PEMBAHASAN
1
Manajemen yang penting di sekolah adalah manajemen hubungan
masyarakat (humas), karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu
berhubungan dalam menjalin kerja sama yang pedagogis dan sosiologis yang
menguntungkan kedua bela pihak. Terjalinnya kerja sama antara pihak sekolah
dengan masyarakat tentunya akan lebih mempermudah untuk terciptanya
pendidikan yang diharapkan. Lembaga pendidikan sekolah adalah sub-sub sistem
dari sistem pendidikan, yang terdiri atas beberapa unsur yang fungsional saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. Lambat laun usaha tersebut
diselenggarakan secara teratur dan terencana (secara formal), sehingga akhirnya
timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk
menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah bagian yang penting dalam
kehidupan seorang peserta didik, sesuai dengan pendidikan nasional lembaga
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pelibatan masyarakat bertujuan untuk melengkapi kekurangan dan
membantu lembaga pendidikan. Hal ini berarti lembaga pendidikan sekolah
mempunyai tujuan untuk mengembangkan semua potensi yang di miliki manusia
yaitu mulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap ajaran agama dan pengetahuan umum, untuk selanjutnya di lanjutkan
dengan tahapan efeksi, yaitu terjadinya proses internalisasi ajaran, nilai agama dan
pengetahuan ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakini.
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah untuk
memberikan pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia dengan segala
potensi yang di milikinya (jasmani dan rohani) yang di berikan Tuhan Yang Maha
Esa dapat di kembangkan dengan sebaik-baiknya.
Esensi hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepemilikan dan dukungan dari masyarakat terutama
dukungan moral dan finansial.
2
Dalam arti yang sebenarnya hubungan lembaga pendidikan sekolah dengan
masyarakat adalah untuk menjalin kerja sama dan bersam-sama bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dan kemajuan pendidikan, sehingga akan di butuhkan
peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan lembaga pendidikan sekolah
dengan masyarakat.
3
e. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan masyarakat
Pada waktu-waktu tertentu surat menyurat memang diperlukan, tujuannya
untuk membaiki pendidikan peserta didik misalnya seperti pemberian
surat peringatan dari pihak sekolah kepada orang tua jika anaknya
membuat kesalahan yang berulang bahkan fatal. Selain itu surat menyurat
juga bermanfaat untuk orang tua agar bisa memantau anaknya di sekolah.
f. Adanya daftar rapot atau nilai
Selain surat menyurat, rapot juga merupakan sebuah penghubung antara
sekolah dengan orang tua murid. Dengan adanya rapot pihak sekolah dapat
membri saran agar orang tua mendorong anaknya untuk lebih giat lagi
mengembangkan bakat dan apa yang sudah diraihnya.
Itulah bentuk kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. Agar kerja
sama tersebut berjalan efektif dan mendapat respon yang baik dari masyarakat,
maka pihak sekolah dangan asyarakat harus terus memelihara hubungan harmonis
tersebut dengan cara saling menjalin komunikasi antar kedua belah pihak sehingga
dapat mendorong tanggung jawab dan minat dari masyarakat dalam memajukan
sekolah. Semakin lancar komunikasi pihak sekolah dengan masyarakat maka
semakin besar keberhasilan kerja sama sekolah dengan masyarakat.
4
menjalankan hubungan kultural ini maka pihak sekolah harus
mengerahkan peserta didik agar berpartisipasi dalam membantu kegiatan-
kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga para peserta didik
memiliki rasa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
c. Hubungan institusional, hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan
lembaga-lembaga yang resmi baik itu pemerintah maupun swasta
contohnya seperti hubungan kerja sama sekolah dengan kepala
pemerintahan setempat, dengan sekolah-sekolah lain, dengan perusahaan
negara atau swasta, jawatan penerangan, pertanian, peternakan dan
perikanan.
5
Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi dalam
perkumpulan sosial dan budaya di masyarakat, serta menyediakan waktu
untuk belajar bagi mereka di rumah di bawah pengawasan orang tua.
Menghadiri rapat di sekolah apabila mereka diundang.
Berkomunikasi melalui surat, telepon dan majalah sekolah untuk
mengkomunikasikan berbagai hal seputar kegiatan pendidikan, juga dapat
menginformasikan hambatan dan kemajuan anak dalam belajar sekaligus
memberikan masukan atau umpan balik kepada sekolah.
