bacaan lain di pojok baca yang tersedia
di semua kelas, kantor, dan ruang lain di sekolah, termasuk di ruang
Kepala Sekolah.

c. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif SMK sebagai model


komunikasi dan interaksi yang literat Lingkungan sosial dan afektif
dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh
komponen sekolah. Hal itu dapat dibentuk dan dikembangkan
dengan cara pemberian pengakuan atas pencapaian peserta didik
sepanjang tahun, seperti pemberian penghargaan, penyelenggaraan
bentuk festival buku, lomba poster untuk tema-tema tertentu,
misalnya tentang lingkungan, informasi K3 untuk ruang-ruang
praktik kejuruan, pencegahan penggunaan NAPZA. Kepala SMK
berperan aktif dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan
membangun budaya kolaboratif antar guru dan tenaga
kependidikan. 8 Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
Menengah Kejuruan

d. Mengupayakan SMK sebagai lingkungan akademik yang literat

SMK membuat perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di


sekolah termasuk pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS) yang
bertugas untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen
program. Berupa pemberian alokasi waktu yang cukup banyak untuk
pembelajaran literasi, menjalankan kegiatan membaca dalam hati
selama 15 menit sebelum pelajaran setiap hari, program pelatihan
guru dan tenaga kependidikan tentang literasi, dll.

Page | 72
c) Pentahapan dan Penilaian Gerakan Literasi

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan


Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku
nonteks pelajaran. Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam
tahap pembelajaran ini, antara lain:

1. buku yang dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum,


kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat
dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu; dan

2. ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

Tabel Tahapan Gerakan Literasi Sekolah di SMK Bina Nusa Mandiri

Tahap ke-1: Tahap ke-2: Tahapke-3:


PEMBIASAAN PENGEMBANGAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
BERBASIS LITERASI
• 15 menit membaca • Minat baca • 15 menit membaca
• Pembuatan Jurnal untuk • Pemanfaatan
membaca siswa meningkatkan berbagai strategi
• Penyiapan sarana kemampuan literasi dalam
literasi literasi pembelajaran
(penyediaan area • 15 menit • Pengembangan
baca, buku bacaan membaca kemampuan e-literasi
dan akses • Pembuatan dalam pembelajaran
internet) respons bagi guru dan siswa
• Menciptakan bacaan: • Penilaian akademik
lingkungan sosial graphic • Pengembangan
dan afektif yang organizers, lingkungan fisik,
nyaman untuk peta cerita, sosial, afektif, dan
membaca Penilaian non- akademik
• Pembimbingan akademik • Memilih cara
e-literasi secara • Pembuatan dan jenis e-
bertanggungjawa bahan kaya literasi yang

Page | 73
b teks oleh siswa tepat untuk
• Memperkenalkan • Pembimbinga proses
etika perilaku dan n penggunaan pembelajaran, produksi
hukum dalam komputer dan pengetahuan, dan
menggunakan internet untuk menyebarkannya di
teknologi kegiatan kalangan warga SMK
informasi dan literasi
komunikasi • Pengenalan
penggunaan
berbagai bahan
referensi cetak
dan digital untuk
mencari
informasi

5. Strategi Pelayanan Bimibingan Kejuruan

A. Konsep dan Fungsi Layanan BK

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki tujuan untuk


membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembnagannya
secara optimal sebagai makhluk Tuhan, social dan pribadi.
Berdasarkan pada tugas dan tujuan bimbingan dan konseling
merupakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, maka isi
bidang bimbingan dan konseling dirumuskan ke dalam tiga
komponen, yaitu:

1. Layanan Dasar

2. Layanan Responsif, dan

3. Layanan Perencanaan Individual.

Fungsi Layanan BK

1. Fungsi pemahaman,
2. Fungsi Fasilitas,
3. Fungsi Penyelesaian,

Page | 74
4. Fungsi Penyaluran,
5. Fungsi Adaptasi,
6. Fungsi Pencegahan (Preventif),
7. Fungsi Perbaikan,
8. Fungsi Penyembuhan,
9. Fungsi Pemeliharaan,
10. Fungsi Pengembangan,
B. Asas dan Komponen Program BK
Asas BK
1. Asas Kerahasiaan,
2. Asas Kesukarelaan,
3. Asas Keterbukaan,
4. Asas Kegiatan,
5. Asas Kemandirian,
6. Asas Kekinian,
7. Asas Kedinamisan,
8. Asas Keterpaduan,
9. Asas Keharmonisan,
10. Asas Keahlian,
11. Asas Ahli Tangan Kasus,
Komponen program BK
Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen
pelayanan, yaitu: (1) pelayanan dasar bimbingan ; (2) pelayanan
responsif, (3) perencanaan indiviual, dan (4) dukung sistem.

