Anda di halaman 1dari 21

Materi dan

Pembelajaran IPA SD

MODUL 2: MODEL-
MODEL
PEMBELAJARAN IPA
Disusun oleh:
Rinandi Trio Priambudi
NIM: 857916518
PETA KONSEP

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
IPA

KB 1: Konstruktivisme dalam KB 2: Model pembelajaran


pembelajaran IPA

A. Pandangan Tentang Belajar dan Mengajar A. Model Pembelejaran Interaktif


B. Pandangan Konstruktivisme Tentang B. Model Pembelejaran Terpadu (integrated)
Belajar IPA C. Model Pembelajaran Siklus Belajar
C. Model-model Pembelajaran Untuk D. Model Pembelajaran IPA atau CLIS
Perubahan Konsepsi ( children learning science)
D. Contoh Model Pembelajaran
Konstruktivisme
KB 1: Konstruktivisme
dalam pembelajaran IPA
A. Pandangan Tentang Belajar dan Mengajar
Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu
transfer belajar. Tujuan transfer belajar ialah menerapkan hal-
hal yang telah dipelajari pada situasi baru. Melalui penugasan
dan diskusi kelompok misalnya seorang guru dapat membantu
transfer belajar Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum
perbedaan penting antara teori belajar perilaku dan teori belajar
kognitif. Seorang guru penganut teori perilaku berkeinginan
untuk mengubah perilaku siswanya,sedangkan guru yang
berorientasi teori kognitif berkeinginan untuk mengubah
pemahaman siswanya.
Sesungguhnya ada dua kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme.
Tabula rasa siswa diibaratkan sebagai kertas putih yang dapat ditulisi apa saja oleh gurunya
atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh gurunya. Sedangkan konstrutivisme
setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri.

2. Konsep dan konsepsi


1. Struktur Kognitif Hasil belajar Konsep dan konsepsi
dapat dikategorikan menjadi merupakan dua istilah yang
informasi verbal; keterampilan; sering dipertukarkan
konsep, prinsip, dan struktur penggunannya, padahal
pengetahuan;taksonomi dan keduanya berbeda baik
keterampilan memecahkan masalah; dalam pengertian maupun
strategi belajar dan strategi penggunaannya. Menurut
mengingat. Struktur kognitif Rosser (dalam Dahar,
1989:80) konsep adalah
mengalami perubahan sejak lahir dan suatu abstraksi yang
maju berkelanjutan sebagai hasil mewakili satu kelas
proses belajar dan objek,kejadian, kegiatan,
Bell (1995) memberikan batasan konsep dalam 2
dimensi. Dimensi pertama menyatakan konsep sebagai
konstruk mental dari seseorang yang ditandai oleh satu
atau lebih kata yang menyatakan konsep khusus.
Dimensi kedua menyatakan konsep sebagai pengertian
yang diterima secara sosial. Prinsip terbentuk dari
konsep.Pembentukan prinsip dari konsep melibatkan
hubungan antar konsep. Terdapat empat tipe dasar
hubungan yang dinyatakan dalam prinsip, yaitu:
• sebab akibat (cause-and effect)
• korelasional (corelational),
• peluang (probability), dan
• aksioma (axiomatic).
Tipe dasar hubungan sebab akibat paling banyak terdapat dalam
IPA, tetapi dalam tipe lainnya juga banyak ditemukan.
Contohnya :

1. Penyakit TBC disebabkan oleh organisme yang disebut


Mycobacterium tuberculosis. (Hubungan sebab akibat).
2. Perkembangan teori sel berlangsung sejalan dengan
perkembangan temuan alat dan prosedur dalam mempelajari sel.
(Korelasional). Logam (pada umumnya) mengembang jika
dipanaskan. (Peluang). Bujangan atau perjaka adalah laki-laki
dan belum/tidak kawin. (aksiomatik) Pengalaman seseorang
tentang sesuatu (stimulus) menghasilkan konsepsi. Konsepsi
seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi
berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima.
Contohnya konsepsi awam tentang "konsep" berarti draft,seperti
pada konsep surat.
B. Pandangan Konstruktivisme
Tentang Belajar IPA
1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi Menurut pandangan
konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya
pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada
pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan
"makna" oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan
dengar (West & Pines, 1985).
Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus
berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab atas belajar
mereka sendiri.
2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA Pembelajaran
Teacher
dan perspektif konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti,
yaitu: a. Berkaitan dengan prakonsepsi atau pengetahuan awal Nandy
(prior knowledge). b. Mengandung kegiatan pengalaman nyata
(experience). c. Melibatkan interaksi sosial ( social interaction).
d. Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making).
Implikasi pandangan konstruktivisme untuk pembelajaran dapat disarikan beberapa
kebaikan pembelajaran berdasarkan konstruktivisme adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa


untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa
sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
b. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan
dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaiakan dengan
gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki (diberi) kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk
membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang.
c. Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang
pengalamannya agar siswa berpikir kreatif, imajinatif,mendorong refleksi tentang teori
dan model, mengenalkan gagasan-gagasan sains pada saat yang tepat.

My
Cl a ssr o om
Rules
d. Pembelajaran konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba
gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan
menggunakan berbagai konteks baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya
memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar. e. Pembelajaran
konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
perubahan gagasan mereka.
f. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang
mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan
selalu ada satu "jawaban yang benar". Jadi, dalam perspektif konstruktivisme belajar itu
merupakan proses perubahan konsepsi.
3. Pentingya Konteks Perubahan konsepsi akan terjadi apabila kondisi yang
memungkinkan terjadinya perubahan konsepsi terpenuhi dan tersedia konteks ekologi
konsepsi untuk berlangsungnya perubahan itu ( Posner et al, dalam West & Pines, 1985;
Dahar, 1996). Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Anak merasa
tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya. b. Gagasan harus dapat dimengerti
(intelligible ). c. Konsepsi yang baru harus masuk akal ( plausible). d. Konsepsi yang baru
harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful ).
C. Model-model Pembelajaran
Untuk Perubahan Konsepsi

Dikenal beberapa model


Terdapat beberapa hal yang perlu pembelajaran yang dilandasi
ditekankan dalam konstrutivisme konstruktivisme yaitu model siklus
yaitu sebagai berikut: belajar ( learning cycle model),
1. Yaitu Peran aktif siswa dalam model pembelajaran generatif
mengonstruksi pengetahuan secara (generative learning model ),
bermakna. model pembelajaran interaktif
2. Pentingnya membuat kaitan (interactive learning model),
antargagasan oleh siswa dalam model CLIS (Children learning in
mengonstruksi pengetahuan. science) dan model strategi
3. Mengaitkan gagasan siswa pembelajaran kooperatif atau CLS
dengan informasi baru di kelas. (cooperative learning strategies).
D. Contoh Model Pembelajaran
Konstruktivisme
Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah. Mereka menduga cecak atau
cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdiri lebih dari satu
genus. Berikut model yang akan dicontohkan mengenai cacing tanah melalui 3
tahap dalam pembelajaran konstruktivisme.
1. Fase Eksplorasi a. Diperlihatkan tanah berisi caacing dan diajukan
pertanyaan: "Apa yang kamu ketahui tentang cacing tanah?". b. Semua
jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu) c. Siswa diberi
kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya dan diberi
kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban
mereka semula.
2. Fase Klarifikasi Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan
spesifikasinya. b. Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang
cacing tanah. c. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang We s t a r t o u r c l a s s o n
cocok untuk dikembangbiakkan. d. Siswa mendiskusikannya secara
t i m e s o w e c a n e n d
berkelompok dan merencanakan penyelidikannya. Secara berkelompok siswa
melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya. f. Siswa mencari
tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan sekarang.
on time.
3. Fase Aplikasi a. Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya,
dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi
kelas. b. Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi
untuk para pemula yang ingin ber-"ternak" cacing tanah. C. Secara
perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis
cacing tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.
KB 2: Model Pembelajaran
A. Model Pembelajaran Interaktif
1. Pengertian Model pembelajaran ini sering dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian
menemukan jawaban dan pertanyaan mereka sendiri.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif Persiapan: guru dan kelas
memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya. Kegiatan
penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topic yang sedang dibahas.
Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan
tentang topik yang dibahas. Penyelidikan: guru dan siswa memilih pertanyaan
untuk dieksplorasi, selama 2-3 hari, dalam selang 3-4 hari. Refleksi:
melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan
memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
PEMBELAJARAN
3. Contoh Model Pembelajaran Interaktif
INTERAKTIF
a. Persiapan Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD
untuk membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk
menceritakan tentang hewan peliharaannya masing- masing. Raise your hand and wait
b. Kegiatan penjelajahan Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh
mengamati hewan-hewan peliharaan teman- temannya dari dekat dan mereka
to be acknowledged.
boleh mengajukan pertanyaan.
c. Pertanyaan anak Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses
pemeliharaannya.
d. Penyelidikan Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih
jauh. Misalkan siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang tidak
dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya, di mana mereka
tidur, punya nama atau tidak, bagaimana kebersihannya.
e. Refleksi Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan
mereka, dilakukan pembandingan antara hewan peliharaan dengan hewan liar
untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang
masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan
tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda disekitar mereka seperti
buku dan tas sekolahnya.
4. Kebaikan dan Keterbatasannya Salah
satu kebaikan dari model ini adalah
bahwa siswa belajar mengajukan
pertanyaan, mencoba merumuskan
pertanyaan, dan mencoba menemukan
jawaban terhadap pertanyaannya sendiri
dengan melakukan kegiatan (observasi,
penyelidikan).
B. Model Pembelajaran Terpadu
(Integrated)
1. Pengertian Model ini merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan
dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran ini dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan model dalam lintas
siswa. Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu
a. Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan.
b. Membuat bagab konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya.
C. Memilih tema sentral yang dapat menjadi paying untuk memadukan konsep-konsep
tersebut.
d. Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan untuk setiap konsep.
e. Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar dan
permainan.
f. Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara proporsional.
g. Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
3. Contoh Model Pembelajaran Terpadu Untuk konsep-konsep IPA cawu pertama
kelas 3 tentang Makhluk hidup dan Benda disiapkan tema sentral "Ke Kebun
Binatang", dan disiapkan lembar kerja sebagai berikut:
a. Tujuan: siswa dapat menklasifikasikan tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan
kriteria tertentu.
b. Alat dan bahan yang diperlukan setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan,
dan benda untuk dikumpulkan menjadi arena kebun binatang. (Guru membagi tugas
membawa bahan percobaan agar terorganisir)
c. Langkah kerja sebagai berikut: о Kumpulkan tumbuhan, hewan, benda yang
dibawa pada dua buah meja, dapat halaman sekolah jika memungkinkan. dilakukan di
о Susun yang rapi tumbuhan, hewan, dan benda pada meja dengan komposisi yang
sama antara satu meja dengan meja lainnya. o Tugasi siswa untuk mengisi Lembar
Pengamatan secara berkelompok untuk tiap meja. Suruh siswa mengamati seakan-
akan sedang berjalan-jalan di kebun binatang. о Diskusikan jawaban siswa.
Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat.
4. Kebaikan dan Keterbatasannya Melalui pembelajaran ini siswa diajak untuk
melakukan pengelompokkan berdasarkan hal yang teramati oleh mereka.
Keterbatasannya jika konsepnya sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru
mengalami kesulitan untuk memadukannya.
C. Model Pembelajaran Siklus Belajar
(Learning Cycle)

1. Pengertian Dalam pelaksaannya model siklus belajar


terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep,
dan penerapan konsep. Siklus disini diartikan bahwa tahap-
tahap tersebut dapat berulang.
2. Urutan pembelajaran a. Ekplorasi Tahap ini siswa diberi
kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi
secara bebas. Kegiatan ini memberi siswa pengalaman fisik
dan interaksi sosial dengan teman dan gurunya. b.
Pengenalan konsep Pada fase ini guru dengan metode yang
sesuai menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat
membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang
muncul dan menyusun gagasan mereka.
c. Penerapan konsep Pada fase ini siswa mencoba menggunakan konsep yang telah
dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda.
3. Contoh model pembelajaran siklus belajar (kelas 5 cawu ke 1) a. Tujuan Siswa
memahami saling ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan
pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan. о TPU Antara Setelah meneliti jenis
makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan berdasarkan jenis
makanannya hewan o Tujuan Pembelajaran Khusus о Setelah meneliti jenis makanan
sejumlahhewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan
tumbuhan, hewan, dan tumbuhan serta hewan. Setlah berdiskusi siswa dapat
menyimpulkan bahwa semua hewan memperoleh makanan dengan cara memakan
makhluk hidup lain/
b. Konsep Definsi konsep - Pemakan tumbuhan menggunakan tumbuhan sebagai
makanan. - Pemakan daging memakan hewan lain. - Pemakan segala memakan
daging dan tumbuhan. - Pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagai
sumber makanan
4. Kebaikan dan keterbatasannya Jumlah tahap yang hanya tiga termasuk sederhana
dan mudah diingat, namun memunculkan situasi konflik tidak selalu berhasil. Model
pembelajaran ini sering sekali tertukar dengan siklus dalam penelitian tindakan
kelas..
D. Model 1. Pengertian Model CLIS dikembangkan oleh
Pembelajaran IPA kelompok Children Learning in Science di Inggris
yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler. 1996)
atau CLIS 2. Urutan Pembelajaran Model CLIS terdiri atas lima

(Children tahap utama, yakni: a. Orientasi b. Pemunculan


gagasan c. Penyusunan ulang gagasan d. Penerapan
Learning Science) gagasan e. Pemantapan gagasan
Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan
menjadi tiga bagian: a. Pengungkapan dan pertukaran
gagasan b. Pembukaan pada situasi konflik c.
Konstruksi gagasan baru dan evaluasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai