Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SD

MODUL 2

(Model-Model Pembelajaran IPA)

Disusun Oleh :

1. Mei Djingga (835950922)

2. Fify Rahma Pratiwi (835949032)

3. Fitria Atika (835949222)

Kelas 9 A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021/2022
MODUL 2

Model- model Pembelajaran IPA

KEGIATAN BELAJAR 1
Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA

A. PANDANGAN TENTANG BELAJAR DAN MENGAJAR


Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar
perilaku dan teori belajar kognitif. Seorang guru penganut teori perilaku berkeinginan
untuk mengubah perilaku siswanya, sedangkan guru yang berorientasi teori kognitif
berkeinginan untuk mengubah pemanan siswanya.
Terdapat dua kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan
konstruktivisme. Tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat ditulisi
apa saja oleh gurunya atau wadah kosong yang dapat disi apa saja oleh gurunya.
Sedangkan konstruktivisme setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun
pengetahuannya sendiri.

1. Struktur Kognitif
Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi informasi verbal : keterampilan;
konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan ; taksonomi dan keterampilan memecahkan
masalah; strategi belajar dan strategi mengingat. Struktur kognitif mengalami
perubahan sejak lahir dan maju berkelanjutan sebagai hasil proses belajar dan
pendewasaan/kematangan.

2. Konsep dan Konsepsi


Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan
penggunaannya, padahal keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun
penggunaannya. Menurut Rosser (dalam Dahar, 1989:80) konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan, yang
memiliki atribut yang sama.
Bell (1995) memberikan batasan konsep dalam dua dimensi. Dimensi
pertama menyatakan konsep sebagai konstruk mental dari seseorang yang ditandai
oleh satu atau lebih kata yang menyatakan konsep khusus. Dimensi kedua
menyatakan konsep sebagai pengertian yang diterima secara sosial
Pembentukan prinsip dari konsep melibatkan hubungan antar konsep.
Terdapat empat (4) tipe dasar hubungan yang dinyatakan dalam prinsip, yaitu:
(1) sebab akibat (cause-and effect),
(2) korelasional (corelational),
(3) peluang (probability), dan
(4) aksioma (axiomatic).
Tipe dasar hubungan sebab akibat paling banyak terdapat dalam IPA, tetapi
dalam tipe lainnya juga banyak ditemukan.Contohnya:
a. Penyakit TBC disebabkan oleh organisme yang disebut Mycobacterium
tuberculosis. (Hubungan sebab akibat).
b. Perkembangan teori sel berlangsung sejalan dengan perkembangan temuan alat
dan prosedur dalam mempelajari sel (Korelasional).
c. Logam (pada umumnya) mengembang jika dipanaskan (Peluang)
d. Bujangan atau perjaka adalah laki-laki dan belum/tidak kawin (aksiomatik).

B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG BELAJAR IPA

1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi


Menurut pandangan konstruktivismne keberhasilan belajar bergantung bukan
hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Belajar melibatkan pembentukan "makna" oleh siswa dari apa yang mereka lakukan,
lihat, dan dengar (West & Pines, 1985). Pembentukan makna merupakan suatu proses
aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar
mereka sendiri.

2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA


pembelajaran dan perspektif konstruktivisme mengandung empat kegiatan
inti, yaitu:
(1) berkaitan dengan prakonsepsi atau pengetahuan awal (prior knowledge) siswa;
(2) mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience);
(3) melibatkan interaksi sosial (social interaction); dan
(4) terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making).

3. Pentingnya Konteks
perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang memungkinkan
terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi konsepsi untuk
berlangsungnya perubahan itu (Posner et al., dalam West & Pines, 1985; Dahar,
1996). Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya
b. Gagasan baru harus dapat dimengerti (inteligible).
c. Konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible).
d. Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful).

C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN UNTUK PERUBAHAN KONSEPSI


Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme (Tasker,
1992:30), yaitu sebagai berikut.
1) Peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna.
2) Pentingnya membuat kaitan antargagasan oleh siswa dalam mengonstruksi
pengetahuan.
3) Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.
D. CONTOH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah. Mereka menduga cecak atau
cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdiri lebih dari satu genus (bukan
hanya berbeda spesies). Berikut ini akan dicontohkan model untuk pembelajaran
mengenai cacing tanah melalui ketiga tahap :
1. Fase Eksplorasi
a. Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan: "Apa yang kamu
ketahui tentang cacing tanah?".
b. Semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu).
c. Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan
diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban
mereka semula.
2. Fase Klarifikasi
a. Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya.
b. Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah.
c. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk
dikembangbiakkan.
d. Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan
penyelidikannya.
e. Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya.
f. Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan
sekarang.
3. Fase Aplikasi
a. Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian
oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas.
b. Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang
ingin ber"ternak" cacing tanah.
c. Secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis cacing
tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.
KEGIATAN BELAJAR 2

Model Pembelajaran

A. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

1) Pengertian
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan
jawaban dari pertanyaan mereka sendiri.

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif


 Persiapan: guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatar
belakanginya.
 Kegiatan penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas.
 Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang topik yang dibahas
 Penyelidikan: Guru dan siswa dieksplorasi, selama 2-3 hari, dalam selang 3-4
hari.
 Refleksi: melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan
masih perlu diperbaiki.

3) Contoh Model Pembelajaran Interaktif


a. Persiapan
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD untuk membawa
hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang hewan
peliharaannya masing-masing.
b. Kegiatan penjelajahan
Pada saat pembelajaran di kelas Siswa lain boleh mengamati hewan-hewan
peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan
mereka boleh mengajukan pertanyaan.
c. Pertanyaan anak
Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan pemeliharaannya.
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh.
e. Refleksi
Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, dilakukan
pembandingan antara hewan peliharaan dengan hewan liar untuk memantapkan
hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diselidiki
lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk
mengamati benda-benda di sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya.
4) Kebaikan dan Keterbatasannya
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa
belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba
menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan
(observasi, penyelidikan).