Page | 75
C. Struktur program BK dan bentuk layanan BK
1. Struktur program BK

GURU MATA
WALI KELAS GURU BK/KONSELOR KEPALA SEKOLAH
PELAJARAN

DAFTAR NILAI
SISWA DAFTAR NILAI KARTU AKADEMIS

ANGKET SISWA

CATATAN OBSER CATATAN


VASI SISWA KONSELING

ANGKET ORANG
TUA
BUKU PRIBADI
+
Diketahui
Map Pribadi

CATATAN
KEJADIAN LAPORAN OBSER
(ANEKDOT) VASI SISWA

DATA
PSIKO TES
CATATAN ANEKDOT Diketahui

Diketahui
LAPORAN LAPORAN
KEGIATAN BULANAN Diperiksa
PELAYANAN BK

CATATAN CATATAN
Diketahui
HOME VISIT KONFERENSI
KASUS

CATATAN NOTULA
WAWANCARA RAPAT Diperiksa

2. Bentuk layanan
Bentuk layanan pola BK 17 plus, yaitu terdiri dari empat
bidang bimbingan, sembilan jenis layanan, dan enam
dukungan sistem

Page | 76
Page | 77
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SMK BINA NUSA MANDIRI

Page | 78
A. Kalender Pendidikan

a. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun p
elajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
b. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
c. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk se
tiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
d. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk m
uatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan ekstrakurikuler.
e. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pe
mbelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur da
pat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun p
elajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasi
onal, dan hari libur khusus.

Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan sekolah


melaporkan kepada dinas pendidikan.

B. Pengaturan Tentang Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelaj
aran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli (13 Juli 2020) setiap t
ahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya, Untuk Kelas X hari Pertama
Masuk Melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). dan Untuk
Semua Kelas di Mulai Pada Hari Senin 13 Juli 2020.

Awal Semester
a. Semester 1 dimulai hari Senin, tanggal 13 Juli 2019 dan berakhir hari Jum'at,
tanggal 18 Desember 2020.
b. Semester 2 dimulai hari Senin, tanggal 4 Januari 2021 dan berakhir hari
Jum'at, tanggal 25 Juni 2021.

Page | 79
C. Minggu Efektif Belajar Dalam 1 Tahun

JUMLAH MINGGU
TAHUN /
NO BULAN TIDAK
SEMESTER KALENDER EFEKTIF KETERANGAN
EFEKTIF
1 JULI 3 2 1 1. MOPD
2 AGUSTUS 4 4 0 -
SEPTEMBER 1. Penilaian Tengah
3 4 3 1
Semester
4 TAHUN OKTOBER 5 5 0 -
5 2020 NOVEMBER 4 4 0 -
SEMESTER DESEMBER 1. Penilaian Akhr
GANJIL Semester
2. Remedial & Class
6 4 1 3
Meeting
3. Libur Semester
Genap
Jumlah 24 19 6
JUMLAH MINGGU
TAHUN /
NO BULAN TIDAK
SEMESTER KALENDER EFEKTIF KETERANGAN
EFEKTIF
JANUARI -
1 4 3 1
Ganjil
2 FEBRUARI 4 4 0 -
3 MARET 5 4 1 -
TAHUN APRIL -
4 2021 4 2 2 -
SEMESTER Ramadahan
GENAP MEI -
5 4 2 2 raya idul fitri
1441 h
JUNI -
Tahun
-
6 5 3 2
Meeting
-
Genap
JUMLAH 26 18 8

