Mahasiswa
1. Gagasan penerapan MBS di Indonesia muncul sebagai paradigma baru dalam pengoperasian
sekolah. Dalam pelaksaannya Kepala Sekolah sebagai leader atau pemimpin mempunyai
peran penting untuk memastikan proses pelaksanaan MBS disuatu sekolah berjalan lancar
sehingga dapat meningkatakan mutu sekolah secara bertahap dan signifikan. Namun acap
kali kendala dan masalah-masalah muncul sebagai tantangan daam pelaksanaan MBS di
sekolah
Berikut ini saya paparkan hasil inventarisasi masalah masalah yang muncul dalam
penerapan MBS di lingkungan sekolah, sekaligus gagasan untuk mengatasi nya.
1. Seperti yang telah saya jelaskan di awal bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin atau
leader memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengeolaan sekolah. Namun
tak jarang kepala sekolah sendiri, kurang memiliki keterampilan untuk mengelola
sekolah dengan baik. Jika permasalahan yang demikian terjadi maka kmungkinan
akan terjadi masalah masalah lain yang lebih komples. Karena disini kepiawaian kepala
sekolah, dan gaya kepemimpinannya merupakan hal yang sangat inti.
Solusi : upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan untuk para kepala
sekolah untuk memastikan mereka benar benar mampu untuk memegang penuh
wewenang sebagai eader/pemimpin di sekolahnya.
2. Kurangnya pemahaman hakikat penerapan MBS oleh kepala sekolah, guru, staf
pendidikan, dll. Hal ini mengakibatkan minim nya kesadaran partisipasi/ keterlibatan
dalam pengembangan pelaksanaan MBS di sekolah, sehinga hasilnya pun jauh dari kata
memuaskan.
Solusi : untuk mengatasi hal ini, perlu diadakan rapat kerja secara berkala,
menyampaikan makna dari MBS, hakikat penerapannya pada institusi sekolah, manfaat
yang akan dicapai setelah berhasilnya penerapan system MBS ini, dan hal hal lain baik
yang bersifat operasional maupun non operasional. Sehingga menumbuhkan pemahaman
guru, staff dan yang lainnya terhadap pelaksanaan MBS ini.
4. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak pihak yang terlibat, seperti
kepala sekolah, gurur, staff, dll.
kesalah pahaman/missed komunikasi dipicu adanya sikap apatis/ acuh tak acuh dari para
pihak yang terlibat. Padahal dalam pelaksanaannya memerlukan kesinambungan
komunikasi dan koordinasi yang dilakukan secara continue. Agar tercipta hubungan
kerja/ team work yang kuat. Sehingga tujuan lebih mudah dicapai
solusi : meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Sehingga bias saling membantu dan
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
Solusi : upaya meningkatkan kesadaran diri dari masing masing individu adalah dengan
memeberinya motivasi agar timbul rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk
menjalankan wewenang yang diamanahkan dengan jujur, dan tanpa peyalah gunaan.
Langkah selanjutnya adalah meningkatkan transparansi atau keterbukaan dalam sekolah.
Dan menciptakan aturan aturan pengenaan sanksi/ hukuman jika terjadi penyalah gunaan
wewenang .
solusi : seperti hal nya penyalah gunaan wewenang, dalam kasus penyalah gunaan
dana/anggaran salah satu kunci penyelesaiannya adalah kesadaran masing masing
individu untuk menyalurkan dana yang diamanahkan sesuai dengan petunjuk yang telah
diberikan. Selanjutnya transparansi dan keterbukaan perlu ditingkatkan. Serta adanya
penegakan hukum. Sanksi. Atau regulasi regulasi yang jelas dan tegas.
solusi : baik kepala sekolah, guru, staff dl, harus bisa membaur di ingkungan
masyarakat, menciptakan hubungan berdasarkan kekeluargaan dengan masyarakat.
Para pendukung MBS berpendapat bahwa prestasi belajar murid lebih mungkin
meningkat jika manajemen pendidikan dipusatkan di sekolah ketimbang pada tingkat
daerah. Para kepala sekolah cenderung lebih peka dan sangat mengetahui kebutuhan
murid dan sekolahnya ketimbang para birokrat di tingkat pusat atau daerah. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa reformasi pendidikan yang bagus sekalipun tidak akan berhasil jika
para guru yang harus menerapkannya tidak berperan serta merencanakannya.
Para pendukung MBS menyatakan bahwa pendekatan ini memiliki lebih banyak
maslahatnya ketimbang pengambilan keputusan yang terpusat. Maslahat itu antara lain
menciptakan sumber kepemimpinan baru, lebih demokratis dan terbuka, serta
menciptakan keseimbangan yang pas antara anggaran yang tersedia dan prioritas program
pembelajaran. Pengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak yang
berkepentingan meningkatkan motivasi dan komunikasi (dua variabel penting bagi
kinerja guru) dan pada gilirannya meningkatkan prestasi belajar murid. MBS bahkan
dipandang sebagai salah satu cara untuk menarik dan mempertahankan guru dan staf
yang berkualitas tinggi.
Penerapan MBS yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa manfaat spesifik
dari penerapan MBS sebagai berikut :
2.memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan penting;
4.mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang
dikembangkan di setiap sekolah;
5.menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin
menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-program
sekolah;
mahasiswa
(AIN UR ISNA LAILATUL NIKMAH)