B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED)

1. Pengertian
Model ini merupakan salah satu model yang sedang trend yang sedang
dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran ini dapat
dibedakkan menjadi tiga, yaitu model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang,
dan model lintas siswa.
Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu
a. Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan
diajarkan.
b. Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep
lainnya.
c. Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan konsep-
konsep tersebut.
d. Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan untuk setiap konsep.
e. Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar
dan permainan.
f. Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara
proporsional.
g. Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.

2. Contoh Model Pembelajaran Terpadu


Untuk konsep-konsep IPA caturwulan pertama kelas 3 tentang Makhluk
hidup dan Benda disiapkan tema sentral "Ke Kebun Binatang", dan disiapkan lembar
kerja sebagai berikut.
a. Tujuan: siswa dapat mengklasifikasi tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan
kriteria tertentu.
b. Alat dan bahan yang diperlukan: setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan,
dan benda untuk dikumpuikan menjadi arena kebun binatang. (Guru membagi
tugas membawa bahan percobaan agar terorganisir).
Langkah kerja sebagai berikut.
1) Kumpulkan tumbuhan, hewan, benda yang dibawa pada dua buah meja, dapat
dilakukan di halaman sekolah jika memungkinkan.
2) Susun yang rapi tumbuhan, hewan, dan benda pada meja dengan komposisi yang
sama antara satu meja dengan meja lainnya.
3) Tugasi siswa untuk mengisi Lembar Pengamatan secara berkelompok untuk tiap
meja. Suruh siswa mengamati seakan-akan sedang berjalan-jalan di kebun
binatang.
4) Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat.

3. Kebaikan dan Keterbatasannya


Melalui pembelajaran siswa diajak untuk melakukan pengelompokan
berdasarkan hal yang teramati oleh mereka. Keterbatasannya jika konsepnya sudah
kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalami kesulitan untuk memadukannya.

C. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)

1. Pengertian
Dalam, pelaksanaannya model siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu
eksploras, pengenalan Konsep, dan penerapan konsep. Siklus di sini diartikan bahwa
tahap-tahap tersebut dapat berulang.
2. Urutan pembelajaran
a. Eksplorasi
b. Pengenalan konsep
c. Penerapan konsep
3. Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu Ke-1)
a. Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Siswa memahami saling ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan
pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan.
TPU Antara
Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan
hewan berdasarkan jenis makanannya.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1)Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat
mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan tumbuhan.
2)Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat
mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan hewan.
3)Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat
mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan daging dan tumbuhan.
4)Setelah berdiskusi mengenai sumber makanan hewan, siswa dapat
menyimpulkan bahwa semua hewan memperoleh makanan dengan cara
memakan makhluk hidup lain.

b. Konsep
Definisi konsep:
1) Pemakan tumbuhan (herbivora) menggunakan tumbuhan sebagai makanan.
2) Pemakan daging (karnivora) memakan hewan lain.
3) Pemakan segala (omnivora) memakan daging dan tumbuhan.
4) Pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagai sumber
makanan.

4. Kebaikan dan Keterbatasannya


Jumlah tahap yang hanya tiga termasuk sederhana dan mudah diingat, namun
memunculkan situasi konflik tidak selalu berhasil. Model pembelajaran ini sering
tertukar dengan siklus dalam penelitian tindakan kelas.

D. MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS (CHILDREN LEARNING IN


SCIENCE)

1. Pengertian
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children's learning in science di
Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran
pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi nama general structure of a constructivist
teaching sequence, sedangkan Tytler (1996) menyebutnya constructivism and
conceptual change views of learning in SCience.

2. Urutan Pembelajaran
Model CLIS terdiri atas lima tahap utama, yakni:
(a) orientation,
(b) pemunculan gagasan atau elicitation of ideas;
(c) orientasi atau penyusunan ulang gagasan atau restructuring of ideas,
(d) penerapan gagasan atau application of ideas, dan
(e) pemantapan gagasan atau review change in ideas.
Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) pengungkapan dan pertukaran gagasan atau clarification and exchange
2) pembukaan pada situasi konflik atau exposure to conflict situation
3) konstruksi gagasan baru dan evaluasi atau construction of new ideas and
evaluation

3. Contoh Model Pembelajaran CLIS 3

4. Kebaikan dan Keterbatasannya


Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan,
walaupun semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari
satu fase ke fase lainnya, terutama dari pertukaran gagasan ke situasi konflik. Hal lain
yang sulit yaitu perpindahan dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan.
Guru lupa untuk memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika hal ini terjadi,
tentunya siswa akan kembali kepada konsepsi awal (yang memang sulit diubah).
PETA KONSEP
MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA DI SD

MODUL 2

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA

KB.1 KONSTRUKTIVISME DALAM KB.2 MODEL PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN IPA

A. PANDANGAN TENTANG BELAJAR A. MODEL PEMBELAJARAN


DAN MENGAJAR INTERAKTIF
B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
TENTANG BELAJAR IPA (INTEGRATED)
C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN C. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS
UNTUK PERUBAHAN KONSEPSI BELAJAR (LEARNING CYCLE)
D. CONTOH MODEL PEMBELAJARAN D. MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR
KONSTRUKTIVISME IPA ATAU CLIS (CHILDREN
LEARNING IN SCIENCE)

Anda mungkin juga menyukai