Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul Penelitian

“MANAJEMEN KEMITRAAN SEKOLAH DENGAN KOMITE DALAM

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN

BUDAYA MUTU SEKOLAH”

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak dasar setiap individu manusia, di dalam

pemenuhan pendidikan tentunya ada peran pemerintah di dalamnya baik peran

secara langsung maupun peran secara tidak langsung. Pemerintah sebagai

pemegang otoritas penuh terhadap kebijakan pendidikan tentunya memiliki

regulasi tentang arah dan tujuan pendidikan baik tujuan jangka pendek, tujuan

jangka menengah maupun tujuan jangka panjang.

Selain itu pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan

suatu negara, dan sekolah merupakan lembaga utama dalam penyelenggaraan

pendidikan. Kualitas pendidikan yang diberikan oleh sebuah sekolah sangat

bergantung pada berbagai faktor, termasuk komitmen dan keterlibatan orang tua

atau wali murid dalam mendukung proses pembelajaran anak-anak mereka.

Oleh karena itu, hubungan yang positif dan kolaboratif antara sekolah

dan orang tua menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan budaya mutu

sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman, peran orang tua dalam pendidikan

anak telah mengalami pergeseran. Orang tua tidak lagi hanya dianggap sebagai

penonton dalam pendidikan anak-anak mereka, tetapi juga sebagai mitra aktif

yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Konsep ini tercermin dalam berbagai teori pendidikan yang menekankan


pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, seperti teori

keterlibatan orang tua Epstein.

Namun, dalam kenyataannya, hubungan antara sekolah dan orang tua

tidak selalu berjalan lancar. Ada berbagai tantangan dan permasalahan yang dapat

memengaruhi hubungan ini, seperti : 1) Komunikasi yang Tidak Efektif:

Kurangnya komunikasi yang efektif antara sekolah dan orang tua dapat

menghambat pemahaman bersama tentang tujuan pendidikan, perkembangan

anak, dan harapan yang harus dicapai. 2) Perbedaan Ekspektasi: Orang tua

mungkin memiliki ekspektasi yang berbeda-beda terhadap sekolah, dan

ketidaksesuaian ekspektasi ini dapat memunculkan ketegangan dan konflik. 3)

Ketidakhadiran Orang Tua: Dalam beberapa kasus, orang tua mungkin kurang

terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka karena alasan seperti kesibukan kerja

atau masalah sosial ekonomi. 4) Kurangnya Pelatihan dan Dukungan: Orang tua

mungkin memerlukan pelatihan dan dukungan untuk menjadi mitra yang efektif

dalam pendidikan anak-anak mereka, tetapi sekolah tidak selalu menyediakan

sumber daya ini.

Dalam konteks tantangan dan permasalahan tersebut, penelitian tentang

manajemen hubungan sekolah dengan orang tua murid menjadi penting.

Penelitian ini dapat membantu sekolah untuk mengidentifikasi strategi dan praktik

terbaik dalam membangun hubungan yang positif dengan orang tua, sehingga

dapat menciptakan budaya mutu sekolah yang lebih baik.

Selain itu, penelitian ini dapat memberikan panduan untuk

pengembangkan program pelatihan dan dukungan bagi orang tua agar mereka
dapat berperan lebih aktif dalam pendidikan anak-anak mereka. Dengan

meningkatnya kerja sama antara sekolah dan orang tua, diharapkan budaya mutu

sekolah dapat berkembang lebih baik, yang pada akhirnya akan berdampak positif

pada prestasi akademik dan perkembangan sosial-emosional anak-anak, serta pada

peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang

signifikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di tingkat lokal, regional,

dan nasional. Pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan individu,

masyarakat, dan bangsa. Sekolah bukan hanya tempat penyampaian pengetahuan,

tetapi juga lingkungan yang memengaruhi perkembangan karakter, nilai-nilai, dan

kualitas pendidikan anak-anak. Salah satu faktor kunci yang dapat memengaruhi

mutu pendidikan di sekolah adalah hubungan yang baik antara sekolah dan orang

tua murid.

