Anda di halaman 1dari 7

Nama: Annisa Nurrahmia Fitri

NIM: 857178807

Mata Kuliah: Pembelajaran IPA di SD

Tugas 1

1. - Contoh penerapan Teori Belajar Bruner:


Mengajarkan pengertian hewan mamalia
1) Sajikan contoh dan non contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.
Misalnya dalam mengajarkan mamalia contohnya : manusia, ikan paus,kucing, atau
lumba-lumba.Sedangkan non contohnya adalah ayam, ikan, katak atau buaya dan lain-
lain.
2) Bantu siswa untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
Contoh :Beri pertanyaan pada siswa untuk mengarahkannya agar dapat memahami
perbedaan hewan mamalia dan bukan mamalia. Misalnya tanyakan bagaimana masing-
masing hewan yang telah disebutkan dalam contoh dan non contoh dalam merawat anak
mereka yang baru lahir. Lalu tanyakan: Apakah ada persamaan dari contoh yang
diberikan?
3) Berikan kesempatan siswa untuk menarik kesimpulan dari jawabannya.
4) Berikan penjelasan yang lebih terperinci sehubungan dengan kesimpulan siswa.
5) Berikan pertanyaan untuk mengecek apakah pemahaman siswa tentang materi yang
diberikan telah sesuai. Misalnya, minta siswa memberikan contoh hewan mamalia dan
bukan mamalia selain dari yang sudah disebutkan
Jadi dalam proses mengajar menurut Bruner perlu adanya pendekatan spiral atau lebih
dikenal dengan a spiral curriculum, yaitu mengurutkan materi pelajaran mulai dari
mengajarkan materi secara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi
yang sama dalam cakupan yang lebih rinci, dengan memperhatikan tahapan perkembangan
kognitif seseorang (enaktif, ikonik, dan simbolik).

- Contoh penerapan Teori Belajar Piaget:


Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, Piaget berkesimpulan bahwa setiap
makhluk hidup memang perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat
melestarikan kehidupannya. Manusia adalah makhluk hidup, maka manusia juga harus
beradaptasi dengan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, Piaget beranggapan bahwa perkembangan pemikiran manusia
mirip dengan perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan lingkungannya.
Piaget sendiri menyatakan bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke
dalam suatu realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.
1) Teori Adaptasi Piaget
Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman
dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur
pengertian yang baru.
Setiap orang mempunyai struktur pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai
suatu filter atau fasilitator terhadap berbagai ide dan pengalaman yang baru. Melalui
kontak dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan
proses asimilasi dan akomodasi.
Skema seseorang selalu dikembangkan, diperbaharui , bahkan diubah untuk dapat
memahami tanyangan pemikiran dari luar. Proses ini disebut adap[tasi pikiran.
2) Teori Pengetahuan Piaget
Teori pengetahuan Piaget adalah teori adaptasi kognitif. Dalam pembentukan
pengetahuan, Piaget membedakan tiga macam pengetahuan, yakni:

1. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis suatu objek atau kejadian,
seperti bentuk, besar, berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi dengan yang lain.

2. Pengetahuan matematis logis adalah pengetahuan yang dibentuk dengan berpikir


tentang pengalaman akan suatu objek atau kejadian tertentu.

3. Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan
sosial yang menyetujui sesuatu secara bersama.
3) Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah
bentukan orang itu sendiri. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila
seseorang mengubah atau mengembangkan skema yang tslah dimiliki dalam
berhadapan dengan tantangan, dengan rangsangan atau persoalan.
Teori Piaget seringkali disebut konstruktivisme personal karena lebih menekankan
pada keaktifan pribadi seseorang dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Terlebih
lagi karena Piaget banyak mengadakan penelitian pada proses seorang anak dalam
belajar dan membangun pengetahuannya.