D. Jadwal Waktu Libur Sekolah

Prakiraan Libur Umum Tahun Pelajaran 2020/2021

Page | 80
Libur Umum Tahun 2020

1. Hari Idul Adha 1440 H, Jumat, 31 Juli 2020

1. Hari Kemerdekaan RI, Senin, 17 Agustus 2020

2. Tahun Baru Islam 1441 H, Kamis, 20 Agustus 2020

3. Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis, 29 Oktober 2020

4. Hari Raya Natal, Jumat, 25 Desember 2020

5. Libur Umum Tahun 2020

6. Tahun Baru Masehi, Jumat, 1 Januari 2021

7. Tahun Baru Imlek 2571, Jumat, 12 Februari 2021

8. Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Kamis, 11 Maret 2021

9. Hari Raya Nyepi, Tahun Saka 1943, Minggu, 14 Maret 2021

10. Wafat Isa Al-Masih, Minggu, 2 Mei 2021

11. Hari Buruh Internasional, Sabtu, 1 Mei 2021

12. Hari Raya Waisak, Rabu, 26 Mei 2021

13. Kenaikan Isa Al-Masih, Kamis, 13 Mei 2021

14. Hari Lahir Pancasila, Selasa, 1 Juni 2020

15. Hari Raya Natal, Jumat, 25 Desember 2020

Libur Semester bagi SMK diatur sebagai berikut :

1. Libur setiap semester berlangsung selama 12 hari.

2. Libur semester 1 mulai hari Senin tanggal 21 Desember 2020 dan berakhir
hari Jumat tanggal 1 Januari 2020.

3. Libur semester 2 mulai hari Senin, tanggal 29 Juni 2020 dan berakhir hari
Jumat tanggal 9 Juli 2021.

Libur Ramadhan

Page | 81
4. Libur awal Ramadhan berlangsung 1 hari sebelum bulan Ramadhan dan 2 hari
pada awal bulan Ramadhan, serta 6 hari sebelum tanggal 1 Syawal.

5. Libur Idul Fitri berlangsung 6 hari sesudah tanggal 1 Syawal.

6. Selama libur Ramadhan dapat dimanfaatkan dengan kegiatan yang bersifat


keagamaan dan kegiatan sosial lainnya.

BAB V
PENUTUP
Page | 82
1. Kesimpulan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas dokumen I dan
dokumen II. Dokumen I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal, untuk semua tingkat kelas. Sebelum
mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan analisis konteks yang
meliputi analisis SNP, analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan
analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan.
SMK Bina Nusa Mandiri adalah satuan pendidikan yang melaksanakan
fungsi dan memberikan layanan pendidikan serta menyelenggarakan
pendidikan jalur formal jenjang Sekolah kejuruan yang memerlukan adanya
suatu program yang jelas dan dipahami oleh semua pihak baik pihak
internal maupun eksternal sekolah. Atas dasar itulah SMK Bina Nusa
Mandiri memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan
program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan
kebutuhan peserta didik. Pengembangan kurikulum SMK Bina Nusa Mandiri
Tahun Pelajaran 2020/2021 mencakup hal-hal berikut:
1. Struktur dan Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
merupakan pedoman dalam pengembangan kurikulum SMK SMK Bina
Nusa Mandiri;

Page | 83
2. Beban belajar bagi peserta didik pada SMK SMK Bina Nusa Mandiri yang
didasarkan beban pada hasil analisis kontek, analisis keunggulan local
serta potensi dan minat peserta didik;
3. Kurikulum SMK SMK Bina Nusa Mandiri dikembangkan berdasarkan
hasil revisi kurikulum tahun 2020/2021 pemanfaatan hasil anlisis kondisi
sekolah, terutama tenaga pendidik dan sarana prasarana, serta analisis
terhadap kurikulum nasional/ kurikulum 2013;
4. Kalender pendidikan SMK SMK Bina Nusa Mandiri disusun berdasarkan
hasil perhitungan minggu efektif untuk tahun pelajaran 2020/2021;
Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMK SMK Bina Nusa Mandiri akan
menjadi sekolah yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan
karakter dan kondisi lingkungan sekolah, sehingga terselenggara proses
pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan
berbagai keunggulan-keunggulan lokal.

2. Saran
Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya
dan uraian kesimpulan di atas, maka saran adalah:
1. Kepada pemerintah agar membuat kebijakan di bidang pendidikan yang
lebih matang, sosialisasi yang memadai, dan pelatihan kepada guru
dengan baik. Karena gurulah yang berhadapan langsung dengan siswa.
2. Melaksanakan Kurikulum 2013 karena pada dasarnya Kurikulum 2013
sangat baik untuk mengembangkan spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Guru-guru diharapkan agar tetap terus berinovasi mengembangkan cara
pengajaran yang lebih efektif dan menyenangkan terutama dalam
menggunakan metode mengajar yang menekankan pendekatan saintifik.
4. Kepada seluruh mahasiswa calon guru untuk lebih berinovasi lagi untuk
mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Page | 84

Anda mungkin juga menyukai