Hubungan yang positif dan erat antara sekolah dan orang tua murid

memainkan peran penting dalam menciptakan budaya mutu sekolah yang inklusif

dan produktif. Ketika orang tua merasa terlibat, dihargai, dan didengar oleh

sekolah, mereka cenderung lebih aktif mendukung pendidikan anak-anak mereka.

Mereka juga dapat berperan sebagai mitra dalam meningkatkan mutu pendidikan

di sekolah. Meningkatkan budaya mutu sekolah memerlukan hubungan yang kuat

dan kolaboratif antara sekolah dan orang tua murid.

Oleh karena itu, penelitian tentang manajemen kemitraan sekolah dengan

orang tua murid menjadi sangat relevan. Penelitian ini dapat membantu sekolah

mengidentifikasi praktik terbaik dalam membangun hubungan yang baik dengan


orang tua murid, meningkatkan komunikasi, dan mendorong partisipasi aktif

mereka dalam kegiatan sekolah.

Budaya mutu sekolah adalah aspek penting dalam mencapai pendidikan

berkualitas. Budaya mutu sekolah mencakup nilai-nilai, norma, dan praktik-

praktik yang mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan. Sekolah yang

memiliki budaya mutu yang baik cenderung memberikan pendidikan yang lebih

efektif, menginspirasi motivasi belajar, dan menciptakan lingkungan yang aman

dan mendukung.

Manajemen hubungan sekolah dengan orang tua murid adalah strategi

yang dapat digunakan untuk membangun budaya mutu sekolah yang positif. Hal

ini melibatkan kerja sama aktif antara sekolah dan orang tua dalam hal

mendukung pembelajaran anak-anak, mengatasi masalah pendidikan, dan

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan siswa.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen kemitraan sekolah dengan komite sekolah

dalam upaya meningkatkan partisipasi orang tua siswa dan budaya

mutu disekolah?

2. Apa saja peran dan tanggung jawab komite sekolah dalam manajemen

kemitraan sekolah?

3. Bagaimana dampak manajemen kemitraan sekolah dengan komite

sekolah terhadap partisipasi orang tua siswa dan budaya mutu

disekolah?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas manajemen

kemitraan sekolah dengan orang tua siswa dalam meningkatkan

budaya mutu sekolah?

D. Grand Teori

1. Pengertian Kemitraan sekolah dan komite sekolah

a. Kemitraan

Kemitraan antara sekolah dan komite sekolah adalah komponen penting

dalam pendidikan yang berfokus pada kolaborasi dan kerjasama. Kemitraan

mengandung pengertian adanya persahabatan, kerjasama, hubungan timbal

balik yang saling membantu. Kehidupan yang produktif dan bersahabat

membutuhkan adanya hubungan kemitraan, pertemanan, dan persaudaraan

untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan yang dapat dirasakan dan

diterima oleh semua yang terlibat dalam kehidupan bersama. Hal ini

bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program pendidikan di

sekolah dan komite sekolah dalam membangun ekosistem pendidikan yang

kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya mutu sekolah.

Kemitraan ini tidak hanya melibatkan komite sekolah dalam kehidupan

sekolah tetapi juga mengakui bahwa mereka memiliki peran penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian menunjukkan bahwa kemitraan

sekolah dan komite sekolah dapat meningkatkan pencapaian akademik

siswa, tingkat kehadiran, dan perilaku positif.

b. Prinsip Kemitraan
Untuk mendorong tumbuhnya partisipasi dan budaya mutu, kemitraan

hendaknya dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini :

1) Kesamaan Hak dan Saling Menghargai.

Kemitraan keluarga, sekolah dan masyarakat dapat terjalin secara harmonis

apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak dan saling

menghargai satu sama lain sesuai dengan peran dan fungsinya.

2) Semangat Gotong Royong dan Kebersamaan.

Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan.

Hal ini akan terjalin apabila semua pihak merasa pumya kebutuhan dan

kepentingan yang sama kaitannya dengan pendidikan peserta didik.

3) Saling Melengkapi dan Memperkuat.

Kemitraan dengan orang tua dan masyarakat perlu dijalin sehingga tercipta

tri sentra pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai

perannya masing-masing.

4) Saling Asah, asih, dan Asuh.

Prinsip ini diharapkan dapat mewujudkan terjadinya proses asah,asih, dan

asuh antara satu dengan yang lainnya. Pihak sekolah dan keluarga ada

proses saling bekerjasama dalam mendidik putra putrinya, dilandasi oleh

rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem

pendidikan yang baik bagi peserta didik.

c. Komite Sekolah

Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah. Komite

sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta


didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Anggota-anggota dan pengurus Komite Sekolah diharapkan memahami dan

mengerti tentang dunia pendidikan, sehingga dapat mendukung langkah

sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun

2003 Pasal 56 ayat 3, Komite Sekolah/Madrasah adalah sebagai sebuah

badan independen, yang ikut berperandalam mengembangkan pendidikan

yang bermutu di sekolah, serta berkewajiban memberikan pertimbangan,

mengarahkan dan memberikan sokongan, serta mengawasi jalannya

pendidikan di sekolah.

Menurut Danim dan Khairil, Komite Sekolah merupakan badan independen

dan nonhierarkis. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa sebagai

insan mandiri, Komite Sekolah hanya patuh pada ketetapan-ketetapan yang

mereka buat sendiri dalam lembaganya. Peraturan-peraturan di luar

kesepakatan kelembagaan yang mereka buat akan mereka abaikan.

d. Peran Pelaku Kemitraan

1. Peran Sekolah

Sebagai penyelenggara pendidikan sekolah perlu melakukan sejumlah hal

sebagai berikut :

2. Budaya Mutu Sekolah: Konsep dan Implikasinya

Budaya mutu sekolah mengacu pada norma-norma, nilai-nilai, dan praktik-

praktik yang mendukung peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Penelitian menunjukkan bahwa sekolah dengan budaya mutu yang kuat

cenderung mencapai hasil yang lebih baik. Budaya ini melibatkan seluruh
staf sekolah, siswa, dan orang tua dalam komitmen terhadap pencapaian

tertinggi.

3. Manajemen Kemitraan Sekolah dan Orang Tua

Manajemen kemitraan sekolah dan orang tua adalah proses perencanaan,

koordinasi, dan pelaksanaan kegiatan yang dirancang untuk melibatkan

orang tua dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka. Ini melibatkan

komunikasi yang efektif, pertemuan rutin antara sekolah dan orang tua, serta

pengembangan program-program yang mendukung keterlibatan orang tua.

4. Peningkatan Budaya Mutu Sekolah melalui Kemitraan

Penelitian telah menunjukkan bahwa manajemen kemitraan sekolah-orang

tua dapat berkontribusi pada peningkatan budaya mutu sekolah.

Ini dapat terjadi melalui beberapa cara, seperti:

a. Keterlibatan Orang Tua dalam Pengambilan Keputusan: Melibatkan orang

tua dalam proses pengambilan keputusan sekolah dapat menciptakan rasa

kepemilikan dan tanggung jawab bersama dalam meningkatkan mutu

sekolah.

b. Komunikasi Terbuka dan Transparan: Komunikasi yang baik antara sekolah

dan orang tua membantu dalam membangun kepercayaan dan memfasilitasi

kerjasama yang lebih baik.

c. Pelatihan Orang Tua: Memberikan pelatihan kepada orang tua tentang

bagaimana mereka dapat mendukung pembelajaran anak-anak mereka di

rumah dapat meningkatkan pencapaian siswa.


d. Keterlibatan Orang Tua dalam Program Pendidikan: Melibatkan orang tua

dalam program-program pendidikan, seperti mentoring atau dukungan

akademik, dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan.