6
Intergenrational faktor (their parents uninvolved) atau faktor antargenerasi
(orangtua mereka tidak terlibat)
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu
terciptanya kemitraan dan keterlibatan orangtua murid dan masyarakat
terhadap pendidiakn di sekolah. Orang tua murid yang usianya sangat tua
atau tokoh masyarakat yang sudah sepuh cenderung tidak mau terlibat
banyak dalam berbagai kegiatan kolaboratif, meskipun sebenarnya
keterlibatan mereka sangat dibutuhkan oleh sekolah. Sehingga sering
sekolah tetap menyantumkan nama tokoh dalam struktur tim atau komite
tertentu di sekolah tetapi sebenarnya mereka tidak bisa banyak berbuat di
sekolah.
Time demands (work related, child care, elder care) atau faktor tuntutan
waktu
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan, perawatan anak, perawatan
orangtua. Faktor waktu merupakan salah satu hal yang menjadi
pertimbangan bagi masyarakat dan orangtua murid untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan kolaborasi untuk membantu sekolah. Lebih-lebih
masyarakat atau orangtua murid di pedesaan dengan pekerjaan petani,
lebih banyak waktu di sawah yang mengakibatkan tidak memiliki waktu
yang cukup dalam kegiatan kolaboratif atau partisipasinya. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan kreativitas guru dan kepala sekolah dalam
melakukan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Culture norms and values (teacher as expert) atau faktor norma dan nilai
budaya (guru sama dengan seorang ahli)
Faktor budaya yang melekat dan pandangan yang kuat seakan-akan
guru adalah seorang ahli (expert) sehingga memiliki kemampuan untuk
mengatasi segala masalah yang ada sudah sangat kuat. Akibatnya,
orangtua sering menyerahkan sepenuhnya keberhasilan pendidikan
anaknya kepada pihak sekolah, karena pihak sekolah dianggap sebagai
pihak yang memiliki kemampuan untuk membentuk anak-anak mereka.
Kepala sekolah perlu meyakinkan guru dan orangtua murid serta
masyarakat, bahwa sehebat apapun guru dan sekolah tidak akan mampu
7
membuat anak berprestasi luar biasa tanpa dukungan orangtua murid dan
masyarakat demikian pula sebaliknya.
Classroom culture (not viewed as welcoming to parents) atau faktor
budaya kelas yang tidak terbuka menyambut orangtua murid sebagai tamu
Keterbukaan sekolah dan kelas untuk partisipasi orangtua murid dan
masyarakat masih belum optimal. Ada keraguan pihak guru dan sekolah
akan keterlibatan optimal mereka, terkadang muncul ketakutan kalau
orangtua murid dan masyarakat melakukan intervensi pada hal-hal teknis
yang menjadi kewenangan guru. Sekolah dan guru takut dicampuri tugas
dan kewenangannya dan takut sekolah justru menjadi bermasalah dengan
keterlibatan orangtua murid dan masyarakat secara optimal di sekolah.
Past experience (negatif experiences with school) atau faktor pengalaman
masa lalu (pengalaman negatif dengan sekolah)
Sekolah sering memiliki pengalaman negatif akibat keterlibatan
orangtua murid dan masyarakat terhadap sekolah. Hal ini membawa dan
mempengaruhi sekolah untuk enggan berbuat banyak dalam membangun
kemitraan yang optimal.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah dan
masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah sebagai
tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat implikasi dari
proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Lembaga pendidikan sendiri bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun bentuk kerjasama
sekolah dengan masyarakat yaitu berkunjungnya pihak sekolah kerumah peserta
didik, masyarakat berkunjung ke sekolah, adanya case conference, dibentuknya
badan pembantu sekolah, dan juga mengadakan surat menyurat antar sekolah dan
masyarakat. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat yang dapat terjalin
seperti hubungan edukatif, kultural, dan institusional. Partisipasi yang tinggi dari
orang tua murid dan juga masyarakat dalam pendidikan di sekolah merupakan salah
satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik. Ada juga sejumlah hambatan yang
ditemui dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek
economics, self efficacy, intergeneration, time demand, cultural norms and value
class room culture and past experience.
B. Saran
Menurut kami masih banyak hal-hal yang berhubungan dengan kerja sama
sekolah dengan masyarakat yang masih belum terlaksana dengan baik, bahkan ada
juga yang sama sekali tidak terlaksana. Mungkin karena kurangnya kesadaran
bahwa sangat pentingnya adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan
masyarakat agar terciptanya peserta didik yang lebih baik. Dengan begitu akan
lebih baik jika ditingkatkan lagi pengetahuan tentang hubungan sekolah dan
masyarakat, tujuannya, bentuk partisipasinya agar bisa terjalinnya hubungan yang
baik sekolah dan masyarakat.