Anda di halaman 1dari 5

QIRO’AH SAB’AH DAN ILMU

AL QIRA’AT DAN PERBEDAAN


QIRA’AT (ILMU BACAAN AL-
QUR’AN)

Moh.Fadilah
Siti Azira
A. PENGERTIAN QIROAT

Al-Qira`at adalah jamak dari kata qiro’ah yang berasal dari qara’a – yaqra’u – qirâ’atan. Menurut
istilah qira’аt ialah salah satu aliran dalam pelafalan/pengucapan Al-Qur’аn yang dipakai oleh salah
seorang imam qura’ yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-Qur’anul Karim. Qira’аt ini
berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.[2]Qiro’at sab’ah atau qiro’at tujuh
adalah macam cara membaca Al-Qur’an yang berbeda. Disebut qiro’at tujuh karena ada tujuh imam
qiro’at yang terkenal / masyhur yang masing-masing memiliki langgam bacaan tersendiri. Tiap imam
qiro’at memiliki dua orang murid yang bertindak sebagai perawi. Tiap perawi tersebut juga
memiliki perbedaan dalam cara membaca qur’an. sehingga ada empat belas cara membaca Al-Qur’an
yang masyhur.Perbedaan cara membaca itu sama sekali bukan dibuat-buat, baik dibuat oleh
imam qiro’at maupun oleh perawinya. cara membaca tersebut merupakan ajaran Rasulullah dan
memang seperti itulah Al-Qur’an diturunkan.
B. SEJARAH MUNCULNYA QIRA`AT SAB’AH

Qira`at ada macam-macam jenisnya. Pendapat tentang qira`at itu sendiri juga sangatlah beragam dan
semua pendapat tersebut sangatlah berbobot seperti yang tertera di bawah ini. Pengarang kitab Al-
Itqan menyebutkan macam-macam qira`at itu ada yang Mutawatir, Masyhur, Syadz, Ahad,
Maudhu’ dan Mudarra. Qadhi’ Jalaluddin al-Bulqiny mengatakan: Qira`at itu terbagi ke dalam
: Mutawatir, Ahad dan Syadz.[3] Yang mutawatir adalah qira`at tujuh yang masyhur. Yang ahad
adalah qira`at tsalatsa (tiga) yang menjadi pelengkap qira’ah ‘asyrah (sepuluh), yang kesemuanya
dipersamakan dengan qira`at para sahabat. Adapun qira`at yang syadz ialah qira`at para tabi’in seperti
qira`at A’masy, Yahya ibnu Watsab, Ibnu Jubair dan lain-lain.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU QIRO’AT.

Para sahabat mempelajari cara pengucapan Al-Quran langsung dari Rasulullah SAW, bahkan beberapa dari
‘secara resmi’ direkomendasikan oleh Rasulullah SAW sebagai rujukan sahabat lainnya dalam pengucapan
Al-Quran.Diantara sahabat yang populer dengan bacaannya adalah: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib,
Ubay bin Ka’b, Zaid bin Tsabit, Abu Darda, Ibnu Mas’ud, dan Abu Musa al-Asy’ary. Dari mereka inilah
kebanyakan para sahabat dan tabi’іn di seluruh daerah belajar. Kemudian para tabi’іn tersebut menyebar di
kota-kota besar pemerintahan Islam, diantaranya adalah :
a. Madinah : Ibnu Musayyib, Urwah, Salim, dan Umar bin Abdul Aziz
b. Mekah : Ubaid bin Umair, Atho’ bin Abi Robah, Thowus, Mujahid, Ikrimah
c. Kufah : Ilqimah, Al-Aswad, Masruq, Ubaidah
d. Bashroh : Abu Aliyah, Abu Roja’, Qotadah, Ibnu Siirin
e. Syam : Al-Mughiroh, Shohib Utsman
D. PERBEDAAN QIRA’AT DALAM AL-QUR’AN

Perbedaan bacaan dalam Al-Qur’an dapat diklasifikasikan ke dalam dua poin. Pertama, perbedaan
bacaan yang berkaitan dengan teknis pengucapan lafadz dalam lahjah/dialek kebahasaan. Kedua,
perbedaan bacaan yang berkaitan dengan substansi lafadz. Perbedaan yang berkaitan dengan teknis
pengucapan lafadz dalam lahjah/dialek kebahasaan tidak berpengaruh pada perubahan makna.
Perbedaan bacaan seperti ini banyak ditemukan dalam kaidah “ushul al-qira’at”, seperti membaca
lafadz ( ) ‫ والضحى‬sebagian imam qira’at membaca fathah, sebagian yang lain membaca taqlil dan yang
lain membaca imalah. Perubahan bacaan seperti di atas tidak berpengaruh pada makna, karena
perbedaan bacaan hanya dari sisi dialek kebahasaan.
KESIMPULAN

Setelah kita membaca uraian di atas, kita mengetahui bahwa Al-Qur’an dengan berbagai perbedaan
teknik membacanya bukan membawa perpecahan, akan tetapi menunjukkan kuasa Allah kepada
manusia, betapa Maha Besarnya Allah SWT yang memahami kekurangan-kekurangan makhluk-
Nya.Selain itu juga kita sebagai makhluk, harus bersyukur telah di beri keringan dengan adanya macam-
macam qira`at, menjadikan lebih mudah melafadzkan ayat Al-Qur’an yang mungkin sulit untuk di
ucapkan dengan lidah kita.Jadi, kesimpulannya kita sebagai umat Islam harus bersyukur dengan adanya
perbedaa-perbedaan, jangan hanya karena perbedaan teknik membacanya, kita menjadi bertengkar, dan
bercerai berai.

Anda mungkin juga menyukai