Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salsabila Anggia Putri

Nim : K7520064
KELAS B

Soal Dan Jawaban :


1. Bagaimana cara yang bisa dilakukan dalam Pembentukan kepribadian
“Holintegrasio” (IQ,EQ dan SQ) agar bisa berkembang secara Bersama?
Berikan contohnya!
Jwb :
Cara nya dengan dibutuhkan keseimbangan antara kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual. Kepribadian dapat dibentuk melalui kebiasaan. Jadi
untuk melatih (IQ,EQ dan SQ) dapat dimulai dari sebuah kebiasaan kecil yang
dilakukan dirumah. Dan proses melatihnya harus seimbang antara (IQ,EQ dan
SQ) agar tidak terjadi ketimpangan. Contohnya :
a. IQ = dapat dilakukan dengan banyak membaca buku, bermain
permainan puzzle, TTS, bermain alat musik/ mendengarkan musik
klasik, bersosialisasi, belajar bahasa asing dsb.
b. EQ = contohnya dapat dilakukan dengan cara belajar mengenali apa
yang kita rasakan atau melatih emosi pada diri, berintropeksi saat
mendapat kritikan, berpikir sebelum bertindak, kenali diri sendiri
c. SQ = contohnya seperti ibadah meditasi berdoa, ikut dalam kegiatan
baksos, selalu sabar dsb

2. Jelaskan dan berikan contoh konkrit :


a. Belajar mandiri.
b. Teori belajar konstruktivistik
Jwb :
a. belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi
sesuatu masalah, dan dibangun dengan betul pengetahuan atau
kompetensi yang telah dimiliki. Contoh nya
- Mahasiswa sering berlatih soal.
- Mahasiswa sering membuat ringkasan materi kuliah.
- Mahasiswa sering berdiskusi.
b. Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan
dan mengkaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan
pngertian yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat
dikembangkan. Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran
yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa
yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat
belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon,
kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia
membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.
Berikut ini akan dicontohkan model untuk pembelajaran mengenai cacing
tanah melalui ketiga tahap dalam pembelajaran konstruktivisme :
 Fase Eksplorasi
· Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan:
“Apa yang kau ketahui tentang cacing tanah?”.
· Semua jawaban siswa ditampung (ditulis dipapan tulis jika
perlu).
· Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang
sesungguhnya, dan diberi kesempatan untuk merumuskan hal-
hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka semula.
 Fase Klarifikasi
· Guru memperkealkan macam-macam cacing dan
spesifikasinya.
· Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang
cacing tanah.
· Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang
cocok untuk dikembangbiakkan.
· Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan
merencanakan penyelidikan.
· Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk
menguji rencananya.
· Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing
tanah dulu dan sekarang.
 Fase Aplikasi
· Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan
dengan penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas.
· Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk
para pemula yang ingin ber-“ternak cacing” tanah.
· Secara perorangan siswa membuat tulisan tentang
perkehidupan jenis cacing tanah tertentu sesuai hasil
pengamatannya.

3. Kasus: di salah satu wilayah yang kurang representatif untuk perkembangan


fisik dan psikis siswa, ada berbagai macam karakter masyarakat yang kurang
bagus bagi perkembangan anak untuk berprestasi (misalnya kehidupan masyarakat
yang bebas, masyarakat yang tidak memberi kesempatan ketenangan bagi siswa
untuk belajar, sering terjadi percekcokan antar tetangga, dan masyarakat yang
malas untuk berkembang.
a. Apabila terpaksa keluarga saudara harus bertempat tinggal di masyarakat tadi,
Solusi apa yang bisa dilakukan agar anak tidak terpengaruh dengan lingkungan
yang menghambat tersebut.
b. Bagaimana saudara menumbuhkan minat belajar dan berprestasi tinggi
meskipun kondisi lingkungan seperti di atas!.
c. Adaptasi yang bagimana yg bisa dilakukan agar saudara tidak dikucilkan oleh
masyarakat di tempat tinggal saudara.
Jwb :
a. Apabila keluarga saya terpaksa tinggal di daerah tersebut saya akan
memberi tahu anak saya mana yang sebaiknya ditiru dan tidak ditiru
dan juga diberi pengertian tentang kondisi lingkungannya agar anak
bisa menjaga diri dan beradaptasi.
b. Cara saya untuk menumbuhkan minat belajar dan berprestasi walau
berada di kondisi seperti itu yaitu dengan menjadikan contoh beberapa
orang dilingkungan tersebut yang memiliki sifat buruk, kurang
berpendidikan, kurang disukai orang, dan mungkin ada pengangguran.
Saat melihat kondisi tersebut saya akan berpikir tidak mau hidup
seperti mereka dan akan menumbuhkan rasa ingin maju dan
mengembangkan diri sehingga hal tereebut akan menubuhkan minat
belajar saya.
c. saya akan memilih untuk bersikap rasional dan menghindari konflik.
Saya akan bergaul dengan masyarakat tetapi saya akan memilah mana
yang harusnya saya lakukan dan tidak lakukan tanpa menyinggung
siapapun.

4. Analisislah 2 kegiatan permainan tradisional di sekitar saudara. Karakter apa


saja yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut? Jelaskan!
Jwb :
 Permainan tradisional kucing tikus, kucing tikus menjadi salah satu favorite
kegiatan bermain anak disekitar lingkungan saya, karena dalam permainan
tersebut melibatkan banyak pemain sehingga anak merasa senang, anak dapat
berkejar-kejaran dan berinteraksi dengan lingkungannya. Ketika anak
melakukan permainan tersebut secara tidak disadari dalam diri anak akan
muncul nilai-nilai karakter seperti nilai sportif, jujur, percaya diri dan kreatif,
karena anak berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
 Permainan engklek, Permainan ini biasanya dilakukan perorangan dan
berkelompok, biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan namun tak jarang
juga anak laki-laki pun turut serta bermain. Dalam permainan engklek terdapat
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainan nya seperti melatih
kedisplinan, ketangkasan, bersosialisi, dan kesehatan. Dalam arti lain
permainan engklek juga memiliki nilai- nilai yang tersirat dari setiap
permainannya. Seperti pemain harus mematuhi peraturan permainan, ini
melatih anak sejak dini untuk lebih disiplin dalam segala hal, dan melatih fisik
dan mental anak, seperti melakukan lompatan-lompatan dengan satu kaki, itu
juga memiliki manfaat melatih keseimbangan fisik anak, dan mental anak
ketika pemain ada yang dinyatakan kalah

Anda mungkin juga menyukai