Anda di halaman 1dari 12

BAB I

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan unsur penting bagi tiap individu yang hidup diatas bumi.
Tanpa adanya bahasa, tidaklah terdapat suatu komunikasi diantara individu atau
bangsa-bangsa di dunia ini. Bahasa yang merupakan alat komunikasi digunakan baik
secara lisan maupun tertulis. Namun, sering kali terjadi ada sedikitnya perhatian yang
diberikan kepada pendengar atau pembaca yang dituju dan masih digunakannya
bahasa yang sulit di mengerti orang lain. Karena itu, untuk saling mengerti tidaklh
selalu mudah dan penerjemahan memang diperlukan.
Pada dasarnya penerjemahan bertujuan untuk menghasilkan suatu karya
terjemahan yang dapat menghadirkan makna yang paling dekat dalam bahasa sumber.
Jadi, kegiatan penerjemahan berkisar pada upaya memproduksi padanan wajar yang
paling dekat dengan pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa
penerima. Dalam hal ini, aspek makna harus menjadi prioritas utama, setelah itu baru
aspek style/gaya bahasa.
Penerjemahan bukan sekedar persoalan bahasa, tetapi juga menyangkut masalah
budaya. Ada alih bahasa dan budaya dalam penerjemahan. Maka dari itu, sebelum
menyampaikan pesan, penerjemahan terlebih dahulu harus mengkaji leksikon,
gramatika dan konteks budaya teks sumber. Pesan ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa target dengan memakai leksikon dan gramatika yang sesuai dengan
konteks budaya bahasa target. Bisa dipastikan, teks sumber dan teks target
mempunyai warna budaya yang berbeda. Oleh karena itu, terjemahan seharusnya
dibingkai dalam nuansa dan situasi bahasa target. Jika tidak, penerjemahan dirasa
sebagai bacaan yang tidak wajar dan tidak diterima.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerjemahan dalam Sejarah Umat Islam ?
2. Siapa Nama-nama Penerjemah muslim dan hasil karyanya ?
3. Bagaimana Penerjemah dalam sejarah nusantara ?
4. Siapa Nama-nama penerjemah nusantara dan hasil karyanya ?
5. Bagaimana Contoh dan latihan dalam terjemah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Penerjemahan dalam Sejarah Umat Islam.
2. Untuk mengetahui Nama-nama Penerjemah muslim dan hasil karyanya.

1
3. Untuk mengetahui Penerjemah dalam sejarah nusantara.
4. Untuk mengetahui Nama-nama penerjemah nusantara dan hasil karyanya.
5. Untuk mengetahui Contoh dan latihan dalam terjemah.

2
BAB II

A. Penerjemahan dalam Sejarah Umat Islam


Bahasa Arab selalu berpartisipasi aktif dengan dunia internasional. Mereka
selalu menjalin hubungan ekonomi, politik, pendidikan dan kesastraan dengan
bangsa- bangsa lain. Dengan berdangan mereka bertemu dengan berbagai macam
suku bangsa. Dalam hubungan perdagangan inilah, mereka menggunakan jasa para
penerjemah yang dianggap bisa mengerti bahasa asing. Para penerjemah itu menjadi
perantara untuk saling mengenal antara orang- orang Arab dengan orang- orang asing.
Melalui kegiatan ini pula, bangsa Arab banyak menyadur istilah- istilah yang
diambil dari bahasa Prancis, Romania, dan HabshiAlhamayyun – orang Arab Hirah-
nisalnya, mereka berhubungan dengan orang- orang prancis dan orang- orang Arab
jazirah. Sehingga diantara mereka pandai bahasa Prancis. Dalam buku sejarah karya
Ibnu Khuldun dijelaskan bahwa Ubayya bin Zaid adalah termasuk salah seorang
penerjemah, sedangkan ayahnya adalah seorang penyair, ahli pidato, dan ahli
membaca buku- buku bahasa Arab Syam- melakukan hubungan dengan budaya
bangsa yunani, Madinah, dan Romania. Mereka menghubungkan antara orang Yunani
dan orang Arab. Mereka juga banyak menerjemahkan buku- buku berbahasa Yunani.
Sejak dulu orang- orang Arab telah mengetahui pentingnya terjemah. Mereka
telah memberikan perhatian besar pada kegiatan penerjemahan sejak era Dinasti
Umayyah, dan lebih- lebih pada jaman Dinasti Abbasiyah. Pada era al- Ma’mun juga
ada sekelompok kerabat kerajaan yang memberikan perhatian besar terhadap
penerjemahan buku- buku kedalam bahasa Arab, diatara mereka adalah anak- anak
Musa Bin Syakir, mereka adalah Muhammad, al- hasan, dan Ahmad. Mereka juga
suka memberikan gaji besar kepada kelompok penerjemah yang lain, diantaranya
Hunain bin ishaq, Hubais bin Ukhtihi, dan Thabit Ibn Qurrah. Ada yang mengatakan
mereka mendapatkan gaji yang cukup fantastis, yaitu 500 dirham setiap bulan. Buku
sejarah menceritakan bahwa al- Mansur dan al- Ma’mun telah mendanai biaya proses
penerjemahan buku- buku barat kedalam bahasa Arab dengan biaya yang cukup besar,
sehingga era kekuasaannya dianggap sebagai masa keemasan dan kejayaan dunia
penerjemahan.
Pada tahun tahun terakhir, bertambalah bidang kegiatan penerjemahan. Bisa di
katakan sebagai awal tahap baru dunia penerjemahan. Sejak pertengahan abad 20-an,
komunikasi antar negara berkembang begitu pesat. Penerjemahan dalam sejarah umat

3
islam di negara Arab telah memberikan sumbangsih besar terhadap kejayaan
peradaban dan kebudayaan jaman dulu. Dunia mengakui kebesaran dan kejayaan
bangsa Arab yang mereka rajut dan bungkus melalui kegiatan penerjemahan yang
berasal dari berbagai belahan dunia. Sejarah umat islam juga telah memaparkan
berbagai macam bukti kejayaan umat islam pada era dahulu yang telah diraih melalui
kegiatan penerjemah1.
B. Nama-nama Penerjemah muslim dan hasil karyanya
Orang pertama yang menaruh perhatian besar pada penerjemahan teks asing
ke dalam bahasa Arab adalah Khalid bin Yazid al-Amawiy yang wafat pada tahun 85
H. Ia adalah cucu Muawiyah al-Akbar yang disebut nama Hakim Ali Marwan. Dia
diangkat sebagai khalifah setelah kematian saudara Muawiyah yang kedua. Marwan
bin Hakim mengambil alih pemerintahan. Dia adalah orang yang memindahkan
kantor pemerintahan dari rumah Abu Sufyan ke rumah Marwan. Ketika Khalid putus
asa dari kekhalifahan - dia memiliki cita-cita besar pada kecerdasan – pikirannya
banyak dicurahkan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Pada saat itu disekolah
Iskandariyah ramai dengan pembuatan bahan kimia, lalu ia membuat team khusus,
yang diantara anggotanya adalah pendeta Romawi yang bernama Miryanus. Pendeta
iu diminta untuk mengajari khalid tentang pembuatan bahan kimia. Ketika Khalid
mempelajari pembuatan bahan kimia, ia memerintahkan untuk menerjemahkannya
kedalam bahasa Arab, maka seorang laki-laki yang bernama Istafan yang
menerjemahkannya. Ini adalah pertama kali penerjemahan dari bahasa Asing kedalam
bahasa Arab di dunia islam.
Kegiatan penerjemahan pada masa Abasiyah. Dalam buku Al-Fihrisat karya
Ibn Al-Nadhim dijelaskan nama-nama dpara penerjemah dari bahasa Prancis kedalam
bahasa Arab, diantaranya adalah Abdullah bin Al-Muqaffi’, Ali Noboukt, Musa bin
Khalid, Yusuf bin Khalid, Abu al-Hasan Ali bin Ziyad al-Tamimiy, al-Hasan bin
Sahl, al-Biladriy, Habalah bin Salim, Ishaq bin Yazid, Muhammad bin al-Jahm al-
Birmaki, Hisyam bin al-Qosim, Mursi bin Isa al-Kurdiy, Zadwih bin Shahwih al-
Asfahaniy, Muhammad bin Bahram bin Madyar al-Asfahaniy, Bahram ibn Mardan
Shah, dan Umar bin al-Farukhan.
Ibnu al-Muqaffi’ menerjemahkan berbagai buku berbahasa Prancis,
diantaranya adalah buku Khadaa Yanamah yang kemudian ia beri judul Tarikh Muluk
1
Fathur Rahman, Strategi menerjemah (Sidoarjo : CV. Lisan Arabi, 2017) hal. 47

4
al-Fars, buku Kalilah waddamnah, buku al-Adab al-Kabir, buku al-Adab al-Shagir,
dan buku al-Yatimah.
Ahmad Amin membagi fase penerjemahan pada masa Abasiyah menjadi tiga
fase :
Fase pertama, dari masa khalifah al-Manshur sampai akhir masa Harun al-
Rashid yaitu mulai dari tahun 1036 sampai tahun 1093 H. Pada masa ini beberapa
buku fenomenal diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Diantaranya, Kalilah
Waddamnah yang berbahasa Prancis, buku al-Sand Hind dari India, beberapa buku
Aristoteles tentang ilmu logika, dan buku al-Majastiy tentang ilmu Falaq. Para ahli
penerjemah yang terkenal di masa ini, ibn al-Muqaffi’, Jurjis bin Jibrail, Yuhannah
bin Maswail.
Fase kedua, mulai masa al-Ma’mun tahun 198 sampai tahun 300 H. Di masa
ini terkenal para penerjemah yang bernama Yuhanna atau Yahya al-Bitriq- Maula al-
Ma’mun- ilmu filsafat lebih mendominasi dari pada ilmu kedokteran. Ia banyak
menerjemahkan buku-buku Aristoteles, al-Hujaj bin Yusuf bin Matar al-Warraq, al-
Kufi yang hidup pada tahun 214 H., Qista bin Luqa’ al-Ba’labaki yang hidup pada
tahun 220 H., Abdu al-Masih bin Naimah al-Hamsiy yang hidup pada tahun 220 H,
Hunain bin Ishaq yang hidup pada tahun 260 H, ia lebih memberi perhatian buku-
buku filsafat sedangkan Ayahnya lebih menyukai buku-buku kedokteran, Tsabit bin
Qurroh yang wafat pada tahun 288 H, Hubbais al-A’sam bin Uqti Hunain dan yang
lainnya.
Fase ketiga, yaitu masa setelah para mutarjim diatas. Diantar para penerjemah
pada masa ini adalah Matta bin Yunus berada di Baghdad pada tahun 1320., Sannan
bin Tsabit yang wafat pada tahun 360 H., Yahya bin Uday tahun 364 H., Ibnu Zur’ah
tahun 368 H., mereka menerjemahkan buku-buku logika dan ilmu pengetahuan karya
Aristoteles, dan kemudian menginterprestasikan.
C. Penerjemah dalam sejarah nusantara
Tradisi penerjemahan di Indonesia dapat ditelusuri sampai ke titik awal bangsa
Indonesia mamasuki jaman sejarah, yakni sejak abad ke-4 M. Oleh karena itu sejak
jaman itulah telah smpai kepada kita keterangan-keterangan tertulis berupa prestai
yang tergoreskna pada batu yang ditemukan di Kutai, Kalimantan Timur, dari raja
Mulawarman, dan di Jawa Barat dari raja Pulawarman. Demikian pula kerajaan

5
Tarumanegara di Jawa Barat dapat diketahui dari prasati-prasasti yang berisikan
pernyataan-pernyataan resmi raja Punawarman2.
Dua kerajaan diatas adalah kerajaan yang dianggap paling tua di dalam sejarah
kerajaan bangsa Indonesia dengan pengaruh India dan agama Hindu yang sangat kuat.
Meskipun Indonesia juga banyak dikunjungi oleh pendatang dan pedagang bangsa
lain, seperti bangsa Tiongkok dan Persia di jaman lampau. Pengaruh yang kuat datang
dari agama dan kebudayaan India. Dengan demikian sejak awal perjalanan
sejarahnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai latar budaya yang
beragam dan Bahasa yang bineka. Akan tetapi bangsa Indonesia tidak secara
langsung menerima budaya itu begitu saja, melainkan mengkawinkan dengan budaya
lokal dan terjadilah akulturasi. Melalui tahapan berikut ;
1. Tahap peniruan dan penerjemahan, yaitu penerimaan kebudayaan asing itu
seutuhnya dan kemudian secara bertahap di lakukan peniruan dan penerjemahan
terhadap unsur – unsur kebudayaan asing tersebut.
2. Tahap penyaduran yaitu pengalihan dan penyesuaian unsur – unsur kebudayaan
asing itu kedalam budaya dan Bahasa bangsa – bangsa yang ada di wilayah
Indonesia.
3. Tahap pencitpaan yaitu penciptaan unsur – unsur kebudayaan dan karya – karya
asli bangsa Indonesia sendiri.

Masuknya agama islam menurut catatan pada masa kerajaan Kediri (Kurang
lebih tahun 1082). Juga telah memperkaya kebudayaan dan peradaban bangsa
Indonesia. Karya-karya keislaman muncul mulai abad ke-15 M sampai abad ke-17 M.
dan berkembang di Sumatra dan Jawa. Karya sastra tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut;

1. Sastra pengaruh Persia.


2. Sastra keislaman pengaruh agama hindu.
3. Sastra pengaruh cerita panji.
4. Sastra Kesejarahan (babad).
5. Sastra pengaruh ajaran tasawuf (suluk).

2
Suhendra Yusuf, Teori Terjemah ; pengantar ke arah pendekatan linguistik dan sosiolinguistik, (Bandung :
Mandar maju, 1994) hal 40

6
Hampir seua karya seni dan sastra di atas ditulis dengan mempergunakan
huruf Arab Melayu yang merupakan hasil saduran dan terjemahan dari karya – karya
seni dan sastra asing. Sedangkan pada jaman penjajahan colonial belanda, kegiatan
penerjemahan banyak dilakukan dalam bidang penyusunan kamus-kamus, diantaranya
adalah kamus dwi Bahasa pertama yang disusun oleh putra Indonesia adalah kamus
Bahasa Melayu – Jawa yang berjudul Baoesastra Melayu – Djawayang terbit pada
tahun 1916 M. karangan A. Sasrosoeganda. Sedangkan kamus monolingual yang
pertama disusun oleh putra Indonesia adalah kitab pengetahuan Bahasa yaitu kamus
loghat Melayu Johor-Pahang-Riau-Lingga Penggal yang pertama disusun oleh Raja
Haji pada tahun 1858 M.

Dari keterangan diatas, ternyata kegiatan penerjemahan bangsa ini telah terjadi
sejak jaman kerajaan terdahulu, ketika nama Indonesia belum pernah muncul.
Kemudian kegiaatan penerjemahan itu berlanjut pada masa-masa penjajahan bangsa
asing di negara kita. Hal ini menandakan bahwa untuk mengusai negara lain baik
dengan cara menjajah seperti bangsa belanda, ingris, jepang, portugis, dan leinya
membutuhkan kegiatan perenjemahan.

D. Nama-nama penerjemah nusantara dan hasil karyanya


Dalam sejarah penerjemahan buku-buku berbahasa arab di Nusantara, kita
ketahui bahwa proses penerjemahannya dimulai dengan menggunakan bahasa Melayu
dan Arab Pegon sebelum pada akhirnya saat ini lebih banyak kita jumpai
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Adapun beberapa karya terjemahan dari
bahasa Arab ke bahasa Melayu, Jawa, atau Indonesia adalah sebagai berikut3 :
1. Naskah terjemah kiab Al-Taqrib fi al-fiqh karya Abu Shuja’ Al –Isfahany dengan
terjemah Jawa antar baris yang di bawa ke Eropa pada abad ke – 16 M.
2. Mir’at At-tholabah karya Abd. Rouf al-singkil (1615-1693) yang merupakan
terjemahan kitab fiqh Fath Al-Wahab karya Zakariyah Al-anshary (w. 926). Al
singkili menerjemahkan buku ini tidak lama setelah kembali dari Timur Tengah.
Buku ini ditulis atas permintaan Sulthanah Safiyat al-Din Shah (memerintahkan
kerajaan Aceh pada tahun 1641-1674) dan selesai ditulis pada tahun 1693 M.

3
Abdul Munip, “Penerjemahan buku berbahasa arab di indonesia; prespektif Historis,” Al-Arabiyah, vol 3 No.
1 Juli 2006.

7
3. Komentar atas kitab Arbain Nawawi di bidang Hadith, buku ini juga ditulis oleh
Singkili atas permintaan Sultanah.
4. Sair al-salikin ila ibadat al-rabb al-alamin karya Abdul Al-Samad Al-Palimbaniy
(1704-1787) yang merupakan terjemah dari Ihya’ ‘Ulum al-Din karya Al-Ghazali
(w.1111) dan diselesaikan pada tahun 1789.
5. Munjiyat Methik Saking kitab Ihya’ karya ulama Jawa, KH. Muhammad Shaleh
bin H. Umar al-Samarani dikenal dengan Kyai Shaleh Darat (1820-1902). Buku
ini merupakan terjemahan bahasa jawa dari sebagian kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din
karya Al-Ghazali (w.1111) terutama tentang katagori sifat mahmudah (terpuji)
dan madzmumah (tercela).
6. Usul al-Din fi ilm at-tauhid ala kifayat al-Awwam. Penerjemahnya adalah H.
Abdullah Shalil al-Fasuruani, tidak begitu dikenal. Buku terjemahan dalam
bahasa jawa dengan model antar baris ini diterbitkan oleh Salim Nabhan wa
Auladuhu surabaya pada tahun 1344/1490 M. Buku aslinya berjudul Kifayat al-
Awwam adalah buku di bidang tauhid yang ditulis oleh al-Faddaly (w.1236
H/1821 M) yang pada dasarnya berpijak pada karya al-Sanusiy (w.895 H/1490
M) yang berjudul Umm AL-Barahim.
7. Sedangkan beberapa tokoh ahli penerjemah buku-buku Arab periode 1950-1980
M. Para ahli penerjemah teks Arab ke dalam bahasa Arab pegon (Jawa) adalah
KH. Bisri Musthafa Rembang, KH. Abdul Hamid Kendal, KH. Asrari Wanasari
Tempuran Magelang dan lain-lain. Sedangkan penerjemah dari bahasa Arab ke
dalam bahasa Indonesia adalah Prof. Muhtar Yahya yang banyak menerjemahkan
buku-buku karya Prof. Ahmad Syalabi, Zakiyah Darajat, Prof. Butami Abdul
Ghani dan lain-lain.
E. Contoh dan latihan
Contoh penerjemahan teks Indonesia ke dalam bahasa Arab adalah sebagai
berikut :
Kurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islam adalah bahan-bahan pendidikan islam berupa
kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang sistematis diberikan kepada anak didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam. Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan
sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka
tujuan pendidikan Islam (H. Syamsus Bahri Tanrere, 1993).

8
‫‪Konsep dasar kurikulum sebenarnya tidak sesederhana itu, tetapi kurikulum dapat‬‬
‫;‪diartikan menurut fungsinya sebagaimana pengertian berikut‬‬
‫‪1. Kurikulum sebagai program studi.‬‬
‫‪2. Kurikulum sebagai konten.‬‬
‫‪3. Kurikulum sebagai kegiatan terencana.‬‬
‫‪4. Kurikulum sebagai hasil belajar.‬‬
‫‪5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural.‬‬
‫‪6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar.‬‬
‫‪7. Kurikulum sebagai produksi.‬‬

‫‪Bahasa sasaran (BSa):‬‬

‫المنهج الدراسي للتربية األسالمتة‬

‫املنهج الدرسي للرتبية هو مواد الرتيبة األسالمية مثل األنشطة‪ ,‬والعلوم واخلربة املنطمة اليت تعطى لطلبة يف وسلول‬

‫أهداف الرتبية اإلسالمية‪ ,‬و يف العبارة األخرى أن املهج الدراسي للرتبية اإلسالمية هو مجيع األنشطة‪ ,‬والعلوم‪ +‬واخلربة العمدبة‬

‫واملنظمة اليت أعطاها املدرس‪ +‬للطلبة يف وصول أهداف الرببية اإلسالمية‪ .‬ويف احلقيقة‪ ,‬إن فكرة املنهج الدرسي غري بسيطة من‬

‫ناحية فوائدة كما يلي ‪:‬‬

‫املنهج الدراسي كربامج الدراسة‬ ‫‪.1‬‬

‫املنهج الدراسي كا حملتوى‬ ‫‪.2‬‬

‫املنهج الدراسي كاألنشطة املخططة‬ ‫‪.3‬‬

‫املنهج الدراسي كنتيجة التدريس‬ ‫‪.4‬‬

‫املنهج الدراسي كانتاج الثقافو‬ ‫‪.5‬‬

‫املنهج الدراسي كاخلبلرة التعليمية‬ ‫‪.6‬‬

‫املنهج الدراسي كإنتاج‬ ‫‪.7‬‬

‫‪Latihan 2:‬‬

‫‪1. Teks penerjemahan seperti pada contoh diatas banyak berkembang pada masa atau‬‬
‫!‪periode siapa? Jelaskan argument anda‬‬

‫‪9‬‬
2. Jelaskan alasan yang melatarbelakangi terjadinya penerjemahan teks-teks dengan
tema seperti teks diatas!
3. Jelaskan latar belakang kemunduran kegiatan penerjemahan menurut sejarahnya!
4. Bagaimana pendapat anda agar kegiatan penerjemahan bisa Berjaya kembali seperti
pada era kejayaan penerjemahan!
5. Terjemahkan teks dibawah ini ke dalam Bahasa Arab!

Bahasa sumber (BSu) :

Guru dalam Pendidikan Islam

Guru adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan dan pengajaran,
karena gurulah yang akan bertanggung jawab dalam membentuk pribadi seorang murid.
Oleh karena itu guru atau pendidik harus sadar akan tugas dan tanggung jawab mereka
dan senantiasa menjaga nama baik mereka sebagai pendidik dan pemimpin masyarakat
dengan menjalankan segala tugas dan tanggung jawab secara ikhlas dan jujur.

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional pasal 27 ayat 3 ada tiga peranan guru
yaitu : 1. Sebagai pengajar 2. Sebagai pembimbing 3. Sebagai administrator kelas.
Sebagai pengajar guru mempunyai tugas menyelenggarakan proses belajar mengajar,
tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi
empat pokok, yaitu :

1. Menguasai bahan ajar


2. Merencanakan program belajar mengajar
3. Melaksanakan, memimpin, dan mengolah proses belajar mengajar, dan
4. Menilai kegiatan belajar mengajar

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Penerjemahan dalam Sejarah Umat Islam sudah ada Sejak dulu orang- orang Arab
telah mengetahui pentingnya terjemah. Mereka telah memberikan perhatian besar
pada kegiatan penerjemahan sejak era Dinasti Umayyah, dan lebih- lebih pada jaman
Dinasti Abbasiyah. Pada era al- Ma’mun juga ada sekelompok kerabat kerajaan yang
memberikan perhatian besar terhadap penerjemahan buku- buku kedalam bahasa
Arab, diatara mereka adalah anak- anak Musa Bin Syakir, mereka adalah
Muhammad, al- hasan, dan Ahmad.
2. Nama-nama Penerjemah muslim dan hasil karyanya diantaranya adalah Abdullah
bin Al-Muqaffi’, Ali Noboukt, Musa bin Khalid, Yusuf bin Khalid, Abu al-Hasan
Ali bin Ziyad al-Tamimiy, al-Hasan bin Sahl, al-Biladriy, Habalah bin Salim, Ishaq
bin Yazid, Muhammad bin al-Jahm al-Birmaki, Hisyam bin al-Qosim, Mursi bin Isa
al-Kurdiy, Zadwih bin Shahwih al-Asfahaniy, Muhammad bin Bahram bin Madyar
al-Asfahaniy, Bahram ibn Mardan Shah, dan Umar bin al-Farukhan.
3. Penerjemah dalam sejarah nusantara Tradisi penerjemahan di Indonesia dapat
ditelusuri sampai ke titik awal bangsa Indonesia mamasuki jaman sejarah, yakni
sejak abad ke-4 M. Sejak jaman itulah telah smpai kepada kita keterangan-
keterangan tertulis berupa prestai yang tergoreskna pada batu yang ditemukan di
Kutai, Kalimantan Timur, dari raja Mulawarman, dan di Jawa Barat dari raja
Pulawarman. Demikian pula kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dapat diketahui
dari prasati-prasasti yang berisikan pernyataan-pernyataan resmi raja Punawarman
4. Nama-nama penerjemah nusantara dan hasil karyanya diantaranya Naskah terjemah
kiab Al-Taqrib fi al-fiqh karya Abu Shuja’ Al –Isfahany dengan terjemah Jawa antar
baris yang di bawa ke Eropa pada abad ke – 16 M dan Mir’at At-tholabah karya
Abd. Rouf al-singkil (1615-1693) yang merupakan terjemahan kitab fiqh Fath Al-
Wahab karya Zakariyah Al-anshary (w. 926).
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan , saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Munip, Abdul, “Penerjemahan buku berbahasa arab di indonesia; prespektif Historis,” Al-
Arabiyah, vol 3 No. 1 Juli 2006.

Rohman, Fathur, Strategi menerjemah (Sidoarjo : CV. Lisan Arabi, 2017)

Yusuf, Suhendra , Teori Terjemah ; pengantar ke arah pendekatan linguistik dan


sosiolinguistik, (Bandung : Mandar maju, 1994)

12

Anda mungkin juga menyukai