Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang maha kuasa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami masih diberikan kesempatan menyelesaikan
makalah ini.

Terimakasih kepada kepada dosen pengampu kami yang telah memberikan


bimbingan dan arahan yang baik dalam mengerjakan tugas ini dan juga telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada kami dalam menulis makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun tugas-tugas selanjutnya. Terimakasih

Medan, 20 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 3

A. Latar belakang ...................................................................................................................3

B.Rumusan masalah ........................................................................................................................3

C. Tujuan .............................................................................................................................. 4

BAB II. ISI ........................................................................................................................... 5

Model pembelajaran STAD .................................................................................................. 5

Model pembelajaran TGT .................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................10

Kesimpulan dan saran .......................................................................................................... 10

Daftar pustaka ...................................................................................................................... 11

2
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang sangat
pesat. Berbagai cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan
dalam proses pembelajaran.

Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas selama
pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian
siswa. Hal ini dikarenakan belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang
menyenangkan.disini akan dibahas mengenai model pembelajaran tile TGF dan STAD.
Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki kesamaan dengan metode
STAD dalam pembentukan kelompok dan penyampaian materi kecualisatuhal,
menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan
individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil timmerekadengantim lain yang
kinerjaakademik sebelumnya setara mereka. Teman satu tim atau kelompok akan saling
membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar
kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta didik
sedang bermain dalam game atau permainan, teman yang lain tidak boleh membantu, dan
guru perlu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran STAD?

2. Bagaimana cara pengaplikasian model STAD?

3. Apa yang dimaksud dengan model TGT?

4. Bagaimana langkah-langkah penerapan model TGT?

3
C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu model pembejaran STAD.

2. Mengetahui cara pengaplikasian STAD.

3. Mengetahui apa itu model pembelajaran TGT.

4. Mengetahui langkah-langkah penerapan TGT.

4
BAB II

RINGKASAN MATERI

A. Student Teams Achievement Division (STAD)

Pengertian

Model STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di


Universitas John Hopkin, merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam
pembelajaran kooperatif. Slavin (1995) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperaritif
dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat
atau lima orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda,
sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah
atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya. Guru
menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan
tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

Seperti halnya pembelajarannya lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini


juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain:

Model kooperatif tipe STAD ini mudah untuk digunakan bagi para guru pemula
karena selain mudah dipahami, model pembelajaran ini terdapat siswa dengan kemampuan
tinggi, sedang, rendah. Menurut Slavin (2010) Student Team Achievement Division
(STAD) terdiri atas lima komponen utama, yaitu:

a. Penyajian Kelas

Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal
dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-
konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok
untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.

5
b. Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok
harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik
yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa
setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang
dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok
bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan
sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti
siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.

c. Tes dan Kuis

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas
dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan
keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kesuksesan kelompok.

d. Skor peningkatan individual

Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras


memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor
peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat
diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru
sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.

e. Pengakuan kelompok

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang


telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan dalam penggunaan model pembelajaran STAD sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok.

6
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan


kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam


berpendapat.

Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran STAD sebagai berikut:

1. Sejumlah siswa mungkin banyak yang bingung karena belum terbiasa dengan
perlakuan seperti ini.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target
kurikulum.

3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru
tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat


melakukan pembelajaran kooperatif STAD.

5. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

7
B. Teams Games Tournaments (TGT)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu model pembelajaran yang
didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan
memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Model ini dikembangkan secara asli oleh
David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak,
ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar(SD,SMP) hingga perguruan
tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan
tajam diadaptasi untuk digunakan dengan satu jawaban yang benar.

a. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

Prosedur pelaksanaan pembelajaran TGT secara umum adalah sebagai berikut.

1. Guru memilih topik pembelajaran dan menyajikannya pada peserta didik.

2. Guru mengembangkan daftar pertanyaan, memberi nomor, dan mengguntingnya


menjadi potongan kecil.

3. Guru mengelompokkan peserta didik secara heterogen bergantung pada


kemampuannya dalam beberapa kelompok.

4. Guru menempatkan peserta didik dalam beberapa kelompok yang baru tersebut
memiliki kompetensi yang sama.

5. Peserta didik kembali kemeja kelompoknya (kelompok awal) dan melaporkan


perolehan nilainya

8
Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Games


Tournament (TGT) Menurut Sani, Ridwan (2013) bahwa kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT:

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.

2. Mengedapnkan perbedaan terhadap perbedaaan inidividu

3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.

4. Proses belajar mengajar berlasung dari proses keaktifan dari siswa

5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisi dengan orang lain.

6. Memotivasi peserta didik untuk belajar lebih tinggi.

7. Hasil belajar siswa lebih baik.

8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT:

1. Guru sulit mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari


segi akademis.

2. Masih adanya siswa yang berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit
memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.

3. Waktu yang digunakan sangat lama.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Dan Saran

Model pembelajaran kooperatif dapat melibatkan siswa secara aktif diantaranya


adalah STAD dan TGT. Dalam model pembelajaran STAD adalah metode pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk pemulaan
bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Sedangkan model
pembelajaran TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.

10
11

Anda mungkin juga menyukai