5. Evaluasi dan Pengukuran Keberhasilan

Penting untuk mengevaluasi efektivitas manajemen kemitraan sekolah-

orang tua dalam meningkatkan budaya mutu sekolah. Ini dapat dilakukan

dengan mengukur pencapaian akademik siswa, tingkat kehadiran, hasil

survei orang tua, dan evaluasi rutin terhadap program-program yang telah

diimplementasikan.

Penelitian lanjutan tentang topik ini dapat menggali lebih dalam tentang praktik

terbaik dalam manajemen kemitraan sekolah-orang tua dan bagaimana praktik

tersebut dapat berdampak positif pada budaya mutu sekolah. Selain itu, penelitian

juga dapat mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi dalam

mengembangkan kemitraan yang efektif antara sekolah dan orang tua serta cara

mengatasi tantangan tersebut.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Jenis ini

merupakan jenis penilitian yang fokus pada pengamatan yang mendalam

terhadap objek yang diteliti. Jenis ini dianggap cocok sekali untuk

penelitian ini karena dengan ini penulis akan mengungkap dan


menggambarkan secara detail dan trasparant tanpa setingan (natural

setting).

2. Pendekatan Penelitian

Ada 5 pendekatan pada penelitian kualitatif, yaitu :

a. Narrative,

b. Phenomenology,

c. Grounded theory,

d. Ethnography dan

e. Case study atau studi kasus, berdasarkan pendapat John W. Creswell.

Pada penelitian ini akan digunakan pendekatan studi kasus, dengan

pendekatan ini peneliti akan lebih leluasa melakukan explorasi pada

suatu program, kejadian, proses dan aktivitas terhadap satu orang atau

lebih.

3. Data dan Sumber Data

Peneliti akan menentukan sumber data pada penelitian ini dengan teknik

non probability sampling dengan maksud semua anggota atau setiap

unsur tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi sumber

data. Sampling puposive merupakan salah satu jenis non probability

sampling yang akan digunakan pada penelitian ini, karena dengan jenis

ini dimaksudkan pengambilan sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Diperkirakan bahwa orang-orang yang dijadikan sumber data

adalah orang-orang yang paling faham dan paling mengerti tentang

permasalahan yang diangkat. Maka dalam hal ini sampel dijadikan


sumber data hanya mencakup kepala sekolah, guru dan beberapa siswa

saja, karena peneliti telah mempertimbangkan efisien dan efektivitas

waktu.

4. Teknik Pengumpulan Data

Observasi, wawancara dan teknik dokumentasi merupakan 3 cara yang

akan dipakai dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Setelah

menentukan teknik pengumpulan data, selanjutnya dapat dibuat

instrumen penelitian dengan landasan teknik pengumpulan data tadi.

Pada teknik observasi akan dibuat instrumen berupa lembar observasi,

pada teknik wawancara akan dibuat instrumen pedoman wawancara

sementara pada teknik studi dokumentasi akan dibuat instrumen checklist

dokumentasi. Lembar observasi mencakup tempat, pelaku dan aktivitas.

5. Teknik Analisis Data

Teknik Miles, Huberman dan Saldana adalah teknik analisis data yang

akan dikedepankan penggunaannya pada penelitian ini. Pada teknik ini

analisis dimulai pada saat pengumpulan data berlangsung dan dalam

priode tertentu. Pada priode wawancara peneliti sudah memulai

menganalisa setiap jawaban yang didapat. Jika jawaban yang didapat

belum memuaskan atau dirasa kurang maka peneliti akan melanjutkan

wawancara tersebut dengan pertanyaan yang lain, sampai pada tahap

kredibilitas data sudah dicapai. Proses analisis data ini dilakukan secara

interaktif dan terus menerus sehingga data jenuh. Condensation data, data
display dan conclution drawing/ verification merupakan rangkaian

aktivitas data dengan teknik Miles, Huberman dan Saldana.

F. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai