Oleh :
Lisa Maulina (1693054001)
Qulyubi Makhsan Nasuha Rais (1693054020)
Muhammad Baydhowi (1693054035)
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya yang
berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi penulis. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya, penulis
sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Akhir kata semoga makalah yang penulis
susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin yarabbal`alamiin.
Penyusun
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apasaja macam-macam problematika penerjemah.
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui macam-macam problematika penerjemah.
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa Arab itu dapat memiliki arti lebih dari satu arti, sebagai contoh kata مكتبة
yang dapat diterjemahkan “perpustakaan, kantor, toko buku, dan lain-lain.”
Penerjemah acapkali dianggap hanya berkutat soal kata-kata dan maknanya:
apakah makna kata pada teks bahasa sumber dan kata apa dalam bahasa sasaran yang
paling baik menangkap atau menyampaikan makna itu.
Contoh problematika makna yang dihadapi oleh penerjemah adalah sebagai
berikut:
Bahasa sumber (BSu): “Siswa mencari buku I perpustakaan.”
Jika seorang penerjemah tidak mampu memahami gramatikal yang ada pada
teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran, maka hasil terjemahannya adalah هذه
سيارة من؟karena menganggap gramatikal antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab itu
sama saja, sehingga mempertahankan kata kepemilikannya “nya” dan berusaha
dimuncullah juga dalam teks bahasa Arabnya.
ووصال الى البيت. ثم رجعا من المدرسة معا ايضا.ذهب احمد و يوسف الى المدرسة معا
Pada contoh terjemahan teks diatas, kata sambung yang di terjemahkan adalah
“dan” yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan kata “ ”وdan kata
“kemudian” diterjemahkan dengan kata “”ثم, sedangkan setelah titik (sebelum kata
“keduanya”) yang dalam teks bahasa Indonesianya tidak ada kata sambungnya,
tetapi dalam teks hasil terjemahannya terdapat kata sambung “”و.
d) Menerjemahkan frasa.
Sebagai contoh penerjemahan frase adalah kalimat “keluarga Ahmad terdiri atas
lima orang” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi “تتكون عائلة احمد من
"خمسة اشخاص. pada teks bahasa Indonesianya terdapat frase yaitu “terdiri atas
(terdiri = atas) yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab menjadi “تتكون
”من, padahal jika kita buka makna kamusnya kata تتكون artinya adalah “terdiri”
dan kata “ ”منartinya adalah “dari”.
3. Problematika Konteks
Kata konteks berasal dari bahasa latin contexere yang artinya keterkaitan
hubungan yang kuat. Dalam istilah bahasa, conteks diartikan sebagai hubungan
kebahasaan atau hal yang melatarbelakangi terjadinya pembicaraan.
Oleh karena itulah, untuk memahami makna sebuah kata kita harus
menganalisis konteks – konteksnya, situasi yang melatarbelakangi diucapkannya kata
tersebut, meskipun hal itu tidak termasuk bahasa.
a. Konteks linguistic
Merupakan konteks yang membatasi arti unsur – unsur bahasa secara
terpisah atau paling tidak membatasi makna kata. Konteks linguistik adalah
hal yang mendasar yang membantu penerjemah memahami setiap satuan
pesan agar sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penulis teks sumber.
b. Konteks Non Linguistik
Apabila konteks linguistic pada dasarnya merupakan teks itu sendiri,
maka konteks non linguistic sesungguhnya merupakan tek – teks lain diluar
teks linguistic yang mencakup teks – teks social politik, budaya, ideology,
sejarah, dan lain- lain.
Persoalan konteks non linguistic muncul kepermukaan terutama
apabila terdapat jurang perbedaan yang serius antara latar social –budaya dari
teks sumber dan teks saran, baik dilihat dari perbedaan tingkatan maupun dari
perbedaan warna budaya tersebut.
4. Problematika Majas
Majas adalah lafadh yang digunakan pada arti yang bukan semestinya karena
adanya hubungan yang mencegah dari makna yang sebenarnya. Dalam bahasa
Indonesia, majas dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah majaz
hiperbola, personifikasi, dan lain sebagainya.
5. Problematika Idiom
Maksud dari idiom adalah kata yang tidak bisa difahami melalui kata-kata dan
hubungan gramatikal yang ada diantara kata idiom tersebut, karena satu idiom
maknanya berbeda dengan makna utuh kata tersebut. Sedangkan idiom dalam bahasa
arabdikenal dengan istilah ta’birat istilahiyah yang artinya adalah ungkapan-ungkapan
dalam bahasa arab yang telah dikenal dan dikenal secara luas namun tidak
sepenuhnya sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum, baik dari aspek susunan
maupun maknanya.
Tanda baca yang ditemui oleh penerjemah ketika ingin menterjemahakan teks
sumber kedalam teks sasaran terkadang juga menjadi masalah tersendiri, karena
penerjemah harus memahami apa maksud dari adanya tanda baca tersebut.
8. Problematika Istilah
Istilah yang dimaksudkan disini adalah kata khusus yang hanya ada di bahasa
Indonesia dan tidak ditemukan pada dalam bahasa arab.penerjemah biasanya
mengalami kesulitan dalam menerjemahkan istilah yang ia temui dalam teks bahasa
Indonesia, karena tidak adanya padanan yang sesuai dan dianggap dapat mewakili
makna istilah tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun macam-macam problematika penerjemahan yang sering dihadapi oleh
penerjemah ketika penerjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab adalah
sebagai berikut.
1. Problematika Makna Kata
Makna merupakan inti komunikasi, dimana seorang penutur bahasa harus
menyesuaikan perkataannya dengan makna kata-kata yang ia ucapkan, jika tidak
maka komunikasi antara pembicara dan pendengar akan mengalami kesulitan
sekali dan bahkan mustahil.
2. Problematika Gramatikal
Ketika menerjemahkan teks Indonesia ke dalam bahasa Arab seseorang
dituntut untuk mampu menganalisis unsur-unsur gramatikal yang ada pada teks-
teks yang akan diterjemahkan, karena jika seorang penerjemah tidak mampu
menganalisa gramatikal yang ada pada teks bahasa sumber, maka implikasi
kesalahan penerjemahan akan sangat fata, dapat mengakibatkan kesalahan dalam
menemukan makna yang sebenarnya.
3. Problematika Konteks
Kata konteks berasal dari bahasa latin contexere yang artinya keterkaitan
hubungan yang kuat. Dalam istilah bahasa, conteks diartikan sebagai hubungan
kebahasaan atau hal yang melatarbelakangi terjadinya pembicaraan.
4. Problematika Majas
Majas adalah lafadh yang digunakan pada arti yang bukan semestinya karena
adanya hubungan yang mencegah dari makna yang sebenarnya.
5. Problematika Idiom
Idiom dalam bahasa arabdikenal dengan istilah ta’birat istilahiyah yang artinya
adalah ungkapan-ungkapan dalam bahasa arab yang telah dikenal dan dikenal
secara luas namun tidak sepenuhnya sesuai dengan aturan yang berlaku secara
umum, baik dari aspek susunan maupun maknanya.
6. Problematika Tanda Baca
Penerjemah harus memahami apa maksud dari adanya tanda baca dalam teks
bahasa.
8. Problematika Istilah
Istilah yang dimaksudkan disini adalah kata khusus yang hanya ada di bahasa
Indonesia dan tidak ditemukan pada dalam bahasa arab.
9. Problematika Pantun, Puisi, Lagu, Gurindam, dan lain lain
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahandan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.