Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3 PEMBANDING:

1. VONI AMELIA PUTRI


2. LISA AFRIANI
3. SITI RAHMA TULLAILA
3. ANDRAHMAN AMRI
DOSEN PENGAMPU: HASGIMIANTI, S.Pd., M.Pd,Kons.

RESUME MAKALAH KELOMOK 8


“MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MASYARAKAT”

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat
Sekolah dan masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat
dipisahkan. Sekolah sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat
merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Apa
dan bagaimana belajar disekolah selalu dikaitkan dengan kegunaanya bagi
peningkatan hidup dan kehidupan dimasyarakat.
Di dalam sejarah pendidikan di kemukakan bahwa sejak zaman pendidikan
China kuno dan Yunani kuno telah dijumpai adanya sekolah sebagai lembaga
pendidikan. Perkataan “sekolah” berasal dari perkataan Yunani: schola” yang
artinya waktu nganggur atau waktu senggang. Bangsa Yunani kuno mempunyai
kebiasaan menggunakan waktu senggangnya untuk berdiskusi guna menambah
ilmu dan mencerdaskan akal.
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat
untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat yang dilakukan
secara berkesinambungan dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.

1
Manajemen yang penting di sekolah adalah manajemen hubungan
masyarakat (humas), karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu
berhubungan dalam menjalin kerja sama yang pedagogis dan sosiologis yang
menguntungkan kedua bela pihak. Terjalinnya kerja sama antara pihak sekolah
dengan masyarakat tentunya akan lebih mempermudah untuk terciptanya
pendidikan yang diharapkan. Lembaga pendidikan sekolah adalah sub-sub sistem
dari sistem pendidikan, yang terdiri atas beberapa unsur yang fungsional saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. Lambat laun usaha tersebut
diselenggarakan secara teratur dan terencana (secara formal), sehingga akhirnya
timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk
menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah bagian yang penting dalam
kehidupan seorang peserta didik, sesuai dengan pendidikan nasional lembaga
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pelibatan masyarakat bertujuan untuk melengkapi kekurangan dan
membantu lembaga pendidikan. Hal ini berarti lembaga pendidikan sekolah
mempunyai tujuan untuk mengembangkan semua potensi yang di miliki manusia
yaitu mulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap ajaran agama dan pengetahuan umum, untuk selanjutnya di lanjutkan
dengan tahapan efeksi, yaitu terjadinya proses internalisasi ajaran, nilai agama dan
pengetahuan ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakini.
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah untuk
memberikan pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia dengan segala
potensi yang di milikinya (jasmani dan rohani) yang di berikan Tuhan Yang Maha
Esa dapat di kembangkan dengan sebaik-baiknya.
Esensi hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepemilikan dan dukungan dari masyarakat terutama
dukungan moral dan finansial.

2
Dalam arti yang sebenarnya hubungan lembaga pendidikan sekolah dengan
masyarakat adalah untuk menjalin kerja sama dan bersam-sama bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dan kemajuan pendidikan, sehingga akan di butuhkan
peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan lembaga pendidikan sekolah
dengan masyarakat.

B. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat


Agar terciptanya sebuah hubungan yang baik dan lebih erat antara sekolah
dengan masyarakat tentunya kedua belah pihak harus menjalin sebuah kerja sama.
Berikut beberapa bentuk kerja sama sekolah dengan masyarakat antara lain:
a. Berkunjungnya pihak sekolah (guru) ke rumah peserta didik
Tentunya cara ini bermanfaat bagi kedua belah pihak dikarenakan anak
selalu merasa diperhatikan, untuk orang tua juga akan termotivasi untuk
mengadakan sebuah kerja sama dengan pihak sekolah. Bagi pihak sekolah
dan guru juga mendapatkan manfaat karena bisa secara langsung
melakukan observasi dan wawancara untuk lebih mengenal peserta didik.
b. Berkunjungnya masyarakat (orang tua) ke sekolah
Apabila ada sebuah acara yang diselenggarakan pihak sekolah dan
memungkinkan untuk dihadiri pihak masyarakat seperti acara pameran
sebuah hasil karya, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Tentunya
cara ini juga akan semakin membuat hubungan sekolah dengan masyarakat
semakin baik.
c. Case conference
Dalam hal ini adanya rapat yang biasanya dalam konteks bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan proses yang ada di sekolah dan
masyarakat.
d. Badan pembantu sekolah
Lembaga atau organisasi masyarakat dan pihak sekolah ditujukan untuk
menjalin kerja sama antar keduanya agar bisa tercapainya tujuan untuk
memajukan mutu sekolah dan mempererat hubungan antar kedua belah
pihak.