2. Pendekatan belajar terbaik untuk IPA di SD:


1) Pendekatan lingkungan
Pendekata lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara
bijaksana dengan memahami factor politis, ekonomi, sosial-budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut dibangun
melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.
Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai
lingkungan, dan mengembangkan keterampilan meneliti lingkungan.
2) Pendekatan Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sain-lingkungan-teknologi-masyarakat merupakan cara pandang bahwa
siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui interaksi pribadi antara pengalaman
dengan skemata pengetahuannya. Pemerolehan pengetahuan dilakuakan oleh skemata
siswa yang tepat dan bermanfaat baginya. Dalam pendidikan IPA ini, siswa mampu
memperoleh pengalaman secara fisik dan memperoleh pengalaman mengenai konsep
dan model dalam IPA.
Secara umum tujuan penggunaan pendekatan ini adalah agar siswa memiliki
pemahaman tentang aspeksains, teknologi, lingkungan-lingkungan, dan masyarakat
yang pergunakan bagi perkembangan kognitif, menggunakan pemahaman sains dan
teknologi untuk diterpkan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial (masyarakat)
siswa.
Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan
keragansiswa. Langkah dasar yang dapat diterapkan adalah (1) Curah pendapat tentang
suatu/topic, (2) mendifinisikan pertanyaan/fenomena tertentu, (3) curapen dapat tentang
sumberi informasi, (4) menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi, (5)
melakukan analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan sesuatu, dan (6) melakukan
tindakan nyata (Lutz, 1996 dalam HerawatiSusilo, 1998).
3) Pendekatan Pemecahan Masalah
Guru dapat merumuskan dan mendemonstrasikan penyelesaian suatu masalah,
kemudian meminta siswa menerapkan prinsip pemecahan masalah tersebut untuk
memecahkan permasalahan yang serupa.
Alternatif lainnya adalah guru hanya dapat membimbing siswa merumuskan dan
memecahkan- permasalahan yang diajuhkan kepadanya. Seorang guru dapat pula
mengkombinasikan kedua cara yang telah disebutkan. Permasalahan dapat berupa
permasalah konvergen, yaitu permasalahan dengan memiliki satu cara pemecahan, atau
permasalah divergen, yaitu permasalahan dengan memiliki beberapa kemungkinan cara
pemecahan.
Keterampilan memecahkan masalah merupakan keterampilan dasar yang dikembangkan
melalui serangkaian latihan. Latihan memecahkan permasalahan tersebut juga melatih
siswa untuk bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tangap terhadap berbagai
kondisi dan situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreatifitas. Salah satu cara untuk
melatih siswa adalah mengupayakan agar siswa beraksi secara aktif, mengumpulkan
data, menanggapi pertanyaan, dan mengorgaisasikan informasi yang diperolehnya.
4) Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara
atau daerah.
Pada akhir instuksional siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan prilaku
tentang nilai yang menyangkut keselarasan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan
dan alam semesta: ideal atau kesempurnaan yang dicita-cita yang terkait hidup dan
kehidupan: baik dan buruk bagi kehidupan dan alam: keuntungan/ manfaat dan kerugian
bagi manusia, lingkungan dan alam semesta: negatif dan positif bagi manusia secara
jasmani dan rohani serta sosial dan piritual: dan sebagainya.
Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA dan penjelasan
tentang proses IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses
tersebut, namun tidak mengajarkan secara langsung tentang proses bagaimana produk
tersebut dihasilkan.
3. a. Metode Penugasan
Metode Penugasan ini Guru Memberikan Tugas kepada murid harus ada pedoman tugas
yang harus dikerjakan murid. Suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan
adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa. Menugaskan Murid dengan hanya dengan
menyuruh menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada dibelakang akhir bab kurang berma
nfaat. Murid yang memiliki kemampan tinggi tidak memperoleh manfaat dengan
menjawab pertanyaan tersebut, sebab dia telah paham akan bab itu. Namun bagi murid yan
g berkemampuan rendah tidak akan berhasil dengan penugasan seperti itu.
Penugasan yang baik adalah bersifat menantang dan bersifat lentur sesuai minat dan bakat
murid anda. Mungkin ada murid yang akan mencari buku acuan di perpustakaan.
Untuk Menjawab peertanyaanpertanyaan yang diajukan kepadanya. Adapula yang akan m
encari keterangan pada seorang pakar, atau mungkin ada yang akan melakukan percobaan
dikelas, halaman sekolah laboratorium atau rumah.
b. Metode Diskusi

Diskusi adalah metode pembelajaran yang mengahadapkan siswa pada suatu permasalaha
n. Tujuan utama metode ini untuk memecahkan suatu per- masalahan, menjawab pertanya
an, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Diskusi juga merupakan suatu perbandingan mengenai subjek dari berbagai sudut pandan
g. Diskusi kelas atau diskusi kelompok merupakan metode pembelajaran yang kerap digu
na-Kan dalam Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Metode Tanya Jawab

Tanya Jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsu
ng yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru da
n siswa. Metode Tanya Jawab di maksud kan untuk merangsang berfikir siswa dan membi
mbingnya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan.
Pertanyaan yang diajukan juga bermaksud pula untuk merangsang siswa berpikir, atau unt
uk memperoleh umpan balik. Suatu pertanyaan bermaksud meneliti kemampuan daya tan
gkap murid anda terhadap bahan pelajaran ya- ng baru diberikan. Tanya-
Jawab dapat membantu timbulnya perhatian murid pada pelajaran. Contoh dalam metode
Tanya jawab yaitu dengan mengajukan pertanyaan mengenai pokok bahasan yang baru di
bahas untuk mengecek pemahaman murid.
d. Metode Latihan

Metode Latiahn pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketera
mpilan dari apa yang telah di pelajari.
Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam banyak juga hal-
hal yang perlu dilatihkan, seperti penggunaan mikroskop, penggolongan berbagai jenis hewan
dan tanaman, dalam pembelajaran Biologi, penggunaan ukuran membaca termometer dalam
pelajaran fisika dan lain sebagainya. Metode latihan bertujuan agar murid menguasai keteram
pilan melakukan sesuatu dan memiliki keterampilan yang lebih baik dari apa yang dipelajarin
ya sebelumnya.

Contohnya dari metode penugasan:


Contohnya memberikan tugas dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan atau satu perintah ya
ng harus di bahas dengan diskusi atau perlu dicaru uraiannya pada buku paket.
Untuk pokok bahasan seperti menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai pelajaran IPA tent
ang darah dan fungsinya,
Tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, dirumah maupun sebelum pulang.
Karena kita telah memberikan tugas, hari berikutnya harus kita periksa apakah sudag dikerjak
an atau belum. Kemudian perlu di evaluasi.

4. Tabel metode belajar pembelajaran IPA di SD


Pokok Bahasan Metode Mengajar Proses Pembelajaran Evaluasi Belajar
1. Energi dan Gaya Demonstrasi, dimulai dengan tes tertulis
Eksperimen, dan presentasi konsep tentang konsep
Diskusi. dasar energi dan gaya, energi dan gaya,
dilanjutkan dengan penilaian
demonstrasi dan praktikum
eksperimen tentang tentang energi
energi dan gaya, serta dan gaya, dan
diskusi kelompok observasi
tentang aplikasi energi partisipasi siswa
dan gaya selama proses
pembelajaran
2. Penernaan Simulasi, Praktikum, dimulai dengan tes tertulis
Makanan dan Ceramah simulasi proses tentang proses
pencernaan makanan, pencernaan
dilanjutkan dengan makanan,
praktikum tentang penilaian
proses pencernaan praktikum
makanan, dan tentang proses
ceramah tentang jenis- pencernaan
jenis makanan dan makanan, dan
nutrisinya observasi
partisipasi siswa
selama proses
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai