Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI MENERJEMAH INDONESIA-ARAB

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarjamah Nadhoriyah

Dosen pengampu :

Dr. H.M. Burhanudin Ubaidillah, Lc. M.Ag.

Disusun oleh :

1. Siti Nuzulul Fitriana (1693054023)

2. Nisa Nurdini (1693054018)

3. Zuhdi Ardiyanto (1693054029)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua, sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena dengan tauladannya kita semua dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Menerjemah Indonesia-Arab”.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini, kami telah mengusahakan untuk menyusun dalam batas-batas
kemampuan kami secara maksimal ,namun tentu masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini.

Oleh karena itu,semua bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
memperbaiki kekurangan makalalah ini, akan kami terima dengan hati terbuka dan lapang
dada. Dengan itu, diharapkan menjadi lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

Jombang, 01 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam strategi menerjamah Indo-Arab....................................2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
3.2 Kritik dan Saran....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menerjamah merupakan kegiatan yang sudah dilakukan sejak zaman klasik,
tidak hanya dilakukan oleh orang-orang di negeri ini saja, tetapi juga oleh orang-
orang di negara lain. Menerjamah sering kali dianggap sebagai sesuatu yang penting,
tetapi sering juga tidak mendapatkan perhatian yang baik dari berbagai kalangan.
Tentu kita sebagai mahasiswa/i PBA sudah tidak asing lagi dengan kata
menerjamah, baik itu Arab-Indo ataupun Indo-Arab. Tentu dalam segala hal itu
diperlukan adanya strategi yang mana strategi ini akan memberikan kemudahan pada
hal-hal yang kita lakukan, begitu juga dalam hal menerjamah ini. Makalah yang kami
buat ini akan membahas bagaimana dan seperti apa sih strategi menerjemah yang baik
itu? Khususnya menerjemahtekas-teks Indo-Arab. Sekaligus akan kami paparkan
seperti apasih pengaplikasian strateginya itu. Nah, mari kita simak dengan teliti
makalah yang akan kami sampaikan ini, jangan sampai ketinggalan sedikitpun lo ya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa macam-macam strategi menerjemah ?
2. Bagaimanakah contoh pengaplikasian strategi tersebut?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui macam-macam strategi menerjemah
2. Untuk mengetahui contoh pengaplikasian strategi menerjemah secara praktik
langsung

1
BAB II

PEMBAHASAN

C.Macam-macam menerjamah

6. Ekuivalen (padanan/ equivalent)


a. Padanan budaya / culture equivalent

Dengan strategi ini penerjemah menggunakan kata khas dalam bahasa


sumber. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah kata yang khas budaya bahasa
sumber diganti dengan kata yang juga khas didalam bahasa sasaran, karena budaya
dari satu bahasa kebudaya bahasa yang lain kemungkinan besar ada perbedaan, untuk
mencari ketetapan padanan makna secara utuh sangatlah sulit meskipun begitu,
strategi ini bisa membuat kalimat dalam bahasa sasaran menjadi lebih mudah dibaca
dan dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Untuk teks yang bersifat umum,
misalnya pengumuman atau propaganda, strategi ini bisa digunakan karna pada
umumnya pembaca bahasa sasaran tidak begitu peduli akan budaya bahasa sumber.
Contohnya penggunaan strategi ini dalam penerjemahan teks bahasa Indonesia
kedalam teks bahasa Arab adalah sebagai berikut.
a) Dalam bahasa Indonesia ada pribahasa yang berbunyi “sedia payung
sebelum hujan” yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab menjadi
“‫ تمأل ال َكنائنَ قبل الرماء‬padanan untuk ungkapan ini tidak diterjemahkan secara
harfiyyah dalam bahasa Arab seperti ‫ضلَّة‬ َ ‫ قَ ْب َل ْال َمطَ ِر ِم‬karena dalam hal ini
yang diterjemahkan bukanlah hal kata tetapi pesan budaya (muatan budaya)
sehingga ungkapan tersebut juga harus diterjemahkan dengan ungkapan
budaya juga, meskispun diterjemahkan secara harfiyyah bentuknya beda.
b) Kalimat dalam bahasa Indonesia “presiden pergi keluar negri dengan
menggunakan pesawat terbang” diterjemahkan kedalam bahasa Arab
menjadi “ "‫ائِرة‬ZZّ‫ا الط‬ZZ‫ارج البالد ب‬ZZ‫ة خ‬ZZّ‫ر رئِيس الجمهوري‬ZZَ‫ا ف‬ZZ‫ س‬Kata presiden pada
ungkapan itu diterjemahkan dengan kata‫رئِيس الجمهوريّة‬ sebagai mana
padanan budaya dalam bahasa Arab.

2
b. Padanan deskriftif ( descriftive equivalent) dan analilis kompesional
(componential analysis)

Seperti yang tercermin dalam namanya, padanan ini berusaha mendeskripsikan


makna atau fungsi dari kata bahasa sumber. Strategi ini dilakukan karena kata bahasa
sumber tersebut sangat terkait dengan budaya khas bahasa sumber dan penggunaan
padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki.
Perhatikan contoh ungkapan dalam bahasa Indonesia berikut
Bahasa sumber (BSu) “kakek memakai belangkon”
Bahasa sasaran (BSa) ‫يَ ْلبَسُ ال َج ُّد قَلنسُوة متَخصّصة لجا َوى الوسْطى‬
Pada ungkapan diatas, kata “belangkon” diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan
mendeskripsikannya menjadi ‫لجاوى الوسْطى‬
َ ‫ قَلنسُوة متَخصّصة‬karena
kata tersebut tidak ditemukan dalam bahasa tersebut, sehingga harus diterjemahkan
dengan mendeskripsikan maksudnya dalam sebuah ungkapan khusus agara bisa
dipahami pembaca.

7. Sinonim
Penerjemah bisa juga menggunakan kata bahasa sasaran yang kurang lebih sama
untuk kata-kata bahasa sumber yang bersifat umum kalau enggan menggunakan
analisis komponensial. Strategi ini diambil karena analisis komponensial dirasa bisa
mengganggu alur kalimat bahasa sasaran.
Contoh penggunanaan bahasa strategi bahasa sinonim dalam penerjemahan teks
bahasa Indonesia kedalam bahasa Arab adalah ketika kita menerjemahkan teks BSu:
“Aisyah memakai baju yang bagus” yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab
menjadi ‫ا َجميْال‬Z‫ة لبَاس‬Z‫ا ئِ َش‬ZZ‫لبس ع‬
َ dalam ungkapan tersebut kata “bagus” diterjemahkan
dengan kata‫جميْل‬Kata
َ bagus dianggap sepadan dengan kata‫جميْل‬Karena
َ keduanya
dianggap punya muatan makna yang sama yaitu sama-sama memiliki makna
keindahan, enak dilihat, dan bagus.

8. Terjemah resmi
Strategi lain yang sering digunakan adalah terjemahan resmi yang telah dibuku
kan, oleh karena itu, penerjemahan yang menerjemahkan teks bahasa dari bahasa
Indonesia kedalam bahasa Arab perlu memiliki “pedoman pengaraban nama dan kata
asing” yang dikeluarkan oleh lembaga resmi.
3
Contohnya penggunaan strategi ini dalam penerjemahan teks bahasa Indonesia
kedalam bahasa Arab adalah ungkapan:
Bahasa sumber (BSu): “guru harus memahami perkembangan kurikulum di Indonesia

ْ ‫يَ ِجبُ َعلَى ال ُم َد ِّرس أَ ْن يَ ْفهَ َم ت‬


Bahasa sasaran (BSa) :‫َط ِو ْي َر ال َم ْنهج الدِّراسى في إِ ْن ُدوْ نيس‬

Pada contoh diatas, kata “kurikulum” diterjemahkan dengan kata"‫" ال َم ْنهج الدِّراسى‬
Dan dianggap sebagai istilah resmi yang digunakan.

9. Penyusutan dan perluasan


Penyusutan artinya penyusutan komponen kata bahasa sumber, adapun contoh
penggunaan strategi penyusutan dalam penerjemahan teks Indonesia kedalam teks Arab
adalah sebagai berikut.
a. Kata “rumah sakit” yang diterjemahkan menjadi kata" ‫في‬ZZZ‫ " مستش‬jika kita
perhatikan teks Indonesianya terdiri dari dua suku kata yaitu “rumah” dan “sakit”.
Sedangkan dalam terjemahnya hanya terdiri dari satu suku kata saja yaitu kata "
‫" مستشفي‬
b. Kata “kamar mandi” " ‫" ح ّمام‬
c. Kata “sepeda motor” " ‫" َجوّالة‬
d. Kata “papan tulis” " ‫" سبّورة‬

Sedangkan, perluasan adalah lawan penyusutan. Disini unsur kata diperluas


dalam bahasa sasaran untuk mengetahui penggunaan strategi perluasan ini kita
perhatikan contoh-contoh dibawah ini

a) kata “interner” yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab menjadi ‫بكة دولية‬ZZ‫ش‬
Perhatikan kata internet dalam bahasa sumbernya yang hanya terdiri dari satu
suku kata sedangkan terjemahnya dalam bahasa Arab menjadi terdiri dua suku
kata “ ‫ ” شبكة‬dan kata “ ‫” دولية‬

b) kata “presiden” ‫رئيس الجمهوريّة‬

10. Penghapusan ( omission atau deletion )


Penghapusan berarti menghapus kata atau bagian teks bahasa sumber didalam
teks bahasa sasaran. Dengan kata lain, penghapusan berarti tidak diterjemahkan kata
atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi keseluruhan teks
bahasa sasaran dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan .

4
Contoh penggunaan strategi ini didalam penerjemahan teks bahasa Indonesia ke
dalam bahasa arab adalah ketika menerjemahkan ungkapan :
Bahasa sumber ( BSU ) : ” lidah yang panjang mempunyai tangan yang pendek “
Bahasa sasaran ( BSA ) : “ " ‫اللسان الطويل يده قصير‬
Kita perhatikan dalam teks Indonesia nya terdapat kata “ yang ” yang di tulis dua kali,
dan kata “ mempunyai” tetapi dalam teks terjemahannya dalam bahasa arab kita tidak
temukan terjemahan kata – kata “yang” tersebut, karena jika kita analisis perkata
maka ( kata lidah diterjemahkan dengan kata ‫ ( ) اللسان‬kata panjang ditermahkan
dengan kata ‫ ( ) الطويل‬kata tangan diterjemahkan ‫ ( ) يده‬dan kata pendek di terjemahkan
dengan kata ‫ ) قصير‬sedangkan kata “yang” dan kata “memiliki” tidak kita temukan
terjemahannya dalam teks bahasa arab.

Bahasa Sumber ( BSu ) “ Muhammad pergi kesekolah dengan jalan kaki ”

Bahasa sasaran ( BSa ) ‫“ " يذهب محمد الى المدرسة ماشيا على األقدام‬

Jika kita pehatikan dalam tek aslinya dalam bahasa indonesia kita temukan kata
“dengan” sementara dalam teks terjemahannya dalam bahasa arab tidak kita temukan
padanannya dan teks hasil terjemahannya. Perhatikan analisis terjemahan ini ;
muhammad ( ‫ ) محمد‬, pergi ( ‫ )يذهب‬, ke ( ‫ ) الي‬, dan sekolah ( ‫ ) المدرسة‬, dan jalan kaki (
‫ ) ماشيا علي األقدام‬, sedangkan kata “dengan” tidak ada . ini lah yang disebut dengan “
pengurangan ” ( subtraction ) .

11. Modulasi
Modulasi adalah strategi yang digunakan untuk menerjemahkan frase, klausa,
atau kalimat. Disini penerjemah memandang pesan dalam kalimat bahasa sumber dari
sudut yang berbeda atau cara berfikir yang berbeda. Contoh penggunaan strategi ini
adalah seperti ketika menerjemahkan ungkapan dalam bahasa Indonesia yang
berbunyi :
Bahasa sumber ( BSu ): “ Perbuatan dinilai dengan niat yang baik ”
Bahasa Sasaran ( BSa ): “ ‫” األعمال بالنيات‬
Bila kita perhatikan dalam teks aslinya terdapat kata “dinilai” , “ yang ”,dan “ baik ”,
tetapi kita tidak temukan terjemahannya dalam bahasa arab. Perhatikan rincian
terjemahannya ; kata perbutan diterjemahkan dengan kata “ ‫ ” األعمال‬kata “dengan”
diterjemahkan dengan kata ‫ ب‬, dan kata niat diterjemahkan dengan kata ‫ النيات‬,
sedangkan kata "dinilai" , "yang", dan "baik" tidak diterjemahkan dalam teks bahasa

5
Arab sebagai hasil terjemahannya , karena dihawatirkan jika setiap kata yang ada
pada teks bahasa sumber diterjemahkan akan menghasilkan terjemahan yang tidak
luwes ketika dibaca oleh orang.

12. Arabisasi
Arabisasi adalah strategi menerjemahkan kata atau istilah yang ada dalam
bahasa sumber dengan cara menyadurnya kedalam bahasa Arab, karena istilah
tersebut tidak ditemukan dalam padanan bahasa Arab. Perbedaan strategi ini dengan
strategi pungutan adalah jika strategi pungutan penerjamah langsung memungut kata
dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran seperti kata internet yang di
terjemahkan dengan kata ‫ انترنت‬, sedangkan dalam strategi arabisasi seorang
penerjemah harus menerjemahkannya dengan merubahnya sedikit atau memberi
tambahan satu atau dua huruf atau menggolongkannya kedalam salah satu wazan
dalam bahasa arab seperti kata “ teknologi ” menjadi ‫ تكنولوجيّة‬, pada kata tersebut
diberi imbuhan huruf yaa dan ta’ marbuthoh.
Adapun contoh penggunaan strategi ini dalam penerjemahan teks bahasa
Indonesia kedalam bahasa arab adalah sebagai berikut :

Bahasa sumber ( BSu ) : “ kita harus menghadapi perkembangan teknologi sekarang ”

Bahasa sasaran ( BSa ) : “ ‫” الب ّد لنا أن نواجح تطوّر التكنولوجية‬

Jika kita perhatikan contoh diatas, kita akan dapati kata teknologi dalam
bahasa sumber yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi “
‫ ” التكنولوجية‬juga yang secara pelafadhannya hampir sama, hanya beda penulisannya
saja.

Contoh lain:

Bahasa sumber ( BSu ) : “ Ahmad menonton televisi dihari libur ”

Bahasa sasaran ( BSa ) : " ‫" يشاهد أحمد التلفيزيون في يوم العطلة‬

Dimana pada kalimat di atas terdapat kata yang diarabisasi, yaitu kata “televisi”
menjadi "‫ "التليفزيون‬.

6
Selain itu, hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa setiap penerjemah itu memiliki
kecenderungan sendiri-sendiri atau dalam ungkapan lain “setiap penerjemah itu
memiliki gaya selingkung masing-masing”.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Macam-macam strategi menerjemah (lanjutan makalah sebelumnya)
a. Ekuivalen (padanan/ equivalent)
Dengan strategi ini penerjemah menggunakan kata khas dalam bahasa sumber.
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah kata yang khas budaya bahasa
sumber diganti dengan kata yang juga khas didalam bahasa sasaran

“sedia payung sebelum hujan” yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab


menjadi ‫تمأل ال َكنائنَ قبل الرماء‬

b. Sinonim
Penerjemah bisa juga menggunakan kata bahasa sasaran yang kurang lebih
sama untuk kata-kata bahasa sumber yang bersifat umum
c. Terjemah resmi
penerjemahan yang menerjemahkan teks bahasa dari bahasa Indonesia
kedalam bahasa Arab perlu memiliki “pedoman pengaraban nama dan kata
asing” yang dikeluarkan oleh lembaga resmi
d. Penyusutan dan perluasan
Penyusutan artinya penyusutan komponen kata bahasa sumber, perluasan
adalah lawan penyusutan. Disini unsur kata diperluas dalam bahasa sasaran
e. Penghapusan ( omission atau deletion )
Dengan kata lain, penghapusan berarti tidak diterjemahkan kata atau bagian
teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi keseluruhan teks bahasa
sasaran dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan
f. Modulasi
Disini penerjemah memandang pesan dalam kalimat bahasa sumber dari sudut
yang berbeda atau cara berfikir yang berbeda

8
g. Arabisasi
Arabisasi adalah strategi menerjemahkan kata atau istilah yang ada dalam
bahasa sumber dengan cara menyadurnya kedalam bahasa Arab, karena istilah
tersebut tidak ditemukan dalam padanan bahasa Arab. Perbedaan strategi ini
dengan strategi pungutan adalah jika strategi pungutan penerjamah langsung
memungut kata dalam bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, arabisasi ini
bisa kita sebut juga dengan membangsakan suatu kata dari Bsa
.
B. Kritik dan saran
Tentu dalam penyusunan makalah yang kami buat ini masih banyak dari kata
memuaskan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca sekalian demi perkembangan keilmuan di masa
mendatang

9
DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Fathur, 2017 Strategi Menerjemah Teks Indonesia-Arab, Sidoarjo, CV. Lisan Arabi.

Anda mungkin juga menyukai