Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN KISI KISI UJIAN KOMPRE KEPENDIDIKAN

Oleh :

Chorise Junamerly

2014080007

Dosen:

Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Pd

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1445 H / 2024 M
A. Hakikat IPA
1. 3 Kompenen hakikat IPA
Hakikat IPA ada 3 yaitu : (Sayekti, 2019)
a. Hakikat IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan ilmuwan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji
sebagai hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai
produk adalah fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.
b. Hakikat IPA sebagai proses merupakan proses untuk menggali dan
memahami pengetahuan tentang alam karena IPA adalah tidak hanya
berupa kumpulan fakta-fakta dan konsep-konsep tetapi membutuhkan
proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh
ilmuwan.
c. Hakikat IPA sebagai sikap atau biasa dikenal dengan sikap ilmiah yaitu
sikap-sikap yang melandasi proses belajar IPA, seperti misalnya ingin
tahu, jujur, objektif, kritis, terbuka, disiplin teliti, dan sebagainya.

2. Contoh Keterkaitan ke 3 komponen tersebut dalam pembelajaran Fisika


Pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam bekerja. menjadi rambu-
rambu
penting yang berkaitan dengan hakikat fisika, yaitu fisika sebagai sikap (a
way of
thinking). Pemikiran para ilmuwan sains termasuk fisika, dipandang sebagai
kegiatan kreatif karena ide-ide dan penjelasan dari suatu gejala alam disusun
dalam pikiran dan sikap. Dengan demikian, setiap langkah dalam proses
harus
diiringi dengan sikap ilmiah yang baik (Zuhriyati, 2013

a. Kaitan hakikat IPA dengan keterampilan proses sains


Kaitannya yaitu hakikat ipa terbagi 3 terdiri dari ipa sebagai produk, ipa
sebagai proses dan ipa sebagai sikap. Sedangkan keterampilan proses sains
itu adalah kemampuan untuk menerapkan metode ilmiah sehingga ia dapat
memahami dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diperolehnya. Berarti lebih mengutamakan proses di dalam KPS tersebut.
Jadi kaitannya yaitu sama-sama ada proses didalam memecahkan suatu
masalah dari hal tersebut. Jadi Siswa mengalami proses, bukan sekedar
duduk manis menerima sekumpulan pengetahuan dari guru (Sayekti &
Kinasih, 2018).

b. Kaitan IPA dengan Literasi sains


Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti
bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan
dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas
manusia (Irsan, 2021).
Hal yang paling pokok dalam pengembangan literasi sains meliputi
pengetahuan tentang sains, proses sains, pengembangan sikap ilmiah, dan
pemahaman peserta didik terhadap sains sehingga peserta didik bukan
hanya sekedar tahu konsep sains melainkan juga dapat menerapkan
kemampuan sains dalam memecahkan berbagai permasalahan (Yuyu Yuliati,
2017).
Kaitannya yaitu sama-sama menerapkan adanya proses dan sikap ilmiah di
dalam nya.
4. Kompetensi guru dan kaitannya dengan perlunya guru menguasai TPACK
Kompetensi guru terbagi 4 yaitu: (Tabi’in, 2016)
1. Kompetensi pedagogig yaitu Kompetensi yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia.
3. Kompetensi profesional yaitu penguasan materi pembelajaran secara luas
dan
Mendalam.
4. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
Kaitannya dengan perlunya guru menguasai TPACK:
Technological Pedagogical Content Knowledge atau yang disingkat menjadi
TPaCK adalah theoretical framework yang merupakan pengembangan dari
Pedagogical Content Knowledge (PCK). Kaitannya dengan kompetensi guru
yaitu guru menguasai TPACK itu termasuk pada kompetensi pedagogig yaitu
pengetahuan guru atau calon guru tentang karakteristik siswa, pengembangan
rencana pembelajaran dan evaluasi hasil belajar, dan apa saja
metode/model/strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran. Dan juga termasuk kompetensi profesional seorang guru saat
menguasai TPACK, yaitu mengenai penguasaan materi seorang guru tersebut
saat menggunakan TPACK tersebut (Sintawati & Indriani, 2019).
B. Mata kuliah kependidikan yang berkaitan dengan hakikat IPA
a. Teori-teori belajar yang mendukung pencapaian hakikat IPA dalam
pembelajaran (Fitri et al., 2022)
1) Teori belajar behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan
humanistik.
a) Teori behaviorisme yaitu tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Tujuan pembelajaran menurut teori ini
ditekankan pada penambahan pengetahuan,
b) Teori kognitivisme yaitu para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada
bagaimana informasi diproses.
c) Teori konstruktivisme yaitu siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat Keputusan. Teori ini berasal dari
disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu.
d) Teori humanistik yaitu belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori ini disebut juga
dengan belajar memanusiakan manusia.
2) Pembeda utama dari 4 teori belajar tersebut
Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati
pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Teori konstruktivisme
berpendapat bahwa belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif
membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. Dan teori
humanistik ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Fitri et al., 2022).
3) Teori yang sangat sesuai dengan hakikat IPA
Teori yang sangat sesuai dengan hakikat IPA yaitu teori kognitivisme
karena peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang
telah ada. pada teori ini lebih mementingkan proses dari pada hasilnya .
b. Kurikulum
1) Apa itu kurikulum merdeka dan perbedaannya dengan K13
Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu pengembangan dan
penerapan dari kurikulum darurat yang di rancang untuk merespon
karena adanya pandemi covid 19. Pengertian dari merdeka belajar ialah
suatu pendekatan yang dilakukan untuk siswa dan mahasiswa supaya
bisa memilih pelajaran yang mereka minati.
perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka yaitu
terdapat pada satuan mata pelajaran, jam pembelajaran, implementasi
pembelajaran, strategi pembelajaran serta proses penilaian standar
kompetensi kelulusan dsb. Kurikulum 13 mempunyai suatu tujuan yang
jelas untuk membentuk karakter bangsa sedangkan tujuan pelajaran
kurikulum merdeka di sajikan dalam capaian pembelajaran (CP).
Kurikulum merdeka juga memiliki penilaian assesmen yaitu non kognitif
dan kognitif yang mana non kognitif ditunjukan untuk penilaian diluar
pembelajaran sedangkan kognitif yaitu penilain dari segi pengetahuanya
(F. I. Sari et al., 2023).
2) 4 komponen penting kurikulum (Saridudin, n.d.)
a) Tujuan, berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan
sehingga segala proses pembelajaran difokuskan untuk mencapai
tujuan tersebut
b) Materi ajar/bahan ajar (Isi), semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan Pendidikan
c) Metode, Strategi dan Model Pembelajaran,
Pendekatan/metode pembelajaran adalah suatu upaya
menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang
tertentu; atau aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu
dalam memahami makna pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara
siswa, guru, dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam
kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materi-materi
pembelajaran
d) Evaluasi/asesmen, merupakan salah satu komponen kurikulum untuk
melihat efektifitas pencapaian tujuan.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian dari Media Pembelajaran


Media dapat diartikan sebagai pengantar atau menyampaikan pesan dari
pengirim ke penerima pesan , sedangkan media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau
informasi dari satu sumber kepada penerima pesan, media itu bisa berupa
alat, bahan dan keadaan (Intan Nurhasana, 2021).
b. Contoh Media Pembelajaran yang Mendukung tercapainya Hakikat IPA
dalam Pembelajaran
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses menjelaskan
bahwa mata pelajaran IPA di sekolah dasar harus sesuai dengan karakteristik
siswa, Keterampilan diperoleh melalui mengamati, menanya, mencipta,
menyimpulkan dan lain-lain, penerapan keterampilan tersebut memerlukan
pembelajaran berbasis penemuan (discovery-inquiry learning) dan
pembelajaran menghasilkan karya berbasis memecahkan masalah . Salah
satu contoh nya adalah media pembelajaran konkret yang merupakan media
pembelajaran nyata atau tiruan yang berperan sebagai sumber belajar untuk
menyampaikan imformasi (J. Sari et al., 2023).

5. Evaluasi Pembelajaran

a. Apa Tujuan kegiatan Evaluasi Pembelajaran


Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk
memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan
memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam
kegiatan pengajaran, menurut Sudirman tujuan dari penilaian dalam proses
pembelajaran itu adalah Mengambil keputusan tentang hasil belajar,
Memahami siswa, Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran
(Magdalena et al., 2023).
b. Kaitan Evaluasi dengan Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum sebagai pemberi
informasi dan umpan balik kepada pengambil keputusan pendidikan
tentang tingkah kesehatan Pendidikan di sekolah, evaluasi berperan penting
dalam pengembangan kurikulum karena evaluasi bisa memberikan indikator
tingkat keberhasilan proses pembelajaran serta mengukur sejauh mana
ketercapaian dari tujuan pendidikan yang diinginkan (Laksono & Izzulka,
2022).
c. Ranah dalam Evaluasi Pembelajaran
Menurut Taksonomi Bloom dalam (Magdalena et al., 2021) secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah yakni :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif ialah ranah yang berkaitan langsung dengan mental
atau otak, seperti cara berpikir siswa, memahami, menghapal,
menganalisa, maupun mengevaluasi. Pada ranah kognitif ini terdapat
enam aspek di dalamnya. Keenam aspek ini yaitu: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah afektif ini adalah ranah yang berkaitan dengan sikap siswa,
sikap ini seperti sikap jujur, percaya diri, disiplin, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan penilaian sikap. Pada ranah afektif hanya
ada 5 aspek yaitu: menerima, merespon,menghargai,
mengorganisasikan, karakterisasi.
3) Ranah Psikomotorik merupakan ranah yang memiliki hubungan
dengan keterampilan fungsi-fungsi sistem saraf serta otot. Ranah
psikomotorik ini sama dengan ranah afektif, di dalamnya terdapat 5
aspek yaitu: menerima, merespon,menghargai, mengorganisasikan,
karakterisasi.
d. Contoh evaluasi yang dapat digunakan untuk Melihat Tercapainya Hakikat
IPA
1) Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat
kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respons
seseorang terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan, hasil dari tes
bisa digunakan untuk memantau perkembangan mutu pendidikan
(Hamzah B, 2019).
2) Non Tes merupakan kemampuan siswa terhadap kemampuan
berpikir, perilaku, dan sikap dalam proses selama pembelajaran
berlangsung (Hamzah B, 2019).
6. Administrasi Pendidikan
a. Apa Saja Kegiatan Administrasi Pendidikan di Sekolah
Adapun tugas administrasi, tepatnya administrasi pendidikan
mengupayakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dalam (Azis, 2016)
menegaskan berbagai kegiatan administrasi pendidikan :
1) Berusaha agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik
2) Menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu
kepada anggota lembaga
3) Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa
tindakan, kegiatan, dan pola kerja yang diperhitungkan dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
4) Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan
memantau, memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan
tindakan pada setiap tahap proses sistem.
5) Menilai hasil yang telah dicapai dan proses yang sedang atau telah
berlaku, mengupayakan agar informasi tentang hasil dan proses itu
menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil
selanjutnya
b. Peran administrasi pendidikan dalam mendukung kegiatan guru IPA di
sekolah

7. Apa gunanya seorang guru Fisika perlu mempunyai pengetahuan tentang


psikologi peserta didik serta tahapan perkembangannya.
Psikologi pendidikan merupakan alat bagi guru untuk mengontrol dirinya
sendiri, tetapi juga memberikan bantuan belajar bagi kegiatan belajar siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri, Psikologi pendidikan juga
menjelaskan tentang ciri-ciri pembelajaran adaptif atau pola yang
disesuaikan berdasarkan usia (perkembangan kognitif) (Haryadi & Cludia,
2021).
Contoh nya pada tahap perkembangan kognitif remaja, guru dapat
mengintegrasikan konsep fisika dengan situasi nyata yang relevan bagi
mereka, seperti aplikasi teknologi atau masalah lingkungan.

D. Integrasi
a. Mengapa pelajaran fisika perlu diintegrasi dengan nilai-nilai islam
IPA khususnya fisika diharapkan peserta didik mampu menyatukan arti
kehidupan di dunia dan akhirat, Konsep-konsep yang dipelajari di fisika
sebenarnya adalah sunnatullah tentang alam semesta, dan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada sang pencipta, adalah
dengan memberikan makna konsep konsep fisika berdasarkan nilai-nilai
agama yang relevan dengan materi yang disampaikan pada saat
pembelajaran berlangsung (Pertiwi, 2016).
b. Berikan 1 contoh bagaimana cara melakukan integrasi nilai-nilai islam
dalam pembelajaran fisika. (cari 1 ayat kauniyah yang mengandung materi
fisika)
Gravitasi sebagai bentuk penyeimbang alam semesta sering diartikan
sebagai tarikan antara satu benda dengan benda yang lain, Sesuatu yang
menarik semua benda kebumi dan memberi bobot pada benda-benda
tersebut (bobot sebenarnya adalah gaya yang menarik benda-benda
kebumi)
Berikut Firman Allah Surat al-Mulk ayat 3-4:
ٍۢ ُ
‫ور‬ ْ َ‫ٱلزحْ َمـ ِٰن مِ ن تَفَـ ُٰو ٍۢت ۖ ف‬
ُ ُ‫ٲر ِجعِ ٱ ْلبَص ََز َه ْل ت ََز ٰى ِمن ف‬ َّ ‫ق‬ِ ‫س َمـ ٰ َٰو ٍۢت طِ بَ ًۭاقا ۖ َّما ت ََز ٰى فِي َخ ْل‬ َ َ‫ٱلَّذِى َخلَق‬
َ ‫س ْب َع‬
(٣)
“Dialah yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat”

ْ ‫(ث ُ َّم‬٤)
‫ٱر ِجعِ ٱ ْلبَص ََز ك ََّزتَي ِْن يَنقَل ِْب إِلَ ْيكَ ٱ ْلبَص َُز َخاس ًِۭئا َوه َُو َحس ًِۭيز‬

“Kemudian ulangi pandangan (mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya
pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia
(pandanganmu) dalam keadaan letih” (Q.S. al-Mulk [67]: 3-4)
DAFTAR PUSTAKA

Azis, R. (2016). Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I.

Fitri, S., Sukmawati, D., Dira, R., & Miranda, A. (2022). Teori Pembelajaran dan Perbedaan
Gaya Belajar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3, 150–158.

Hamzah B, N. M. (2019). EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN Idrus L 1. Evaluasi


Dalam Proses Pembelajaran, 2, 344.

Haryadi, R., & Cludia, C. (2021). Pentingnya Psikologi Pendidikan Bagi Guru. Academy of
Education Journal, 12(2), 275–284. https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.448

Intan Nurhasana. (2021). Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Bahasa
Arab. Al-Fikru : Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(2), 217–229.
https://doi.org/10.55210/al-fikru.v2i2.573

Irsan, I. (2021). Implemensi Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 5(6), 5631–5639. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1682

Laksono, T. A., & Izzulka, I. F. (2022). Evaluasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan.


Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 4082–4092.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2776

Magdalena, I., Hidayati, N., Dewi, R. H., Septiara, S. W., & Maulida, Z. (2023). Pentingnya
Evaluasi dalam Proses Pembelajaran dan Akibat Memanipulasinya. Masaliq, 3(5),
810–823. https://doi.org/10.58578/masaliq.v3i5.1379

Magdalena, I., Prabandani, R. O., & Rini, E. S. (2021). Analsisi Taksonomi Bloom Sebagai
Alat Evaluasi Pembelajaran Di Sdn Kosambi 06 Pagi. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial, 3(2), 227–234. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Mariana, M. A., & Praginda, W. (n.d.). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. BERMUTU.

Pertiwi, F. N. (2016). Pembelajaran Fisika Dasar Terintegrasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam


Melalui Diagram Vee. Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 1(1),
35–46. https://doi.org/10.21154/ibriez.v1i1.7

Sayekti, I. C., & Kinasih, A. M. (2018). Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan


Proses Sains Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas Iv B Sdm 14 Surakarta.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, 1(1), 229.
https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.4464

Sayekti, I. C., & Kinasih, A. M. (2018). Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan


Proses Sains Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas Iv B Sdm 14 Surakarta.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, 1(1), 229.
https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.4464

Sari, F. I., Sunendar, D., & Anshori, D. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 Dan
Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(2022), 146–151.

Sari, J., Feniareny, F., Hermansah, B., & Prasrihamni, M. (2023). Pengaruh Media Konkret
Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 7(1), 15.
https://doi.org/10.24036/jippsd.v7i1.120317

Saridudin. (n.d.). komponen-komponen kurikulum. 1–21.

Sayekti, I. C. (2019). Analisis Hakikat Ipa Pada Buku Siswa Kelas Iv Sub Tema I Tema 3
Kurikulum 2013. Profesi Pendidikan Dasar, 6(2), 129–144.
https://doi.org/10.23917/ppd.v1i2.9256

Sayekti, I. C., & Kinasih, A. M. (2018). Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan


Proses Sains Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas Iv B Sdm 14 Surakarta.
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa, 1(1), 229.
https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.4464

Sintawati, M., & Indriani, F. (2019). Pentingnya Technological Pedagogical Content


Knowledge (Tpack) Guru Di Era Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Pagelaran
Pendidikan Dasar Nasional (Ppdn), 417–422.

Tabi’in, A. (2016). 195160-ID-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-motiv. Jurnal


Al-Thariqah, 1(2), 156–171.

Yuyu Yuliati. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala Pendas,
53(9), 1689–1699.

Anda mungkin juga menyukai