3
e. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan masyarakat
Pada waktu-waktu tertentu surat menyurat memang diperlukan, tujuannya
untuk membaiki pendidikan peserta didik misalnya seperti pemberian
surat peringatan dari pihak sekolah kepada orang tua jika anaknya
membuat kesalahan yang berulang bahkan fatal. Selain itu surat menyurat
juga bermanfaat untuk orang tua agar bisa memantau anaknya di sekolah.
f. Adanya daftar rapot atau nilai
Selain surat menyurat, rapot juga merupakan sebuah penghubung antara
sekolah dengan orang tua murid. Dengan adanya rapot pihak sekolah dapat
membri saran agar orang tua mendorong anaknya untuk lebih giat lagi
mengembangkan bakat dan apa yang sudah diraihnya.

Itulah bentuk kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. Agar kerja
sama tersebut berjalan efektif dan mendapat respon yang baik dari masyarakat,
maka pihak sekolah dangan asyarakat harus terus memelihara hubungan harmonis
tersebut dengan cara saling menjalin komunikasi antar kedua belah pihak sehingga
dapat mendorong tanggung jawab dan minat dari masyarakat dalam memajukan
sekolah. Semakin lancar komunikasi pihak sekolah dengan masyarakat maka
semakin besar keberhasilan kerja sama sekolah dengan masyarakat.

C. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Ada 3 jenis hubungan sekolah dan masyarakat yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan edukatif, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah
dengan orang tua dalam hal mendidik peserta didik. Hubungan kerja sama
lainnya berusaha untuk memenuhi fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
pembelajaran peserta didik di sekolah maupun di sekolah. Dengan adanya
hubungan edukatif ini, sekolah dan orang tua peserta didik diharapkan
mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada sehingga mampu
meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik.
b. Hubungan kultural, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah dan
masyarakat dengan adanya saling mengembangkan dan membina
kebudayaan masyarakat di tempat sekolah tersebut. Untuk bisa

4
menjalankan hubungan kultural ini maka pihak sekolah harus
mengerahkan peserta didik agar berpartisipasi dalam membantu kegiatan-
kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga para peserta didik
memiliki rasa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
c. Hubungan institusional, hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan
lembaga-lembaga yang resmi baik itu pemerintah maupun swasta
contohnya seperti hubungan kerja sama sekolah dengan kepala
pemerintahan setempat, dengan sekolah-sekolah lain, dengan perusahaan
negara atau swasta, jawatan penerangan, pertanian, peternakan dan
perikanan.

D. Peningkatan Dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat


Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah),
keluarga dan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan
masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, Partisipasi yang
tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri
dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh mana masyarakat dapat
diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap
manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam
pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah
yang baik (Kumars, 1989). Adapun cara masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:
 Berperan aktif dalam diskusi mengenai sekolah dan pembinaan sekolah di
lingkungan masing-masing.
 Menyebarluaskan pesan-pesan mengenai pentingnya menyelesaikan
pendidikan dasar sembilan tahun baik pertemuan masyarakat, maupun
melalui pertemuan agama.
 Melakukan dialog dengan pejabat pemerintah setempat agar mereka lebih
peduli atas kebutuhan-kebutuhan sekolah, baik secara perorangan maupun
kelompok (organisasi).

5
 Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi dalam
perkumpulan sosial dan budaya di masyarakat, serta menyediakan waktu
untuk belajar bagi mereka di rumah di bawah pengawasan orang tua.
 Menghadiri rapat di sekolah apabila mereka diundang.
 Berkomunikasi melalui surat, telepon dan majalah sekolah untuk
mengkomunikasikan berbagai hal seputar kegiatan pendidikan, juga dapat
menginformasikan hambatan dan kemajuan anak dalam belajar sekaligus
memberikan masukan atau umpan balik kepada sekolah.

E. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Dalam


Kerjasama Dengan Masyarakat
Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:64) menyatakan ada sejumlah hambatan
yang ditemui dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek:
economics, self efficacy, intergeneration, time demand, cultural norms and value
class room culture and past experience.
 Economics (lack of money and transportation) ekonomi (kekurangan uang
dan transportasi)
Orangtua murid/keluarga yang memiliki tingkat ekonomi masih
rendah sering disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Kesibukan ini menyebabkan mereka
cenderung sulit untuk berpartisipasi/terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
bersama sekolah.
 Self efficacy (lack of confident in ability to help, language consideration)
atau kebahagiaan sendiri (kurangnya percaya diri dalam kemampuan
untuk membantu, pertimbangan bahasa)
Hambatan ini berkaitan dengan kurangnya percaya diri dari
masyarakat atau orangtua murid akan kemampuan untuk membantu
sekolah, demikian juga dengan pihak sekolah sendiri sering muncul
perasaan ketidak percayaan akan kemampuan untuk mampu membantu
orangtua murid dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan anak di
rumah, akibatnya hubungan klaboratif tidak dilakukan secara optimal.

6
 Intergenrational faktor (their parents uninvolved) atau faktor antargenerasi
(orangtua mereka tidak terlibat)
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu
terciptanya kemitraan dan keterlibatan orangtua murid dan masyarakat
terhadap pendidiakn di sekolah. Orang tua murid yang usianya sangat tua
atau tokoh masyarakat yang sudah sepuh cenderung tidak mau terlibat
banyak dalam berbagai kegiatan kolaboratif, meskipun sebenarnya
keterlibatan mereka sangat dibutuhkan oleh sekolah. Sehingga sering
sekolah tetap menyantumkan nama tokoh dalam struktur tim atau komite
tertentu di sekolah tetapi sebenarnya mereka tidak bisa banyak berbuat di
sekolah.
 Time demands (work related, child care, elder care) atau faktor tuntutan
waktu
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan, perawatan anak, perawatan
orangtua. Faktor waktu merupakan salah satu hal yang menjadi
pertimbangan bagi masyarakat dan orangtua murid untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan kolaborasi untuk membantu sekolah. Lebih-lebih
masyarakat atau orangtua murid di pedesaan dengan pekerjaan petani,
lebih banyak waktu di sawah yang mengakibatkan tidak memiliki waktu
yang cukup dalam kegiatan kolaboratif atau partisipasinya. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan kreativitas guru dan kepala sekolah dalam
melakukan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
 Culture norms and values (teacher as expert) atau faktor norma dan nilai
budaya (guru sama dengan seorang ahli)
Faktor budaya yang melekat dan pandangan yang kuat seakan-akan
guru adalah seorang ahli (expert) sehingga memiliki kemampuan untuk
mengatasi segala masalah yang ada sudah sangat kuat. Akibatnya,
orangtua sering menyerahkan sepenuhnya keberhasilan pendidikan
anaknya kepada pihak sekolah, karena pihak sekolah dianggap sebagai
pihak yang memiliki kemampuan untuk membentuk anak-anak mereka.
Kepala sekolah perlu meyakinkan guru dan orangtua murid serta
masyarakat, bahwa sehebat apapun guru dan sekolah tidak akan mampu

7
membuat anak berprestasi luar biasa tanpa dukungan orangtua murid dan
masyarakat demikian pula sebaliknya.
 Classroom culture (not viewed as welcoming to parents) atau faktor
budaya kelas yang tidak terbuka menyambut orangtua murid sebagai tamu
Keterbukaan sekolah dan kelas untuk partisipasi orangtua murid dan
masyarakat masih belum optimal. Ada keraguan pihak guru dan sekolah
akan keterlibatan optimal mereka, terkadang muncul ketakutan kalau
orangtua murid dan masyarakat melakukan intervensi pada hal-hal teknis
yang menjadi kewenangan guru. Sekolah dan guru takut dicampuri tugas
dan kewenangannya dan takut sekolah justru menjadi bermasalah dengan
keterlibatan orangtua murid dan masyarakat secara optimal di sekolah.
 Past experience (negatif experiences with school) atau faktor pengalaman
masa lalu (pengalaman negatif dengan sekolah)
Sekolah sering memiliki pengalaman negatif akibat keterlibatan
orangtua murid dan masyarakat terhadap sekolah. Hal ini membawa dan
mempengaruhi sekolah untuk enggan berbuat banyak dalam membangun
kemitraan yang optimal.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah dan
masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah sebagai
tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat implikasi dari
proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Lembaga pendidikan sendiri bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun bentuk kerjasama
sekolah dengan masyarakat yaitu berkunjungnya pihak sekolah kerumah peserta
didik, masyarakat berkunjung ke sekolah, adanya case conference, dibentuknya
badan pembantu sekolah, dan juga mengadakan surat menyurat antar sekolah dan
masyarakat. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat yang dapat terjalin
seperti hubungan edukatif, kultural, dan institusional. Partisipasi yang tinggi dari
orang tua murid dan juga masyarakat dalam pendidikan di sekolah merupakan salah
satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik. Ada juga sejumlah hambatan yang
ditemui dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek
economics, self efficacy, intergeneration, time demand, cultural norms and value
class room culture and past experience.

B. Saran
Menurut kami masih banyak hal-hal yang berhubungan dengan kerja sama
sekolah dengan masyarakat yang masih belum terlaksana dengan baik, bahkan ada
juga yang sama sekali tidak terlaksana. Mungkin karena kurangnya kesadaran
bahwa sangat pentingnya adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan
masyarakat agar terciptanya peserta didik yang lebih baik. Dengan begitu akan
lebih baik jika ditingkatkan lagi pengetahuan tentang hubungan sekolah dan
masyarakat, tujuannya, bentuk partisipasinya agar bisa terjalinnya hubungan yang
baik sekolah dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai