PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu dalam Ulumul Quran, namun tidak
banyak orang yang tertarik dengan qiraat, karena ada beberapa faktor yang
menyebabkan orang tersebut tidak tertarik adalah ilmu qiraat ini tidak berhubungan
langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari. Hal ini dikarenakan
ilmu qiraat tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan
haram atau halal atau hukum-hukum tertentu di kalangan masyarakat.
Meskipun demikian, qiraat sangat penting untuk diperhatikan dalam membaca alQuran karena qiraat sendiri bearti cara melafalkan ayat-ayat al-Quran. Munculnya
qiraat dikarenakan perbedaan dialek dalam membaca al-Quran dan ini merupakan hal
yang alamiah karena setiap suku atau golongan memiliki cara berkomunikasi yang
berbeda (dialek yang berbeda).
Dari perbedaan dialek tersebut memunculkan macam-macam qiraat, di mana
qiraat yang satu dengan qiraat yang lainnya mempunyai cara pelafalan al-Quran
tersendiri (namun tetap sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw).
Oleh sebab itu, melalui tugas makalah ini penulis ingin membahas secara lebih
jelas mengenai ilmu qiraat.
B. Pertanyaan
Rumusan pertanyaan dalam makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari qiraat dan apa perbedaannya dengan riwayat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dan tariqah ?
Apa saja segi-segi perbedaan dalam qiraat ?
Bagaimana sejarah perkembangan ilmu qiraat ?
Siapa saja tokoh-tokoh ahli qiraat dan apa saja karya ilmiahnya ?
Bagaimana pembagian qiraat dan macam-macamnya ?
Siapa saja imam-imam qiraat ?
Apa saja syarat-syarat sahnya qiraat ?
Apa manfaat adanya perbedaan qiraat ?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari qiraat dan apa perbedaannya
dengan riwayat dan tariqah
2. Untuk mengetahui segi-segi perbedaan dalam qiraat
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu qiraat
1
ilmiahnya
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
perbedaan
huruf-hurufnya
lafaz-lafaz
maupun
al-Quran
cara-cara
baik
pengucapan
ahli
qiraat
seperti
hazf
(membuang
huruf),
isbat
atau
diperselisihkan
ulama
yang
menyangkut
disandarkan
kepada
orang
yang
tulisan,
mengakhirkan,
perbedaan
perbedaan
dalam
mendahulukan
atau
dalam
penambahan
atau
pengurangan
2. Perbedaan cara atau aturan membacanya, seperti : perbedaan
pengucapan huruf dan harakat misalnya takaran mad, takhfif,
tafkhim, dan lain-lain, perbedaan tempat waqaf.
Perbedaan qiraat dalam Al Quran kadang berpengaruh pada
perbedaan makna yang dikandung. Bahkan menurut Khalid Abd alRahman al-Ak menyatakan bahwa perbedaan qiraat berpengaruh
pada tafsir (bukan hanya makna).
10 Izza Rohman, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Penafsiran,
diakses dari https://quranicsciences.wordpress.com/2008/11/17/perbedaanqiraat-dan-pengaruhnya-terhadap-penafsiran/ pada tanggal 17 November
2008
5
b. QS Saba : 17
c. QS An-nisa : 37
Lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu bagaimana kami
menyusunnya kembali
Dan :
Sehingga apabila telah dihilangkan
mereka
Dan :
Dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya
Dan :
Yang artinya : pohon pisang
5. Perbedaan
pada
kata
dan
bentuk
tulisan
tetapi
tidak
Dan :
Dan apa yang diusahakan tangan mereka
Dan :
Yang artinya : dan apa
mereka
b. QS Luqman : 26
di
tengah-tengah
kehidupan
bangsa
Arab
yang
atau
lahjah yang
berbeda.
Perbedaan
dialek
tersebut
bermacam-macam
qiraat
merupakan
akibat
dari
Bahwa sesungguhnya al-Quran ini diturunkan atas tujuh
huruf (bacaan) maka bacalah yang kalian anggap mudah dari
ketujuh bacaan tersebut.
Demikian juga Ibn at-Tabari dalam kitab tafsirnya. Berikut
malaikat
memerintahkanmu
Jibril
agar
seraya
mengatakan
mengucapkan
al-Quran
Allah
kepada
agar
membacakan
al-Quran
kepada
lalu
mengatakan
Allah
memerintahkan
agar
hingga
masa
pemerintahan Umar
bin
beragamnya
perbedaan
ini,
masing-masing
kelompok
induk,
dengan
bersumberkan
mushaf
Abu
Bakar,
satu
eksemplar.
Setelah
mushaf
disebarkan,
dapat
dikatakan
bahwa
yang
paling
awal
memulai
Jadi,
bukannya dan
dan
2. Qiraat Masyur
Yaitu qiraat yang sahih sanadnya karena diriwayatkan oleh tokoh yang adil,
dhabith yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab tetapi tidak mencapai derajat
Mutawatir, yaitu suatu informasi yang disampaikan oleh orang banyak dan kepada
22 Tim Penyusun MKD, Studi Al-Quran (Surabaya : UIN Sunan Ampel Press,
2013), h. 202.
23 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Quran by Mudzakir (Jakarta : PT.
Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), h. 256.
16
orang banyak pula. Misalnya, qiraat yang diriwayatkan oleh satu dari tujuh qari
terkemuka yang diinventarisasi Ibnu Mujahid, sementara tokoh-tokoh qari
lainnya tidak meriwayatkan qiraat tersebut.24
3. Qiraat Ahad
Yaitu qiraat yang sahih sanadnya tetapi menyalahi rasam Usmani, menyalahi
kaidah bahasa Arab atau tidak terkenal seperti halnya qiraat masyur yang telah
disebutkan. Qiraat macam ini tidak termasuk qiraat yang dapat diamalkan
bacaannya.25 Dan qiraat Ahad ini tidak boleh dipakai untuk membaca al-Quran
dan tidak wajib meyakininya sebagai al-Quran. Contohnya seperti yang
diriwayatkan dari Abu Barkah, bahwa nabi membaca QS. ar-Rahman : 76
Dan yang diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ia membaca QS. at-Taubah : 128
Dengan dibaca fathah pada huruf nya
4. Qiraat Syaz
Yaitu qiraat yang tidak sahih sanadnya dan tidak bersambung sampai kepada
Rasulullah Saw. Hukum qiraat ini tidak boleh dibaca di dalam maupun di luar
shalat.
Contohnya seperti bacaan
26
17
ayat yang harokatnya diubah akan diterjemahkan menjadi: Allah takut kepada
hamba-hamba-Nya yang ulama. Kata Al-Ulama (
)yang seharusnya
(di
Dia adalah Abu Ruwaim Nafi bin Abdurrahman bin Abu Nuaim al-Laitsi.
Beliau berasal dari Isfahan dan wafat di Madinah tahun 169 H. Dua orang
perawinya adalah Qalun dan Warasy.
7. Al-Kisai
Beliau adalah Ali bin Hamzah, seorang imam ilmu Nahwu di Kufah. Beliau
di beri gelar dengan Abu al-Hasan. Dinamakan al-Kisai karena beliau memakai
kisa ketika ihram. Dia wafat di Barnabawaih, sebuah desa di Ray ketika menuju
ke Khurasan bersama dengan Rasyid tahun 189 H.
itu pada masa kinipun fleksibilitas yang sama harus tersedia dalam pemahaman dan
penafsiran firman Tuhan sejalan dengan kebutuhan Muslim saat ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qiraat adalah cara melafalkan atau membaca al-Quran yang
dipilih oleh salah seorang imam qurra sebagai suatu mazhab
disandarkan
kepada
orang
yang
dengan
perubahan
tulisan
pada
tetapi
bentuk
tidak
Quran
Menunjukkan betapa terjaganya dan terpeliharanya al-Quran dari perubahan
dan penyimpangan padahal al-Quran ini mempunyai banyak segi bacaan
yang berbeda-beda.
Dapat menjelaskan hal-hal yang mungkin masih global atau samar dalam
menyimpang.
Perbedaan qiraat bisa berakibat pada perbedaan huruf, bentuk kata, susunan
kalimat, irab, penambahan dan pengurangan kata yang melahirkan perbedaan
24